Review Samsung Galaxy A51: Upgrade Desain, Spek “Nanggung”

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Samsung Galaxy A51 bisa dibilang merupakan salah satu bukti kalau Samsung mulai “terinspirasi” strategi bisnis dari merek-merek smartphone asal China. Bagaimana tidak, produsen asal Korea Selatan ini menghadirkan smartphone baru yang punya spesifikasi hampir tak jauh beda dengan seri sebelumnya. Mau bukti? Sebaiknya lihat review Samsung Galaxy A51.

Sekadar informasi, Galaxy A51 merupakan suksesor dari Samsung Galaxy A50s. Alih-alih memberikan peningkatan yang signifikan, Samsung malah hanya memberikan sedikit penambahan fitur saja.

Ya, strategi Samsung menghadirkan Galaxy A51 mirip-mirip dengan taktik yang dilancarkan produsen smartphone China. Sejumlah merek asal China merilis smartphone baru dengan embel-embel penamaan baru, tapi sebenarnya hanya menyematkan sedikit peningkatan saja dibandingkan seri sebelumnya.

{Baca juga: Review Realme X2 Pro: Ngebut Berkat Snapdragon 855+ & SuperVOOC}

Memangnya, seperti apa sih smartphone ini? Well, kami akan mengulasnya secara lengkap, dari sektor desain, spesifikasi, kamera, dan lainnya dalam review Samsung Galaxy A51. Yuk simak!

Desain

Review Samsung Galaxy A51
Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Review Samsung Galaxy A51 kita mulai dari sektor desain terlebih dahulu. Desain merupakan salah satu sektor yang mendapatkan peningkatan cukup signifikan. Smartphone ini tampil lebih kekinian, dengan konsep desain baru dan original dibandingkan Samsung Galaxy A50s, sang pendahulunya.

Smartphone ini tampil dengan desain Infinity-O, mirip Samsung Galaxy Note 10. Desain tersebut membuat layar Super AMOLED berukuran 6,5 inci beresolusi Full HD miliknya “berlubang” di bagian tengah atas.

Faedahnya apa? Well, lubang ini punya dua faedah menurut kami. Pertama, lubang alias punch-hole tersebut berfungsi sebagai tempat bagi kamera depan 32MP milik A51. Kemudian kedua, Infinity-O membuatnya tampil beda dan tampak seperti smartphone flagship, dibanding smartphone sekelas, bahkan Galaxy A50s sekalipun.

Review Samsung Galaxy A51

Kalau bagian depan benar-benar mengusung desain baru, bagaimana bagian belakangnya? Menurut kami, satu-satunya pembeda Galaxy A51 yang kami temukan dibanding Galaxy A50s adalah bentuk frame kameranya. Sisanya, semuanya sama! Termasuk juga dengan konsep pewarnaan yang memadukan warna gradasi dan efek cahaya bergaris berbentuk prisma.

Frame kameranya berukuran besar, cenderung berbentuk persegi panjang. Kami memprediksi, bisa jadi frame kamera seperti Galaxy A51 bakal populer di tahun ini. 

Alasannya satu, kini vendor smartphone berlomba-lomba untuk menambah jumlah lensa kamera belakang pada smartphone buatan mereka. Logikanya, daripada membuat frame kamera yang memanjang sampai ke bawah, lebih baik memperbesar frame kamera dan menyesuaikannya dengan estetika body secara keseluruhan.

Review Samsung Galaxy A51

Terbukti, sejumlah smartphone baru Samsung (termasuk yang akan datang), sudah mengadopsi desain ini. Samsung Galaxy A71, Samsung Galaxy S10 dan Galaxy Note 10 Lite, sampai Samsung Galaxy S20 yang akan datang pun menggunakan desain ini. 

Samsung Galaxy A51 dibangun menggunakan bahan dasar yang sama dengan A50s. Frame serta body belakangnya terbuat dari bahan plastik atau polycarbonate berkualitas. Bukan cuma itu, letak tombol volume dan power, sampai posisi SIM tray pun sama dengan pendahulunya. 

Selesai membahas soal desain, review desain Samsung Galaxy A51 dilanjutkan dengan bahas soal kenyamanan ketika menggunakannya sebagai daily driver. Kesan pertama kami ketika menggunakannya adalah “Ini Hape 6,5 inci, tapi kok tipis dan enak dipegang ya?”. Begitulah kira-kira.

Review Samsung Galaxy A51

Ya, smartphone ini tergolong tipis dengan ketebalan 7,9 mm saja. Nyaman digunakan? Not bad untuk sebuah smartphone berlayar 6 inci ke atas. Namun satu catatan buat Samsung dalam hal kenyamanan. Tolong bikin tombol yang lebih clicky. Sebab, tombol smartphone ini kurang memuaskan ketika menekannya, kurang enak pokoknya.

Performa

Review Samsung Galaxy A51

Samsung Galaxy A51 punya layar yang lebih besar 1 inci dari Galaxy A50s, tepatnya 6,5 inci berjenis Super AMOLED beresolusi Full HD+. Meski mengusung panel layar terbaik dari Samsung, tapi pabrikan Korea Selatan ini tidak menyertakan teknologi layar lain, termasuk HDR10. Untung saja, smartphone ini sudah mendukung teknologi in-display fingerprint sebagai opsi keamanan berbasis biometrik. 

Ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang kami rasakan soal layar ketika melakukan review Samsung Galaxy A51. Membahas kekurangan terlebih dahulu nih. Ada dua kekurangan, dan satu di antaranya sangat mengganggu.

Kekurangan tersebut adalah, sensor sidik jari yang lemot dan cenderung lambat memindai sidik jari. Kami rasa, smartphone ini membawa “kekurangan” Galaxy A50, sebelum akhirnya Samsung memperbaiki “cacat” tersebut di Galaxy A50s. 

Kemudian, Samsung cukup pelit kalau untuk urusan screen protector. Bagaimana tidak, ketika smartphone kelas menengah lain sudah menggunakan Gorilla Glass 5, Galaxy A51 cuma menggunakan Gorilla Glass 3 saja. Ditambah lagi, screen protector bawaan yang diberikan juga tak cukup kuat menahan goresan-goresan yang halus. 

Meski demikian, ada keunggulannya juga kok. Kualitas Super AMOLED buatan Samsung memang tak perlu dipertanyakan lagi. Kami puas ketika menggunakannya untuk bermain game, menonton film atau YouTube, sampai menggunakannya di bawah terik matahari sekalipun. Intinya, bagus!

Di awal review Samsung Galaxy A51, kami sudah mengatakan kalau smartphone ini punya spesifikasi tak jauh beda dengan Galaxy A50s. Galaxy A51 ditenagai oleh prosesor Exynos 9611 dengan proses fabrikasi 10nm. Prosesor tersebut punya konfigurasi 4 core 2.3GHz Cortex-A73 dan 4 core 1.7GHz Cortex-A53, serta GPU Mali-G72 MP3.

Dikombinasikan dengan RAM 6GB, memori internal berjenis UFS 2.1 128GB, baterai berkapasitas 4,000 mAh dengan dukungan fast charging 15W, dan hadirnya NFC. Meski spesifikasinya sama, tapi A51 menjadi salah satu smartphone pertama yang berjalan di sistem operasi OneUI 2.0 berbasis Android 10.

{Baca juga: Review Redmi Note 8 Pro: Comeback Sempurna dari Xiaomi}

Lantas, bagaimana performa smartphone ini. Kami menggunakan tiga aplikasi benchmark, yakni AnTuTu Benchmark, 3DMark, dan PCMark untuk mengetahui performanya secara angka. Ketiga benchmark ini merepresentasikan kebutuhan berbeda.

AnTuTu Benchmark untuk mengetahui performa smartphone secara keseluruhan, 3DMark untuk mengetahui performa GPU, serta PCMark yang berguna untuk tahu bagaimana performa smartphone saat digunakan untuk bekerja, multitasking, dan lainnya.

AnTuTu Benchmark

Berdasarkan pengujian menggunakan AnTuTu Benchmark, smartphone ini mendapatkan skor sekitar 168 ribuan. Apabila dibandingkan dengan smartphone di rentang harga yang hampir sama, seperti Vivo S1 Pro, Redmi Note 8 Pro, dan Realme 5 Pro, smartphone ini memperoleh skor paling rendah. Berikut hasil perbandingannya:

3DMark

Pengujian berikutnya menggunakan aplikasi 3DMark. Berdasarkan pengujian yang kami lakukan, Galaxy A51 mendapatkan skor 1.825 untuk Sling Shot dan 1.481 poin untuk Sling Shot Extreme.

Bila dibandingkan dengan tiga smartphone lainnya, Galaxy A51 hanya unggul dari Vivo S1 Pro saja. Berikut perbandingannya:

{Baca juga: Review Vivo S1 Pro: Desain & Performa Mantap, Kamera Perlu Upgrade}

PCMark

Lalu pengujian PCMark, Galaxy A51 berhasil memperoleh skor 5.230 poin. Lagi-lagi, smartphone suksesor A50s itu tertinggal cukup jauh daripada kompetitornya. Berikut perbandingannya:

Baterai

Samsung Galaxy A51 terbilang punya baterai yang besar, yakni 4,000 mAh dengan dukungan fast charging. Sayangnya, output fast charging ini cuma 15W saja, tertinggal dibanding Realme 5 Pro yang punya VOOC 3.0 (30W), Redmi Note 8 Pro 18W, dan Vivo S1 Pro dengan Dual Engine Fast Charging 18W. Lantas, bagaimana kecepatannya?

{Baca juga: Review Realme 5 Pro, “Si Serba Cepat” dengan Quad Camera}

Kami mengisi dayanya mulai dari 3% sampai 100%. Total, dibutuhkan waktu sampai 132 menit untuk mengisinya sampai penuh. Bila dijabarkan, dalam waktu satu jam, baterai akan terisi sampai 55%. Dan, bila diisi selama 90 menit, baterai hanya terisi sampai 77% saja.

Untungnya, baterai A51 ini terasa sangat awet menurut kami. Minimal, smartphone tersebut bisa digunakan sampai seharian oleh penggunanya.

Sebab, berdasarkan pengujian review Samsung Galaxy A51 menggunakan PCMark Work 2.0 Battery Life, smartphone memperoleh waktu 12 jam 31 menit. Sedangkan ketika digunakan untuk memutar video YouTube Full HD non stop, smartphone bisa bertahan sampai kurang lebih 15 jam.

Video Performance Test Samsung Galaxy A51:

 

Gaming

Seperti smartphone Android lainnya, Galaxy A51 pun punya fitur khusus gaming, namanya Game Launcher. Fitur ini memungkinkan smartphone ditingkatkan performanya melalui Game Booster. Selain itu, kami dapat mengetahui waktu bermain tiap game, sampai waktu rata-rata bermain selama sehari.

Cenderung biasa saja sebenarnya fitur Game Launcher besutan Samsung ini. Tidak seperti Game Space ala ColorOS atau Game Turbo di MIUI buatan Xiaomi, tidak ada opsi untuk meningkatkan konektivitas ketika main game, pemblokiran notifikasi yang mengganggu, dan fitur gaming lainnya, sampai fps counter. 

Lalu, bagaimana ketika digunakan untuk main game? Kami mengkategorikan game yang dimainkan menjadi 3 bagian. Game low yang berisi Angry Birds, Subway Surfers, dan Clash of Clans. Kemudian game mid, yang berisi Mobile Legends, AoV, serta Free Fire. Lalu, game high, yakni COD Mobile, F1 Mobile, dan PUBG Mobile. 

Saat mencoba memainkan seluruh game tersebut, kategori low dan mid bisa dimainkan dengan lancar. Tapi, untuk game high, Galaxy A51 tampak cukup keteteran di COD Mobile dan F1 Mobile. 

COD Mobile misalnya, smartphone ini cuma sanggup berjalan di kualitas grafis High dengan frame rate maksimal High. Itupun, ketika kami mencoba di grafis tersebut, tampilan game terasa patah-patah. Gameplay yang tidak smooth bisa diatasi dengan menurunkan grafis menjadi Low, dan frame rate High.

{Baca juga: Uji Performa Samsung Galaxy A71, Segini Skor Benchmarknya}

Berbeda halnya dengan PUBG Mobile. Samsung Galaxy A51 justru sanggup menjalankannya dalam grafis Smooth dengan frame rate Extreme atau grafis tertinggi HDR dengan frame rate Ultra. 

Kamera

Samsung memberikan 2 lensa baru pada Samsung Galaxy A51, apabila dilihat dari seri pendahulunya. Jadi, total smartphone ini punya lima lensa kamera, sob! 

Terdapat lensa utama 48MP Quad Bayer aperture f/2.0. Kemudian, lensa ultrawide 12MP. Lensa dengan aperture f/2.2 ini merupakan peningkatan dari lensa 8MP kepunyaan Galaxy A50s. 

Lalu, masih disisipkan lensa depth 5MP dengan aperture f/2.2, dan terakhir, Samsung memberikan lensa macro 5MP dengan aperture f/2.4. Lensa terakhir tentu saja memungkinkan pengguna untuk mengambil foto makro dari jarak dekat maksimal sekitar 4 sampai 5 cm. 

Review Samsung Galaxy A51

Pindah ke kamera depan. Meski sekarang ditempatkan pada punch hole, tapi sensor kamera selfie di A51 tetap 32MP Quad Bayer f/2.0, sama dengan Galaxy A50s. 

Nah, seluruh kamera ini sudah mendukung dua fitur utama, yakni Scene Optimizer berbasis Artificial Intelligence (AI) yang bisa mengenali berbagai skenario pengambilan foto, serta Auto HDR. Lalu, bagaimana kualitasnya? Berikut rinciannya.

Kamera Utama

Secara default, kamera 48MP milik Galaxy A51 memotret gambar di resolusi 12MP. Teknologi Quad Bayer “bermain” di sini, dengan memadatkan tangkapan 48MP menjadi 12MP. Hasilnya, tentu saja foto berkualitas dengan detail dan warna yang bagus nan tajam.

Pengguna tetap dapat mengambil gambar di resolusi 48MP dengan menggunakan mode 4:3H atau 3:4H. Akan tetapi, konsekuensinya adalah, file gambar akan jauh lebih besar, dan dynamic range pada foto tidak lebih baik dari mode 12MP. Tampilan warna pada foto cenderung pucat, tidak seperti mode 12MP.

Untuk urusan detail, sebenarnya hampir sama saja antara mode 12MP dan 48MP. Hasilnya masih cukup enak untuk dilihat, meski sudah kami perbesar gambarnya sekitar 50% menggunakan aplikasi Photoscape. Berikut beberapa hasil fotonya:

Hasil Lensa Utama (12MP)

Lensa Utama (12MP) Galaxy A51

Hasil Lensa Utama (48MP)

Lensa Utama (48MP) Galaxy A51

Hasil Lensa Utama (50% Zoom)

Lensa Utama (50% Zoom) Galaxy A51

Kamera Ultrawide

Kamera ultrawide pada A51 merupakan peningkatan yang bisa dibilang signifikan dari Galaxy A50s. Bila sebelumnya hanya 8MP saja, kini Samsung menyematkan lensa 12MP. 

Alhasil, gambar super lebar dengan detail, ketajaman warna, serta dynamic range yang lebih baik pun diberikan oleh lensa ini. Selain itu, kami pun berikan dua jempol bagi lensa ultrawide A51 karena mampu menangkap foto wide tanpa adanya efek melengkung, cukup sempurna intinya. Berikut beberapa hasil fotonya:

Lensa Ultrawide Galaxy A51

Night Mode

Pada awalnya, kami mengira kalau Samsung tidak menyertakan Night Mode pada Galaxy A51. Sebab, tidak ada opsi ini di tampilan utama kamera. Tapi ternyata, ketika mengulik lebih dalam, mode ini “bersembunyi” di bagian opsi More. 

Night Mode pada Galaxy A51 sendiri bisa menggunakan lensa utama ataupun ultrawide. Ketika mode ini diaktifkan, kedua lensa dengan otomatis akan menggunakan mode pengambilan gambar di 8MP atau 3264 x 2448 piksel.

Untuk hasil fotonya, foto malam yang ditangkap terbilang cukup tajam, asalkan kondisi pencahayaan pas atau tidak terlalu gelap. Lalu, Night Mode juga meningkatkan kualitas foto malam dengan mengurangi noise secara signifikan. Berikut hasil fotonya:

Night Mode Galaxy A51

Kamera Macro

Lensa makro merupakan penambahan baru yang diberikan Samsung pada Galaxy A51. Seperti lensa makro pada smartphone lainnya, kami dimungkinkan untuk menangkap objek dari jarak super dekat kurang lebih 3 – 5 cm.

{Baca juga: Menebak Inovasi Baru yang akan Hadir di Oppo Find X2}

Perlu diingat, lensa ini bertipe fixed-focus. Itu berarti saat pengambilan foto makro, tangan ketika menggenggam smartphone harus benar-benar stabil sambil mengukur jarak yang pas antara lensa dengan objek. Sebab jika tidak, foto makro malah terlihat jelek dengan blur di mana-mana. Berikut hasil fotonya:

Lensa Makro Galaxy A51

Kamera Depth

Lensa depth memungkinkan kami untuk mengambil foto portrait atau bokeh. Kami suka dengan kualitas foto bokeh hasil perpaduan lensa utama dengan lensa depth. Efek blur di background bisa dibilang rapi, meski ada beberapa “bocor” di beberapa titik. 

Yang menarik, kami bisa mengatur efek dan tingkatan blur setelah kami mengambil gambar bokeh via Live Focus. Memang, fitur ini menjadi pembeda di antara smartphone lain yang sejenis. Berikut hasilnya:

Lensa Depth Galaxy A51

Kamera Selfie

Kamera 32MP pada smartphone ini mengusung teknologi Quad Bayer, dan bisa mengambil gambar dengan dua mode, yakni mode biasa dan wide. Di sini lah yang menarik menurut kami.

Pasalnya, teknologi Quad Bayer pada kamera depan punya dua konversi yang berbeda di masing-masing mode pengambilan gambar. Ketika menggunakan mode biasa atau lensa normal, foto terlebih dahulu akan dikonversi atau dipadatkan menjadi resolusi 8MP dan di-upscale ke resolusi 12MP. 

Sementara saat menggunakan mode wide, foto tetap dikonversi ke resolusi 8MP. Hasil fotonya bagus dengan warna dan detail yang baik, meski tidak ada opsi HDR di sana. Di kamera depan juga diberikan beberapa filter serta pengaturan Beautify yang bisa digunakan. Berikut beberapa hasil fotonya:

Selfie Galaxy A51

Video

Kalau berbicara soal galaxy A50s, kami sangat suka dengan kemampuan gyro-EIS dan Super Steady-nya. Nah di Galaxy A51, tingkat kesukaan kami jauh lebih tinggi. 

Berbicara teknisnya terlebih dahulu. Ketika merekam dengan hanya memanfaatkan gyro-EIS, perekaman video akan menggunakan lensa utama. Tapi, saat Super Steady diaktifkan, lensa ultrawide yang digunakan, dengan hasil yang telah di-cropping.

Kami mencoba dua kali pengambilan video, tanpa Super Steady dan hanya menggunakan gyro-EIS, serta menggunakan kedua fitur secara bersamaan. Ketika mencoba merekam jalanan menggunakan motor (jangan ditiru ya, sob!) dengan menggunakan gyro-EIS, hasil videonya cukup stabil dan halus, meski ada sedikit “goyangan” pada beberapa saat. Berikut hasilnya:

gyro-EIS Galaxy A51

Sedangkan saat Super Steady dinyalakan, kami mengaku terperangah. Hasil videonya benar-benar stabil dan smooth, terasa seperti menggunakan smartphone dengan kamera yang didukung oleh OIS. 

Selain itu, meski hasil videonya hasil cropping dari lensa ultrawide, tapi kualitasnya terbilang sama dengan lensa utama. Ya, kami menyukai hasil video dari Galaxy A51. Berikut beberapa hasil videonya:

Super Steady Galaxy A51

Video Camera Test Samsung Galaxy A51:

Kesimpulan

Samsung memang seperti terinspirasi dengan strategi dari sejumlah brand asal China dalam hal merilis smartphone baru di kelas menengah. Ya, strategi yang kami maksud adalah menghadirkan smartphone menengah baru dengan peningkatan yang tidak banyak atau cenderung nanggung, tapi dibanderol dengan harga hampir sama dengan seri sebelumnya.

Begitulah Samsung Galaxy A51 apabila dibandingkan sang pendahulunya, Samsung Galaxy A50s. Smartphone seharga Rp 4,3 jutaan tersebut, menurut kami cuma memiliki peningkatan signifikan pada sektor desain dan kameranya.

Tapi kalau urusan spesifikasi, kami rasa tidak ada yang perbedaan atau peningkatan yang berarti. Tetap menggunakan prosesor Exynos 9611 (10nm), RAM 6GB, storage 128GB, bahkan sampai kapasitas baterai dan teknologi fast charging pun sama saja.

So ada dua kesimpulan dari review Samsung Galaxy A51 ini. Kesimpulan pertama, kami khususkan untuk pengguna Galaxy A50 atau A50s. 

Menurut penilaian kami, apabila Anda pengguna Galaxy A50 atau A50s dan membutuhkan penyegaran desain serta peningkatan kemampuan kamera yang bagus (apalagi sektor video), Anda mungkin bisa mempertimbangkan Galaxy A51. Tapi dengan satu catatan, Anda jangan melihat bagian spesifikasinya.

Kesimpulan kedua kami berikan untuk pengguna smartphone lainnya. Samsung Galaxy A51 menurut kami merupakan upgrade yang patut dipertimbangkan asalkan Samsung mempertimbangkan untuk sedikit menurunkan harganya antara Rp 3,5 jutaan sampai Rp 4 juta. 

Sebab, meski smartphone ini tampil dengan desain yang fresh serta original dan punya kemampuan kamera yang bagus, tapi rata-rata konsumen Indonesia masih mementingkan sektor harga dan spesifikasi. Tentu sering kita mendengar ucapan, seperti “Harga Rp 4,3 juta tapi speknya begitu? Mending…..”, dan ucapan lainnya kan?

Kami memang cukup menyayangkan keputusan Samsung yang masih kekeh memberikan Exynos 9611 pada Galaxy A51, berbeda dengan seri A71 contohnya, yang mendapatkan peningkatan signifikan pada sektor spesifikasi. Tapi tetap saja, semuanya tergantung dari keputusan Anda ya, sob!

Kelebihan:

+ Desain baru dan original

Layar berukuran besar, dengan bezel yang tipis

Ukurannya yang pas digenggam tangan

+ Frame kamera baru, dan bisa jadi trendsetter

Sudah berjalan di OneUI 2.0 Android 10

+ NFC

Baterai awet

Kamera berkualitas

+ Mode gyro-EIS dan Super Steady sangat bagus untuk smartphone di kelasnya

Kekurangan:

Masih menggunakan desain pewarnaan yang sama

Sensor sidik jari lambat, perlu ditingkatkan kemampuannya

Dapur pacu hampir sama dengan seri sebelumnya

– Mode gaming yang cenderung biasa saja

Telset Rating: 8.0/10

 

Nama Produk Samsung Galaxy A51
Layar Super AMOLED 6,5 Inci Full HD (2400 x 1080p)
SoC/Prosesor Exynos 9611 (10nm) Octa-core (4×2.3 GHz Cortex-A73 & 4×1.7 GHz Cortex-A53)
RAM 6 GB
GPU Mali-G72 MP3
Internal Storage UFS 2.1 128GB bisa diperluas micro SD hingga 512 GB (dedicated slot)
Kamera Kamera Utama: 48 MP, f/2.0, 26mm (wide), 1/2.0″, 0.8µm, PDAF12 MP, f/2.2, 12mm (ultrawide) 5 MP, f/2.4, 25mm (wide), dedicated macro camera 5 MP, f/2.2, 1/5.0″, 1.12µm, depth sensor

Kamera Selfie: 32 MP, f/2.2, 26mm (wide), 1/2.8″, 0.8µm

Baterai 4.000 mAh
Charger Fast Charging 15W
Konektifitas Dual SIM (Nano), 4G, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, NFC
Sistem Operasi Android 10, One UI 2
Varian Warna Prism Crush Black, Prism Crush White, Prism Crush Blue
Harga Rp 4.399.000

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI