Telset.id – OnePlus sebenarnya bisa dibilang brand yang masih sangat baru. Dimulai di tahun 2013, brand ini langsung menyita banyak perhatian, karena cara untuk bisa membeli produknya bisa dibilang menawarkan cara marketing yang baru. Berbeda dengan brand lain yang ingin segera menjual produknya sebanyak mungkin, produk OnePlus baru bisa dibeli melalui sistem undangan.
Salah satu pendiri OnePlus, Pete Lau, adalah mantan vice president dari brand Oppo, berkolaborasi dengan anak muda Carl Pei, mereka mencoba menawarkan smartphone dengan konsep device yang dibuat dengan kualitas yang tinggi, tetapi dengan harga yang lebih murah.
OnePlus One, device pertama mereka, sempat hadir resmi di Indonesia, tetapi penerusnya, OnePlus Two, yang dikumandangkan dengan tagline yang berani, “flagship killer”, penantang dominasi brand-brand global, dikabarkan tidak jadi masuk ke Indonesia. Tapi kali ini, salah satu variannya OnePlus X, akan resmi hadir di Indonesia tanggal 28 Maret 2016.
Desain
Salah satu nilai jual yang tinggi dari produk OnePlus adalah desain dan kualitas pembuatan produknya di atas rata-rata. Boleh saja diatas sketsa, foto, brosur, banyak smartphone di desain dengan bagus, modern, dan terlihat sangat menjanjikan. Tetapi saat smartphone asli dipegang, perpaduan indra dan rasa, bisa segera menentukan apakah sebuah smartphone benar-benar di desain dengan baik.
Berbeda dengan dua kakaknya OnePlus One dan OnePlus Two yang bongsor, OnePlus X di desain dengan ukuran yang kompak. Dengan layar 5 inci dan tebal hanya 6.9 mm, OnePlus X didesain untuk mudah digenggam dan dioperasikan satu tangan, dengan screen to body ratio (perbandingan ukuran layar dengan body smartphone keseluruhan) yang bagus, 71.3%.
Sebenarnya tanpa disadari, ketika mata kita memandang sebuah benda, otak kita sudah mengkalkulasi seberapa berat benda tersebut, dan seperti apa akan terasa ketika disentuh. Ketika “kalkulasi” ini memenuhi ekspektasi, ada “sinyal” pada otak yang mengatakan pas, dan memberi rasa puas. OnePlus X memenuhi harapan ini. Berdasarkan material yang digunakan, dengan berat 138 gram, akan terasa bobotnya sesuai dengan penampilannya.
Untuk ukuran tangan orang Asia, jika digenggam dengan tangan kiri, dan layar sentuh dioperasikan oleh tangan kanan, penempatan tombol power pas untuk dioperasikan dengan jari telunjuk kiri, dan tombol slider notifikasi dengan jari jempol.
Semua tombol terbuat dari bahan aluminum yang sama dan dibuat dengan ukuran yang presisi, dengan tonjolan yang pas. Lubang speaker berjajar dua baris di kiri kanan dengan drill CNC yang rapi, dengan desain yang simetris, walaupun secara fungsional, hanya speaker bagian kiri yang berfungsi.
Hadir tanpa backlight pada soft touch button, mungkin akan membuat banyak orang mengira ini sebuah kekurangan, tetapi jika dilihat dari sisi filosofi desain, kondisi ini bisa dibenarkan, menghasilkan alur desain yang menonjol menjadi satu kesatuan utuh, tanpa pernak-pernik yang ingin menonjol sendiri.
Tidak hanya pada unit, OnePlus juga sangat memperhatikan packaging dan aksesoris di dalamnya. Terlihat dari kardus yang di desain dan berbahan baik, hingga kabel data dan charger yang tidak dibiarkan tampil sekedarnya. Dalam paket sudah disertakan juga casing silicone, dan jika dibuka dengan hati-hati penutup layar matte bertuliskan Never Settle sebagai tag dari OnePlus, kita akan menemukan screen protector sudah terpasang di bawahnya.