Beranda blog Halaman 80

Bocoran Motorola Edge 70: Desain Mirip Edge 60 dengan Peningkatan Kamera

0

Baru seminggu lebih sejak peluncuran resmi Motorola Edge 60, bocoran tentang penerusnya, Edge 70, sudah mulai bermunculan. Jika render awal ini akurat, Motorola tampaknya tidak akan mengubah formula yang sudah sukses. Desainnya terlihat sangat mirip dengan pendahulunya, lengkap dengan layar melengkung ganda dan bodi ramping yang menjadi ciri khas seri Edge.

Desain yang Akrab dengan Sentuhan Premium

Berdasarkan render yang beredar, Motorola Edge 70 mempertahankan DNA desain Edge 60 dengan beberapa penyempurnaan halus. Layar melengkung di kedua sisi tetap menjadi fitur utama, memberikan kesan premium dan ergonomis. Bingkai aluminium yang kokoh dan panel belakang berbahan vegan leather dengan gradasi warna yang elegan semakin menegaskan posisinya sebagai ponsel kelas atas.

Early Motorola Edge 70 renders show a very familiar design

Bagian kamera belakang masih menggunakan konfigurasi triple camera dengan modul LED flash sebagai elemen keempat. Namun, Motorola dikabarkan akan meningkatkan kemampuan fotografi Edge 70, meski detailnya masih menjadi misteri. Jika mengikuti jejak Edge 60 Series, kita bisa berharap kombinasi lensa utama 50MP, ultrawide 50MP, dan telephoto 10MP dengan zoom 3x.

Spesifikasi yang Diperkirakan

Meski belum ada konfirmasi resmi, spekulasi mengarah pada penggunaan chipset MediaTek Dimensity 7000 series, mungkin versi 7400 yang lebih bertenaga. Kombinasi ini akan ditemani RAM generasi terbaru dan penyimpanan UFS 3.1 untuk kinerja yang lebih responsif. Dari segi baterai, Edge 70 mungkin akan mempertahankan kapasitas besar seperti pendahulunya, dengan dukungan pengisian cepat yang impresif.

Motorola's Edge 60, Edge 60 Pro are official with big batteries, quad-curved screens

Motorola juga diprediksi akan membawa fitur software terbaru ke Edge 70, termasuk optimasi AI untuk fotografi dan produktivitas. Sistem operasinya kemungkinan akan langsung menjalankan Android 15 dengan lapisan kustomisasi Moto yang ringan.

Kapan Peluncurannya?

Yang paling menarik adalah waktu peluncuran Edge 70. Jika bocoran ini valid, Motorola mungkin akan merilisnya lebih cepat dari perkiraan—bahkan bisa jadi pada September 2025. Ini hanya berselang lima bulan setelah Edge 60 diluncurkan, sebuah langkah yang tidak biasa dalam industri smartphone.

Namun, tanggal pasti masih menjadi tanda tanya besar. Motorola mungkin sedang mempercepat siklus produksinya untuk bersaing dengan rival seperti Samsung dan Xiaomi. Atau, bisa jadi ini hanya prototype awal yang belum tentu akan dirilis dalam waktu dekat.

Motorola Edge 60 in for review

Apapun keputusan Motorola, satu hal yang pasti: seri Edge terus menjadi andalan mereka di pasar premium. Dengan desain yang konsisten dan peningkatan bertahap di setiap generasi, Edge 70 berpotensi menjadi pesaing serius di kelas flagship menengah.

Bagi Anda yang tertarik dengan varian sebelumnya, Motorola Edge 40 Pro masih menjadi pilihan menarik dengan pengisian cepat 125W dan performa tangguh. Sementara itu, untuk penggemar flip phone, Motorola Razr 40 menawarkan desain compact dengan spesifikasi menengah.

Kita tunggu saja kabar resmi dari Motorola dalam beberapa bulan ke depan. Siapa tahu, Edge 70 akan membawa kejutan yang tidak terduga!

Harga Xbox Naik Drastis, Game Pass Jadi Satu-satunya Penyelamat?

0

Pernahkah Anda merasa harga konsol game semakin tak terjangkau? Kini, kabar buruk datang dari Microsoft yang secara resmi mengumumkan kenaikan harga untuk seluruh lini produk Xbox. Mulai dari konsol, aksesori, hingga game first-party, semuanya terkena imbas. Langkah ini membuat banyak gamer mengerutkan kening—apakah ini akhir dari era gaming terjangkau?

Microsoft bukanlah yang pertama melakukan hal ini. Sebelumnya, Sony juga menaikkan harga PS5 di beberapa wilayah, sementara Nintendo mulai menjual game first-party dengan harga $80. Namun, kenaikan harga Xbox kali ini terasa lebih menyakitkan. Series X, misalnya, kini dibanderol $100 lebih mahal untuk varian standar dan $130 untuk edisi spesial Galaxy Black. Sementara itu, Series S mengalami kenaikan sekitar $80. Bahkan, aksesori seperti controller dan headset ikut naik $5-$40.

Yang lebih mengkhawatirkan, Microsoft juga meningkatkan harga game first-party mereka. Mulai musim liburan ini, game standar akan dijual seharga $80, naik dari sebelumnya $70. Satu-satunya kabar baik? Layanan Game Pass tetap tidak berubah harganya dan justru menjadi lebih menarik dengan tambahan konten.

Kenaikan Harga Xbox: Langkah Strategis atau Kesalahan Besar?

Microsoft beralasan bahwa kenaikan ini dipicu oleh kondisi pasar, termasuk tarif impor dan biaya pengembangan yang melambung. Namun, banyak yang menilai langkah ini sebagai keputusan yang oportunis, terutama setelah Nintendo melakukan hal serupa. Apalagi, penjualan Xbox Series X dan S terbilang stagnan—hanya sekitar 20 juta unit terjual sejak peluncurannya.

Microsoft increases prices for Xbox consoles, accessories, and first-party games

Beberapa analis berpendapat bahwa Microsoft sedang mencoba mengalihkan perhatian ke Game Pass sebagai tulang punggung bisnis gaming mereka. Dengan harga konsol yang semakin mahal, layanan berlangganan ini mungkin menjadi pilihan paling masuk akal bagi para gamer. Namun, apakah strategi ini akan berhasil?

Game Pass: Satu-satunya Opsi yang Masuk Akal?

Di tengah kenaikan harga yang merata, Game Pass justru tetap stabil. Layanan ini bahkan semakin diperkuat dengan tambahan game first-party dan beberapa judul third-party terbaru. Bagi banyak gamer, ini mungkin menjadi alasan terakhir untuk tetap setia pada ekosistem Xbox.

Xbox Game Pass Ultimate, PC Pass are getting a price hike, new Standard plan introduced

Namun, pertanyaannya adalah: apakah Game Pass cukup untuk menutupi penurunan minat terhadap konsol Xbox? Dengan kompetisi ketat dari PlayStation 5 dan Nintendo Switch, Microsoft perlu memastikan bahwa layanan ini benar-benar memberikan nilai tambah yang signifikan.

Bagaimana Nasib Xbox di Pasar Global?

Kenaikan harga ini berlaku secara global, termasuk di pasar seperti Indonesia. Jika sebelumnya Xbox sudah kalah jauh dari PlayStation dalam hal popularitas, langkah ini bisa semakin memperlebar jarak. Apalagi, Sony juga diketahui sedang mempersiapkan beberapa judul eksklusif baru yang siap memikat para gamer.

Asus is reportedly making the first handheld Xbox console

Di sisi lain, Microsoft mungkin sedang bersiap untuk meluncurkan produk baru, seperti konsol handheld yang dikabarkan sedang dikembangkan bersama Asus. Namun, dengan harga yang semakin tinggi, apakah gamer masih mau membeli perangkat baru dari Xbox?

Yang jelas, keputusan Microsoft kali ini akan menjadi ujian besar bagi loyalitas penggemar Xbox. Jika Game Pass tidak cukup menarik, bukan tidak mungkin mereka akan beralih ke platform lain yang lebih terjangkau.

Oppo Reno14 Dilengkapi Chipset Dimensity 8400 dan Kamera Periskop 50MP?

0

Pernahkah Anda membayangkan smartphone dengan performa setara laptop mid-range? Bocoran terbaru tentang Oppo Reno14 mengindikasikan hal itu bukan lagi khayalan. Jika Oppo konsisten dengan jadwal rilis dua generasi Reno per tahun, kita bisa menyambut Reno14 pada Juni mendatang. Namun, yang mengejutkan, unit awal sudah terlihat “jalan-jalan” di dunia maya.

Generasi Reno selalu menjadi tolok ukur inovasi Oppo di segmen menengah-atas. Tahun lalu, Reno13 memukau dengan desain tipis dan kamera mumpuni. Kini, Reno14 diprediksi melompat lebih jauh dengan spesifikasi yang membuat kompetitor ketar-ketir. Bocoran dari Geekbench menjadi bukti nyata ambisi Oppo kali ini.

Lantas, apa saja yang membuat Reno14 layak ditunggu? Mari kita kupas tuntas berdasarkan temuan terkini.

Ditenagai Dimensity 8400, Performa Setara Flagship

Model PKZ110 yang diduga sebagai Oppo Reno14 muncul di Geekbench dengan skor mengesankan. Perangkat ini mengusung chipset MediaTek Dimensity 8400 yang dipadukan dengan GPU Mali-G720 MC7. Kombinasi ini, ditambah RAM 12GB, menghasilkan performa yang mampu menyaingi smartphone flagship.

Menariknya, perangkat ini sudah menjalankan Android 15. Ini menunjukkan Oppo serius memberikan pengalaman sistem operasi terbaru kepada pengguna. Performa chipset Dimensity 8400 ini bahkan dikabarkan mampu menyaingi Snapdragon 8 Gen 3 di beberapa aspek, seperti yang diulas dalam komparasi mendalam antara Snapdragon 8 Gen 3 vs Dimensity 8400.

Revolusi Sistem Kamera dengan Lensa Periskop

Sektor kamera menjadi fokus utama Reno14. Bocoran mengungkapkan adanya kamera tele periskop 50MP dengan lensa 3.5x. Ini merupakan lompatan signifikan dari generasi sebelumnya yang hanya menawarkan zoom digital.

Konfigurasi kamera lengkapnya meliputi:

  • Sensor utama 50MP dengan OIS (stabilisasi optik)
  • Ultra-wide 8MP untuk bidangan luas
  • Tele periskop 50MP dengan zoom 3.5x

Desain modul kamera juga mengalami penyegaran, seperti terlihat dalam bocoran terbaru tentang desain Oppo Reno14. Pola kamera baru ini tidak hanya estetis tetapi juga fungsional, dengan tata letak yang lebih ergonomis.

Reno14 Pro: Lebih Premium dengan Fitur Eksklusif

Varian Pro diprediksi membawa beberapa keunggulan eksklusif:

  • Bingkai aluminium yang lebih kokoh dan premium
  • Sertifikasi ketahanan air IP68/IP69 (bisa bertahan dalam berbagai kondisi ekstrem)
  • Layar OLED flat 120Hz untuk pengalaman visual mulus
  • Tombol “Magic Cube” misterius di sisi kiri perangkat

Fitur “Magic Cube” menjadi tanda tanya besar. Beberapa spekulasi menyebutkan ini bisa berupa:

  • Tombol akses cepat untuk fitur khusus
  • Elemen interaktif untuk kontrol kreatif
  • Atau bahkan komponen AR (Augmented Reality)

Dengan semua bocoran ini, Oppo Reno14 dan Reno14 Pro siap menjadi penantang serius di pasar smartphone menengah-atas. Performa gahar, sistem kamera revolusioner, dan desain premium menjadi senjata utama mereka. Tinggal menunggu konfirmasi resmi dari Oppo tentang harga dan tanggal peluncuran pastinya.

TikTok Dihukum €530 Juta karena Bocorkan Data Pengguna Eropa ke China

0

Pernahkah Anda merasa khawatir tentang keamanan data pribadi di TikTok? Kekhawatiran itu mungkin tidak berlebihan. Platform media sosial populer itu baru saja dihukum denda €530 juta (sekitar $600 juta) oleh Komisi Perlindungan Data (DPC) Irlandia. Alasannya? TikTok terbukti memindahkan data pribadi pengguna di Kawasan Ekonomi Eropa (EEA) ke China tanpa transparansi yang memadai.

Ini bukan kali pertama TikTok menghadapi masalah terkait privasi data. Sebelumnya, pemerintah AS juga melarang penggunaan TikTok di perangkat anggota parlemen. Namun, kali ini, pelanggaran yang dilakukan TikTok dianggap serius karena melanggar aturan General Data Protection Regulation (GDPR) Uni Eropa.

DPC menemukan bahwa TikTok tidak memenuhi kewajiban transparansinya terkait transfer data pengguna EEA ke China. Selain denda besar, TikTok juga diberi waktu enam bulan untuk menyesuaikan proses pengolahan datanya sesuai GDPR. Jika tidak, transfer data ke China akan dihentikan.

TikTok Akui Kesalahan Setelah Awalnya Membantah

Graham Doyle, Wakil Komisioner DPC, mengungkapkan bahwa TikTok awalnya menyangkal menyimpan data pengguna EEA di server China. Namun, pada bulan April lalu, platform tersebut mengakui adanya masalah yang ditemukan sejak Februari, di mana “data terbatas pengguna EEA” ternyata disimpan di server China.

TikTok mendapat perpanjangan waktu 75 hari dari Donald Trump

“Informasi awal yang diberikan TikTok terbukti tidak akurat,” kata Doyle. Meskipun TikTok mengklaim telah menghapus data tersebut, pelanggaran ini tetap dianggap serius oleh regulator Eropa.

Dampak Besar bagi Pengguna dan Bisnis TikTok

Denda sebesar €530 juta ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah GDPR. Pelanggaran ini juga menimbulkan pertanyaan besar tentang seberapa aman data pengguna di tangan TikTok, terutama bagi pengguna di Eropa. Sebelumnya, India juga sempat memblokir TikTok dari App Store dan Play Store karena alasan keamanan nasional.

Masa Depan TikTok di Eropa dan Global

Dengan tekanan regulasi yang semakin ketat, masa depan TikTok di Eropa dan negara lain menjadi tidak pasti. Platform ini harus segera memperbaiki sistem perlindungan data pengguna jika ingin tetap beroperasi. Sebelumnya, Amazon bahkan sempat berminat membeli TikTok untuk menghindari larangan di AS.

Bagi pengguna, langkah terbaik adalah selalu waspada terhadap data yang dibagikan di platform media sosial. Jika Anda memiliki anak, pastikan untuk melindungi mereka dari bahaya TikTok dengan pengawasan yang ketat.

Denda besar ini menjadi pengingat bahwa privasi data adalah hal serius. Jika TikTok tidak bisa dipercaya, mungkin sudah saatnya kita lebih selektif dalam memilih platform digital.

Naughty Dog Batalkan Proyek Rahasia, Fokus ke Game Sci-Fi Baru

Telset.id – Kabar mengejutkan datang dari Naughty Dog. Studio pengembang ternama asal Santa Monica ini dikabarkan telah membatalkan proyek game single-player yang belum diumumkan. Bocoran ini datang dari insider Daniel Ritchman melalui laman Patreon berbayarnya.

Proyek misterius tersebut telah dikembangkan selama lebih dari setahun sebelum akhirnya dihentikan. Keputusan ini terjadi tak lama setelah pembatalan The Last of Us Online, game multiplayer ambisius yang sempat digarap studio tersebut. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, Naughty Dog memilih mundur dari pengembangan game live-service setelah mendapat penjelasan mendalam dari Bungie tentang kompleksitasnya.

The Last of Us Part II Remastered

Perubahan Arah Pengembangan

Vinit Agarwal, yang sebelumnya menjadi Game Designer untuk Uncharted 4: A Thief’s End dan The Last of Us Part II, sempat memimpin proyek ini sebelum akhirnya meninggalkan Naughty Dog. Menurut sumber, game tersebut masih dalam tahap sangat awal ketika dibatalkan.

Tapi jangan khawatir, penggemar Naughty Dog. Ritchman juga mengungkapkan bahwa studio ini masih menggarap satu game single-player lain yang lebih matang. Proyek ini telah dikembangkan selama sekitar tiga tahun di bawah arahan Shaun Escayg, sang sutradara Uncharted: The Lost Legacy yang kembali ke Naughty Dog pada April 2021 setelah sempat bekerja di Crystal Dynamics.

Fokus ke Intergalactic: The Heretic Prophet

Sementara itu, proyek utama Naughty Dog saat ini adalah Intergalactic: The Heretic Prophet, IP sci-fi baru yang diumumkan di The Game Awards 2024. Game action/adventure ini disutradarai langsung oleh Neil Druckmann, presiden Naughty Dog sekaligus pencipta The Last of Us.

Druckmann mengungkapkan bahwa game ini akan menawarkan pengalaman berbeda dari karya Naughty Dog sebelumnya. “Pemain akan merasakan kesepian,” katanya, kontras dengan kebanyakan game studio ini yang menampilkan protagonis dengan teman seperjalanan. Agama akan menjadi tema sentral dalam ceritanya.

Meski belum ada tanggal rilis resmi, analis seperti Jason Schreier dari Bloomberg memperkirakan Intergalactic baru akan meluncur pada 2027. Game ini direncanakan untuk PlayStation 5, dengan versi PC menyusul kemudian.

Dengan pembatalan proyek rahasia ini, Naughty Dog tampaknya ingin fokus pada pengembangan Intergalactic dan game single-player lain yang lebih matang. Keputusan ini sejalan dengan strategi Sony yang baru-baru ini juga membatalkan beberapa proyek live-service, seperti dilaporkan sebelumnya.

Bagaimana pendapat Anda tentang perubahan strategi Naughty Dog ini? Apakah fokus pada single-player adalah langkah tepat untuk studio legendaris ini? Bagikan pemikiran Anda di kolom komentar.

Bocoran Baru: 9 Game Assassin’s Creed Sedang Dikembangkan Ubisoft

Telset.id – Jika Anda penggemar berat seri Assassin’s Creed, bersiaplah untuk masa depan yang sangat sibuk. Bocoran terbaru dari Tom Henderson di Insider Gaming mengungkapkan bahwa Ubisoft saat ini sedang mengembangkan tidak kurang dari sembilan judul Assassin’s Creed baru. Sebuah angka yang fantastis untuk franchise yang sudah berusia 17 tahun ini.

Dari sembilan game tersebut, hanya dua yang secara resmi diumumkan oleh Ubisoft: Jade (mobile game berlatar Ancient China) dan Hexe (proyek misterius yang digarap Ubisoft Montréal). Namun, laporan Henderson memberikan gambaran lebih jelas tentang roadmap Ubisoft untuk beberapa tahun ke depan.

Game yang Sudah Dikonfirmasi

Assassin’s Creed Jade disebutkan akan menjadi rilis berikutnya dalam franchise ini. Game mobile ini telah lama tidak terdengar kabarnya sejak pertama kali diumumkan dua tahun lalu. Menurut Henderson, Jade akan membawa pemain ke era Dinasti Qin dengan gameplay yang dioptimalkan untuk perangkat seluler.

Sementara itu, Assassin’s Creed Invictus—game multiplayer bergaya Fall Guys—direncanakan rilis pada 2025. Ubisoft dikabarkan telah menyiapkan dukungan lima tahun pasca-rilis untuk game ini, asalkan penjualannya memenuhi ekspektasi internal. Seperti yang pernah kami laporkan sebelumnya, Invictus akan menawarkan pengalaman multiplayer yang segar untuk franchise yang biasanya fokus pada narasi tunggal.

Assassin's Creed IV Black Flag

Remake dan Proyek Misterius

Yang paling dinantikan mungkin adalah remake Assassin’s Creed IV: Black Flag (kode nama Obsidian). Game legendaris ini diperkirakan akan rilis akhir 2025 atau awal 2026. Remake ini disebut-sebut akan mempertahankan elemen naval combat yang ikonik sambil membawa visual ke standar generasi saat ini.

Assassin’s Creed Hexe, di sisi lain, digambarkan sebagai pengalaman yang “sangat berbeda” dalam franchise. Dipimpin oleh Clint Hocking (pembuat Splinter Cell: Chaos Theory), game ini diperkirakan akan rilis sekitar 2027—setelah Assassin’s Creed Shadows menyelesaikan dukungan pasca-rilisnya.

Masa Depan Franchise

Selain itu, Ubisoft dikabarkan sedang mengerjakan game RPG open-world baru (kode nama Scarlet) yang kemungkinan adalah Assassin’s Creed Nebula—sebuah game dengan tiga setting berbeda: Kekaisaran Aztec, India, dan Mediterania. Game ini baru saja memasuki tahap produksi.

Roadmap Ubisoft juga mencakup beberapa proyek misterius:

  • Stardust: Remake game Assassin’s Creed lain yang belum diungkap
  • Emerald: Game multiplayer lain dengan rencana dukungan lima tahun
  • RPG 3 dan Remake 3: Proyek yang masih sangat awal pengembangannya

Assassin's Creed Shadows

Dengan begitu banyak proyek yang sedang dikerjakan, jelas bahwa Ubisoft berkomitmen untuk menjaga franchise Assassin’s Creed tetap relevan di tahun-tahun mendatang. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel tentang game RPG open-world, pasar saat ini memang sangat kompetitif.

Pertanyaannya sekarang: dengan begitu banyak varian Assassin’s Creed yang akan datang, apakah Ubisoft bisa menjaga kualitas dan inovasi di setiap judulnya? Atau kita akan melihat kelelahan franchise seperti yang terjadi pada beberapa seri game lainnya? Hanya waktu yang akan menjawab.

Gaji NVIDIA CEO Jensen Huang Naik Drastis Jadi Rp 800 Miliar Setahun

Telset.id – Setelah satu dekade bertahan dengan kompensasi yang relatif stabil, CEO NVIDIA Jensen Huang akhirnya mengambil langkah berani: menaikkan gajinya sendiri secara signifikan. Bagaimana tidak, total paket kompensasinya kini mencapai $49,9 juta atau sekitar Rp 800 miliar per tahun—lonjakan yang mencerminkan kesuksesan fenomenal NVIDIA di era AI.

Berdasarkan dokumen proxy yang diajukan ke SEC, gaji dasar Huang naik 50% menjadi $1,5 juta per bulan. Namun, bagian terbesar justru berasal dari penghargaan saham senilai $38,8 juta. Yang menarik, gaji median karyawan NVIDIA “hanya” $300.000—artinya Huang menghasilkan 166 kali lipat lebih banyak. Angka ini mungkin terkesan jomplang, tapi cukup masuk akal mengingat NVIDIA kini bernilai $3 triliun berkat dominasinya di pasar komputasi AI.

Jensen Huang CEO NVIDIA sedang presentasi di konferensi teknologi

Dari Underdog Jadi Raja AI

Keputusan Huang menerima kenaikan gaji ini bukan tanpa alasan. Di bawah kepemimpinannya, NVIDIA berhasil membaca tren AI lebih cepat daripada kompetitor. Sementara perusahaan lain masih ragu-ragu, Huang sudah memfokuskan NVIDIA pada pengembangan GPU untuk machine learning—keputusan yang membuahkan hasil luar biasa belakangan ini.

“Ini contoh klasik bagaimana visi seorang CEO bisa mengubah permainan,” kata seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “Huang melihat potensi AI sebelum kebanyakan orang menyadarinya, dan sekarang NVIDIA memetik hasilnya.”

Masih “Murah” Dibandingkan CEO Lain

Meski angka $49,9 juta terdengar fantastis, kompensasi Huang sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan beberapa CEO teknologi lainnya. Lisa Su dari AMD, misalnya, memiliki gaji dasar $1,26 juta—hanya sedikit di bawah Huang. Sementara itu, CEO perusahaan seperti Apple dan Alphabet bisa mendapatkan paket bernilai ratusan juta dolar.

Namun, kekayaan Huang tidak hanya berasal dari gaji. Menurut Bloomberg Billionaire Index, ia menduduki peringkat ke-17 orang terkaya dunia dengan kekayaan $97,9 miliar—sebagian besar berasal dari kepemilikan saham NVIDIA. Dengan kinerja saham yang terus meroket, bukan tidak mungkin ia akan masuk 10 besar dalam waktu dekat.

Tantangan terbesar NVIDIA—dan Huang—kini adalah mempertahankan dominasi di tengah ketegangan geopolitik. Pembatasan ekspor ke China, misalnya, telah memaksa NVIDIA mengembangkan produk khusus yang mematuhi regulasi AS. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, hubungan dengan pasar China memang selalu rumit untuk perusahaan teknologi AS.

Lalu, apakah kenaikan gaji ini pantas? Bagi sebagian orang, angka $800 miliar setahun mungkin terlihat berlebihan. Tapi bagi pemegang saham NVIDIA yang menikmati keuntungan ribuan persen, Huang jelas layak mendapatkan setiap sen-nya.

Apple Ubah Jadwal Rilis iPhone 18: Pro & Foldable di Musim Gugur, Standar di Musim Semi

Telset.id – Jika selama ini Anda terbiasa melihat Apple meluncurkan seluruh seri iPhone sekaligus setiap September, bersiaplah untuk perubahan besar. Bocoran terbaru mengindikasikan raksasa teknologi asal Cupertino itu akan memecah siklus rilis iPhone mulai tahun depan. Bagaimana dampaknya bagi konsumen dan pasar?

Menurut laporan eksklusif dari The Information, Apple akan menerapkan strategi peluncuran bertahap untuk iPhone 18 series. Model premium seperti iPhone 18 Pro, iPhone 18 Pro Max, dan varian foldable akan tiba di pasaran pada musim gugur 2026. Sementara itu, versi standar iPhone 18 dan iPhone 18e baru akan menyusul pada musim semi 2027.

Perubahan jadwal rilis iPhone 18 dengan model Pro dan Foldable di musim gugur, standar di musim semi

Strategi Baru Apple: Segmentasi Waktu & Pasar

Perubahan ini bukan sekadar soal tanggal peluncuran. Apple sedang membangun strategi pemasaran yang lebih terukur dengan memisahkan segmen premium dan entry-level. Model dengan harga $999 ke atas akan mengisi kuartal ketiga, sementara yang lebih terjangkau hadir di kuartal pertama.

Keputusan ini muncul di tengah kompleksitas lini produk Apple yang terus bertambah. Dengan rencana meluncurkan iPhone Fold tahun depan, Apple akan memiliki enam model berbeda. “Mustahil mengelola peluncuran massal dengan jumlah SKU sebanyak itu,” ujar seorang analis yang enggan disebutkan namanya.

Dampak pada Rantai Pasok & Manufaktur

Perubahan jadwal ini juga berkaitan dengan strategi produksi Apple. Model premium akan tetap diproduksi di China yang memiliki fasilitas manufaktur canggih. Sementara varian terjangkau seperti iPhone 18e akan dibuat di India – langkah untuk mengurangi ketergantungan pada China setelah tarif impor era Trump.

“Ini solusi cerdas untuk masalah logistik,” komentar Rachel Lian, analis pasar smartphone. “Dengan peluncuran bertahap, Apple bisa mengoptimalkan tenaga kerja dan mengurangi tekanan pada rantai pasok.”

Bocoran terbaru juga menyebut Apple sedang mempersiapkan perubahan desain signifikan untuk iPhone 18 Pro. Sensor Face ID akan tersembunyi di bawah layar, dengan kamera selfie punch-hole di sisi kiri – langkah radikal setelah bertahun-tahun mempertahankan notch.

Lalu, apakah strategi baru ini akan berhasil? Beberapa ahli meragukannya. “Risiko terbesar adalah kebingungan konsumen,” kata tech vlogger Andi Putra. “Tapi jika Apple bisa membedakan fitur tiap segmen dengan jelas, ini justru bisa menjadi masterstroke pemasaran.”

Sementara itu, penggemar Apple tampaknya terbelah. “Akhirnya ada alasan untuk menanti dua momen spesial setiap tahun,” tulis @AppleLoverID di Twitter. Namun tidak sedikit yang protes: “Ini cuma trik biar kita beli dua kali!” keluh @TechSkeptic.

Yang pasti, tahun depan akan menjadi periode transisi. Seperti tradisi selama ini, iPhone 17 series masih akan dirilis serentak September 2025. Perubahan baru berlaku mulai iPhone 18 di 2026.

Bagi yang penasaran dengan varian terjangkau, kabarnya iPhone 18e akan mengadopsi beberapa fitur keren dari iOS 18. Termasuk opsi kustomisasi layar utama yang lebih fleksibel. Sementara pengalaman dengan iPhone 16e menunjukkan pasar Indonesia cukup menyambut baik varian ekonomis Apple.

Jadi, siapkah Anda menanti iPhone di dua momen berbeda tahun depan? Atau justru lebih memilih semua varian datang sekaligus? Ceritakan pendapat Anda di kolom komentar!

AMD UDNA 5 Bakal Hadirkan Ray Tracing Setara NVIDIA?

Telset.id – Jika Anda berpikir persaingan ray tracing (RT) antara AMD dan NVIDIA sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Bocoran terbaru mengindikasikan AMD sedang mempersiapkan “senjata rahasia” melalui arsitektur GPU generasi berikutnya, UDNA 5. Paten-paten yang diajukan dalam dua tahun terakhir menunjukkan ambisi besar Team Red untuk menyaingi dominasi NVIDIA di segmen RT.

Perubahan strategi AMD dalam pasar GPU konsumen terlihat jelas sejak peluncuran RDNA 4, di mana seri RX 9070 berhasil menarik minat pasar berkat rasio performa-harga yang menggiurkan. Namun, kali ini, AMD tampaknya tidak ingin hanya mengandalkan harga. Dengan UDNA 5, mereka berfokus pada peningkatan signifikan dalam teknologi ray tracing, sebuah area yang selama ini dikuasai NVIDIA.

Arsitektur AMD RDNA 4 sebagai pendahulu UDNA 5

Ray Tracing: Bukan Hanya untuk PC

Fokus AMD pada ray tracing tidak hanya ditujukan untuk pasar PC. Sebagai mitra utama Sony untuk konsol PlayStation, AMD harus memastikan performa RT yang memadai untuk pengalaman gaming yang lebih imersif. Teknologi ini menjadi krusial dalam meningkatkan frame rate tanpa membebani hardware secara berlebihan.

Menurut analisis Redditor @MrMPFR, paten-paten AMD menunjukkan potensi pencapaian “paritas performa RT” dengan lini GPU Blackwell milik NVIDIA. Beberapa bahkan menyebutnya sebagai “momen Maxwell” bagi AMD—referensi atas lompatan besar NVIDIA di era GPU Maxwell yang mengubah lanskap industri.

Inovasi di Balik Layar

Salah satu temuan menarik dari dokumen paten adalah pendekatan AMD dalam manajemen BVH (Bounding Volume Hierarchy). Teknologi ini melibatkan kompresi “delta instances” dengan mengidentifikasi kesamaan BVH antar objek grafis dalam sebuah adegan. Hasilnya? Penggunaan resource yang lebih efisien dan beban CPU yang berkurang.

Selain itu, AMD juga mengembangkan metode “turbocharged ray traversal and intersections” untuk mempercepat proses deteksi objek yang perlu dirender. Kombinasi inovasi ini bisa menjadi game-changer, terutama jika AMD berhasil mengintegrasikannya dengan solusi path tracing canggih seperti yang dikembangkan untuk Project Amethyst Sony.

Konsol PlayStation 5 Pro dengan dukungan ray tracing AMD

Lalu, apakah NVIDIA perlu khawatir? Jika prediksi ini akurat, jawabannya adalah “ya”. AMD tidak hanya mengejar ketertinggalan di segmen RT, tetapi juga berpotensi memaksa NVIDIA untuk membuat lompatan arsitektural lebih besar demi mempertahankan posisinya. Bagaimanapun, persaingan ketat ini akan berujung pada satu pemenang utama: para gamer dan kreator konten yang akan menikmati performa lebih baik di generasi GPU mendatang.

Huawei Luncurkan SSD Portabel Kunling eKitStor Shield 200, Tahan Banting dan Super Cepat

Telset.id – Bayangkan Anda sedang berada di tengah hutan, tengah menyelesaikan proyek dokumentasi alam liar, tiba-tiba hujan deras mengguyur. Biasanya, ini adalah mimpi buruk bagi perangkat penyimpanan data. Tapi tidak dengan Huawei Kunling eKitStor Shield 200, SSD portabel baru yang baru saja diperkenalkan Huawei untuk para profesional dan petualang ekstrem.

SSD ini bukan sekadar perangkat penyimpanan biasa. Dengan kecepatan transfer hingga 2000MB/s berkat dukungan USB 3.2 Gen 2×2 via USB-C, Shield 200 mampu memindahkan file 100GB video 4K60P dalam waktu kurang dari satu menit. Bandingkan dengan SSD portabel biasa yang mungkin membutuhkan waktu 3-4 menit untuk tugas serupa.

Huawei Kunling eKitStor Shield 200 dalam warna Starlight Silver dan Dimming Gold

Dibuat untuk Kondisi Ekstrem

Yang membuat Shield 200 istimewa adalah ketangguhannya. Huawei merancang SSD ini seolah-olah akan dibawa ke medan perang:

  • Enclosure logam die-cast dengan lapisan karet removable
  • Proteksi IP67 terhadap debu dan air
  • Tahan jatuh dari ketinggian 3 meter
  • Bahkan bisa menahan tekanan kendaraan seberat 2 ton!

Meski dibalut perlindungan sekuat ini, bobot Shield 200 tetap ringan: hanya 145 gram tanpa pelindung karet, atau 180 gram dengan pelindung. Bandingkan dengan beberapa SSD kompetitor yang bisa mencapai 200 gram meski tanpa proteksi ekstra.

Tak Hanya Cepat dan Kuat, Tapi Juga Aman

Bagi profesional yang bekerja dengan data sensitif, Shield 200 menawarkan enkripsi hardware-level AES-XTS 256-bit. Huawei juga menyertakan eKitStor Toolkit untuk:

  • Diagnosa kesehatan drive
  • Backup terenkripsi
  • Sinkronisasi cloud

SSD ini kompatibel dengan Windows, macOS, Android, dan HarmonyOS. Dalam paket penjualan, Huawei menyertakan dua kabel: USB-C ke USB-C dan USB-C ke USB-A, memastikan kompatibilitas dengan berbagai perangkat.

Dari sisi daya tahan, Huawei memberikan jaminan MTBF (Mean Time Between Failures) 1,5 juta jam dengan konsumsi daya maksimal hanya 6W. Mereka bahkan memberikan garansi terbatas lima tahun – sebuah bukti kepercayaan diri akan kualitas produk ini.

Shield 200 tersedia dalam dua varian kapasitas (1TB dan 2TB) dengan harga masing-masing 769 yuan (sekitar Rp1,6 juta) dan 1.399 yuan (sekitar Rp3 juta). Varian 4TB akan menyusul kemudian. Konsumen bisa memilih antara dua warna: Starlight Silver dan Dimming Gold.

Peluncuran Shield 200 ini sejalan dengan strategi Huawei memperluas portofolio produk premiumnya. Baru-baru ini mereka juga meluncurkan Huawei Matebook, laptop hybrid yang menjadi pesaing serius iPad Pro, serta Smart Door Lock 2 dengan teknologi pengenalan telapak tangan berbasis AI.

Bagi Anda yang sering bekerja di lapangan atau sekadar membutuhkan penyimpanan eksternal yang tak hanya cepat tapi juga tahan banting, Huawei Kunling eKitStor Shield 200 layak dipertimbangkan. SSD ini membuktikan bahwa perangkat berkinerja tinggi tidak harus rapuh.

LG Display Pecahkan Rekor, Produksi Massal Panel OLED Biru Pertama di Dunia

Telset.id – Selama bertahun-tahun, industri display berlomba-lomba menaklukkan tantangan terbesarnya: menciptakan panel OLED biru yang efisien. Kini, LG Display berhasil memecahkan rekor dengan menjadi perusahaan pertama yang memproduksi massal panel OLED biru phosphorescent (PHOLED). Sebuah terobosan yang disebut-sebut sebagai “OLED impian” karena menggabungkan efisiensi tinggi untuk warna merah, hijau, dan biru dalam satu layar.

Kolaborasi selama delapan bulan dengan Universal Display Corporation (UDC) akhirnya membuahkan hasil. Panel terbaru ini akan dipamerkan pertama kali di SID Display Week 2025 di San Jose. Yang menarik, banyak yang menduga Samsung akan lebih dulu meluncurkan teknologi ini di perangkat foldable seperti Galaxy Z Fold 7 atau Flip 7. Namun, LG berhasil mendahului.

Mengapa OLED Biru Begitu Menantang?

Selama ini, material phosphorescent merah dan hijau sudah digunakan di berbagai panel OLED karena efisiensi energinya yang tinggi. Namun, biru selalu menjadi masalah. Cahaya biru memiliki panjang gelombang lebih pendek dan energi lebih tinggi, sehingga sulit dikendalikan. Panel OLED konvensional masih mengandalkan fluoresensi biru yang stabil tetapi tidak efisien—hanya 25% cahaya yang dihasilkan dari energi yang diberikan.

LG display Hybrid blue OLED tech

LG mengatasi ini dengan struktur hybrid “dual-stack tandem”. Lapisan bawah tetap menggunakan fluoresensi biru untuk daya tahan, sementara lapisan atas memanfaatkan phosphorescence biru. Hasilnya? Penghematan daya hingga 15% tanpa mengorbankan stabilitas atau umur panel. Di era perangkat pintar yang haus baterai, ini bukan sekadar peningkatan—ini kebutuhan.

Dampak Besar di Industri

Teknologi ini mengandalkan material organometalik UDC yang mengandung logam berat seperti iridium. Material ini memungkinkan panel memanfaatkan singlet dan triplet excitons, sehingga hampir 100% energi diubah menjadi cahaya. Selain hemat daya, layar bisa lebih terang, baterai lebih awet, dan perangkat lebih tipis.

LG menyasar pasar layar kecil dan medium—terutama smartphone dan tablet. Namun, potensinya meluas ke wearable, perangkat foldable, AI PC, bahkan headset AR/VR. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel sebelumnya, tren layar OLED semakin dominan.

Dengan solusi LG, “OLED impian” bukan lagi konsep. Ia nyata, dan siap mengubah masa depan tampilan digital. Siapa sangka, persaingan ketat dengan Samsung—seperti dalam pasokan panel OLED untuk iPhone—kini membawa terobosan baru.

Bosch Rilis Motor E-Bike Terkuat dengan Mode Race 750 Watt

0

Telset.id – Jika Anda mengira motor e-bike sudah mencapai puncak performa, bersiaplah untuk terkejut. Bosch, raksasa teknologi asal Jerman, baru saja meluncurkan motor e-bike terkuat mereka yang diberi nama Performance Line CX-R. Dengan daya mencapai 750 watt dan torsi 100 Nm, motor ini siap mengubah pengalaman bersepeda listrik Anda.

German firm unveils its most powerful e-bike motor with Race mode, 750 watts power

Motor yang dibalut magnesium ini tidak hanya lebih kuat dari pendahulunya (600 watt/85 Nm), tetapi juga menghadirkan fitur revolusioner: Mode Race. Mode ini memberikan akselerasi instan tanpa lag dengan daya penuh, mendorong sepeda hingga kecepatan maksimal atau bantuan pedal 400%. Bayangkan bisa menaklukkan tanjakan terjal dengan mudah atau melewati rintangan seperti akar pohon yang licin tanpa harus turun dari sepeda.


Teknologi Canggih untuk Pengendara Handal

Bosch tidak hanya meningkatkan tenaga, tetapi juga kecerdasan motor ini. Mode eMTB+ yang baru menawarkan keseimbangan sempurna antara efisiensi dan kekuatan. Sensor canggih yang memantau input pedal 1.000 kali per detik memastikan respons yang halus dan alami, menyesuaikan daya dan torsi sesuai usaha dan kecepatan pedal Anda.

Claus Fleischer, CEO Bosch eBike Systems, menjelaskan: “Dengan Dynamic Control, semacam kontrol traksi dalam mode ini, propulsi tetap stabil bahkan di medan yang menantang, bagian yang curam, dan permukaan basah.” Ini berarti Anda bisa fokus pada jalur, bukan pada mengelola tenaga motor.

Display Pintar yang Beradaptasi

CX-R juga dilengkapi dengan Kiox 400C, display mutakhir yang dipasang di top tube. Yang membuatnya istimewa adalah kemampuannya beradaptasi dengan kondisi:

  • Menyesuaikan kecerahan berdasarkan cahaya sekitar
  • Menampilkan data elevasi saat mendaki
  • Beralih ke data kecepatan saat turun
  • Bisa dikustomisasi melalui eBike Flow app

Anda bisa mengubah setelan data yang ditampilkan langsung dari handlebar remote atau tombol fisik di display, memastikan informasi yang Anda butuhkan selalu tersedia.

US Army declares war on contractor monopoly with landmark Right to Repair policy

Masa Depan E-Bike yang Lebih Kuat

Yang lebih menarik, Bosch mengumumkan bahwa motor Performance Line CX (BDU384Y) yang sudah ada bisa ditingkatkan ke spesifikasi CX-R melalui update over-the-air (OTA) via eBike Flow app. Ini berarti pemilik e-bike lama tidak perlu mengganti hardware untuk mendapatkan performa terbaru.

Motor CX-R diperkirakan akan mulai dipasarkan pada musim gugur 2025. Dengan inovasi ini, Bosch kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin dalam teknologi drive e-bike, menawarkan solusi bagi pengendara yang menginginkan performa tinggi tanpa mengorbankan kenyamanan dan kendali.

Bagi Anda yang serius dengan e-bike performa tinggi, CX-R mungkin akan menjadi game changer. Bagaimana menurut Anda? Apakah peningkatan daya sebesar ini diperlukan, atau justru berlebihan? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.