Beranda blog Halaman 75

Minecraft Resmi Hapus Dukungan VR dan Mixed Reality

0

Telset.id – Jika Anda penggemar berat Minecraft yang gemar menjelajahi dunia blok dalam realitas virtual (VR), inilah kabar yang mungkin membuat Anda kecewa. Mojang, pengembang game legendaris ini, secara resmi menghentikan dukungan untuk platform VR dan mixed reality dalam versi Bedrock terbaru. Keputusan ini bukanlah langkah sembarangan, mengingat Minecraft masih memiliki ratusan juta pemain aktif setiap harinya.

Minecraft VR dihentikan

Keputusan yang Sudah Diantisipasi

Sebenarnya, kabar tentang penghapusan dukungan VR ini sudah diumumkan Mojang sejak Oktober lalu. Saat itu, pengembang menyatakan bahwa fitur ini akan dihentikan pada Maret 2025. Namun, nyatanya pemain masih bisa menikmati Minecraft dalam VR hingga awal Mei ini—memberikan waktu ekstra bagi mereka untuk “berpamitan” dengan pengalaman imersif yang ditawarkan.

Pertanyaannya: mengapa Mojang mengambil keputusan ini? Dalam industri game, menghapus dukungan untuk suatu platform bukanlah hal yang dilakukan tanpa pertimbangan matang. Apalagi untuk game sebesar Minecraft yang memiliki basis pemain masif. Kemungkinan besar, langkah ini diambil karena jumlah pemain VR yang relatif kecil dibandingkan platform utama seperti PC, konsol, dan mobile.

Dampak bagi Komunitas VR

Bagi pecinta VR, kepergian Minecraft dari platform ini tentu menjadi pukulan. Game ini adalah salah satu yang paling populer di dunia, dan kemampuannya untuk membawa pemain masuk ke dalam dunia blok secara nyata adalah pengalaman unik. Namun, jangan khawatir—masih ada banyak game VR berkualitas seperti Beat Saber yang bisa menjadi alternatif.

Meski begitu, keputusan Mojang ini bisa menjadi sinyal bagi industri. Jika game sebesar Minecraft memutuskan untuk mundur dari VR, apakah ini pertanda bahwa pasar VR masih belum cukup matang? Ataukah ini hanya strategi Mojang untuk fokus pada pengembangan fitur inti game? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Bagi Anda yang masih ingin bermain Minecraft dalam VR, beberapa mod dan solusi pihak ketiga mungkin masih tersedia. Namun, tanpa dukungan resmi, pengalaman yang diberikan mungkin tidak akan semulus sebelumnya.

Meta Menang Lawan NSO Group, Dapat Ganti Rugi Rp2,6 Triliun

0

Telset.id – Dalam putusan yang menggemparkan dunia teknologi, Meta akhirnya memenangkan gugatan hukum melawan NSO Group, perusahaan di balik spyware Pegasus yang kontroversial. Pengadilan memerintahkan NSO Group membayar ganti rugi senilai $167 juta (sekitar Rp2,6 triliun) kepada Meta atas penyebaran malware melalui WhatsApp.

Kemenangan ini menjadi titik balik setelah pertarungan hukum selama bertahun-tahun antara raksasa teknologi asal AS dengan perusahaan intelijen siber asal Israel tersebut. Gugatan diajukan Meta pada 2019 setelah menemukan lebih dari 1.400 pengguna WhatsApp di 20 negara menjadi korban serangan siber canggih yang memanfaatkan celah keamanan di fitur panggilan video.

Pegasus Spyware

Dampak Luas Serangan Pegasus

Serangan Pegasus yang terjadi antara April-Mei 2019 ini menargetkan berbagai kalangan, mulai dari jurnalis, aktivis HAM, hingga pejabat pemerintah. Yang membuatnya semakin mengkhawatirkan, malware bisa menyusup ke perangkat korban bahkan ketika panggilan video tidak diangkat sekalipun.

“Ini adalah serangan siber yang sangat canggih dan terencana,” ujar Carl Woog, Wakil Presiden Komunikasi Global WhatsApp, dalam pernyataan resminya. “Kami berkomitmen untuk melindungi privasi miliaran pengguna kami di seluruh dunia.”

Reaksi NSO Group dan Langkah Selanjutnya

Di sisi lain, NSO Group yang mengklaim diri sebagai perusahaan “intelijen siber” tetap bersikukuh bahwa teknologi mereka digunakan untuk memerangi kejahatan serius dan terorisme. Gil Lainer, perwakilan NSO, menyatakan bahwa putusan ini hanyalah satu tahap dalam proses hukum yang panjang.

“Kami yakin teknologi kami memainkan peran penting dalam menyelamatkan nyawa, termasuk warga Amerika,” tegas Lainer. “Sayangnya, bukti-bukti operasional kami tidak dipertimbangkan juri dalam kasus ini.”

Meski telah memenangkan gugatan, Meta menyadari masih ada jalan panjang untuk benar-benar menerima pembayaran ganti rugi dari NSO Group. Woog mengungkapkan rencana untuk mendonasikan sebagian dana tersebut kepada organisasi yang fokus pada perlindungan hak digital.

Kasus ini juga menjadi pengingat betapa rentannya sistem komunikasi digital kita. Seperti yang terjadi dalam kasus pelatihan AI Meta menggunakan data bajakan, perlindungan privasi dan keamanan data tetap menjadi tantangan besar di era digital.

Dengan kemenangan ini, Meta berharap dapat menciptakan efek jera bagi perusahaan-perusahaan yang mencoba mengeksploitasi celah keamanan di platform mereka. Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: seberapa efektif hukuman finansial dalam menghentikan operasi spyware seperti Pegasus?

Realme Bocorkan Konsep Smartphone dengan Baterai 10.000mAh yang Mengejutkan

0

Telset.id – Jika Anda mengira baterai smartphone sudah mencapai batas maksimalnya, pikirkan lagi. Realme baru saja menggebrak dunia teknologi dengan memperkenalkan konsep smartphone terbaru dalam seri GT yang dibekali baterai raksasa berkapasitas 10.000mAh. Sebuah terobosan yang bisa mengubah cara kita menggunakan ponsel sehari-hari.

Melalui unboxing video yang diunggah di kanal media sosial globalnya, Realme menunjukkan betapa seriusnya mereka mendorong batas teknologi baterai untuk produk masa depan. Konsep ponsel eksperimental ini jelas merupakan bagian dari lini GT yang berorientasi pada performa tinggi, dengan tulisan “10000mAh” yang terpampang mencolok pada kemasannya.

Screenshot dari video teaser Realme GT 10000mAh

Desain Futuristik dengan Baterai Super

Yang menarik, meski memiliki kapasitas baterai yang sangat besar, Realme berhasil mempertahankan desain yang relatif ramping dengan ketebalan sekitar 8,5mm dan bobot sekitar 215 gram. Bagian belakang ponsel ini menggunakan panel transparan yang memamerkan komponen internalnya, termasuk baterai berteknologi tinggi di dalamnya.

Baterai ini mengandung 10% silikon, sebuah material yang dikenal mampu menyimpan lebih banyak ion lithium dibandingkan grafit tradisional. Hasilnya? Kepadatan energi mencapai 887Wh/L – angka yang cukup mengesankan untuk baterai sebesar ini. Dengan teknologi ini, Realme membuktikan bahwa baterai besar tidak harus berarti ponsel yang tebal dan berat.

Masa Depan Smartphone dengan Daya Tahan Ekstrem

Kapasitas 10.000mAh adalah lompatan signifikan dari baterai smartphone pada umumnya. Bayangkan: dengan kapasitas sebesar ini, pengguna berat seperti gamer atau pekerja kreatif bisa mengoperasikan ponsel mereka selama berhari-hari tanpa perlu mengisi ulang. Bahkan dalam mode gaming intensif sekalipun, ponsel ini bisa bertahan jauh lebih lama dibandingkan perangkat biasa.

Namun, penting untuk dicatat bahwa ini masih merupakan konsep. Realme secara eksplisit menyatakan bahwa ponsel ini belum direncanakan untuk produksi massal dalam waktu dekat. Tujuannya adalah mengeksplorasi kemungkinan teknologi baterai untuk produk-produk mendatang.

Ilustrasi teknologi baterai mutakhir

Seri GT Realme memang dikenal dengan performa tingginya yang ditujukan untuk pengguna berat seperti gamer. Jika suatu saat nanti ponsel dengan performa GT-level benar-benar dilengkapi baterai 10.000mAh, ini bukan sekadar soal daya tahan baterai yang lebih lama. Ini berarti ponsel bisa mempertahankan performa puncaknya lebih lama selama aktivitas berat seperti gaming atau editing video, tanpa perlu mengurangi kinerja untuk menghemat daya.

Meski masih konsep, kehadiran ponsel ini memberikan gambaran menarik tentang bagaimana perusahaan teknologi berusaha mengatasi masalah umum terbatasnya daya tahan baterai smartphone. Siapa tahu, dalam beberapa tahun ke depan, kita benar-benar bisa memiliki ponsel yang tak perlu di-charge setiap hari.

Samsung Galaxy Watch Dilema: One UI 8 Watch Jadi Harapan Baru

0

Telset.id – Pemilik Samsung Galaxy Watch mungkin sedang merasakan campur aduk antara harapan dan kekecewaan. Kabar terbaru mengungkap bahwa Samsung terpaksa melewatkan update One UI 7 Watch untuk langsung menggarap One UI 8 Watch – sebuah keputusan yang menuai pro-kontra di kalangan pengguna setia.

Berdasarkan laporan eksklusif SamMobile, keputusan ini muncul setelah rentetan keterlambatan update One UI 7 untuk perangkat smartphone. Efek domino-nya ternyata merembet ke lini smartwatch, memaksa Samsung melakukan “lompatan generasi” dalam strategi pembaruan perangkat wearable mereka.

Samsung Galaxy Watch 6

Antara Strategi dan Keterpaksaan

Ini bukan sekadar masalah penamaan versi. Melewatkan satu generasi update sistem operasi adalah langkah tidak biasa bagi Samsung, terutama untuk lini Galaxy Watch yang selama ini dikenal konsisten dalam dukungan pembaruan. Analis melihat ini sebagai upaya penyelarasan dengan jadwal update smartphone yang akan menerima One UI 8 di akhir tahun ini.

Namun, sumber internal mengisyaratkan alasan lebih kompleks: “Ini pertama kalinya Samsung melewatkan major update untuk Watch series. Ada kemungkinan masalah teknis yang lebih mendalam daripada sekadar sinkronisasi timeline,” ungkap seorang insinyur yang enggan disebutkan namanya.

AI Jadi Fokus Utama?

Meski detail fitur One UI 8 Watch masih tertutup rapat, spekulasi mengarah pada peningkatan kemampuan AI. Ini sejalan dengan tren industri wearable yang mulai mengadopsi kecerdasan buatan untuk fungsi kesehatan dan produktivitas. “Kami berharap bisa melihat integrasi Galaxy AI yang lebih dalam di ekosistem wearable,” komentar Tech Analyst dari Telset Research Group.

Samsung Galaxy Watch Active 2

Di tengah kabar ini, Samsung justru sedang mempersiapkan beberapa kejutan lain. Seperti dilaporkan sebelumnya di Telset.id, perusahaan asal Korea Selatan itu dikabarkan akan menghadirkan kembali seri Classic dan meluncurkan model inovatif yang belum pernah ada sebelumnya.

Bagi pengguna setia, mungkin ini saatnya bersabar. Lompatan langsung ke One UI 8 Watch bisa berarti pembaruan yang lebih matang – atau justru periode menunggu yang lebih panjang. Bagaimana pendapat Anda tentang strategi update Samsung kali ini?

Thunderbolts: Bocoran Baru Ungkap John Walker Hampir Jadi Red Hulk

0

Telset.id – Jika Anda mengira twist terbesar di film Thunderbolts hanya soal Sentry, tunggu dulu. Bocoran terbaru dari penulis naskah Eric Pearson mengungkap rencana awal yang jauh lebih gila: John Walker (U.S. Agent) nyaris berubah menjadi Red Hulk sebagai antagonis utama!

Dalam wawancara eksklusif dengan The Wrap, Pearson mengaku konsep awal film ini melibatkan Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus) yang memanipulasi Walker dengan “obat palsu”. Alih-alih menstabilkan kondisinya, obat tersebut justru menyimpan “bom waktu” untuk mengubahnya menjadi monster merah jika tim Thunderbolts memberontak. “Ini akan menjadi ujian terberat bagi mereka—harus memilih antara membunuh atau menyelamatkan anggota paling kontroversial,” papar Pearson.

Konsep Art John Walker sebagai Red Hulk di Thunderbolts

Mengapa Konsep Red Hulk Akhirnya Ditolak?

Meski ide Walker sebagai Red Hulk terdengar epik, Marvel Studios memutuskan untuk membatalkannya karena dua alasan utama:

  • Tabrakan dengan Captain America: Brave New World: Film tersebut sudah menampilkan Harrison Ford sebagai Red Hulk. “Dua Red Hulk dalam waktu berdekatan terasa dipaksakan,” ujar Pearson.
  • Konflik internal tim kurang kuat: Alih-alih memecah belah Thunderbolts, twist ini justru diprediksi akan menyatukan mereka. “Kami butuh antagonis yang benar-benar mengancam dinamika kelompok,” tambahnya.

Sentry: Solusi yang Lebih “Psikologis”

Keputusan mengganti Walker dengan Sentry (Lewis Pullman) ternyata berasal dari obsesi pribadi Pearson terhadap karakter tersebut. “Saya terinspirasi oleh pertanyaan: Bagaimana jika Superman memiliki alter ego yang sama jahatnya dengan dirinya yang baik?” kata penulis yang pernah bergabung dalam Marvel Writers Program ini.

Menurutnya, Sentry cocok menjadi metafora konflik internal para anti-hero Thunderbolts—terutama soal ambisi heroik vs kebencian diri. “Ini lebih segar daripada sekadar monster fisik,” tandas Pearson. Keputusan ini juga sejalan dengan tren Marvel yang mulai mengeksplorasi trauma psikologis pasca-Blip.

Herbie, karakter robot dalam Fantastic Four: First Steps

Lantas, apakah konsep Red Hulk Walker akan muncul di masa depan? Pearson memberi kode: “Valentina masih punya banyak kartu di lengan bajunya.” Kabarnya, ide ini mungkin dihidupkan kembali dalam Thunderbolts 2 atau serial Captain America.

Thunderbolts sendiri sudah tayang di bioskop global. Sementara itu, jangan lewatkan review gadget terkini untuk temani marathon film Marvel Anda!

Truth+ Milik Donald Trump: Surganya Teori Konspirasi dan Konten Religi Ekstrem

0

Telset.id – Jika Anda mengira platform streaming Truth+ milik Donald Trump hanya berisi konten politik dan berita sayap kanan, bersiaplah untuk terkejut. Layanan streaming ini ternyata menjadi surga bagi teori konspirasi paling ekstrem, mulai dari klaim Yesus sebagai alien hingga ras reptil penguasa dunia.

Truth Social logo appears on a smartphone in front of Donald Trump

Berdasarkan investigasi Talking Points Memo, Truth+ yang diluncurkan Trump Media and Technology Group tahun lalu ternyata menyimpan koleksi konten yang jauh dari janji “program keluarga dan berita bebas sensor”. Platform ini justru dipenuhi film dokumenter dengan klaim menghebohkan yang sulit diterima akal sehat.

Dari Yesus Alien ke Bulan yang Berongga

Salah satu film unggulan berjudul “Conspiracy Chronicles” mengklaim bahwa tokoh-tokoh agama besar seperti Yesus, Buddha, dan Krishna sebenarnya berasal dari planet lain. Tak hanya itu, film tersebut juga menyatakan bahwa Bulan kita sebenarnya berongga dan berfungsi sebagai pangkalan alien.

“Yang lebih menarik, film ini menyatakan pemerintah AS telah menutupi fakta-fakta ini selama puluhan tahun,” tulis laporan tersebut. Ironisnya, sang pemilik platform, Donald Trump, pernah memegang kendali atas pemerintah yang dituduh melakukan konspirasi ini.

Reptil Penguasa Dunia dan Konten Religi Ekstrem

Film lain berjudul “Lizard People: Rulers of Time and Space” mengklaim adanya ras reptil alien yang menciptakan manusia dan mengembangkan sistem agama untuk mengontrol mereka. Yang mengejutkan, film ini sempat masuk 10 besar tayangan terpopuler di Truth+.

Trump

Padahal saat peluncuran, Trump Media menjanjikan konten “berita, konten Kristen, dan program ramah keluarga yang tidak bisa disensor oleh Big Tech”. Kenyataannya, platform ini justru menjadi tempat berkembang biaknya teori konspirasi yang bahkan terlalu ekstrem untuk standar QAnon sekalipun.

Fenomena ini menarik karena menunjukkan bagaimana teori konspirasi telah berevolusi dari narasi politik seperti kerusuhan Capitol menjadi klaim-klaim supernatural yang sulit diverifikasi. Seperti yang terjadi ketika akun-akun pendukung Trump diblokir Twitter karena menyebarkan misinformasi.

Antara Hiburan dan Indoktrinasi

Meski terkesan sebagai hiburan semata, para ahli memperingatkan bahaya normalisasi teori konspirasi semacam ini. “Ketika klaim ekstrem seperti ini disajikan dalam format dokumenter, penonton yang tidak kritis bisa mulai mempertanyakan realitas dasar,” kata Dr. Sarah Roberts, pakar media digital dari UCLA.

Yang lebih mengkhawatirkan, platform ini bisa menjadi ruang gema (echo chamber) di mana teori-teori liar ini tidak pernah dipertanyakan. Seperti ketika Trump mengkritik platform media sosial karena membatasi teori konspirasi, kini ia menciptakan ruang sendiri untuk konten semacam itu.

Pertanyaannya sekarang: apakah Truth+ benar-benar percaya pada klaim-klaim ini, atau hanya memanfaatkan selera pasar pendukung setianya? Apapun jawabannya, satu hal yang pasti – di era informasi yang terfragmentasi seperti sekarang, batas antara hiburan, berita, dan indoktrinasi semakin kabur.

Herbie Jadi Senjata Rahasia di Film Fantastic Four: First Steps

0

Telset.id – Jika Anda mengira keluarga Fantastic Four hanya terdiri dari empat anggota, pikirkan lagi. Film terbaru Marvel Studios, The Fantastic Four: First Steps, akan menghadirkan sosok kelima yang tak kalah penting: Herbie, robot setia milik Reed Richards (Pedro Pascal). Bocoran terbaru mengungkapkan bahwa karakter ini bukan sekadar asisten biasa, melainkan bagian integral dari dinamika keluarga superhero tersebut.

Herbie Fantastic Four Marvel Studios

Dalam wawancara eksklusif dengan Empire, sutradara Matt Shakman mengungkapkan betapa pentingnya peran Herbie. “Dia sama hidup dan pentingnya dengan anggota keluarga lainnya,” tegas Shakman. “Herbie mungkin terkadang menjadi robot yang sedikit tertekan, tapi dia tetap bagian dari keluarga. Karakternya sangat menawan dan menggemaskan.”

Herbie tidak hanya menjadi asisten Reed di laboratorium, tetapi juga menemani keluarga Fantastic Four dalam petualangan mereka, baik di New York City maupun di luar angkasa. Salah satu momen paling mengharukan dalam film ini adalah ketika Sue Storm (Vanessa Kirby) mengumumkan kehamilannya, dan Herbie menunjukkan reaksi emosional yang tak terduga.

Robot Praktis dengan Banyak Kemampuan

Tim produksi memutuskan untuk menggunakan robot praktis daripada sepenuhnya mengandalkan CGI. Alistair Williams, supervisor efek khusus, menjelaskan bahwa Herbie versi “prime” memiliki kepala dan lengan yang bisa bergerak penuh. “Kami membuatnya bisa berkeliling set, membersihkan, mengambil mainan, bahkan menyajikan martini,” ujar Williams.

Herbie Fantastic Four Marvel Studios

Suara Herbie diisi oleh Matthew Wood, seorang veteran pengisi suara yang dikenal dari berbagai proyek besar. Shakman memuji penampilan Wood, “Dia lucu dan menawan, tapi juga bisa menghancurkan hati Anda. Saya harap ini mencerminkan keseluruhan film.”

Keluarga Fantastic Four yang Lebih Humanis

Film ini tidak hanya fokus pada aksi dan petualangan, tetapi juga mengeksplorasi dinamika keluarga. Dengan kehadiran Herbie, The Fantastic Four: First Steps berhasil menambahkan sentuhan emosional yang jarang terlihat dalam film-film superhero.

Bagi penggemar yang penasaran, film ini akan tayang di bioskop pada 25 Juli 2025. Sementara itu, Anda bisa menonton trailer resminya untuk melihat penampilan perdana Herbie dan keluarga Fantastic Four di MCU.

Google Sindir Apple Soal Desain Kamera iPhone 17, Benarkah Tiru Pixel?

0

Telset.id – Persaingan antara Google dan Apple kembali memanas. Kali ini, Google melalui iklan terbarunya menyindir Apple karena dianggap meniru desain kamera “bar” yang telah lebih dulu digunakan pada seri Pixel. Sindiran ini muncul menyusul bocoran desain iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max yang disebut-sebut akan mengadopsi konsep serupa.

Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa iPhone 17 Pro dan Pro Max akan memiliki desain kamera belakang yang berbeda dari pendahulunya. Alih-alih menggunakan modul kamera persegi seperti generasi sebelumnya, Apple dikabarkan akan menerapkan “camera bar” yang memanjang hampir ke seluruh sisi kanan perangkat. Desain ini mengingatkan pada beberapa smartphone Poco yang pernah dirilis sebelumnya, namun Google justru mengklaim bahwa Apple meniru Pixel.

iPhone 17 Air dengan ketipisan ekstrem dan bocoran kapasitas RAM

Google vs Apple: Perang Iklan yang Tak Pernah Usai

Google tidak melewatkan kesempatan untuk mengolok-olok Apple melalui iklan terbarunya. Dalam video yang merupakan bagian dari seri iklan Google yang menggambarkan Pixel dan iPhone sebagai teman, Pixel dengan santai mengingatkan iPhone tentang beberapa fitur yang dianggap “ditiru” Apple, seperti Night Sight yang kemudian diikuti oleh Night Mode, Magic Eraser yang mirip dengan Cleanup, dan widget yang baru hadir di iPhone setelah bertahun-tahun ada di Android.

Meski demikian, desain kamera iPhone 17 Pro sebenarnya tidak sepenuhnya identik dengan Pixel. Jika dilihat lebih detail, konsep “camera bar” pada iPhone 17 Pro lebih mirip dengan beberapa smartphone Poco, sementara iPhone 17 Air yang hanya memiliki satu kamera justru lebih dekat dengan desain Pixel.

iPhone 17 Air: Desain Tipis dengan Sentuhan Pixel?

Sementara iPhone 17 Pro dan Pro Max mendapat perhatian besar, iPhone 17 Air juga tak kalah menarik. Bocoran terbaru menunjukkan bahwa perangkat ini akan memiliki desain yang sangat tipis, bahkan lebih ramping dibandingkan seri Pro. Meski hanya memiliki satu kamera, iPhone 17 Air juga akan mengadopsi konsep “camera bar” yang membuatnya terlihat lebih mirip dengan Pixel.

iPhone 17 Air dengan ketipisan ekstrem di tangan pengguna

Lantas, apakah Apple benar-benar meniru Google? Atau ini hanya strategi pemasaran Google untuk mengalihkan perhatian dari keunggulan iPhone? Yang pasti, persaingan antara kedua raksasa teknologi ini semakin seru dan menguntungkan bagi konsumen yang bisa menikmati inovasi terbaru dari keduanya.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang desain iPhone 17 Pro, Anda bisa membaca artikel kami sebelumnya tentang Fakta Desain iPhone 17 Pro: Jangan Tertipu Render!.

Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Z Flip7 FE: Harga di Bawah €1.000

0

Telset.id – Samsung kembali memicu spekulasi dengan rencana peluncuran seri ponsel lipat terbarunya. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Galaxy Z Flip7 FE akan hadir dengan spesifikasi yang nyaris identik dengan pendahulunya, Galaxy Z Flip6. Apa yang membuatnya berbeda? Simak analisis mendalam dari Telset.id.

Menurut sumber terpercaya, Samsung berencana mengumumkan Galaxy Z Fold7 dan Galaxy Z Flip7 pada awal Juli mendatang. Namun, yang menarik perhatian adalah kehadiran varian FE (Fan Edition) dari Z Flip7. Dengan harga diproyeksikan di bawah €1.000, apakah ponsel ini layak ditunggu atau sekadar rebranding belaka?

Spesifikasi yang Tak Berubah

Bocoran mengungkap bahwa Galaxy Z Flip7 FE akan tetap menggunakan layar internal 6,7 inci berteknologi LTPO Super AMOLED 2X dengan refresh rate 120 Hz. Layar sampingnya juga masih berukuran 3,4 inci, persis seperti Z Flip6. Dari segi performa, ponsel ini didukung chipset Snapdragon 8 Gen 3 dan RAM 12GB—konfigurasi yang sama dengan generasi sebelumnya.

Perbandingan Samsung Galaxy Z Flip7 FE dan Z Flip6

Di sektor kamera, Z Flip7 FE tetap mengandalkan trio kamera: utama 50 MP, ultrawide 12 MP, dan selfie 10 MP—semuanya mendukung rekaman 4K60. Baterainya pun tak berubah, tetap 4.000 mAh dengan dukungan pengisian cepat 25W dan nirkabel 15W. Bahkan sertifikasi ketahanannya masih IP48, sama seperti Z Flip6.

Strategi yang Membingungkan

Jika bocoran ini akurat, Samsung seolah hanya mengganti nama Z Flip6 menjadi Z Flip7 FE tanpa perubahan signifikan. Ini adalah langkah yang mengejutkan, mengingat biasanya varian FE menawarkan harga lebih terjangkau dengan sedikit kompromi fitur. Namun, dalam kasus ini, Z Flip7 FE justru bisa bersaing langsung dengan Z Flip6 yang masih beredar di pasaran.

Kecuali Samsung menghentikan produksi Z Flip6, konsumen mungkin lebih memilih model lama yang sudah mendapat diskon ketimbang membeli “versi baru” dengan spesifikasi sama. Satu-satunya keunggulan Z Flip7 FE adalah dukungan pembaruan perangkat lunak yang lebih lama, seperti One UI 7 yang baru saja dirilis dalam versi beta.

Sertifikasi baterai Samsung Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7

Haruskah Anda Menunggu?

Bagi yang sudah memiliki Z Flip6, upgrade ke Z Flip7 FE tampaknya tidak memberikan nilai tambah. Namun, bagi pengguna ponsel lipat generasi lama atau yang baru ingin beralih ke bentuk faktor lipat, pertimbangkan opsi ini dengan hati-hati. Jika harga Z Flip6 turun signifikan, mungkin lebih masuk akal memilih model tersebut.

Samsung sendiri belum memberikan konfirmasi resmi. Namun, jika strategi ini benar, bisa jadi perusahaan ingin menyederhanakan lini produknya dengan fokus pada Galaxy Z Fold7 sebagai flagship utama dan Z Flip7 FE sebagai alternatif lebih terjangkau.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Samsung sedang bermain aman atau justru kehilangan momentum inovasi? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar.

Vivo X200 FE Bocoran Spesifikasi: Chipset Dimensity 9400e dan Kamera 50 MP

0

Telset.id – Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa vivo sedang mempersiapkan kejutan menarik untuk pasar India. Setelah sebelumnya dikabarkan akan membawa X200 Pro mini, kini vivo dikabarkan memilih jalur berbeda dengan mengembangkan varian X200 FE. Apa yang membuat ponsel ini layak dinantikan?

Menurut sumber terpercaya, vivo X200 FE akan menjadi jawaban bagi pengguna yang menginginkan performa tinggi dalam bodi lebih ringkas. Ponsel ini dikabarkan akan mengusung layar OLED 6,31 inci dengan resolusi “1.5K” dan refresh rate 120 Hz—kombinasi yang menjanjikan pengalaman visual mulus tanpa boros baterai. Sensor sidik jari di bawah layar juga menjadi fitur andalan untuk keamanan yang praktis.

vivo X200 review

Duel Chipset Dimensity: 9300+ vs 9400e

Di sektor dapur pacu, vivo X200 FE disebutkan akan menggunakan salah satu dari dua opsi chipset MediaTek: Dimensity 9300+ atau varian baru bernama Dimensity 9400e. Awalnya, 9400e dikabarkan sebagai versi “lebih rendah” dari Dimensity 9400, tetapi rumor terbaru menyebutkan bahwa ini justru penyempurnaan dari Dimensity 9300+. Jika benar, pengguna bisa mengharapkan optimasi performa dan efisiensi yang lebih baik.

Performa chipset ini akan didukung oleh dua pilihan RAM dan penyimpanan: 12GB/256GB dan 16GB/512GB. Konfigurasi ini cukup untuk menjalankan aplikasi berat dan menyimpan koleksi foto berkualitas tinggi—sesuai dengan fokus vivo X200 FE sebagai photography-centric phone.

Sistem Kamera 50 MP: Utama, Telephoto, dan Selfie

Vivo X200 FE dikabarkan akan mengandalkan trio kamera belakang dengan sensor Sony. Kamera utama 50 MP menggunakan IMX921, didukung oleh telephoto 50 MP (IMX882) dengan zoom optik 3x, serta ultrawide 8 MP. Sayangnya, vivo memilih kompromi dengan kamera ultrawide yang lebih rendah resolusi dibandingkan seri X200 Ultra. Namun, untuk selfie, pengguna tetap akan mendapatkan sensor 50 MP yang tajam.

vivo V50 review

Daya tahan juga menjadi sorotan. X200 FE akan memiliki sertifikasi IP68 dan IP69, membuatnya tahan terhadap debu dan air. Baterai 6.500 mAh dengan dukungan pengisian cepat 90W menjanjikan penggunaan seharian tanpa khawatir kehabisan daya. Dengan bobot sekitar 200 gram, ponsel ini tetap nyaman digenggam.

Harga vivo X200 FE diperkirakan berkisar antara INR 50.000 (sekitar Rp 9,3 juta) hingga INR 60.000 (Rp 11,2 juta). Jika dibandingkan dengan X200 Pro mini, varian FE ini menawarkan spesifikasi lebih terjangkau tanpa mengorbankan fitur inti. Namun, belum jelas apakah ponsel ini akan diluncurkan di luar India.

Dengan spesifikasi yang diusung, vivo X200 FE berpotensi menjadi pesaing serius di segmen mid-high end. Apakah vivo akan memenuhi ekspektasi penggemarnya? Kita tunggu saja peluncurannya yang dikabarkan akan berlangsung bulan Juli mendatang.

Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition: Tablet Tangguh untuk Operasi Militer

0

Telset.id – Jika Anda mengira tablet hanya untuk hiburan atau pekerjaan kantoran, Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition siap mengubah persepsi itu. Dikembangkan bersama Departemen Pertahanan AS, tablet ini dirancang khusus untuk operasi militer berisiko tinggi. Bagaimana spesifikasinya?

Samsung baru saja memperkenalkan varian terbaru dari seri tablet tangguh mereka. Setelah meluncurkan Galaxy Tab Active5 awal 2024 dan versi Pro tiga minggu lalu, kini hadir edisi khusus untuk kebutuhan taktis militer. Tablet ini bukan sekadar perangkat biasa – ia dibekali fitur-fitur khusus yang membuatnya layak digunakan di medan perang.

Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition

Spesifikasi Khusus untuk Medan Tempur

Berdasarkan Galaxy Tab Active5 standar yang menggunakan chipset Exynos 1380, versi Tactical Edition ini mendapat beberapa peningkatan penting:

  • 5G Band-Locking Mode: Memungkinkan tablet hanya terhubung ke jaringan bersertifikat
  • Stealth Mode: Menonaktifkan konektivitas seluler dan mematikan pancaran frekuensi radio
  • Covert Lock Mode: Mematikan modem dan GPS untuk mencegah emisi sinyal radio
  • Night Vision Mode: Layar yang kompatibel dengan kacamata penglihatan malam (NV goggles)

Tablet ini juga dioptimalkan untuk aplikasi khusus militer seperti ATAK (Android Team Awareness Kit) dan BATDOK (Battlefield Assisted Trauma Distributed Observation Kit). Dengan BATDOK, petugas medis dapat memantau kondisi pasien secara nirkabel melalui satu perangkat.

Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition

Keamanan Tingkat Tinggi

Samsung tidak main-main dengan aspek keamanan perangkat ini. Mereka meningkatkan proteksi Samsung Knox dengan enkripsi dua lapis. Yang lebih mengesankan, tablet ini telah mendapatkan sertifikasi dari NSA (National Security Agency) untuk mengakses informasi rahasia.

Seperti pendahulunya, Tab Active5 Tactical Edition mempertahankan rating IP68 untuk ketahanan terhadap debu dan air, serta sertifikasi MIL-STD-810H yang menjamin ketahanan terhadap kondisi ekstrim seperti ketinggian, suhu, getaran, dan kelembaban.

Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition

Ketersediaan dan Harga

Pertanyaan besar adalah apakah tablet ini tersedia untuk konsumen umum? Jawabannya: bisa dibilang iya, tapi dengan syarat. Anda harus menghubungi Samsung melalui formulir khusus, dan perwakilan penjualan akan merespons permintaan Anda.

Samsung belum mengungkapkan harga resmi untuk Galaxy Tab Active5 Tactical Edition ini. Namun melihat fitur dan sasarannya, bisa dipastikan harganya akan jauh di atas versi standar. Bagi yang tertarik dengan perangkat tangguh lainnya, Doogee V Max bisa menjadi alternatif dengan baterai berdaya tahan lama.

Samsung Galaxy Tab Active5 Tactical Edition

Dengan segala keunggulannya, Galaxy Tab Active5 Tactical Edition membuktikan bahwa Samsung serius dalam menggarap pasar perangkat khusus. Tablet ini bukan sekadar gadget, melainkan alat pendukung operasi militer yang dapat diandalkan di situasi paling kritis sekalipun.

Perbandingan Realme 14 5G vs 14T 5G: Mana yang Lebih Cocok untuk Anda?

Telset.id – realme kembali mengguncang pasar smartphone mid-range Indonesia dengan meluncurkan dua varian andalan: realme 14 5G dan 14T 5G. Keduanya mengusung janji performa gaming “beyond limits”, tapi apa sebenarnya perbedaan mendasar antara kedua model ini? Mari kita kupas tuntas.

Sebagai brand yang konsisten menghadirkan inovasi di segmen mid-range, realme kali ini menawarkan dua pilihan berbeda untuk gamer muda. realme 14 5G hadir dengan chipset Snapdragon® 6 Gen 4 yang revolusioner, sementara 14T 5G mengandalkan Dimensity 6300 5G. Keduanya unggul di bidangnya masing-masing, tapi mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda?

Prosesor: Snapdragon vs Dimensity

realme 14 5G membuat sejarah sebagai smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon® 6 Gen 4. Prosesor 4nm ini mencetak skor AnTuTu 750.000 dengan peningkatan 15% performa CPU dan 29% GPU dibanding generasi sebelumnya. “Ini adalah standar baru untuk smartphone gaming mid-range,” tegas Krisva Angnieszca, Public Relations Lead realme Indonesia.

Sementara itu, realme 14T 5G mengandalkan Dimensity 6300 5G berbasis 6nm. Meski secara benchmark sedikit di bawah Snapdragon, chipset ini menawarkan efisiensi daya yang luar biasa. “Kami ingin memberikan pilihan bagi konsumen yang mengutamakan keseimbangan antara performa dan daya tahan baterai,” tambah Krisva.

Desain dan Ketahanan

realme 14 5G mengusung desain Mecha Futuristik dengan Victory Halo Pulse Light yang ikonik. Smartphone ini juga memiliki proteksi IP69, level tertinggi untuk ketahanan air dan debu. “Ini bukan sekadar smartphone, tapi perangkat yang siap menemani petualangan Anda,” klaim tim realme.

Di sisi lain, realme 14T 5G memilih tema Surf Design – Sparkle Ink yang terinspirasi ombak laut. Meski sama-sama memiliki sertifikasi IP69, bodinya lebih ramping dengan finishing yang nyaman digenggam. “Kami ingin menghadirkan estetika yang berbeda untuk segmen muda yang dinamis,” jelas perwakilan realme.

Pengalaman Gaming

realme 14 5G unggul dengan fitur GT Boost yang mencakup AI Motion Control dan AI Ultra Touch Control. Smartphone ini bahkan resmi menjadi Official Gaming Phone untuk Honor of Kings Indonesia Kings Laga Spring 2025. “Frame rate stabil 90FPS dengan suhu di bawah 40°C adalah bukti performa kelas turnamen,” ujar Agung Chaniago dari Level Infinite Indonesia.

realme 14T 5G tidak kalah menarik dengan Bionic Cooling System seluas 6050mm² dan dukungan 120Hz AMOLED Esports Display. “Untuk gamer yang menginginkan pengalaman visual mulus tanpa lag, 14T 5G adalah pilihan tepat,” tambah tim realme.

Dari segi baterai, keduanya sama-sama dibekali 6000mAh Titan Battery dengan 45W Fast Charge. Namun, realme 14 5G memiliki keunggulan dalam teknologi Graphite dengan kepadatan energi tertinggi di industri.

Harga dan Ketersediaan

realme 14 5G dibanderol Rp4.399.000 dengan diskon Rp200.000 di Shopee mulai 10 Mei 2025. Sementara realme 14T 5G hadir dalam dua varian: 128GB seharga Rp3.399.000 dan 256GB Rp3.799.000, juga dengan potongan Rp200.000.

Jadi, mana yang lebih cocok untuk Anda? Jika Anda mencari performa tertinggi dan desain futuristik, realme 14 5G adalah jawabannya. Namun jika budget lebih terbatas tapi tetap ingin pengalaman gaming solid, realme 14T 5G layak dipertimbangkan. Keduanya membuktikan bahwa realme konsisten menghadirkan inovasi di segmen mid-range.