Beranda blog Halaman 35

Intip Desain Realme 15 Series 5G: Tipis Ekstrem dengan Baterai Raksasa 7000mAh

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone dengan baterai berkapasitas raksasa, namun desainnya begitu ramping dan elegan sehingga mudah tergenggam. Itulah janji yang dibawa oleh Realme 15 Series 5G, yang siap meluncur di Indonesia pada 8 Oktober 2025. Dalam industri yang sering kali mengorbankan estetika untuk daya tahan, Realme tampaknya berhasil mematahkan paradigma tersebut. Desain Realme 15 Series 5G bukan sekadar soal tampilan, melainkan sebuah pernyataan bahwa performa dan gaya dapat berjalan beriringan.

Sesuai dengan bocoran resmi yang beredar mengindikasikan bahwa seri terbaru ini akan menjadi HP tipis di kelasnya, terlepas dari dibekali baterai Titan berkapasitas 7000mAh. Ini adalah pencapaian teknik yang patut diacungi jempol. Bagaimana Realme melakukannya? Dan lebih penting lagi, apa artinya bagi Anda, pengguna yang menginginkan perangkat yang tak hanya powerful tetapi juga stylish untuk menemani momen “night out”? Mari kita kupas lebih dalam filosofi desain di balik Realme 15 Series 5G ini.

Komitmen Realme untuk menghadirkan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda sangat terasa. Smartphone ini tidak dirancang hanya untuk diletakkan di saku, tetapi untuk menjadi bagian dari gaya hidup dan ekspresi diri. Dalam pengumuman resminya, Realme menekankan bahwa perangkat ini hadir dengan sentuhan estetika modern, ringan, dan stylish, sehingga tetap terlihat premium. Ini adalah jawaban atas keinginan anak muda yang ingin tampil berbeda dengan perangkat yang mencerminkan versi terbaik mereka.

Content image for article: Intip Desain Realme 15 Series 5G: Tipis Ekstrem dengan Baterai Raksasa 7000mAh

Revolusi Desain: Tipisnya Hanya 7,66mm dengan Baterai 7000mAh

Inilah angka yang paling mencuri perhatian: ketebalan bodi Realme 15 5G hanya 7,66 milimeter. Dalam dunia smartphone yang dipenuhi perangkat dengan baterai besar dan bodi tebal, angka ini seperti sulap. Realme secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka berhasil “mematahkan anggapan bahwa baterai jumbo harus identik dengan bodi yang tebal dan berat.” Pencapaian ini kemungkinan besar datang dari rekayasa internal yang canggih dan pemilihan material yang ringan namun kuat.

Desain Realme 15 Series 5G ini jelas menjadi nilai jual utama, bersanding dengan fitur AI kameranya yang canggih. Dengan bodi yang tipis, smartphone ini dijamin akan nyaman digenggam dalam waktu lama, baik saat digunakan untuk memotret di acara night market atau sekadar berselancar di media sosial. Estetika yang diusung disebut modern dan stylish, menegaskan posisinya sebagai “fashion statement” dan bukan sekadar alat komunikasi. Ini selaras dengan tren anak muda urban yang menginginkan perangkat teknologi yang juga mendukung penampilan mereka. Seperti yang telah diulas dalam artikel tentang DNA flagship Realme, brand ini konsisten menghadirkan desain yang bersaing di level yang lebih tinggi.

Content image for article: Intip Desain Realme 15 Series 5G: Tipis Ekstrem dengan Baterai Raksasa 7000mAh

Estetika Modern untuk Gaya Hidup Anak Muda

Filosofi desain Realme 15 Series 5G jelas ditujukan untuk segmen anak muda. Setelah seharian beraktivitas, mereka membutuhkan perangkat yang tidak hanya fungsional tetapi juga mencerminkan kepribadian. Desain yang “estetik” dan “modern” ini kemungkinan akan hadir dalam pilihan warna yang trendy dan finish yang premium. Realme memahami bahwa bagi anak muda, smartphone adalah ekstensi dari diri mereka sendiri.

Konsep “AI Night Out Phone” sendiri semakin memperkuat positioning desain ini. Ponsel ini dirancang untuk aktif digunakan di malam hari, dalam situasi sosial seperti berkumpul dengan teman. Desain yang ringan dan tipis membuatnya mudah dibawa-bawa, sementara tampilannya yang stylish tidak akan membuat Anda malu untuk mengeluarkannya di tengah keramaian. Kolaborasi dengan Cosmopolitan dalam acara “HypeSpace” Night Market juga menunjukkan bagaimana Realme ingin menyatukan teknologi dengan lifestyle, di mana desain memainkan peran sentral.

Inovasi pada bodi Realme 15 Series 5G ini juga tidak lepas dari pengalaman Realme dalam menghadirkan ponsel dengan baterai besar, seperti yang terlihat pada Realme P4 5G. Namun, pada seri 15 ini, mereka berhasil membawanya ke level yang baru dengan faktor bentuk yang jauh lebih ramping. Ini adalah evolusi yang signifikan dan menunjukkan fokus brand pada penyempurnaan desain.

Desain yang Mendukung Pengalaman Fotografi AI

Jangan lupa, desain yang baik juga harus mendukung fungsi. Realme 15 Series 5G datang dengan janji fitur kamera AI yang canggih, seperti AI Edit Genie dan AI Party Mode. Desain bodi yang tipis dan ergonomis akan sangat membantu pengguna dalam membidik foto atau video dengan stabil, terutama dalam suasana “night out” yang dinamis. Layout kamera yang tertata rapi di bodi yang slim akan menjadi poin plus tersendiri.

Content image for article: Intip Desain Realme 15 Series 5G: Tipis Ekstrem dengan Baterai Raksasa 7000mAh

Kemampuan untuk mengabadikan momen dengan kualitas tinggi, didukung oleh fitur seperti AI Edit Genie yang dioperasikan dengan suara, membutuhkan perangkat yang nyaman dipegang. Desain Realme 15 Series 5G yang ringkas dan ringan menjawab kebutuhan ini. Ini adalah harmoni antara bentuk dan fungsi yang dirancang untuk pengalaman pengguna yang maksimal. Apakah desain ini juga akan didukung oleh pembaruan software terbaru? Bisa jadi, mengingat Realme juga telah mengumumkan Realme UI 7.0 dan Android 16 yang mungkin akan menyempurnakan interaksi dengan perangkat kerasnya.

Dengan peluncuran yang tinggal menghitung hari, desain Realme 15 Series 5G telah berhasil menciptakan ekspektasi tinggi. Realme tidak hanya menjual spesifikasi teknis, tetapi sebuah gaya hidup. Mereka menawarkan sebuah perangkat yang paham betul akan kebutuhan anak muda Indonesia: powerful, tahan lama, dan yang paling penting, terlihat keren. Pada 8 Oktober 2025 nanti, kita akan melihat langsung apakah realita dapat seindah janji. Satu hal yang pasti, persaingan smartphone menengah ke bawah akan semakin panas dengan kehadiran seri yang berani menantang konvensi desain ini.

Realme GT 8 Pro Siap Jadi Smartphone Snapdragon 8 Elite Gen 5 Pertama di India

0

Telset.id – Pasar smartphone global bersiap menyambut gelombang baru ponsel pintar berperforma tinggi. Setelah Xiaomi 17 series memulai debutnya di China sebagai pelopor Snapdragon 8 Elite Gen 5, kini perhatian beralih ke Realme. Bocoran terbaru mengonfirmasi sebuah langkah strategis: Realme GT 8 Pro akan menjadi smartphone pertama yang membawa chipset mutakhir ini ke pasar India, menandakan persaingan sengit di luar Tiongkok.

Ini bukan sekadar rumor belaka. Realme secara resmi telah mengonfirmasi rencana peluncurannya melalui sebuah poster yang penuh makna. Poster tersebut tidak hanya mengumumkan kehadiran perangkat ini sebagai “yang pertama” di India, tetapi juga dengan percaya diri memamerkan skor AnTuTu yang konon mampu menembus angka 4 juta. Sebuah angka yang, jika terbukti, akan menempatkannya di puncak klasemen performa mobile saat ini. Apa yang disiapkan Realme untuk merebut perhatian para power user dan gamer?

Mari kita selidiki lebih dalam. Realme GT 8 Pro bukanlah pendatang baru yang misterius. Jejaknya sudah terlihat melalui berbagai sertifikasi dan bocoran. Model untuk pasar China diketahui dengan kode RMX5200, sementara varian globalnya bernama RMX5210. Baru-baru ini, versi China telah mendapatkan lampu hijau dari otoritas 3C, dan inilah petunjuk pertama yang menarik: dukungan pengisian daya cepat 120W. Sebuah fitur yang hampir menjadi keharusan untuk perangkat berkelas flagship di tahun 2025.

Realme GT 8 Pro 3C certification

Namun, kecepatan charging hanyalah satu bagian dari puzzle. Divisi Realme China sendiri telah membocorkan spesifikasi layar yang sungguh mengesankan. Bayangkan sebuah panel AMOLED beresolusi 2K dengan refresh rate 144Hz. Bagi Anda yang gemar gaming atau sekadar menikmati konten visual yang mulus, spesifikasi ini adalah surga. Tetapi yang membuatnya istimewa adalah klaim tingkat kecerahan puncaknya yang mencapai 7.000 nits. Angka ini fantastis, bahkan untuk standar industri saat ini, yang menjanjikan visibilitas sempurna di bawah terik matahari langsung. Belum lagi sensor sidik jari ultrasonik di bawah layar yang menawarkan keamanan dan kecepatan lebih baik dibandingkan sensor optik konvensional.

Di balik dapur pacu yang gahar, daya tahan menjadi pertanyaan krusial. Kabar baiknya, Realme GT 8 Pro dikabarkan akan mengusung baterai berkapasitas raksasa, 7.000mAh. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya mengenai kemungkinan baterai jumbo untuk seri GT 8, kapasitas sebesar ini adalah jawaban atas kekhawatiran pengguna akan ketahanan baterai perangkat berperforma tinggi. Dengan kombinasi chipset efisien dan baterai besar, Realme sepertinya serius menargetkan pengguna yang mengutamakan mobilitas tanpa kompromi. Sayangnya, masih menjadi teka-teki apakah perangkat ini akan mendukung pengisian nirkabel.

Jika performa dan daya tahan sudah ditanggung, bagaimana dengan sisi fotografi? Inilah yang mungkin menjadi senjata pamungkas Realme GT 8 Pro. Perangkat ini dikabarkan akan membawa kamera periskop telephoto beresolusi 200 megapixel. Ya, Anda tidak salah baca. Ini bukan sekadar kamera utama, melainkan lensa telephoto yang mendukung zoom optik 3x dan zoom lossless hingga 12x. Spesifikasi kamera seperti ini, seperti yang terlihat dari bocoran desain kamera bulatnya, menempatkannya langsung berhadapan dengan flagship fotografi terbaik di pasaran. Ini adalah lompatan signifikan yang menunjukkan ambisi Realme di segmen high-end.

Bagaimana dengan performa intinya? Sebuah listing Geekbench untuk varian global telah mengonfirmasi jantung dari perangkat ini: Snapdragon 8 Elite Gen 5. Chipset generasi terbaru Qualcomm ini dipadukan dengan RAM berkapasitas 16GB, dan yang menarik, perangkat ini sudah menjalankan Android 16. Kombinasi hardware dan software terbaru ini menjanjikan pengalaman yang optimal dan futuristik. Strategi Realme dengan GT 8 Pro ini mengingatkan pada langkah mereka dengan Realme GT 7 Pro yang melakukan debut global di Malaysia, namun dengan skala dan ambisi yang jauh lebih besar.

Konfirmasi peluncuran di India ini adalah sinyal penting. India bukan hanya pasar besar, tetapi juga barometer persaingan smartphone global. Dengan menjadikan India sebagai panggung debut global pertama untuk Snapdragon 8 Elite Gen 5, Realme jelas ingin menancapkan taringnya dan merebut momentum sebelum pesaing seperti iQOO, OnePlus, atau Honor meluncurkan produk serupa. Rencana peluncuran yang diperkirakan terjadi pada Oktober 2025, seperti dugaaan rilis bersamaan dengan Realme GT 8, akan memanaskan persaingan di kuarter terakhir tahun depan. Apakah strategi “first-to-market” ini akan berhasil? Jawabannya tergantung pada faktor kunci lainnya: harga. Realme dikenal dengan pendekatan value-for-money, bahkan untuk seri GT-nya. Tantangannya adalah menawarkan spesifikasi setinggi ini dengan harga yang tetap kompetitif.

Dibandingkan dengan pendahulunya, Realme GT 7 Pro yang membawa Snapdragon 8 Gen 4, GT 8 Pro jelas merupakan lompatan generasi yang signifikan, bukan hanya pada chipset tetapi juga pada setiap aspek penting seperti layar, baterai, dan kamera. Realme GT 8 Pro hadir bukan sekadar sebagai pembaruan biasa, melainkan sebagai pernyataan. Ia adalah bukti bahwa Realme tidak main-main dalam merangkul inovasi terdepan untuk bersaing di papan atas. Dengan spesifikasi yang terlihat di atas kertas, perangkat ini berpotensi menjadi “game changer” yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar teknologi dan gaming. Sekarang, kita tinggal menunggu jawaban atas pertanyaan terbesar: seberapa hebat perangkat ini dalam dunia nyata? Oktober 2025 akan menjawabnya.

iPhone 17 Pro dan Isu “Scratchgate”: Fakta atau Kekhawatiran Berlebihan?

0

Telset.id – Hanya beberapa minggu setelah peluncurannya, iPhone 17 Pro sudah menjadi buah bibir. Namun, bukan karena fitur revolusionernya, melainkan karena kekhawatiran akan daya tahannya. Isu yang dijuluki “Scratchgate” ini dengan cepat menyebar di dunia maya, mempertanyakan integritas material ponsel flagship terbaru Apple tersebut. Apakah ini sekadar badai dalam gelas, ataukah ada masalah serius di balik bodi aluminium yang diklaim lebih ringan dan lebih dingin ini?

Demo unit iPhone 17 Pro di berbagai gerai retail dilaporkan menunjukkan tanda-tanda keausan yang tidak biasa, khususnya di sekitar tepian tajam rumah kamera. Bagi calon pembeli yang datang ke toko, pemandangan ini tentu mengganggu. Bagaimana mungkin ponsel seharga puluhan juta rupiah menunjukkan tanda seperti itu hanya dalam hitungan minggu? Kekhawatiran ini semakin diperkuat oleh hasil uji ketahanan dari pihak independen seperti iFixit dan YouTuber ternama, JerryRigEverything. Tes mereka menunjukkan bahwa lapisan anodized pada rangka aluminium dapat terkelupas ketika tergores benda logam, meninggalkan bercak yang jelas terlihat.

Namun, Apple memiliki penjelasan yang berbeda. Dalam pernyataan resmi yang dibagikan kepada 9to5Mac, raksasa teknologi asal Cupertino itu membantah bahwa tanda-tanda tersebut adalah goresan permanen akibat pemakaian normal. Perusahaan menyebutnya sebagai “material transfer” atau perpindahan material dari dudukan MagSafe yang digunakan di display toko. Menurut Apple, residu ini dapat dibersihkan dan tidak mewakili kerusakan permanen. Mereka juga menegaskan bahwa fenomena serupa dapat terjadi pada iPhone generasi lama atau produk Apple lain yang memiliki permukaan aluminium anodized. Lantas, siapa yang benar dalam polemik ini?

Dua Sisi Cerita “Scratchgate”

Di satu sisi, penjelasan Apple terdengar masuk akal. Lingkungan toko dengan ratusan pengunjung yang mencoba-coba perangkat tentu berbeda dengan penggunaan pribadi yang lebih terkontrol. Namun, di sisi lain, laporan dari iFixit menunjukkan sesuatu yang lebih mengkhawatirkan. Pengujian mereka mengindikasikan bahwa pemakaian normal—seperti memasukkan ponsel ke dalam saku atau meletakkannya di atas meja—dapat dengan cepat mengikis lapisan cat di tepian rumah kamera yang tajam hanya dalam hitungan hari. Ini menjadi masalah signifikan mengingat Apple sendiri aktif mempromosikan penggunaan iPhone tanpa case untuk menikmati desainnya yang ramping.

Jika Anda adalah tipe pengguna yang lebih suka membiarkan iPhone “telanjang,” kekhawatiran ini mungkin valid. Kontak sehari-hari dengan serat kain, debu, atau partikel kecil di saku celana bisa saja meninggalkan jejak yang lebih dari sekadar residu yang bisa dihapus. Apalagi, keausan yang dilaporkan oleh para penguji independen ini tampaknya melampaui jenis residu yang dapat dibersihkan seperti yang dijelaskan Apple. Ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah pengorbanan daya tahan adalah harga yang harus dibayar untuk bodi yang lebih ringan?

Perubahan material dari titanium ke aluminium pada iPhone 17 Pro memang membawa konsekuensi tersendiri. Seperti yang terlihat dalam perbandingan uji jatuh dengan Galaxy S25 Ultra, ada trade-off yang jelas antara ringannya bobot dengan ketahanan terhadap benturan. Keputusan desain ini sejalan dengan filosofi Apple untuk menciptakan perangkat yang lebih ergonomis, namun tampaknya meninggalkan kerentanan di area tertentu. Bagi sebagian pengguna, pengurangan berat beberapa gram mungkin sepadan dengan risiko ini. Tapi bagi mereka yang mengutamakan daya tahan, ini bisa menjadi pertimbangan serius.

Lebih Dalam tentang Material dan Desain

Perdebatan seputar iPhone 17 Pro ini mengingatkan kita pada diskusi serupa yang pernah terjadi di industri otomotif. Ketika produsen mobil beralih dari baja ke aluminium untuk mengurangi berat kendaraan, kekhawatiran serupa muncul mengenai daya tahan dan perbaikan. Dalam konteks smartphone, perbandingan antara iPhone 17 Pro dan pesaing seperti Xiaomi 15 Ultra menunjukkan bagaimana pendekatan yang berbeda terhadap material dapat menghasilkan produk dengan karakteristik yang sangat berbeda.

Pertanyaan besarnya adalah: seberapa signifikan masalah ini dalam penggunaan sehari-hari? Jika Anda adalah tipe pengguna yang selalu menggunakan case pelindung—seperti kebanyakan pemilik iPhone—maka kemungkinan besar Anda tidak akan mengalami masalah ini. Namun, bagi mereka yang membeli iPhone 17 Pro Max dengan harga Rp 30 juta dengan harapan dapat menikmati desain premium tanpa kompromi, kekhawatiran tentang goresan ini sangat masuk akal. Apalagi jika dibandingkan dengan pilihan lain seperti iPhone Air yang lebih tipis atau menunggu perkembangan software seperti Final Cut Camera 2.0 yang khusus dirancang untuk kamera iPhone 17 Pro.

Pada akhirnya, “Scratchgate” mungkin bukan akhir dari dunia untuk iPhone 17 Pro, tetapi ini adalah pengingat penting bahwa setiap pilihan desain memiliki konsekuensi. Sebagai konsumen, yang terpenting adalah memahami trade-off ini sebelum membuat keputusan pembelian. Jika daya tahan adalah prioritas utama Anda, mungkin bijaksana untuk mempertimbangkan penggunaan case pelindung atau bahkan membandingkan dengan alternatif lain di pasar. Namun, jika Anda jatuh cinta pada desain ramping dan ringan iPhone 17 Pro, menerima sedikit kerentanan mungkin adalah harga yang harus dibayar untuk estetika yang diinginkan.

Indosat Luncurkan IDCamp 2025, Targetkan 2 Juta Talenta AI

0

Telset.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) secara resmi meluncurkan IDCamp 2025, program beasiswa coding yang membidik pelatihan bagi 2 juta talenta kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia. Pendaftaran program ini telah dibuka mulai 24 September 2024 dan akan berlangsung hingga 27 Desember 2025 melalui situs resmi https://idcamp.ioh.co.id.

Program yang telah berjalan selama tujuh tahun ini mencatatkan pencapaian signifikan, dengan lebih dari 380.000 penerima manfaat dan 120.000 lulusan sejak 2019. Dari jumlah tersebut, lebih dari 136.000 peserta telah berfokus pada bidang AI, mencerminkan minat tinggi terhadap teknologi masa depan. Keberhasilan program ini juga terlihat dari dampak ekonomi yang diciptakan, mencapai lebih dari Rp680 miliar dari peningkatan pendapatan dan produktivitas lulusan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Vikram Sinha, President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menegaskan komitmen perusahaan dalam membangun fondasi digital Indonesia. “Talenta digital merupakan fondasi utama transformasi Indonesia di era global. Oleh karena itu, Indosat berkomitmen untuk membekali 2 juta talenta dengan kemampuan AI, memastikan mereka siap menghadapi masa depan,” ujar Vikram dalam siaran pers yang diterima Telset.id.

Komitmen ini didukung penuh oleh ekosistem mitra global seperti NVIDIA, Cisco, UiPath, Mastercard, dan Google. Kehadiran IDCamp dinilai krusial mengingat proyeksi kebutuhan talenta digital nasional yang terus meningkat. Riset World Bank dan McKinsey memperkirakan Indonesia membutuhkan lebih dari 9 juta talenta digital pada 2030, khususnya di bidang AI, data, dan otomasi industri.

Kurikulum Relevan dengan Kebutuhan Industri

IDCamp 2025 menghadirkan pembaruan strategis dengan dua program baru yang dirancang sesuai kebutuhan industri. Pertama, AI Development Track yang mempersiapkan peserta untuk peran strategis seperti AI Engineer, MLOps Engineer, Generative AI Engineer, dan Data Scientist. Program ini berfokus pada pengembangan solusi AI yang praktis untuk menjawab tantangan teknologi masa depan.

Kedua, AI Integration Track yang mengasah keterampilan coding peserta untuk mengintegrasikan AI ke dalam pengembangan aplikasi Android, Multi-platform, serta Front-End dan Back-End. Tujuannya adalah membangun aplikasi yang dapat meningkatkan fungsionalitas dan pengalaman pengguna. Peserta juga dapat memperluas keterampilan melalui bonus track Cybersecurity (Cisco) dan Automation (UiPath).

Metode pembelajaran IDCamp disusun agar selaras dengan tren industri dan berbasis kurikulum internasional, namun tetap mudah diakses. Tidak hanya membekali peserta dengan keterampilan teknis, program ini juga menyediakan mentoring, pelatihan soft skill, serta peluang untuk berjejaring.

Ekspansi Dampak dan Kisah Sukses Alumni

Tahun ini, IDCamp memperluas dampaknya melalui program interaktif berbasis AI, termasuk IDCamp Bootcamp khusus penyandang disabilitas, pengajar, dan jurnalis. Inisiatif ini bertujuan mendorong akses setara serta literasi AI lintas profesi. Selain itu, IDCamp Connect akan digelar secara hybrid, menyatukan sesi daring dan tatap muka di berbagai kota seperti Riau, Samarinda, dan Purwokerto, untuk memperkuat ekosistem talenta digital di seluruh Indonesia.

Kisah sukses program ini dapat dilihat dari alumnus seperti Handi Sutriyan asal Kebumen yang kini bekerja di BMKG. Setelah mengikuti jalur Data Scientist di IDCamp, Handi berhasil mengatasi noise dan anomali pada data observasi BMKG sehingga kualitas data meningkat. Hasil ini berkontribusi penting bagi keselamatan transportasi dan sistem peringatan dini bencana di Indonesia.

Peluncuran IDCamp 2025 sejalan dengan meningkatnya nilai pasar AI di Indonesia yang diproyeksikan mencapai sekitar USD 2,4 miliar pada 2025. Program ini menjadi bagian dari upaya menjawab kesenjangan kebutuhan talenta digital, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional. Seperti yang terjadi dalam percepatan ekonomi digital Indonesia, ketersediaan talenta yang kompeten menjadi faktor penentu.

Persaingan untuk mendapatkan talenta AI memang semakin ketat, sebagaimana terlihat dalam persaingan antara OpenAI dan Meta yang menawarkan bonus besar-besaran. Inisiatif seperti IDCamp 2025 dan kolaborasi IBM dan Hacktiv8 menunjukkan keseriusan berbagai pihak dalam mempersiapkan SDM digital Indonesia.

Pendaftaran IDCamp 2025 terbuka untuk seluruh generasi muda Indonesia tanpa dipungut biaya. Proses pendaftaran dirancang sederhana dan inklusif: peserta hanya perlu membuat akun, melengkapi data diri, lalu memilih kelas sesuai minat dan kebutuhan. Dengan menyediakan akses pembelajaran digital yang merata, IDCamp diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital global.

AWS dan PJI Tingkatkan Literasi AI 5.100 Siswa Jawa Barat lewat Hackathon

0

Telset.id – Bayangkan jika ribuan siswa SMA di Jawa Barat tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta solusi kecerdasan buatan yang revolusioner. Itulah yang terjadi ketika lebih dari 5.100 siswa dan 40 guru dari 40 sekolah menengah atas di provinsi tersebut mendapatkan pelatihan intensif Artificial Intelligence (AI) dan machine learning melalui program STEM Capacity Building.

Kolaborasi antara Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Amazon Web Services (AWS) ini bukan sekadar program pelatihan biasa. Dalam kurun Januari hingga Agustus 2025, generasi muda berusia 15-17 tahun ini dibekali dengan pemahaman mendalam tentang konsep dasar hingga aplikasi praktis teknologi masa depan. Yang menarik, program ini muncul di tengah laporan literasi digital Indonesia yang masih membutuhkan perhatian serius, khususnya di bidang keamanan digital.

Transformasi digital yang bergerak cepat membuat kebutuhan akan talenta AI semakin mendesak. Menurut data terbaru dari AWS dan Strand Partners, lebih dari 18 juta pelaku usaha di Indonesia telah mengadopsi AI dengan pertumbuhan tahunan mencapai 47%. Namun, 57% pelaku usaha justru khawatir dengan minimnya tenaga kerja terampil. Program seperti ini menjadi jembatan penting untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Content image for article: AWS dan PJI Tingkatkan Literasi AI 5.100 Siswa Jawa Barat lewat Hackathon

AI Hackathon: Ujian Nyata Kreativitas Generasi Muda

Puncak dari seluruh rangkaian program STEM Capacity Building adalah AI Hackathon yang digelar di Bandung pada 23 Agustus 2025. Ajang ini menjadi bukti nyata bahwa ketika diberikan kesempatan dan pendampingan yang tepat, siswa SMA mampu menghasilkan solusi teknologi yang sophisticated.

Sebanyak 246 siswa dari 31 sekolah yang terbagi dalam 52 tim berlomba mengembangkan prototipe AI dengan tema “AI for Education”. Mereka tidak hanya bermimpi, tetapi benar-benar membangun aplikasi yang dapat membantu guru dalam tugas pembelajaran, memperkuat manajemen sekolah, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih inklusif.

Yang membuat kompetisi ini berbeda adalah pendekatan mentorship yang intensif. Para semifinalis mendapatkan bimbingan langsung dari pakar AWS melalui tiga sesi daring khusus. Mereka belajar menyempurnakan ide dan menerapkan teknologi secara efektif menggunakan layanan PartyRock dan Amazon Bedrock.

Inovasi yang Menginspirasi dari Para Juara

Tim SoLearn dari SMAN 2 Cibinong berhasil meraih juara pertama dengan aplikasi “Learn to Earn”. Restu Hidayat, perwakilan tim, menjelaskan bagaimana aplikasi berbasis web ini menggabungkan dukungan belajar berbasis AI, gamifikasi, dan desain pelajaran interaktif.

“Ini pengalaman yang sangat berharga karena membantu saya mengubah minat pada AI menjadi sesuatu yang terstruktur dan bermakna,” ujar Restu. Yang menarik, tim ini berencana mengembangkan aplikasinya lebih lanjut dengan mengintegrasikan kapabilitas AI generatif melalui Amazon Nova.

Pencapaian ini menunjukkan bahwa peningkatan literasi digital tidak harus menunggu pendidikan tinggi. Dengan pendekatan yang tepat, siswa SMA pun mampu menghasilkan karya yang berdampak nyata.

Selain tim SoLearn, penghargaan juga diberikan kepada Tim JSC dari SMKN 1 Cimahi (juara kedua), Tim Stevia dari SMAN 4 Depok (juara ketua), serta penghargaan khusus untuk inovasi berkelanjutan dan proyek paling kreatif. Keragaman pemenang ini membuktikan bahwa inovasi dapat datang dari berbagai latar belakang sekolah.

Guru sebagai Duta AI untuk Keberlanjutan Program

Yang membedakan program ini dengan inisiatif serupa adalah fokusnya pada keberlanjutan. Tidak hanya berhenti pada pelatihan siswa, program ini juga menciptakan ekosistem yang mendukung melalui pengangkatan Teacher Ambassadors.

Para guru terpilih ini akan menjadi duta AI di sekolah masing-masing, memastikan bahwa literasi AI terus berkembang bahkan setelah program resmi berakhir. PJI berkomitmen mendukung mereka melalui pemantauan rutin dan penyediaan sumber daya untuk menjaga implementasi kurikulum.

Pendekatan ini sangat relevan mengingat tantangan literasi digital di Indonesia yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Dengan melibatkan guru sebagai agen perubahan, dampak program dapat meluas secara organik.

Dukungan pemerintah juga tidak kalah penting. Kepala BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Jawa Barat Istimewa yang menekankan inovasi dan pembangunan sumber daya manusia. “Generasi muda yang mampu melahirkan solusi berbasis teknologi menjadi bukti nyata pendidikan digital merupakan investasi strategis,” ujarnya.

Winu Adiarto, Indonesia Regional Manager of Data Center Operations AWS, menambahkan bahwa literasi AI adalah fondasi penting bagi talenta masa depan Indonesia. “Kami senang melihat kreativitas siswa dan suasana pembelajaran kolaboratif yang tercipta melalui program ini,” katanya.

Kolaborasi multipihak antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah dalam program STEM Capacity Building menjadi contoh nyata bagaimana kesenjangan keterampilan digital dapat diatasi. Ketika siswa diberi ruang untuk bereksperimen dengan teknologi mutakhir, mereka tidak hanya menjadi pengguna pasif, tetapi pencipta solusi untuk masa depan.

AI Hackathon 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi bukti bahwa masa depan teknologi Indonesia berada di tangan yang tepat. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen berkelanjutan, inisiatif seperti ini dapat menjadi model untuk replikasi di provinsi lain, menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan digital abad ke-21.

Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi di Indonesia, Tablet Gaming Premium untuk Gamer Ambisius

0

Telset.id – Pasar tablet gaming di Indonesia akhirnya mendapatkan pemain baru yang serius. Lenovo secara resmi meluncurkan Legion Tab Gen 3, tablet gaming pertamanya di tanah air, pada Kamis (25/9). Bukan sekadar tambahan lini produk, kehadiran Legion Tab ini menandai babak baru persaingan perangkat gaming portabel yang semakin panas. Apakah tablet ini mampu memenuhi ekspektasi gamer mobile yang haus performa?

Peluncuran ini menghadirkan Legion Tab generasi ke-3, sebuah perangkat yang sebelumnya telah memamerkan taringnya di ajang CES 2025. Melton Ciputra, Consumer Product Lead Lenovo Indonesia, menegaskan posisi produk ini dengan jelas. “Hari ini secara resmi untuk pertama kalinya di Indonesia, Lenovo menghadirkan tablet gaming pertama di Indonesia melalui peluncuran Legion Tab ini,” ujarnya dalam acara Exclusive Hands On di Jakarta. Pernyataan ini bukan tanpa dasar. Lenovo memang telah lama dikenal dengan lini Legion-nya untuk laptop gaming, dan kini mereka memperluas jangkauan ke segmen tablet dengan spesifikasi yang tak main-main.

Jantung dari Legion Tab Gen 3 ini adalah prosesor Qualcomm Snapdragon 8 Gen 3, dilengkapi dengan fitur Snapdragon Elite Gaming termasuk dukungan ray tracing. Klaim peningkatan performa 60% dibanding generasi sebelumnya tentu menjadi daya tarik utama. “Jadi, ini (Lenovo Legion Tab) memang dirancang khusus untuk para gamer mobile yang biasanya kompetitif, ambisius, menginginkan performa lebih,” tambah Melton. Fokus pada segmen gamer yang menuntut responsivitas dan grafis memukau terlihat dari setiap spesifikasi yang ditawarkan.

Content image for article: Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi di Indonesia, Tablet Gaming Premium untuk Gamer Ambisius

Pengalaman visual menjadi prioritas. Legion Tab dibekali layar 8,8 inci dengan resolusi 2,5K. Yang membuatnya istimewa adalah refresh rate 165 Hz dan tingkat kecerahan hingga 900 nits. Kombinasi ini menjanjikan visual yang halus, tajam, dan tetap jelas bahkan di bawah sinar matahari langsung—sebuah keunggulan untuk gaming outdoor atau sesi marathon di berbagai kondisi pencahayaan. Ini adalah lompatan signifikan dari perangkat sejenis yang biasanya berpuas diri pada refresh rate 120 Hz.

Pendingin Ekstrem dan Daya Tahan Baterai

Performa tinggi seringkali berbanding lurus dengan panas yang dihasilkan. Lenovo paham betul masalah ini. Legion Tab dilengkapi dengan sistem pendingin Legion ColdFront 2.0 yang mengandalkan vapor chamber seluas 10.004 mm²—diklaim sebagai salah satu yang terbesar di kelasnya. Teknologi ini memastikan perangkat tetap stabil selama sesi gaming marathon, mencegah thermal throttling yang bisa mengganggu performa.

Dukungan memori juga tak kalah impressive, dengan konfigurasi RAM hingga 16 GB dan storage hingga 512 GB. Ini berarti loading game yang cepat dan ruang penyimpanan yang lapang untuk koleksi game berat serta konten lainnya. Untuk menunjang mobilitas, baterai berkapasitas 6.550 mAh disematkan, didukung pengisian cepat 68W via USB-C. Menariknya, tersedia dua slot USB-C, memberikan fleksibilitas dalam pengisian daya dan konektivitas peripheral.

Content image for article: Lenovo Legion Tab Gen 3 Resmi di Indonesia, Tablet Gaming Premium untuk Gamer Ambisius

Aspek audio tak luput dari perhatian. Dual speaker dengan Dolby Atmos dihadirkan untuk pengalaman bermain yang lebih imersif. Dari sisi konektivitas, Legion Tab sudah mengadopsi WiFi 7 dan Bluetooth 5.4, memastikan koneksi yang stabil dan minim latency—faktor krusial untuk gaming kompetitif. Kehadiran Legion Tab ini seolah menjawab tantangan dari kompetitor, seperti Lenovo Legion Y700 (2025) yang telah lebih dulu memikat pasar.

Harga dan Penawaran Menarik untuk Early Bird

Lenovo membuka pre-order (PO) untuk Legion Tab di Indonesia mulai 25 September hingga 5 Oktober 2025. Tablet ini hadir dalam dua varian. Varian dengan RAM 12 GB dan storage 256 GB dibanderol Rp 7.899.000, sedangkan varian top-tier dengan RAM 16 GB dan storage 512 GB dihargai Rp 9.999.000. Untuk menarik minat pembeli early bird, Lenovo menawarkan bonus gamepad dan bluetooth keyboard senilai Rp 1 juta, plus case dan pelindung layar bawaan. Warna yang tersedia adalah hitam dan putih, pilihan klasik yang cocok untuk segala selera.

Yang tak kalah penting, Lenovo memberikan perlindungan tambahan melalui Accidental Damage Protection (ADP) selama 1 tahun. Perlindungan ini mencakup kerusakan akibat tumpahan cairan, jatuh, lonjakan listrik, hingga layar pecah. Ini adalah nilai tambah signifikan yang menjadikan Legion Tab sebagai tablet gaming pertama di Indonesia dengan fasilitas ADP, memberikan ketenangan pikiran bagi pengguna yang aktif membawa perangkatnya ke berbagai tempat. Langkah ini menunjukkan komitmen Lenovo dalam mendukung gaya hidup gamer mobile yang dinamis. Sebelumnya, Lenovo juga telah merilis HP Gaming Legion Y90 dan Tablet Gaming Legion Y700, memperkuat posisinya di ekosistem gaming.

Kehadiran Legion Tab ini mempertegas ambisi Lenovo dalam menggarap segmen gaming yang semakin mengglobal. Dengan spesifikasi premium, fitur pendingin canggih, dan paket perlindungan yang komprehensif, tablet ini bukan sekadar perangkat tambahan, melainkan senjata baru untuk para gamer ambisius. Apakah Anda siap meningkatkan pengalaman gaming mobile ke level yang lebih tinggi? Persaingan di pasar tablet gaming, termasuk dengan calon pesaing seperti Legion Pad yang sempat ramai dibicarakan, kini semakin menarik untuk diikuti.

Uji Jatuh iPhone 17 Pro Max vs Galaxy S25 Ultra: Aluminium vs Titanium

0

Telset.id – Material bodi selalu menjadi perdebatan sengit setiap kali ponsel flagship baru diluncurkan. Tahun ini, sorotan utama tertuju pada keputusan Apple yang kembali menggunakan aluminium untuk iPhone 17 Pro Max, sementara Samsung bertahan dengan titanium pada Galaxy S25 Ultra. Manakah yang lebih tangguh? Sebuah uji jatuh terkini memberikan jawaban yang mengejutkan.

Channel YouTube PhoneBuff mempertarungkan kedua raksasa ini dalam uji ketahanan side-by-side. Menggunakan rig jatuh robotik untuk memastikan konsistensi, kedua ponsel dijatuhkan dari ketinggian 1 meter dan 1,5 meter ke permukaan kasar menyerupai trotoar. Hasilnya bukan sekadar soal retak atau tidak, tetapi bagaimana karakteristik material masing-masing merespons tekanan.

Pada tes jatuh pertama—jatuh di bagian belakang—kedua perangkat menunjukkan kerusakan, namun dengan pola yang berbeda. Bingkai titanium kaku pada S25 Ultra justru menyalurkan guncangan ke seluruh panel kaca belakang, mengakibatkan pecahan yang menyebar luas dan bahkan merembet ke area sekitar kamera. Sebaliknya, bingkai aluminium yang lebih lunak pada iPhone 17 Pro Max menyerap sebagian dampak, membatasi retakan terutama pada bagian kaca yang lebih kecil dan—yang penting—membiarkan modul kameranya utuh. Ini mengingatkan kita pada ketangguhan yang ditunjukkan seri iPhone sebelumnya dalam uji bending ekstrem.

Namun, cerita berubah ketika kedua ponsel dijatuhkan pada sudutnya. Titanium Galaxy S25 Ultra menunjukkan ketangguhannya dengan hanya meninggalkan goresan ringan. Sementara itu, iPhone 17 Pro Max mengalami penyok yang lebih terlihat—bukti nyata dari sifat aluminium yang lebih lunak. Di sini, kekuatan titanium pada titik tekanan benar-benar berbicara.

Lalu, bagaimana dengan jatuh menghadap ke bawah? Kedua layar memang pecah, meskipun Apple’s Ceramic Shield pada iPhone menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan model sebelumnya. Ketika ketinggian dinaikkan menjadi 1,5 meter, kerusakan menjadi lebih parah. Kaca belakang dan pelindung lensa kamera S25 Ultra hampir hancur total. iPhone mendapatkan retakan tambahan, tetapi berhasil menjaga lensa kameranya tetap utuh secara eksternal. Namun, ada catatan penting: meski lensa terlihat baik-baik saja, kamera utama iPhone kehilangan kemampuan fokus setelah benturan. Ini sejalan dengan peringatan Apple sebelumnya tentang getaran—seperti dari mesin motor bertenaga tinggi—yang dapat mempengaruhi kamera iPhone. Di sisi lain, Samsung terus berbenah dengan pembaruan perangkat lunak, seperti yang terlihat dari perbaikan bug pada Galaxy S25 Ultra melalui One UI 8 Beta 5.

PhoneBuff akhirnya memberikan skor sedikit lebih tinggi untuk Samsung secara keseluruhan, tetapi menyebut hasilnya hampir seri. Kesimpulannya jelas: aluminium menyerap dampak lebih baik secara merata di berbagai permukaan, sementara titanium lebih tangguh pada titik-titik tekanan tertentu. Ini adalah trade-off klasik antara kemampuan menyerap energi dan kekuatan tekan. Pelajaran yang bisa diambil dari sejarah kejayaan Nokia di industri ponsel adalah bahwa ketangguhan fisik pernah menjadi nilai jual utama. Kini, dengan harga yang semakin melambung, pesannya jelas: tidak ada ponsel yang benar-benar kebal terhadap jatuh, dan casing yang baik tetap menjadi asuransi terbaik yang bisa Anda miliki.

Redmi Pad 2 Pro Resmi Global, Baterai Raksasa dan Performa Tangguh!

0

Bayangkan sebuah tablet yang mampu menemani Anda seharian penuh, dari rapat pagi hingga sesi streaming malam, tanpa sekalipun membuat Anda cemas mencari colokan. Itulah janji yang dibawa oleh generasi terbaru dari lini tablet Redmi. Setelah sukses dengan pendahulunya, Xiaomi kini secara resmi meluncurkan Redmi Pad 2 Pro ke pasar global, bersamaan dengan seri Xiaomi Pad Mini dan 15T. Bukan sekadar upgrade biasa, tablet ini datang dengan paket lengkap: layar lebih besar, performa yang ditingkatkan, dan yang paling mencolok, daya tahan baterai yang benar-benar mengesankan.

Di pasar yang semakin padat, kehadiran Redmi Pad 2 Pro seperti angin segar. Ia tidak hanya menawarkan spesifikasi di atas kertas, tetapi juga solusi nyata untuk kebutuhan produktivitas dan hiburan modern. Dengan integrasi HyperOS 2, Xiaomi semakin memperkuat ekosistem perangkatnya, menawarkan pengalaman yang lebih terhubung dan mulus. Lantas, apa saja yang membuat tablet ini layak diperhitungkan?

Mari kita selami lebih dalam setiap aspek dari Redmi Pad 2 Pro, dari layar yang memukau hingga jantung performanya, serta bagaimana semua ini diterjemahkan ke dalam harga yang kompetitif. Artikel ini akan mengupas tuntas segala hal tentang tablet terbaru Xiaomi ini.

Layar Immersive 12.1 Inci: Jernih dan Lancar Tanpa Batas

Pertama-tama, mari kita bicara tentang jendela ke dunia digital Anda. Redmi Pad 2 Pro mengusung layar LCD berukuran 12.1 inci dengan resolusi 2.5K (2560 x 1600 piksel). Kualitas visual yang ditawarkan sangat detail dan tajam, cocok untuk segala aktivitas, mulai dari mengedit dokumen hingga menonton film. Dengan dukungan refresh rate adaptif hingga 120Hz, setiap gesekan dan scroll terasa sangat halus dan responsif, didukung lagi oleh touch sampling rate 360Hz untuk interaksi yang lebih presisi.

Kecerahan hingga 600 nits dalam mode high brightness memastikan visibilitas tetap optimal bahkan di bawah sinar matahari langsung. Fitur Dolby Vision menghadirkan warna yang lebih hidup dan kontras yang dinamis, sementara DC dimming mengurangi kelelahan mata untuk penggunaan dalam waktu lama. Yang menarik, Xiaomi juga menghadirkan pilihan versi Matte Glass dengan teknologi AG nano-texturing. Lapisan ini mampu mengurangi pantulan cahaya hingga 97%, sehingga Anda bisa lebih fokus pada konten tanpa gangguan silau. Ini adalah solusi cerdas untuk pengguna yang sering bekerja di berbagai kondisi pencahayaan.

Redmi Pad 2 Pro

Ditenagai Snapdragon 7s Gen 4: Performa untuk Segala Tugas

Di balik bodinya yang ramping, Redmi Pad 2 Pro ditenagai oleh chipset Snapdragon 7s Gen 4. Prosesor ini, yang mengusung core Cortex-A720 dan Cortex-A520, diklaim memberikan peningkatan performa dan efisiensi energi yang signifikan. Dikombinasikan dengan GPU Adreno 810, tablet ini siap menangani multitasking berat, gaming casual, dan aplikasi produktivitas tanpa lag.

Xiaomi menawarkan dua varian memori: 6GB RAM + 128GB penyimpanan dan 8GB RAM + 256GB penyimpanan, keduanya menggunakan teknologi LPDDR4X dan UFS 2.2. Bagi Anda yang membutuhkan ruang lebih, kabar baiknya tablet ini mendukung ekspansi microSD hingga 2TB. Dari sisi perangkat lunak, Redmi Pad 2 Pro langsung menjalankan Android 15 dengan antarmuka HyperOS 2 milik Xiaomi. Inilah yang menjadi nilai tambah utama. HyperOS 2 memungkinkan konektivitas yang mulus dengan perangkat Xiaomi lainnya. Anda dapat berbagi clipboard, mengontrol ponsel langsung dari tablet, menyinkronkan panggilan, dan beralih hotspot secara instan. Pengalaman ekosistem yang terintegrasi ini mirip dengan yang diusung perangkat flagship Xiaomi lainnya, seperti yang sempat dibocorkan dalam rumor Xiaomi Pad 8.

Baterai 12.000mAh: Daya Tahan yang Benar-Benar “Lupakan Charger”

Ini mungkin fitur yang paling banyak dinanti. Redmi Pad 2 Pro dibekali baterai berkapasitas sangat besar, 12.000mAh. Angka ini diterjemahkan ke dalam daya tahan yang impresif: hingga 14.2 jam pemutaran video, 16 jam membaca, dan lebih dari 105 jam streaming musik. Untuk pengisian daya, tablet ini mendukung fast charging 33W via USB-C. Yang lebih unik lagi, terdapat fitur reverse charging wired hingga 27W, yang memungkinkan Anda menggunakan tablet sebagai power bank darurat untuk mengisi ulang smartphone atau perangkat kecil seperti earbuds atau perangkat Redmi lainnya. Fitur ini sangat praktis bagi mereka yang selalu mobile.

Kelengkapan Lain dan Opsi 5G

Untuk urusan multimedia, Redmi Pad 2 Pro dilengkapi dengan empat speaker yang mendukung Dolby Atmos, menjanjikan pengalaman audio yang imersif. Di segi kamera, model Wi-Fi memiliki kamera depan dan belakang masing-masing 8MP, sementara varian 5G meningkatkan kamera belakang menjadi 13MP. Keduanya mendukung perekaman video 1080p pada 30fps, cukup untuk panggilan video yang jelas dan memotret casual.

Konektivitasnya lengkap dengan Wi-Fi 6, Bluetooth 5.4, dan yang menarik, opsi dukungan 5G via eSIM untuk varian tertentu. Tablet ini memiliki bodi logam unibody dengan ketebalan hanya 7.5mm dan berat 610 gram, tersedia dalam pilihan warna Graphite Grey, Silver, dan Lavender Purple. Xiaomi juga menjual keyboard dan stylus secara terpisah, menjadikannya pasangan yang solid untuk produktivitas. Pendekatan dengan aksesori terpisah ini juga terlihat pada tren perangkat seperti beberapa bocoran flagship lainnya.

Harga dan Ketersediaan yang Kompetitif

Xiaomi menawarkan Redmi Pad 2 Pro dengan harga yang cukup menarik. Varian Wi-Fi 6GB + 128GB dibanderol €299.99, sedangkan 8GB + 256GB seharga €349.99. Untuk edisi khusus Matte Glass dengan konfigurasi 8GB + 256GB, harganya €379.99. Sementara itu, model 5G dengan 6GB + 128GB juga dihargai €379.99. Keyboard khusus untuk tablet ini dijual terpisah seharga €99.99. Saat ini, tablet telah bisa dipesan di beberapa negara Eropa dan Uni Emirat Arab. Kehadirannya di pasar global ini semakin mengukuhkan posisi Xiaomi dalam persaingan tablet menengah, melanjutkan kesuksesan debut global pendahulunya.

Dengan kombinasi layar besar, performa tangguh, baterai raksasa, dan integrasi ekosistem yang mulus, Redmi Pad 2 Pro hadir sebagai penantang serius di segmen tablet. Ia tidak hanya menjawab kebutuhan akan perangkat sekunder, tetapi juga berpotensi menjadi alat utama untuk kerja dan hiburan. Tertarik untuk menjadikannya teman setia Anda sehari-hari?

Poco F8 Bakal Pakai Snapdragon 8 Elite Gen 5, Bukan Sekadar Rebrand?

0

Telset.id – Dunia smartphone flagship 2026 baru saja mendapat penanda penting. Qualcomm secara resmi meluncurkan Snapdragon 8 Elite Gen 5, jantung teknologi yang akan menghidupi ponsel-ponsel Android terdepan tahun depan. Gelombang pertama? Xiaomi 17 series yang meluncur hari ini di China. Namun, kejutan datang dari anak perusahaannya, Poco, yang dengan berani mengonfirmasi bahwa flagship berikutnya juga akan ditenagai chipset teranyar ini. Sebuah langkah yang menimbulkan pertanyaan besar: apakah Poco sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih dari sekadar rebrand biasa?

Konfirmasi ini datang langsung melalui sebuah postingan resmi Poco. Mereka menyebut “flagship smartphone generasi berikutnya” akan membawa Snapdragon 8 Elite Gen 5. Meski nama resmi perangkat masih disimpan rapat-rapat, semua indikasi mengarah pada seri Poco F8. Ini adalah pengumuman yang signifikan. Biasanya, Poco dikenal dengan strategi rebranding dari produk Redmi yang sudah ada. Tapi, dengan mengadopsi chipset flagship terbaru bahkan sebelum banyak pesaing, Poco seolah ingin mengatakan bahwa mereka serius bermain di liga yang sama. Apakah ini akhir dari era Poco sebagai sekadar “flagship killer” dan awal sebagai penantang sejati?

Mari kita telusuri lebih dalam. Poco F7 Ultra sebelumnya membawa pendahulu Snapdragon 8 Elite Gen 5. Jika mengikuti logika itu, chipset baru ini seharusnya debut di Poco F8 Ultra. Namun, kabut teka-teki masih menyelimuti. Di sisi lain, ada spekulasi kuat bahwa Poco F8 Pro akan menjadi hasil rebrand dari Redmi K90. Lalu, di mana posisi Snapdragon 8 Elite Gen 5 ini? Inilah yang membuat analisis menjadi menarik.

Poco F8 Ultra vs Pro: Dua Jalur Strategi?

Jika Poco F8 Pro benar-benar adalah Redmi K90 yang disulap, maka spesifikasinya sudah mulai terkuak. Perangkat ini dikabarkan akan memiliki panel OLED LTPS RGB datar berukuran 6,59 inci dengan resolusi 2K dan refresh rate 120Hz. Untuk keamanan, sensor sidik jari ultrasonik di bawah layar akan disematkan. Yang menarik, untuk performa, Redmi K90—dan karenanya Poco F8 Pro—dikabarkan justru akan menggunakan Snapdragon 8 Gen 5, yang bahkan belum diluncurkan Qualcomm. Ini menciptakan skenario yang membingungkan: mana yang akan membawa Snapdragon 8 Elite Gen 5? F8 Ultra atau malah varian lain?

Perbedaan chipset ini bukanlah hal sepele. Snapdragon 8 Elite Gen 5 diposisikan sebagai prosesor paling premium, sementara Snapdragon 8 Gen 5 kemungkinan berada di tingkat di bawahnya. Pilihan ini akan sangat menentukan positioning Poco di pasar. Apakah mereka akan memiliki dua flagship dengan segmentasi yang jelas? Atau jangan-jangan, konfirmasi Poco tentang “flagship smartphone” mengacu pada sebuah perangkat ketiga yang benar-benar baru? Pertanyaan ini masih menggantung, menunggu kejelasan dari pengumuman resmi.

Selain chipset, daya tahan baterai menjadi sorotan lain. Poco F8 Pro (atau Redmi K90) dikabarkan akan membawa baterai berkapasitas sangat besar, 7.100mAh, dengan dukungan pengisian cepat 100W. Bayangkan, dengan kapasitas sebesar itu, Anda bisa menjelajahi dunia digital seharian penuh tanpa rasa cemas. Ditambah fitur seperti dual stereo speakers, rangka mid-frame logam premium, dan motor haptik linear sumbu-x, spesifikasi yang terkuak ini menggambarkan sebuah perangkat yang sangat kompetitif. Jika ini yang akhirnya menjadi Poco F8, warisan “flagship killer” tampaknya akan diteruskan dengan sangat gagah.

Namun, yang patut dicermati adalah waktu. Qualcomm baru saja meluncurkan Snapdragon 8 Elite Gen 5, dan Poco sudah mengonfirmasi penggunaannya. Ini menunjukkan kedekatan yang erat antara Poco/Xiaomi dengan Qualcomm, yang bisa berarti akses prioritas terhadap teknologi terbaru. Dalam persaingan yang ketat, keunggulan waktu seperti ini bisa menjadi senjata pamungkas. Apakah kecepatan ini juga mencerminkan perubahan filosofi Poco dari sekadar pengikut tren menjadi pencipta tren?

Menunggu Pengumuman Resmi: Harapan dan Realita

Pada akhirnya, semua spekulasi dan bocoran ini harus kita sandingkan dengan realita yang akan diumumkan Poco secara resmi. Konfirmasi penggunaan Snapdragon 8 Elite Gen 5 adalah kabar gembira bagi para penggemar brand yang selalu haus akan performa tertinggi. Namun, pertanyaan tentang model mana yang akan membawanya, serta bagaimana strategi Poco menghadapi pasar yang semakin padat, masih menjadi misteri. Satu hal yang pasti, persaingan smartphone flagship 2026 akan semakin panas, dan Poco tampaknya tidak ingin hanya menjadi penonton. Mereka datang dengan senjata baru yang powerful.

Bagi Anda yang setia mengikuti perkembangan Poco, ini adalah momen yang menegangkan. Akankah Poco F8 menjadi penerus yang layak untuk seri F7 yang sudah memiliki trik canggih seperti Smart Frame Rate? Atau jangan-jangan, kita harus bersiap untuk kejutan lain? Sambil menunggu pengumuman resmi, ada baiknya juga untuk mengecek daftar smartphone Xiaomi yang telah berhenti mendapatkan update, sebagai bahan pertimbangan sebelum beralih ke generasi terbaru. Satu hal yang pasti, dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 di dalamnya, Poco F8 layak untuk ditunggu.

realme 15 Series 5G: AI Night Out Phone Siap Guncang Indonesia 8 Oktober

0

Telset.id – Bayangkan Anda sedang berkumpul dengan teman-teman di sebuah night market yang ramai. Suasana hati sedang tinggi, tawa terdengar di mana-mana, dan momen kebersamaan itu begitu berharga untuk diabadikan. Tapi, cahaya redup seringkali menjadi musuh terbesar foto yang bagus. Nah, bagaimana jika smartphone di saku Anda tidak hanya mengatasi masalah itu, tetapi juga membawa revolusi baru dalam cara kita memotret dan mengedit? Inilah yang diusung oleh realme dengan peluncuran realme 15 Series 5G di Indonesia pada 8 Oktober 2025 mendatang. Dijuluki sebagai “AI Night Out Phone”, seri terbaru ini bukan sekadar upgrade biasa, melainkan sebuah pernyataan tentang masa depan fotografi seluler yang dipadukan dengan gaya hidup anak muda urban.

realme, brand yang konsisten menyasar generasi muda, kembali menunjukkan taringnya dengan menghadirkan inovasi yang benar-benar menjawab kebutuhan spesifik. Konsep “night out” bukanlah hal asing. Setelah seharian disibukkan oleh pekerjaan atau kuliah, malam hari adalah saatnya melepas penat dan terhubung kembali dengan lingkaran sosial. realme 15 Series 5G hadir untuk memastikan setiap momen penting dalam aktivitas malam hari itu dapat terekam dengan sempurna. Yang menarik, realme tidak hanya mengandalkan hardware mumpuni, tetapi juga menanamkan kecerdasan buatan (AI) yang diklaim sebagai yang pertama di industri.

Lantas, apa saja yang membuat seri ini begitu spesial hingga pantas disebut sebagai pionir? Mari kita selami lebih dalam.

Revolusi Fotografi Malam Hari dengan Kecerdasan Buatan

Jantung dari realme 15 Series 5G terletak pada fitur-fitur AI-nya. Krisva Angnieszca, Public Relations Lead realme Indonesia, menegaskan bahwa smartphone ini dirancang untuk menjadi bagian tak terpisahkan dari momen “night out” anak muda. Bukan sekadar jargon pemasaran, realme menghadirkan setidaknya tiga fitur AI unggulan yang siap mengubah pengalaman memotret.

Pertama, ada AI Edit Genie. Fitur ini terdengar seperti sesuatu dari film fiksi ilmiah. Bayangkan Anda baru saja mengambil foto bersama teman. Alih-alih membuka aplikasi edit dan menghabiskan waktu lama, Anda cukup berbicara kepada ponsel. Perintah seperti “buat background lebih blur” atau “tingkatkan kecerahan wajah” dapat langsung dieksekusi oleh AI. Konsep “Say It, Edit It” ini tidak hanya menghemat waktu tetapi juga membuat proses editing menjadi lebih mudah dan intuitif, bahkan untuk mereka yang bukan ahli editing. Menariknya, fitur ini mendukung hingga 20 bahasa, menunjukkan komitmen realme pada pasar global. Untuk memahami lebih dalam bagaimana AI Edit Genie mengubah fotografi dengan perintah suara, Anda bisa menyimak analisis khusus dari Telset.id.

Kedua, untuk menambah keseruan, realme menyematkan AI Party Mode. Fitur ini secara otomatis menambahkan efek visual seperti Starburst dan Heart pada foto, memberikan sentuhan magis dan festive yang cocok untuk suasana pesta atau kumpul-kumpul. Ketiga, AI MagicGlow 2.0 adalah penyempurnaan dari generasi sebelumnya. Dengan dukungan dua flash light tambahan, fitur ini memastikan foto portrait, baik solo maupun grup, tetap terang dan jelas bahkan dalam kondisi pencahayaan minim. Setiap detail wajah dan ekspresi dapat tertangkap dengan baik, membuat kenangan malam hari bersama teman, keluarga, atau pasangan menjadi lebih berarti.

Di sisi hardware, realme 15 Pro 5G dilengkapi dengan konfigurasi kamera yang solid: All 50MP camera dan kemampuan merekam video All 4K60FPS. Kombinasi ini memastikan bahwa baik foto maupun video yang dihasilkan memiliki kejernihan dan detail yang maksimal, dari kamera utama, ultra-wide, hingga kamera depan.

Baterai Raksasa 7000mAh dalam Bodi yang Ramping

Sebuah smartphone untuk aktivitas “night out” tentu harus memiliki daya tahan baterai yang luar biasa. Di sinilah realme 15 Series 5G kembali mencuri perhatian. realme menghadirkan baterai berkapasitas 7000mAh, yang mereka sebut sebagai Titan Battery. Yang membuatnya luar biasa adalah, baterai berkapasitas raksasa ini dibalut dalam bodi yang sangat tipis.

realme 15 5G, misalnya, memiliki ketebalan hanya 7,66mm. Ini adalah sebuah pencapaian engineering yang signifikan, karena berhasil mematahkan stereotip bahwa smartphone dengan baterai besar pasti akan tebal dan berat. realme membuktikan bahwa Anda tidak perlu mengorbankan estetika dan kenyamanan untuk mendapatkan daya tahan baterai seharian penuh, bahkan lebih. Desainnya yang modern, ringan, dan stylish juga menjadikannya tidak hanya sebagai alat teknologi, tetapi juga sebagai fashion statement yang mencerminkan kepribadian penggunanya. Inovasi baterai besar ini sejalan dengan yang pernah dihadirkan realme pada seri P4 Pro 5G yang juga berfokus pada ketahanan.

HypeSpace Market: Kolaborasi Eksklusif dengan Cosmopolitan

Peluncuran realme 15 Series 5G tidak akan lengkap tanpa sebuah experience yang memorable. realme berkolaborasi secara eksklusif dengan Cosmopolitan untuk menghadirkan “HypeSpace Market”, sebuah night market konseptual yang akan digelar di Chillax Sudirman, Jakarta, pada 8-12 Oktober 2025.

Content image for article: realme 15 Series 5G: AI Night Out Phone Siap Guncang Indonesia 8 Oktober

Konsep ini lahir dari observasi mendalam terhadap perilaku anak muda urban. HypeSpace Market dirancang sebagai wadah bagi mereka untuk berkumpul dan “Live for Real” setelah seharian beraktivitas. Di sini, pengunjung dapat mengalami langsung kemampuan AI Night Out Phone dari realme 15 Series 5G melalui berbagai instalasi yang memadukan teknologi dan lifestyle. Kolaborasi ini semakin mempertegas posisi realme sebagai brand yang benar-benar memahami dan dekat dengan dunia anak muda Indonesia. Kesuksesan realme di Indonesia adalah bagian dari cerita besarnya, seperti yang tercermin dari pencapaian 300 juta pengguna global.

Jadi, tandai kalender Anda. Peluncuran resmi realme 15 Series 5G akan disiarkan secara live streaming di YouTube resmi realme Indonesia pada Rabu, 8 Oktober 2025 pukul 16.00 WIB. Apakah realme 15 Series 5G akan menjadi game changer di pasar smartphone Indonesia? Jawabannya akan segera terungkap. Satu hal yang pasti, dengan membawa gelar “AI Night Out Phone”, realme tidak hanya menjual produk, tetapi juga sebuah pengalaman dan gaya hidup baru bagi generasi muda.

Content image for article: realme 15 Series 5G: AI Night Out Phone Siap Guncang Indonesia 8 Oktober

Qualcomm Umumkan Snapdragon 8 Elite Gen 5: Loncatan Besar untuk Android 2025

0

Telset.id – Pertarungan chipset flagship tahun 2025 resmi dimulai. Qualcomm baru saja mengungkap kartu trufnya, Snapdragon 8 Elite Gen 5, dalam gelaran puncak tahunannya, Snapdragon Summit di Maui, Hawaii. Chipset ini bukan sekadar pembaruan biasa, melainkan sebuah lompatan signifikan yang menargetkan takhta performa tertinggi, bahkan berani berhadapan langsung dengan raksasa seperti Apple. Apakah ambisi Qualcomm kali ini akan terwujud?

Setelah melalui fase bocoran dan spekulasi yang cukup intens, akhirnya semua spesifikasi resmi terkuak. Snapdragon 8 Elite Gen 5 hadir dengan janji peningkatan drastis di tiga pilar utama: CPU, GPU, dan yang paling krusial, kecerdasan buatan (AI). Ini adalah jawaban Qualcomm terhadap tuntutan pasar yang menginginkan perangkat yang tidak hanya cepat, tetapi juga cerdas dan efisien. Lantas, apa saja yang berubah dibandingkan pendahulunya yang menghidupi Galaxy S25 Ultra dan OnePlus 13?

Oryon Generasi Ketiga: Jantung yang Berdetak Lebih Kencang dan Cerdas

Di inti Snapdragon 8 Elite Gen 5 terdapat CPU Oryon generasi ketiga Qualcomm. Yang menarik perhatian adalah core performa utamanya (prime core) yang ditingkatkan hingga kecepatan clock 4.6GHz. Klaim Qualcomm cukup menggugah: peningkatan performa sebesar 20% dan yang lebih penting, efisiensi yang jauh lebih baik hingga 35%. Dalam dunia di mana daya tahan baterai seringkali dikorbankan untuk performa, klaim efisiensi ini seperti angin segar.

Klaim tersebut bukanlah omong kosong. Hasil benchmark awal dari perangkat seperti Xiaomi 17 standar sudah beredar, menunjukkan angka yang mencengangkan. Skor Geekbench mencapai 3.705 untuk single-core dan 11.228 untuk multi-core. Angka ini tidak hanya melampaui chipset Android sebelumnya, tetapi juga mulai menyentuh wilayah yang selama ini dikuasai Apple. Performa single-core-nya disebut-sebut setara dengan A19 Pro Apple, sementara di sisi multi-core, Snapdragon 8 Elite Gen 5 bahkan sedikit unggul. Sebuah pertanda baik bagi persaingan ketat chipset flagship 2025.

Adreno dan Hexagon NPU: Grafis Memukau, AI yang Semakin Manusiawi

Bagi para gamer, kabar gembira datang dari sisi grafis. GPU Adreno pada chipset baru ini mengalami lompatan performa sebesar 23%. Qualcomm juga mengoptimalkannya untuk gaming dengan ray tracing yang lebih mulus, berkat peningkatan kecepatan clock. Bayangkan pengalaman gaming mobile dengan detail cahaya dan bayangan yang nyaris sempurna—impian itu semakin dekat menjadi kenyataan.

Namun, peningkatan paling strategis mungkin justru ada di unit neural processing (NPU) Hexagon. Qualcomm menjanjikan peningkatan throughput sebesar 37% untuk tugas-tugas AI on-device. Apa artinya bagi Anda? Tugas seperti pengeditan foto generatif, terjemahan real-time yang lebih akurat, dan asisten virtual yang lebih responsif akan berjalan lebih lancar dan tanpa harus selalu mengandalkan koneksi cloud. AI bukan lagi fitur tambahan, melainkan fondasi baru dari pengalaman menggunakan smartphone.

Dukungan kamera juga tak ketinggalan ditingkatkan melalui Spectra ISP yang disempurnakan. Namun, yang benar-benar membedakan adalah dukungan untuk kodek Advanced Professional Video (APV). Snapdragon 8 Elite Gen 5 menjadi platform mobile pertama yang mendukungnya, memungkinkan perekaman video 8K yang hampir tanpa kehilangan kualitas (near-lossless). Ini adalah sinyal kuat bagi para kreator konten bahwa smartphone semakin layak menjadi alat produksi profesional.

Jaringan Lebih Cepat, Dukungan Vendor yang Luas

Di era konektivitas, modem 5G terbaru Qualcomm, X85, menjadi tulang punggungnya. Modem ini menawarkan dukungan lengkap untuk kedua spektrum 5G, yaitu sub-6GHz dan mmWave, memastikan kecepatan dan stabilitas koneksi di berbagai kondisi. Dukungan vendor untuk chipset ini juga sangat luas, mencerminkan kepercayaan industri terhadap Qualcomm. Lebih dari selusin brand ternama sudah mengantri, termasuk Samsung, Xiaomi, OnePlus, Vivo, Oppo, Realme, hingga ASUS ROG.

Xiaomi 17 series akan menjadi yang pertama membawa Snapdragon 8 Elite Gen 5 ke tangan konsumen, diikuti oleh model-model seperti iQOO 15 dan OnePlus 15. Dengan jajaran vendor sekelas ini, persaingan pasar flagship Android tahun depan dipastikan akan sangat panas. Strategi portfolio chipset Qualcomm tampaknya mulai menunjukkan hasilnya.

Dengan peluncuran Snapdragon 8 Elite Gen 5, Qualcomm tidak sekadar merilis produk baru. Mereka menyampaikan pernyataan yang jelas: mereka serius untuk tidak hanya mengejar, tetapi mungkin bahkan melampaui Apple Silicon terbaru. Targetnya bukan hanya angka benchmark yang tinggi, tetapi performa berkelanjutan di dunia nyata yang benar-benar dirasakan pengguna. Apakah ini akhir dari dominasi Apple di puncak performa? Tahun 2025 akan menjawabnya. Satu hal yang pasti, konsumenlah yang akan menang dengan adanya persaingan ketat ini.

Xiaomi 15T Series Resmi Meluncur, Bawa Inovasi Kamera Leica dan Komunikasi Offline

0

Telset.id – Xiaomi baru saja menggebrak pasar global dengan meluncurkan lini flagship terbarunya, Xiaomi 15T Series, dalam sebuah acara spektakuler di Munich, Jerman. Peluncuran ini tidak hanya menandai komitmen Xiaomi terhadap inovasi teknologi tinggi tetapi juga menjadi penanda era baru untuk smartphone semi-flagship yang menggabungkan kemampuan fotografi profesional dengan konektivitas yang tak terduga. Bagaimana seri terbaru ini bisa menjadi game changer di tengah persaingan ketat perangkat mobile?

Seri yang terdiri dari Xiaomi 15T dan Xiaomi 15T Pro ini akan segera menyapa pengguna Indonesia pada 30 September 2025. Menurut Andi Renreng, Marketing Director Xiaomi Indonesia, kehadiran seri ini merupakan momentum penting untuk menghadirkan pengalaman ‘Masterpiece Far Closer’ yang lebih dekat dengan kebutuhan pengguna lokal. Ini adalah kelanjutan dari kesuksesan Xiaomi 14T Series yang sebelumnya mendapat sambutan hangat.

Kolaborasi Leica yang Makin Matang

Xiaomi kembali memperdalam kolaborasinya dengan Leica untuk menghadirkan sistem kamera triple camera pada Xiaomi 15T Series. Yang membedakan, Xiaomi 15T Pro dilengkapi dengan kamera Leica 5x Pro telephoto, sebuah fitur yang pertama kali hadir di seri T. Inovasi ini memungkinkan pengguna menikmati 5x optical zoom, 10x optical-level zoom, hingga 20x Ultra Zoom—fleksibilitas yang jarang ditemui di segmen semi-flagship.

Content image for article: Xiaomi 15T Series Resmi Meluncur, Bawa Inovasi Kamera Leica dan Komunikasi Offline

Kamera utama 50MP pada kedua model dibekali lensa optik Leica Summilux dengan aperture ƒ/1.7 untuk versi reguler dan ƒ/1.62 untuk versi Pro. Hasilnya? Detail yang tajam dan warna yang hidup bahkan dalam kondisi low-light. Xiaomi 15T Pro melangkah lebih jauh dengan sensor gambar Light Fusion 900 yang memiliki dynamic range 13,5 EV, menjanjikan kejernihan dan akurasi warna yang luar biasa.

Fleksibilitas komposisi juga menjadi perhatian. Xiaomi 15T Pro menawarkan focal length dari 15mm hingga 230mm, sementara Xiaomi 15T dari 15mm hingga 92mm. Bagi Anda yang sering berburu foto landscape atau detail objek, rentang focal length ini memberikan kebebasan kreatif yang hampir tak terbatas.

Videografi Tingkat Profesional dan Inovasi Komunikasi Offline

Bukan hanya fotografi, Xiaomi 15T Series juga membawa kemampuan videografi yang impressive. Kedua model mendukung perekaman hingga 4K 60fps HDR10+ di semua focal length. Namun, Xiaomi 15T Pro unggul dengan dukungan 4K 120fps pada kamera utama—fitur yang biasanya ditemukan pada perangkat cinematography profesional.

Yang paling mengejutkan adalah debut global Xiaomi Offline Communication. Fitur yang termasuk dalam Xiaomi Astral Communication ini memungkinkan komunikasi suara langsung antar perangkat Xiaomi 15T Series tanpa bergantung pada jaringan seluler atau Wi-Fi. Bayangkan, Anda bisa berkomunikasi dengan jangkauan hingga 1,9 km untuk 15T Pro dan 1,3 km untuk 15T di area terbuka. Untuk para adventurer dan penggila outdoor, fitur ini bisa menjadi penyelamat di situasi darurat.

Fitur komunikasi offline ini akan tersedia via update OTA mulai 24 September 2025. Meski demikian, perlu diingat bahwa fitur ini tidak dirancang untuk komunikasi darurat atau penyelamatan jiwa, dan kualitas panggilan dapat bervariasi tergantung kondisi lingkungan.

HyperOS 3 dan Performa yang Tak Tertandingi

Xiaomi 15T Series menjadi perangkat pertama yang menjalankan Xiaomi HyperOS 3. Sistem operasi terbaru ini menjanjikan proses multitasking yang lebih lancar, peluncuran aplikasi lebih cepat, dan desain antarmuka yang benar-benar baru. Dukungan Xiaomi HyperAI membuat interaksi pengguna terasa lebih natural dan mulus.

Dari sisi performa, Xiaomi 15T Pro ditenagai chipset MediaTek Dimensity 9400+ (3nm), sementara Xiaomi 15T menggunakan MediaTek Dimensity 8400-Ultra. Kombinasi chipset flagship ini dengan layar 6,83 inci yang memiliki refresh rate hingga 144Hz (pada Pro) dan 120Hz (pada reguler) menciptakan pengalaman gaming dan multimedia yang immersive. Seperti halnya Xiaomi Pad Mini yang disebut-sebut akan mengguncang pasar tablet, seri 15T ini juga berpotensi mengubah lanskap smartphone mid-range.

Daya tahan juga tidak main-main. Kedua perangkat dibekali baterai 5500mAh dengan dukungan pengisian cepat 90W wired HyperCharge dan 50W wireless HyperCharge untuk versi Pro, serta 67W HyperCharge untuk versi reguler. Perlindungan layar Corning Gorilla Glass 7i yang diklaim dua kali lebih tahan gores dan sertifikasi IP68 melengkapi paket durability yang solid.

Dengan frame aluminium dan pilihan warna yang elegan—Black, Gray, dan Mocha Gold untuk 15T Pro serta Black, Gray, dan Rose Gold untuk 15T—Xiaomi berhasil menciptakan perangkat yang tidak hanya powerful tetapi juga stylish. Inovasi desain ini sejalan dengan tren yang akan dihadirkan Xiaomi 17 Series yang sudah mulai dibocorkan.

Kehadiran Xiaomi 15T Series di Indonesia pada akhir September nanti akan menjadi tes penting bagi Xiaomi. Apakah kombinasi antara kamera Leica yang mumpuni, fitur komunikasi offline yang revolusioner, dan performa flagship ini mampu mempertahankan bahkan meningkatkan popularitas seri T di pasar Indonesia? Jawabannya akan menentukan apakah Xiaomi bisa konsisten menghadirkan “masterpiece” yang benar-benar dekat dengan kebutuhan pengguna sehari-hari.