Beranda blog Halaman 2561

Merasa Tertipu Promosi Apple Watch, Konsumen Gugat Apple

0

Telset.id, Jakarta – Seorang pemilik Apple Watch melayangkan gugatan kepada Apple. Ia merasa dibohongi oleh promosi pemasaran Apple, yang dianggapnya tidak sesuai dengan kenyataan.

Pengguna  tersebut menempuh jalur hukum setelah merasa dirugikan dengan kualitas layar Apple Watch. Layar Apple Watch miliknya tergores, tak seperti janji Apple dalam iklan yang dipromosikan.

Dean Lubaki, nama sang penggugat, menyatakan bahwa saat melakukan promosi pemasaran, Apple meyakinkan kepada publik bahwa layar Apple Watch tahan gores.

Menurut Lubaki, speerti dilaporkan Ubergizmo, layar Apple Watch miliknya rentan terhadap goresan. Ia menyebut Apple Watch merupakan jam tangan cacat desain.

Lubaki berusaha meminta penggantian Apple Watch miliknya yang rusak ke Apple Store. Akan tetapi, permintaannya ditolak meski ia telah membeli Apple Care.

Berang, ia lantas memilih menempuh jalur hukum dengan menggugat Apple. Ia meminta pengembalian uang pembelian Apple Watch Edition dan Apple Care.

Lubaki juga menuntut kompensasi atau ganti rugi karena telah mengalami stres gara-gara persoalan itu. Ia juga menuntut ganti rugi waktu yang terbuang.

Baca juga: Apple Watch Selamatkan Penggunanya dari Serangan Jantung

Apple mencoba melunak dengan menawarinya aksesoris gratis. Namun, Lubaki kadung marah. Pria asal Kanada tersebut memilih melanjutkan tuntutan hukumnya.

Sebelumnya, Apple sendiri telah merilis pembaruan  watchOS 4.3.1 untuk jam tangan pintar Apple Watch. Rilis pembaruan watchOS 4.3.1 dilakukan lebih dari satu bulan setelah perkenalan pembaruan watchOS 4.3 ke seluruh perangkat Apple Watch yang membawa banyak fitur baru, seperti Portrait Nightstand Mode dan iPhone Music Control.

Untuk memperbarui versi ke watchOS 4.3.1, pengguna harus memasangkan iPhone ke Apple Watch. Pengguna lalu membuka iPhone dan masuk ke menu General dan klik Software Updates. Ketika proses unduh dan instal, iPhone maupun Apple Watch jangan sampai kehabisan baterai.

Pastikan pula koneksi antarperangkat tidak terputus ketika proses unduh dan instal pembaruan watchOS 4.3.1. Ketika proses selesai, pengguna akan mendapatkan banyak sistem di watchOS 4.3.1 untuk perbaikan bug dan peningkatan kinerja Apple Watch.

Apple melakukan pembaruan sistem operasi Apple Watch supaya mendukung aplikasi yang tersedia. Apalagi, Apple sudah bersiap meluncurkan Apple Watch baru pada 2019 mendatang. Kabarnya, Apple Watch berikutnya bakal memiliki layar berbentuk lingkaran. [BA/HBS]

 

Sumber: Ubergizmo

Baca juga: Update WatchOS 4.3.1 untuk Apple Watch Kaya Perbaikan Bug

Baca juga: Apple Watch Gantikan Kartu Mahasiswa di Amerika

 

UNBOXING ADVAN i6 : Smartphone Sejutaan dengan Layar FullView

3

Dari sekian banyak smartphone yang tersedia di pasaran, Advan i6 layak untuk dipertimbangkan.

Advan i6 dirilis awal kuartal pertama tahun 2018, smartphone ini memiliki hampir semua hal yang kamu butuhkan dari sebuah piranti pintar.

——-

WEBSITE
https://telset.id

FOLLOW US ON
Twitter: https://twitter.com/telset_id
Instagram: http://instagram.com/telset.id
Facebook: https://www.facebook.com/majalahtelset

Youtube Link

Kepo, Pemerintah China Awasi Warganya Pakai Drone Burung

1

Telset.id, Jakarta – Pemerintah China membuat drone khusus untuk mengawasi warganya yang bermukim di lima provinsi. Drone yang mereka gunakan sedikit dikamuflase, yakni berbentuk menyerupai burung (drone burung).

Dilansir Mirror, beberapa tahun terakhir lebih dari 30 lembaga militer dan pemerintah China dilaporkan menggunakan drone mirip burung bernama Dove untuk memantau gerak-gerik warganya. Bahkan, ada operator khusus yang mengoperasikan drone tersebut. Sang operator adalah seorang profesor di Northwestern Polytechnical University. Namanya Song Bifeng.

Tak berbentuk kaku, drone burung itu bisa mengepakkan sayap sehingga tak menimbulkan kecurigaan warga. Alat untuk menggerakkan sayap adalah sepasang crank-rocker yang dijalankan oleh motor listrik.

Setiap drone burung juga dilengkapi kamera berkualitas HD, antena GPS, sistem kontrol penerbangan, dan sambungan data dengan kemampuan komunikasi satelit. Drone terkoneksi langsung ke sistem komputer.

[ Berita Terkait : Teknologi Pencatat Skor akan Jerat “Penduduk Nakal” China ]

Menurut tim anggota Song Yang Wenqing, para peneliti percaya bahwa teknologi itu bisa diterapkan secara masif pada masa mendatang. Kinerjanya cukup efektif dan tak terdeteksi oleh sasaran.

Sebelum drone, China menggunakan teknologi pengenal wajah dan kacamata pintar untuk memantau 1,4 miliar warganya. Pemerintah China menerapkan kebijakan tersebut untuk memperketat keamanan negara.

Sumber : mirror.co.uk

Facebook Yakin Cambridge Analytica Tidak Akses Data Pengguna

0

Telset.id, Jakarta – Meski Cambridge Analytica telah ditutup pada awal Mei lalu, namun hingga kini Facebook masih menjawab berbagai pertanyaan soal privasi data para penggunanya. Salah satu pertanyaan yang ditanggapi serius oleh raksasa media sosial itu adalah, apakah Facebook memberikan akses data pengguna ke Cambridge Analytica atau tidak.

Pertanyaan itupun ditanyakan kembali pada sidang audiensi dengan anggota parlemen Uni Eropa, kemarin (25/06/2018) waktu setempat. Dilansir dari Engadget, dua eksekutif Facebook merasa yakin bahwa tidak ada informasi atau data pengguna Uni Eropa yang diberikan ke perusahaan konsultan politik asal Inggris tersebut.

Kendati demikian, Facebook tidak dapat memastikan hal ini. Sebab mereka masih harus melakukan audit secara internal. Langkah ini dilakukan setelah pengawas privasi dari Inggris telah menyelesaikan penyelidikannya sendiri.

Baca Juga: Mengenal Cambridge Analytica dan Sepak Terjangnya

Meski begitu, hasil kesimpulan awal Facebook berdasarkan analisis dan kesaksian Aleksandr Kogan, peneliti yang pertama kali menyerahkan data pengguna ke Cambridge Analytica adalah, tidak ada informasi atau data pengguna asal Uni Eropa yang dimasukkan atau diserahkan.

Alasannya, karena Cambridge Analytica hanya memerlukan data pengguna Facebook asal Amerika Serikat saja untuk menganalisis kampanye politik dari negara Paman Sam itu yang kemudian digunakan untuk memenangkan Donald Trump.

Sebelumnya, Facebook telah mengungkapkan bahwa 2,7 juta data penggunanya di Eropa kemungkinan telah diakses oleh aplikasi buatan Kogan. Berkat laporan tersebut, para anggota parlemen Uni Eropa pun dibuat frustasi dengan perubahan laporan mendadak yang dibuat oleh Facebook.

Baca Juga: Waduh! Aplikasi TeenSafe Bocorkan Ribuan Akun Apple ID

Seperti diketahui, aplikasi buatan Kogan telah di-download oleh sekitar 270 ribu orang. Aplikasi itu dapat mengakses tidak hanya data pengguna saja, tapi juga data pribadi pengguna lain yang saling terhubung, dan kemudian menyerahkannya ke Cambridge Analytica.

Untuk sesi berikutnya yang digelar pada 2 Juli mendatang, Facebook kabarnya akan diwakilkan oleh COO mereka, Sheryl Sandberg. (WS/FHP)

Apple Luncurkan Program Perbaikan Gratis Keyboard MacBook

2

Telset.id,Jakarta – Apple luncurkan program layanan perbaikan gratis bagi pengguna MacBook dan MacBook Pro yang keyboardnya bermasalah. Melalui program perbaikan gratis keyboard Macbook ini, Apple akan mengganti beberapa tombol atau seluruh keyboard jika diperlukan, tanpa dipungut biaya.

Beberapa pengguna MacBook dan MacBook Pro mengeluhkan masalah pada keyboard mereka. Beberapa keyboard macet dan tidak berfungsi saat ditekan. Nah… melalui program ini pengguna bisa mendapatkan perbaikan gratis keyboard MacBook mereka.

[ Berita Terkait : Apple Tawarkan Penggantian Baterai Macbook Pro ]

Apple telah menemukan sejumlah masalah keyboard pada model MacBook dan MacBook Pro tertentu. Diantaranya, huruf atau karakter muncul berulang secara tak terduga, huruf atau karakter tidak muncul, key (S) terasa “lengket” atau tidak merespon secara konsisten.

Komputer Macbook yang bisa menggunakan program ini adalah MacBook yang diproduksi dari 2015 hingga 2017, serta MacBook Pro dari 2016 dan 2017.

Sebelumnya, Apple juga meluncurkan program untuk mengganti baterai untuk seri MacBook Pro 13-inch (non Touch Bar) secara gratis. Apple mengakui beberapa baterai pada MacBook Pro 13-inci ini menggembung. Apple menemukan komponen yang rusak pada sejumlah laptop yang diproduksi antara Oktober 2016 dan Oktober 2017 yang menyebabkan baterai mengembung.

Investasi China di Perusahaan Teknologi AS akan Dibatasi

Telset.id, Jakarta – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) sedang menyusun peraturan baru soal investasi. Nantinya, perusahaan dengan minimal 25 persen kepemilikan China tidak diperbolehkan membeli perusahaan AS di bidang teknologi.

Menurut Reuters, Senin (25/6), kebijakan untuk membatasi investasi China di perusahaan teknologi AS dilakukan untuk mencegah keterlibatan China dalam teknologi yang punya keterkaitan dengan industri vital di AS.

Selain kebijakan tersebut, Dewan Keamanan Nasional dan Departemen Perdagangan AS juga sedang merancang regulasi untuk meningkatkan kontrol ekspor terhadap barang-barang teknologi ke China.

Rencananya, rangkaian peraturan itu akan diumumkan pada akhir pekan nanti. Sekarang, AS masih membuka kesempatan bagi industri untuk menyampaikan pernyataan guna merespons keberadaan aturan tersebut.

Inisiatif aturan soal pembatasan investasi di perusahaan AS di bidang teknologi bertujuan menghambat strategi “Made in China 2025”. Seperti diketahui, China ingin menjadi pemimpin global di sepuluh sektor utama industri yang mencakup robot, pesawat terbang, dan mobil berenergi terbarukan.

[ Berita Terkait : Saat Silicon Valley Mulai Terusik China ]

AS berencana menggunakan Undang-undang Ekonomi Darurat Internasional Act of 1977 (IEEPA) untuk memberlakukan peraturan pembatasan investasi tersebut.

Peraturan pembatasan investasi hanya akan berlaku bagi kesepakatan investasi yang baru akan dilakukan tanpa mengganggu kesepakatan investasi yang sudah berjalan sebelumnya.

Sebelumnya, akhir Mei 2018 lalu, Gedung Putih sempat menyatakan akan mengumumkan aturan pembatasan investasi itu pada 30 Juni 2018 mendatang. Namun, baik Gedung Putih, Departemen Keuangan, maupun Departemen Perdagangan AS belum memperbarui lagi kepastian tersebut.

Source : Reuters

Asyik! Google Photos Bisa Rangkai Kisah Cinta Pengguna

Telset.id, Jakarta – Google memberikan fitur yang dijamin bakal menyenangkan para pengguna Google Photos. Bagaimana tidak, aplikasi tersebut baru saja mendapatkan pembaruan yang memungkinkan Google Assistant untuk membuatkan video kisah cinta pengguna lewat fitur “Love Story”.

Seperti diketahui, Google Photos memang memiliki kemampuan untuk membantu pengguna memiliki video yang menceritakan momen-momen penting dan menarik yang dirangkai lewat foto.

Misalnya saja seperti lewat fitur They Grow Up So Fast, In Loving Memory, Selfie Movie, sampai Mother’s Day Movie atau Father’s Day Movie.

Dilansir dari phoneArena, fitur Love Story sebenarnya cukup mirip dengan fitur Valentine’s Day Movie. Bedanya, fitur tersebut lebih menceritakan kisah cinta para penggunanya, sehingga sebagian besar akan menampilkan deretan foto pengguna dengan pasangannya di dalam video.

Baca Juga: Google Photos Punya Fitur Bokeh dan Kompres Foto

Nah, untuk dapat mencoba fitur Love Story, pengguna hanya harus memperbarui aplikasi Google Photos pada Google Play Store ataupun App Store. Berdasarkan pantauan Tim Telset.id, pembaruan itu sudah disebar Google secara serentak untuk versi web, Android, maupun iOS.

Ketika sudah memperbarui aplikasi, pengguna hanya harus masuk ke bagian Assistant pada Google Photos. Kemudian, tekan tombol Movie di bagian atas.

Baca Juga: Google Photos Punya Fitur-fitur Baru dengan AI, Apa Saja?

Pada bagian Create Movie, scroll sampai bagian paling bawah dan ANda pun akan menemukan tombol Love Story di sana. Tekan tombol tersebut dan otomatis, Google Photos pun akan membuatkan video kisah cinta Anda. (FHP)

Kecanduan Fortnite, Bocah Ini Bobol Kartu Kredit Ayahnya

0

Telset.id, Jakarta – Steven Harrison, warga Inggris, kaget ketika menerima tagihan kartu kredit miliknya. Ia melihat angka yang tertulis dalam tagihan kartu kreditnya mencapai 681 poundsterling atau sekitar Rp 13 juta.

Steven lalu mengingat-ingat kembali apa yang telah dibelinya selama sebulan terakhir. Dari struk belanja yang masih tersimpan, seperti dilansir The Sun, diketahui bahwa ia tak pernah melakukan transaksi dengan jumlah sebanyak itu.

Penasaran, ia mencoba melakukan cek ricek ke penerbit kartu kredit. Usut punya usut, tagihan kartu kredit sebesar sekira Rp 13 juta tersebut datang akibat ulah anaknya, Tyler. Anak Steven ternyata kecanduan game Fortnite.

Game Fortnite bergenre shooter memang tersedia secara gratis. Namun demikian, pemain bisa membeli perlengkapan kostum dan senjata untuk mempercantik karakter. Tentu saja, harga barang-barang itu tak murah.

Baca juga: 5 Risiko Berbahaya Kecanduan Bermain Game

Berdasarkan rincian, Tyler melakukan transaksi menggunakan kartu kredit Steven sebanyak 81 kali dalam kurun waktu 72 jam atau tiga hari. Steven pun menyarankan kepada para orangtua untuk lebih berhati-hati terhadap anak masing-masing.

Steven meminta kepada para orangtua untuk mengawasi anak dalam bermain game. Steven mengakui telah teledor membiarkan kartu kredit miliknya terhubung dengan konsol Xbox One yang dibeli sebagai hadiah ulang tahun untuk Tyler.

Baca juga: Duh! Gamer Ini Jadi Buta karena Kecanduan Game

Steven juga kecewa kepada pihak bank yang tak menginformasikan transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh Tyler. Natwest, bank penerbit kartu kredit untuk Steven, menjawab normatif. Natwest tak bisa mengembalikan dana di kartu kredit Steven.

Bos Apple Ikut Parade LGBT

0

Telset.id, Jakarta – Para petinggi Apple mengikuti aksi turun ke jalan bersama ribuan warga San Francisco, California, Amerika Serikat. Mereka bersama-sama meramaikan gelaran Pride Parade pada Minggu (24/6/2018).

Pride Parade adalah acara perayaan rasa bangga menjadi bagian dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT. Dalam karnaval itu, CEO Tim Cook dan petinggi Apple lain turut berpartisipasi.

Selain Cook, tampak pula Lisa Jackson, wakil presiden bidang lingkungan Apple, serta Jay Blahnik, direktur senior bidang teknologi fitnes dan kesehatan Apple. Mereka tampak mengenakan kaus putih.

Dilansir Apple Insider, beberapa foto yang tersebar di Twitter memperlihatkan wajah Cook, Lisa, serta Jay mengenakan kaus putih bergambar logo perusahaan dengan hiasan bingkai warna-warni khas LGBT.

Baca juga: Bos Apple Ngaku Gay, Steve Jobs Jadi Korban

Namun, tidak dilaporkan berapa total pegawai Apple yang turut turun ke jalan untuk merayakan Pride Parade di Negeri Paman Sam itu.

Kabar menyebutkan bahwa jumlah peserta dalam parade penduking LGBT itu mencapai 1.000 orang, termasuk dari divisi produksi iPhone.

Secara terbuka, Cook memamg mengaku sebagai seorang gay alias homoseksual. Bagi Cook, tidak mudah untuk mengakui atau mengungkap masalah pribadinya ke publik. Namun dia tahu hanya soal waktu saja masalah ini akan diungkapkannya ke publik.

Baca juga: Tim Cook Buka-bukaan Sebagai Seorang Gay

Dan Cook akhirnya membuktikan kebesaran jiwanya dengan membuat pengakuan secara terbuka bahwa dirinya seorang gay.

Cook pada akhirnya tidak ingin menutupi jati dirinya sebagai seorang gay. Dia bahkan mengatakan bangga menjadi seorang gay, karena menganggap bahwa menjadi gay adalah salah satu dari anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepadanya.

Sebagai bentuk dukungannya pada kaum gay, Cook selama beberapa tahun terakhir tak pernah absen berpartisipasi dalam perhelatan Pride Parade di San Francisco.

Baca juga: Bos Apple Mengakui Seorang Gay

Meski demikian, Cook meyakinkan bahwa Apple tetap sebagai perusahaan tanpa diskriminasi. Secara tegas, ia menentang fasilitas kamar mandi khusus transgender di lingkungan perusahaan. [SN/HBS]

Sumber: Apple Insider

China Dibatasi Investasi di Perusahaan Teknologi Amerika

1

Telset.id, Jakarta – Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) sedang menyusun regulasi yang akan membatasi investasi perusahaan teknologi AS yang setidaknya 25 persen sahamnya dimiliki China. Informasi ini diungkapkan seorang pejabat pemerintah yang tidak mau disebutkan identitasnya.

Kabar yang diungkap pejabat AS ini sesuai dengan laporan oleh Wall Street Journal, yang menekankan bahwa ambang batas kepemilikan China tersebut dapat berubah sebelum pembatasan diumumkan pada hari Jumat.

Langkah ini menandai eskalasi konflik perdagangan antara Presiden AS Donald Trump dengan China, yang bisa menjadi ancaman mengacaukan pasar keuangan dan melemahkan pertumbuhan global.

Tarif barang-barang asal China senilai USD 34 miliar atau sekitar Rp 481 triliun, yang pertama dari total potensi sebesar USD 450 miliar atau sekitar Rp 6.378 triliun, akan mulai berlaku pada 6 Juli mendatang.

Ini berasal dari keluhan AS bahwa China menyalahgunakan teknologi negara adidaya itu melalui aturan joint venture dan kebijakan lainnya.

Pembatasan investasi oleh Departemen Keuangan AS, kata pejabat itu, diperkirakan menargetkan sektor-sektor utama, termasuk beberapa yang sedang berusaha dikembangkan China sebagai bagian dari rencana industri “Made in China 2025″.

Baca juga: AS Batasi Visa Mahasiswa China yang Belajar di AS

Rencana China tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan negeri ekonomi nomor satu dunia itu dalam teknologi informasi canggih, aerospace, rekayasa kelautan, farmasi, kendaraan energi canggih, robotika dan industri teknologi tinggi lainnya.

The Wall Street Journal juga mengatakan Departemen Perdagangan AS dan Dewan Keamanan Nasional mengusulkan peningkatan pengendalian ekspor untuk menjaga teknologi tersebut agar tidak dikirim ke China.

Juru bicara Departemen Keuangan, Departemen Perdagangan dan Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari usulan pembatasan tersebut.

Pejabat pemerintah mengatakan Departemen Keuangan akan meminta Undang-Undang Ekonomi Darurat Internasional Act of 1977 (IEEPA) untuk menyusun pembatasan itu.

Beleid itu memberi presiden wewenang menyapu untuk membatasi aset berdasarkan kekhawatiran keamanan nasional. IEEPA dikenal secara luas setelah serangan 9/11 pada 2001 untuk menghentikan pembiayaan untuk jaringan teroris.

Pemerintah juga dikatakan hanya akan melihat pada kesepakatan baru dan tidak akan mencoba untuk melepaskan yang sudah ada.

Media ini juga menambahkan bahwa daftar investasi yang direncanakan tidak akan membedakan antara perusahaan milik negara China dan swasta.

Baca juga: Dapat ‘Serangan Sonic’, AS Evakuasi Warganya dari China

Pada 29 Mei lalu Gedung Putih mengatakan administrasi Trump akan menekan terlebih dahulu dengan pembatasan investasi oleh perusahaan-perusahaan Cina di Amerika serta meningkatkan kontrol ekspor untuk barang yang diekspor ke negeri berpenduduk terbesar dunia itu.

Rincian pembatasan itu rencananya akan diumumkan pada 30 Juni. Sedangkan daftar revisi barang-barang China untuk tarif rencananya dilakukan pada 15 Juni. [WS/HBS]

Sumber: Channel News Asia

Layanan Sharing Sepeda oBike Stop Operasi di Singapura

0

Telset.id, Jakarta – Layanan berbagi sepeda (bicycle sharing) oBike akan menghentikan operasionalnya di Singapura mulai Senin, 25 Juni 2018. Penghentian ini karena oBike kesulitan memenuhi persyaratan baru yang ditetapkan oleh Otoritas Transportasi Darat (LTA) untuk menangani parkir sembarangan.

“oBike mengumumkan keputusannya untuk menghentikan operasi di Singapura sebagai akibat dari kesulitan yang akan dialami untuk memenuhi persyaratan dan panduan baru yang dikeluarkan oleh LTA terhadap layanan berbagi sepeda tanpa docking di Singapura,” jelas oBike dalam keterangannya.

Menurut oBike, mereka sangat yakin dan berkomitmen untuk menyediakan layanan berbagi sepeda tanpa docking yang akan menguntungkan pengguna dalam perjalanan dan sistem transportasi Singapura.

Tetapi perusahaan ini menyesalkan langkah-langkah regulasi baru LTA yang dianggap tidak mendukung keyakinan mereka.

Penghentian operasi oBike dipastikan hanya akan terjadi di Singapura, tidak untuk layanannya di negara lain.

Baca juga: Setelah AS, Uber Buka Penyewaan Sepeda di Jerman

Perusahaan ini menyarankan pengguna yang masih ingin menggunakan layanan oBike di Singapura agar mengakses aplikasi GrabCycle.

Pengguna juga disarankan untuk langsung menghubungi GrabCycle untuk pertanyaan lebih lanjut mengenai layanan oBike.

Namun disisi lain Grab mengklarifikasi saran itu dengan menyatakan oBikes tidak akan lagi tersedia di aplikasi GrabCycle pada hari yang sama.

“Kami memahami bahwa oBike akan menghentikan operasi mereka di Singapura. Dengan demikian, kami tidak akan lagi dapat menawarkan sepeda mereka di aplikasi pasar GrabCycle kami,” kata juru bicara Grab.

Perusahaan itu juga mengatakan di situs resminya bahwa mereka akan melepaskan semua langganan aktif dan mengembalikan uang jaminan pada 26 Juni.

Baca juga: Uber Caplok Perusahaan Peminjaman Sepeda Online

Menurut oBike semua pengguna layanan mereka yang saat ini memiliki keanggotaan oBike Super VIP akan tetap dapat menggunakan kayanan tersebut di semua negara operasi lainnya kecuali Singapura.

oBike juga menyatakan penghargaan setulusnya kepada lebih dari satu juta pengguna di Singapura yang telah mendukung layanannya sejak diluncurkan pada bulan Januari tahun lalu.

LTA telah menetapkan tenggat waktu 7 Juli bagi perusahaan-perusahaan berbagi sepeda agar mengajukan permohonan lisensi untuk beroperasi di tempat-tempat umum atau menghentikan operasionalnya.

Jika sudah menyerahkan permohonan itu, mereka akan dievaluasi aplikasinya dan lisensi diberikan pada September mendatang. Langkah ini menyusul amandepen undang-undang (UU) Tempat Parkir pada Mei lalu, bagian dari UU yang bertujuan untuk mengatasi parkir sepeda bersama tanpa pandang bulu.

Kerangka lisensi mengharuskan operator untuk memastikan bahwa pengguna sepeda yang sama memindai kode QR unik di lokasi parkir sebagai bukti tempat parkir yang tepat sebelum mereka dapat mengakhiri perjalanan.

Pengguna yang parkir sembarangan akan terus dikenakan biaya tanpa pandang bulu, sampai mengembalikan sepeda ke tempat parkir yang ditentukan.

Baca juga: GrabCycle, Aplikasi Berbagi Sepeda dan E-Skuter

Pengumuman oBike datang hanya beberapa hari setelah mereka mengkonfirmasi Channel NewsAsia akan mengajukan permohonan untuk lisensi sebelum tenggat waktu LTA, meskipun ada ketegangan keuangan yang diperkirakan terjadi pada model bisnisnya saat ini.

Empat perusahaan berbagi sepeda lainnya yakni Mobike, ofo, SG Bike dan Anywheel juga berencana untuk memenuhi tenggat waktu LTA tersebut. [WS/HBS]

Sumber: Channel News Asia

Bos Amazon Jual Tiket Piknik ke Luar Angkasa

2

Telset.id, Jakarta – Blue Origin, perusahaan penerbangan luar angkasa milik bos Amazon, Jeff Bezos, dikabarkan sedang bersiap membuka penjualan tiket “piknik” ke luar angkasa.

Dilansir Fortune, Blue Origin bakal mulai menjual tiket penerbangan tersebut pada 19 Juni 2019. Pembeli tiket akan diajak merasakan penerbangan menggunakan pesawat New Shepard milik Blue Origin.

Kabar itu dipastikan oleh Senior Vice President Blue Origin Rob Meyerson saat memberikan diskusi mengenai aplikasi yang bisa digunakan di Bumi sekaligus luar angkasa pada acara Amazon Web Service Public Sector Summit.

“Kami berencana menerbangkan New Shepard berisikan penumpang,” ungkapnya setelah memutar video yang menampilkan fasilitas penerbangan New Shepard di West Texas, Amerika Serikat.

Nantinya, para turis yang dibawa pesawat New Shepard akan menikmati pemandangan Bumi dari orbit di luar angkasa.

Baca juga: Blue Origin Bawa Turis ke Luar Angkasa Tahun 2019

Seperti diketahui, perusahaan “travel luar angkasa” milik orang terkaya sejagat ini memang masih melakukan uji coba penerbangan tanpa awak.

Bezos mendirikan Blue Origin untuk bersaing melawan SpaceX, perusahaan milik miliarder Elon Musk, yang juga pemilik Tesla. Bezos sendiri berambisi membangun koloni di Bulan.

Beberapa waktu lalu, Chief Executive Blue Origin Bob Smith menuturkan bahwa pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah menciptakan kendaraan New Shepard agar siap diterbangkan.

Saat ini belum ada keterangan lebih lanjut mengenai harga tiket penerbangan Blue Origin. New Shepard sudah melakukan uji coba terbang sebanyak delapan kali dan hanya mendapat sedikit masalah.

Baca juga: Saatnya Tinggalkan Bumi dan Bangun Koloni di Bulan

Well, apakah Anda bosan dengan tempat wisata yang “itu-itu saja” di Bumi? Mungkin paket wisata yang ditawarkan Blue Origin ini bisa menjadi alternatif pilihan yang menarik.

Nah, mulailah menabung dari sekarang! [BA/HBS]

Sumber: Fortune