Beranda blog Halaman 2

OPPO Ramaikan LaLaLa Festival 2025 dengan Pengalaman Kreatif Gen Z

0

Telset.id – Jika Anda berpikir festival musik hanya soal panggung dan penampilan artis, siap-siap terkejut. OPPO, sebagai Official Smartphone Partner LaLaLa Festival 2025, membuktikan bahwa teknologi dan musik bisa bersatu dalam sebuah simfoni pengalaman kreatif yang tak terlupakan bagi generasi muda.

LaLaLa Festival 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran berhasil menyedot perhatian ribuan pengunjung, terutama Gen Z dan millennial, dengan tema “Artificial Forest” dan line-up musisi internasional serta lokal seperti LANY, Camila Cabello, dan Black Eyed Peas. Di tengah kemeriahan itu, OPPO hadir bukan sekadar sebagai sponsor, melainkan sebagai bagian tak terpisahkan dari pengalaman festival itu sendiri.

Mengusung Reno14 Series, OPPO berhasil mencuri perhatian dengan menghadirkan pengalaman kreatif melalui teknologi kamera AI, spot hangout interaktif, dan momen estetik khas festival. Kehadiran brand teknologi global ini semakin menegaskan posisinya sebagai pemain yang benar-benar memahami aspirasi dan gaya hidup anak muda Indonesia.

Lebih Dari Sekadar Sponsor: OPPO dan Strategi Menyentuh Hati Generasi Muda

Patrick Owen, Vice President OPPO Indonesia, menyatakan dengan tegas: “OPPO sangat memahami anak muda datang ke festival bukan hanya untuk menonton, tetapi juga untuk merasakan suasana dan membagikan momen.” Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan cerminan dari strategi yang telah terbukti efektif.

Regina Phoenix, Content Creator yang hadir dalam festival, membagikan pengalamannya: “Aku ngga pernah merasa se-dingertiin ini sama smartphone selain OPPO. Aku benar-benar butuh smartphone yang memang hasil fotonya jernih dan seterang ini kaya di OPPO Reno14 ini, sesuai dengan kebutuhan aku sebagai content creator.” Testimoni spontan ini menunjukkan bagaimana OPPO berhasil menyentuh kebutuhan nyata generasi muda.

Dalam dunia di mana konten visual menjadi mata uang sosial, OPPO memahami bahwa anak muda tidak hanya ingin menghadiri konser, tetapi juga mengabadikan dan membagikan momen tersebut. Reno14 Series hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, dengan fitur-fitur canggih yang dirancang khusus untuk kondisi festival.

AI Flash Photography: Menangkap Magia Panggung di Tengah Kerumunan

Salah satu tantangan terbesar dalam memotret konser adalah kondisi pencahayaan yang berubah-ubah dan gerakan artis yang cepat. OPPO Reno14 Series menjawab tantangan ini dengan AI Flash Photography yang memastikan wajah tetap jernih dan berwarna, sementara panggung tetap hidup dengan hasil yang dramatis dan estetik.

Fitur ini bukan sekadar gimmick teknologi, melainkan solusi nyata bagi anak muda yang ingin menghasilkan konten berkualitas tinggi tanpa perlu membawa peralatan fotografi profesional. Hasilnya? Foto-foto yang langsung FYP-able dan siap dibagikan ke media sosial.

4K Video & AI Livephoto: Mengabadikan Energi yang Tak Terulang

Setelah foto, tentu video menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman festival. Reno14 Series mampu merekam video kualitas 4K yang stabil dengan audio tetap jernih, bahkan di tengah lautan penonton dan dentuman bass yang menggema.

Yang membuatnya istimewa adalah AI Livephoto yang bisa menangkap momen estetik seperti dance bareng teman di tengah crowd, lalu mengubahnya menjadi potret hidup yang penuh ekspresi. Bayangkan bisa memutar kembali hasilnya dan merasa seperti kembali menari di tengah festival, lengkap dengan suasana dan vibe aslinya.

AI Editor 2.0: Dari Crowd ke FYP Tanpa Nunggu

Saat konser usai dan euforia masih terasa, AI Editor 2.0 memastikan momen terbaik bisa langsung disempurnakan tanpa perlu pindah aplikasi atau buka laptop. AI Recompose otomatis menyusun ulang komposisi foto agar terlihat seperti hasil fotografer profesional, sementara AI Perfect Shot memastikan ekspresi setiap orang di foto grup tetap maksimal.

Dalam hitungan detik, hasilnya siap dibagikan malam itu juga, saat euforia LaLaLa Festival 2025 masih terasa dan sempurna untuk menghiasi media sosial dengan hasil yang keren dan layak menjadi konten viral.

OPPO Reno14 Series Hangout Zone: Ruang Kreativitas di Tengah Festival

Tidak lengkap rasanya festival anak muda tanpa spot hangout seru. OPPO menghadirkan OPPO Reno14 Series Hangout Zone dengan desain futuristik yang instagramable. Di sini, anak muda bisa bersantai, bertemu teman baru, atau sekadar menambah koleksi foto estetik.

Instalasi interaktif seperti AI Flash Photobooth, Mermaid Crush Photobooth, hingga IP69 Experience selalu dipadati anak muda yang penasaran mencoba. Mermaid Crush Photobooth bahkan menjadi salah satu spot paling hits dengan antrian panjang, membuktikan bagaimana OPPO selalu menghadirkan pengalaman yang dekat dengan dunia anak muda.

Patrick Owen menambahkan: “Musik dan teknologi sama-sama punya kekuatan untuk menghubungkan orang. Melalui kolaborasi ini, kami ingin membuktikan bahwa dengan Reno14 Series, setiap anak muda bisa menjadi kreator yang membagikan kisah festival mereka dengan cara yang paling indah.”

Komitmen Jangka Panjang OPPO di Dunia Generasi Muda

Kehadiran OPPO di LaLaLa Festival 2025 bukanlah aksi satu kali. Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang brand teknologi global ini dalam memahami dan tumbuh bersama generasi muda Indonesia. Sebagai brand yang konsisten menghadirkan inovasi kamera berbasis AI, desain premium, dan pengalaman yang selaras dengan gaya hidup generasi muda, OPPO menunjukkan dedikasinya untuk menjadi lebih dari sekadar produsen smartphone.

Ke depan, OPPO berjanji akan terus hadir di berbagai ruang kreatif, festival, dan kegiatan anak muda, sebagai pembuktian konsistensi brand dalam menginspirasi dan menemani perjalanan hidup generasi ini. “OPPO ingin menjadi bagian dari perjalanan hidup anak muda Indonesia, menghadirkan inovasi yang menginspirasi, teknologi yang mempermudah, dan pengalaman yang menghubungkan orang dengan hal-hal yang mereka cintai,” tutup Patrick Owen.

Bagi yang tertarik memiliki partner konser yang telah teruji di LaLaLa Festival 2025, OPPO menghadirkan Reno14 Pro 5G dengan konfigurasi 12GB/512GB seharga Rp10.999.000, Reno14 5G mulai dari Rp7.499.000, dan Reno14 F 5G mulai dari Rp5.599.000. Seluruh perangkat sudah tersedia di berbagai channel penjualan OPPO di seluruh Indonesia.

Jadi, apakah OPPO berhasil membuktikan diri sebagai brand yang benar-benar memahami generasi muda? Dari antrian panjang di photobooth, testimoni spontan pengunjung, hingga hasil foto dan video yang membanjiri media sosial, jawabannya jelas: ya. Dan ini baru awal.

Syberia Remastered Rilis November 2025, Hadir Juga di VR Meta Quest 3

0

Telset.id – Sudah siap untuk kembali menjelajah dunia misterius Syberia? Microids baru saja mengumumkan tanggal rilis resmi untuk Syberia Remastered, versi yang disebut-sebut sebagai “sepenuhnya dimodernisasi” dari game klasik yang pertama kali diumumkan awal tahun ini. Seperti yang telah lama dinantikan, game ini akan tersedia di PC, PS5, dan Xbox Series X/S pada 6 November 2025. Tapi tunggu dulu—ternyata ada kejutan lain: game ini juga akan meluncur di platform VR, khususnya Meta Quest 3, tepat seminggu setelah rilis versi konsol dan PC, yaitu pada 13 November 2025.

Bagi Anda yang belum familiar, Syberia adalah game petualangan point-and-click legendaris yang pertama kali rilis pada 2002. Ceritanya mengikuti Kate Walker, seorang pengacara dari New York yang melakukan perjalanan ke daerah terpencil di Pegunungan Alpen Prancis. Bersama rekannya, Oscar—sebuah automaton—Kate berusaha menemukan Hans Voralberg, seorang penemu yang terobsesi dengan penemuan yang dianggap mustahil: menemukan mammoth terakhir yang masih hidup di pulau mistis, Syberia. Game ini dikenal karena narasi yang dalam, teka-teki yang menantang, serta dunia yang memikat.

Trailer Before/After Syberia Remastered menunjukkan peningkatan visual signifikan

Bersamaan dengan pengumuman tanggal rilis dan versi VR, Microids juga merilis trailer ‘Before/After’ yang memamerkan peningkatan visual yang signifikan. Trailer ini membandingkan adegan-adegan dari versi asli dengan yang sudah diremaster, menunjukkan peningkatan detail tekstur, pencahayaan, serta resolusi yang lebih tajam. Namun, bagi penggemar setia, peningkatan visual mungkin bukan hal utama yang dinanti. Mereka lebih penasaran dengan apa yang dilakukan Microids terhadap teka-teki yang didesain ulang, serta perbaikan kualitas hidup yang dijanjikan akan membuat pengalaman bermain Syberia menjadi lebih mulus dan menyenangkan.

Microids menyatakan bahwa remaster ini tidak hanya sekadar meningkatkan grafis, tetapi juga melakukan penyesuaian pada mekanik permainan untuk memastikan bahwa game tetap relevan dengan standar modern. Ini termasuk antarmuka yang lebih intuitif, kontrol yang disesuaikan untuk platform terkini, serta dukungan resolusi tinggi. Bagi yang bermain di konsol next-gen seperti PS5 dan Xbox Series X/S, pemain dapat menikmati performa yang lebih stabil dan waktu loading yang lebih cepat.

Yang menarik, meskipun game ini akan tersedia secara digital di semua platform, Microids juga mengumumkan bahwa versi fisik akan dirilis khusus untuk PS5 dan Xbox Series X/S. Sayangnya, versi fisik ini hanya akan tersedia di Inggris Raya, yang mungkin sedikit mengecewakan bagi kolektor di luar wilayah tersebut. Namun, bagi yang lebih memilih kemudahan akses digital, game ini tentu akan mudah didapatkan melalui store resmi masing-masing platform.

Lalu, bagaimana dengan versi VR? Kehadiran Syberia Remastered di Meta Quest 3 membuka dimensi baru bagi pengalaman bermain. Pemain dapat benar-benar merasa berada di dalam dunia Syberia, menjelajahi lingkungan yang indah namun penuh teka-teki secara immersif. Microids belum memberikan detail lebih lanjut tentang adaptasi kontrol atau fitur khusus VR, tetapi ini jelas menjadi angin segar bagi para penggemar VR yang haus akan konten berkualitas.

Dengan semakin banyaknya game klasik yang mendapatkan sentuhan remaster atau remake, seperti yang juga terjadi pada Telkomsel Rilis Game RPG Three Kingdoms: Quest of Infinity atau Telkomsel Rilis Game Rise of Nowlin, Download Disini!, Syberia Remastered hadir di waktu yang tepat. Game ini tidak hanya menarik bagi penggemar lama yang ingin bernostalgia, tetapi juga bagi generasi baru pemain yang mungkin belum pernah mencicipi keunikan cerita dan gameplay Syberia.

Jadi, apakah Syberia Remastered akan berhasil memadukan pesona klasik dengan sentuhan modern? Jawabannya akan kita dapatkan November mendatang. Sementara itu, bagi Anda yang ingin mempersiapkan diri, mungkin tidak ada salahnya mencoba game-game lain yang sudah tersedia, atau memanfaatkan tools seperti Samsung GameDriver untuk mengoptimalkan perangkat gaming Anda. Siapkah Anda untuk petualangan epik Kate Walker yang lebih hidup dan memukau?

Google AI Mode Ekspansi Global, Fitur Booking Restoran Lebih Cerdas

0

Telset.id – Bayangkan bisa memesan meja di restoran favorit hanya dengan mengetik permintaan sederhana, lalu AI yang mengurus sisanya. Itulah yang kini ditawarkan Google melalui pembaruan besar pada AI Mode di Search. Fitur baru yang “agentic” ini tidak hanya membuat reservasi makan jadi lebih mudah, tetapi juga menandai perluasan signifikan jangkauan global AI Mode Google.

Diumumkan pada 21 Agustus, pembaruan ini disebut-sebut sebagai langkah terbesar sejauh ini untuk asisten pencarian berbasis AI milik Google. Yang paling mencolok adalah kemampuan baru yang memungkinkan pengguna membuat reservasi restoran dengan input yang lebih intuitif dan terintegrasi langsung dengan layanan booking populer. Pengguna cukup mengetik detail seperti tanggal, waktu, jumlah orang, jenis masakan, dan lokasi—lalu AI Google akan menampilkan opsi dengan ketersediaan real-time dari platform seperti OpenTable, Resy, dan Tock. Begitu menemukan yang cocok, tinggal ketuk dan Anda langsung diarahkan ke halaman pemesanan.

Sayangnya, untuk sementara, fitur canggih ini hanya tersedia bagi pelanggan Google AI Ultra di AS—dengan biaya langganan mencapai $249,99 per bulan. Ini merupakan bagian dari eksperimen “Agentic capabilities in AI Mode” dalam Search Labs. Meski demikian, perluasan AI Mode sendiri sudah menjangkau 180 negara dan wilayah baru, termasuk banyak yang sebelumnya belum tersentuh. Hingga kini, fitur tersebut hanya bisa diakses di AS, India, dan Inggris.

AI Mode Kini Hadir di Lebih Banyak Negara

Ekspansi global AI Mode adalah kabar gembira bagi pengguna di luar tiga negara awal. Meski untuk saat ini hanya dalam bahasa Inggris, langkah ini jelas memperluas akses terhadap alat pencarian percakapan canggih Google. Bagi Anda yang penasaran dengan fitur serupa di platform lain, tak ada salahnya menyimak bagaimana Google memperkuat AI Mode dengan fitur baru Gemini 2.5 Pro dan Deep Search yang mungkin segera menyusul.

Di wilayah yang sudah mendukung AI Mode, Google juga menyempurnakan hasil pencarian agar lebih sesuai dengan preferensi pengguna. Sistem sekarang memanfaatkan riwayat penelusuran, check-in di Maps, dan bahkan percakapan sebelumnya untuk memberikan rekomendasi yang lebih personal. Misalnya, untuk kategori kuliner, AI bisa menyarankan restoran Italia dengan tempat duduk outdoor jika itu adalah gaya yang sering Anda pilih.

Fitur berbagi (Share) yang baru juga memudahkan pengiriman shortlist yang dihasilkan AI kepada teman—cocok untuk merencanakan acara kelompok tanpa ribet. Ini membuka peluang kolaborasi yang lebih smooth, sesuatu yang mungkin juga dikembangkan dalam fitur seperti AI Mode di Circle to Search dengan fitur gaming.

Google memberikan sinyal bahwa kemampuan agentic tidak akan berhenti pada reservasi restoran. Kemitraan dengan layanan seperti Ticketmaster dan StubHub sedang dalam tahap lanjutan, membuka pintu untuk pemesanan tiket event, janji temu, dan layanan lainnya melalui AI. Ini mengukuhkan posisi Google dalam lanskap pencarian berbasis AI, yang sempat dipertanyakan sebagai pesaing ChatGPT Search.

Perkembangan AI dalam ekosistem Google juga selaras dengan inisiatif serupa di ranah telekomunikasi, seperti kolaborasi Indosat dan Google Cloud yang meluncurkan fitur pencarian AI di myIM3 dan bima+. Hal ini menunjukkan betapa AI telah menjadi tulang punggung inovasi tidak hanya di mesin pencari, tetapi juga layanan digital sehari-hari.

Lalu, bagaimana dengan pengguna di Indonesia? Meski fitur booking restoran belum tersedia, ekspansi AI Mode ke lebih banyak negara termasuk Indonesia membuka peluang fitur serupa hadir di kemudian hari. Sambil menunggu, tak ada salahnya mengikuti perkembangan perangkat entry-level yang tetap powerful seperti Xiaomi Redmi 15C dengan baterai monster yang bisa mendukung penggunaan AI sehari-hari.

Dengan pembaruan ini, Google tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna, tetapi juga mempertegas ambisinya dalam menghadirkan AI yang lebih kontekstual dan membantu. Apakah Anda siap menyambut era di mana AI tidak hanya mencari, tetapi juga bertindak?

Robot Vacuum Terbaru: Revolusi AI dan Lengan Mekanis di 2025

0

Telset.id – Dua tahun lalu, Narwal Freo hadir dan membuat kita semua terkesima. Rasanya seperti melompat ke masa depan: robot vacuum yang mampu membersihkan lantai dengan presisi, tanpa tersangkut kaus kaki atau kehabisan daya di tengah tugas. Saat itu, banyak yang bertanya-tanya—apakah ini puncak dari evolusi pembersih robot? Ternyata, tidak. Justru, itu baru permulaan.

Setelah menguji langsung dua flagship terbaru dari Eureka, saya menyadari bahwa perkembangan robot vacuum berjalan lebih cepat dari yang dibayangkan. Yang dulu hanya alat penyedot debu biasa, kini telah bertransformasi menjadi asisten cerdas berbasis AI. Mereka tak hanya membersihkan, tetapi juga “berpikir”, beradaptasi, dan bahkan mengambil tindakan fisik seperti mengangkat benda kecil dengan lengan mekanis. Inilah era baru di mana robot vacuum bukan sekadar gadget, melainkan bagian dari ekosistem teknologi rumah pintar yang semakin matang.

Perubahan paling mencolok adalah pada kemampuan teknis. Jika dulu suction power 20.000Pa terdengar seperti mimpi, kini itu sudah menjadi standar. Bahkan, beberapa model terbaru seperti Roborock Saros Z70 sudah dilengkapi lengan mekanis yang mampu memindahkan benda-benda kecil sebelum membersihkan area tersebut. Fitur AI tidak lagi sekadar tempelan—mereka bisa mengenali karpet, menghindari kabel, dan menyesuaikan strategi pembersihan berdasarkan jenis kotoran.

Roborock Saros Z70

Tak hanya startup, raksasa teknologi seperti Samsung dan DJI juga telah meramaikan pasar. Kehadiran mereka bukan tanpa alasan—robot vacuum kini dilihat sebagai produk konsumen mainstream, bukan lagi barang mewah yang hanya bisa dinikmati segelintir orang. Dengan persaingan yang ketat, harga pun semakin terjangkau. Anda tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan performa pembersihan yang solid.

Lalu, apakah sekarang saat yang tepat untuk membeli robot vacuum? Jawabannya: iya, terutama jika Anda tinggal di ruangan terbatas seperti kamar atau kantor kecil. Cukup setel sekali, dan biarkan ia bekerja secara konsisten. Namun, untuk rumah besar dengan banyak penghalang dan denyang rumit, mungkin Anda masih perlu sedikit membantu—misalnya dengan membersihkan area tertentu secara manual atau menggunakan vacuum handheld sebagai pelengkap.

Roborock Saros Z70

Yang pasti, tren ini tidak akan berhenti di sini. Dalam waktu dekat, kita akan melihat model-model yang lebih cerdas, efisien, dan mungkin lebih terjangkau. Perusahaan seperti Dreame dan Xiaomi terus berinovasi, sementara Eureka sudah membuktikan bahwa lompatan teknologi dalam dua tahun terakhir sungguh signifikan.

Jadi, jika Anda masih ragu, pertimbangkan lagi. Robot vacuum bukan lagi sekadar pengganti sapu dan pel—mereka adalah investasi untuk menghemat waktu dan tenaga. Dan seperti yang ditunjukkan oleh Xiaomi dengan TV Q1E dan produk-produk lainnya, inovasi teknologi rumah tangga terus berjalan tanpa henti.

DJI Romo P

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Anda sudah menggunakan robot vacuum di rumah, atau masih menunggu model yang lebih sempurna? Ceritakan pengalaman Anda di kolom komentar!

Samsung Galaxy Z TriFold Bocor: Ponsel Lipat Tiga dengan Fitur Multitasking Ekstrem

0

Telset.id – Bayangkan sebuah ponsel yang bisa dibuka menjadi tiga layar penuh, memungkinkan Anda menjalankan tiga aplikasi sekaligus tanpa kompromi. Itulah yang sedang dipersiapkan Samsung dengan Galaxy Z TriFold, perangkat lipat tiga pertama mereka yang mulai terungkap melalui berbagai bocoran menarik.

Berdasarkan informasi dari Sammobile, Samsung tidak sekadar menambah lipatan, tetapi benar-benar mendesain ulang cara kita berinteraksi dengan perangkat mobile. Galaxy Z TriFold diproyeksikan menjadi jawaban atas kebutuhan multitasking ekstrem yang selama ini belum terpenuhi oleh ponsel lipat konvensional.

Yang membedakan Galaxy Z TriFold dari pendahulunya seperti Galaxy Z Fold7 adalah pendekatan radikal terhadap produktivitas. Alih-alih memaksa aplikasi berbagi ruang layar dengan porsi tidak seimbang, Samsung memperkenalkan fitur “Split Trio” yang memungkinkan tiga aplikasi berjalan dalam jendela penuh, masing-masing berperilaku layaknya layar ponsel independen.

Fitur ini bukan sekadar gimmick, melainkan solusi nyata bagi profesional yang sering bekerja dengan multiple aplikasi secara bersamaan. Bayangkan Anda bisa membuka email, spreadsheet, dan aplikasi pesan secara bersamaan tanpa harus terus-menerus beralih antar aplikasi.

Selain fitur multitasking revolusioner, Galaxy Z TriFold juga akan menghadirkan kemampuan mirroring yang cerdas. Pengguna dapat memilih untuk menyalin tiga layar utama dari cover screen ke display yang lebih besar, memastikan konsistensi pengalaman dan kemudahan akses widget favorit. Namun, bagi yang menginginkan kebebasan lebih, opsi layout independen juga tersedia.

Ilustrasi konsep Samsung Galaxy Z TriFold dengan tiga layar terbuka

Dari sisi hardware, Samsung tidak main-main. Galaxy Z TriFold diprediksi akan menjalankan Android 16 dengan dukungan prosesor Snapdragon 8 Elite dari Qualcomm. Kombinasi ini menjanjikan performa yang mumpuni untuk menangani multitasking intensif sekaligus memastikan efisiensi daya.

Meski memiliki tiga lipatan, Samsung dikabarkan berhasil mempertahankan desain yang slim dengan baterai yang lebih besar. Kabar baik lainnya adalah komitmen Samsung terhadap update software selama tujuh tahun untuk OS dan security patch, memberikan jaminan keamanan dan kelangsungan penggunaan jangka panjang.

Untuk segmen kamera, TriFold kemungkinan akan mengadopsi setup triple-camera mirip dengan Galaxy Z Fold 7. Meski bukan fokus utama, kemampuan fotografi tetap diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan pengguna premium.

Dari segi harga, bersiaplah untuk merogoh kocek dalam-dalam. Estimasi harga Galaxy Z TriFold berada di kisaran $2.500 hingga $3.000, menempatkannya langsung bersaing dengan Huawei Mate XT di pasar ultra-premium. Pertarungan sengit antara dua raksasa teknologi ini akan semakin memanaskan persaingan di segmen ponsel lipat tiga.

Peluncuran resmi Galaxy Z TriFold diperkirakan akan berlangsung pada akhir 2025 di acara Unpacked Samsung, atau mungkin tertunda hingga awal 2026. Waktu yang cukup lama memang, tetapi tampaknya Samsung ingin memastikan segala sesuatunya sempurna sebelum meluncurkan produk yang bisa menjadi game changer ini.

Perkembangan teknologi ponsel lipat memang semakin menarik. Tidak hanya Samsung dan Huawei, Xiaomi juga dikabarkan sedang mengembangkan ponsel layar fleksibel yang bisa dilipat tiga. Persaingan ini tentu akan menguntungkan konsumen dengan lebih banyak pilihan inovatif.

Galaxy Z TriFold bukan sekadar evolusi dari konsep ponsel lipat, melainkan lompatan besar yang bisa mendefinisikan ulang kategori perangkat mobile. Dengan fokus pada produktivitas tanpa batas dan portabilitas, Samsung berpotensi menciptakan segmen baru yang selama ini hanya ada dalam imajinasi pengguna.

Bagi Anda yang tertarik dengan perkembangan teknologi AI Samsung, jangan lewatkan Samsung Ballie yang siap meluncur sebagai robot AI pertama yang bisa menjadi sahabat Anda. Dunia teknologi memang terus berinovasi dengan tempo yang semakin cepat.

Jadi, apakah Anda siap untuk era baru ponsel lipat tiga? Dengan kemampuan multitasking yang belum pernah ada sebelumnya dan desain yang revolusioner, Galaxy Z TriFold berpotensi menjadi perangkat yang mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi dengan teknologi mobile.

Redmi Note 15 Series Resmi: Mana yang Paling Worth It untuk Anda?

Pernahkah Anda merasa bingung memilih smartphone dengan spesifikasi terbaik di kelasnya? Xiaomi baru saja meluncurkan tiga varian Redmi Note 15 yang siap memenuhi berbagai kebutuhan dan budget. Dengan pilihan mulai dari yang paling terjangkau hingga yang paling canggih, seri ini menawarkan kombinasi menarik antara performa, daya tahan, dan fitur inovatif.

Redmi Note 15 Series hadir sebagai jawaban atas permintaan pasar akan perangkat mid-range yang tidak hanya andal, tetapi juga dilengkapi teknologi terkini. Ketiga model—Redmi Note 15, Note 15 Pro, dan Note 15 Pro+—masing-masing memiliki keunikan tersendiri, mulai dari chipset, kamera, hingga kemampuan charging. Semuanya menjalankan HyperOS 2 berbasis Android 15, menawarkan layar AMOLED super terang, dan baterai besar dengan fitur reverse charging.

Lantas, mana yang paling cocok untuk Anda? Mari kita telusuri lebih dalam perbedaan ketiganya, sehingga Anda bisa membuat keputusan pembelian yang tepat tanpa penyesalan.

Spesifikasi Utama Redmi Note 15 Series

Redmi Note 15 Series terdiri dari tiga model dengan target pengguna yang berbeda. Berikut adalah ringkasan spesifikasi kunci yang membedakan mereka:

  • Redmi Note 15: Snapdragon 6 Gen 3, layar 6.77-inch FHD+ AMOLED, kamera 50MP + 2MP, baterai 5800mAh.
  • Redmi Note 15 Pro: Dimensity 7400 Ultra, layar 6.83-inch 1.5K AMOLED, kamera 50MP + 8MP + 2MP, baterai 7000mAh.
  • Redmi Note 15 Pro+: Snapdragon 7s Gen 4, layar 6.83-inch 1.5K AMOLED, kamera 50MP + 50MP + 8MP, baterai 7000mAh dengan charging 90W.

Ketiganya hadir dengan rating ketahanan air dan debu yang mengesankan, serta dukungan audio stereo Dolby Atmos.

Layar: Semua Terang, Tapi Ada yang Lebih Tajam

Semua model Redmi Note 15 Series menggunakan panel AMOLED dengan kecerahan puncak 3200 nits dan refresh rate 120Hz. Ini membuatnya sangat nyaman digunakan di bawah sinar matahari langsung dan memberikan pengalaman scrolling yang smooth. Namun, resolusi dan responsivitas sentuh menjadi pembeda utama.

Redmi Note 15 standar memiliki resolusi FHD+ (1080p), sementara kedua model Pro menggunakan layar 1.5K yang lebih tajam. Selain itu, Redmi Note 15 Pro dan Pro+ dilengkapi dengan touch sampling 480Hz dan PWM dimming 3840Hz, fitur yang sangat berguna untuk gaming dan kenyamanan mata dalam kondisi cahaya rendah.

Perbandingan layar Redmi Note 15 Series

Prosesor: Kekuatan di Balik Performa

Xiaomi memilih tiga chipset berbeda untuk membedakan performa masing-masing model. Redmi Note 15 menggunakan Snapdragon 6 Gen 3 yang efisien dan cocok untuk penggunaan sehari-hari. Redmi Note 15 Pro mengandalkan Dimensity 7400 Ultra untuk performa yang lebih gesit, sementara Redmi Note 15 Pro+ hadir dengan Snapdragon 7s Gen 4 yang didukung sistem pendingin canggih.

Bocoran sebelumnya tentang Snapdragon 7s Gen 4 di Redmi Note 15 Pro+ telah dikonfirmasi melalui benchmark, menunjukkan bahwa Xiaomi serius menghadirkan performa terbaik di segmen ini.

Kamera: Dari Basic Hingga Professional Grade

Ini adalah area di mana perbedaan antara ketiga model paling terasa. Redmi Note 15 memiliki setup kamera dasar dengan sensor 50MP Light Hunter 400 dan lensa depth 2MP. Cocok untuk mereka yang hanya membutuhkan foto dokumentasi dan video 4K sederhana.

Redmi Note 15 Pro menawarkan lebih banyak fleksibilitas dengan kamera utama 50MP Sony LYT-600 (dengan OIS), ultra-wide 8MP, dan macro 2MP. Untuk selfie, tersedia sensor 20MP yang cukup untuk kebutuhan media sosial.

Redmi Note 15 Pro+ adalah yang paling lengkap dengan kamera utama 50MP Light Fusion 800, telephoto 50MP (2.5x zoom), dan ultra-wide 8MP. Ditambah dengan selfie camera 32MP, varian ini memang ditujukan untuk penggemar fotografi mobile.

Kamera Redmi Note 15 Pro+

Baterai dan Charging: Daya Tahan vs Kecepatan

Semua model Redmi Note 15 Series dibekali baterai besar, tetapi dengan konfigurasi yang berbeda. Redmi Note 15 memiliki baterai 5800mAh dengan charging 45W, sementara kedua model Pro menggunakan baterai 7000mAh. Yang membedakan adalah kecepatan charging: Redmi Note 15 Pro+ menawarkan charging 90W yang jauh lebih cepat.

Kedua model Pro juga mendukung reverse wired charging 22.5W, fitur yang berguna untuk mengisi perangkat lain dalam keadaan darurat.

Daya Tahan dan Perlindungan

Redmi Note 15 memiliki desain yang lebih ramping (7.35mm, 178g) dengan rating IP66 untuk ketahanan terhadap debu dan percikan air. Namun, Redmi Note 15 Pro dan Pro+ menawarkan perlindungan lebih lengkap dengan Dragon Crystal Glass, fiberglass back, dan sertifikasi IP66/IP68/IP69/IP69K. Bahkan, Xiaomi mengklaim kedua model Pro ini dapat bertahan dari jatuh hingga 2 meter di permukaan granit.

Audio, Konektivitas, dan Fitur Satelit

Semua model dilengkapi dual stereo speakers dengan Dolby Atmos, tetapi seri Pro memiliki output volume hingga 400% lebih keras dari generasi sebelumnya. Untuk konektivitas, semua mendukung 5G, NFC, dan berbagai sistem navigasi.

Redmi Note 15 Pro+ hadir dengan chip Pascal T1S untuk koneksi nirkabel yang lebih cepat dan stabil. Yang paling menarik, varian ini juga menawarkan edisi Satellite Messaging yang memungkinkan pengiriman pesan dua arah dan SOS melalui satelit Beidou ketika tidak ada sinyal seluler. Ini adalah pertama kalinya fitur satelit hadir di ponsel Redmi.

Harga: Mana yang Paling Worth It?

Redmi Note 15 Series ditawarkan dengan harga yang kompetitif:

  • Redmi Note 15: Mulai dari 999 yuan (sekitar Rp 2,2 juta)
  • Redmi Note 15 Pro: Mulai dari 1399 yuan (sekitar Rp 3,1 juta)
  • Redmi Note 15 Pro+: Mulai dari 1899 yuan (sekitar Rp 4,2 juta)

Dengan rentang harga ini, setiap model menawarkan nilai tambah yang sesuai dengan budget yang Anda miliki.

Jadi, mana yang paling cocok untuk Anda? Jika Anda mencari smartphone dengan harga terjangkau dan performa cukup untuk kebutuhan sehari-hari, Redmi Note 15 adalah pilihan tepat. Jika Anda menginginkan lebih banyak kekuatan pemrosesan dan fleksibilitas kamera, Redmi Note 15 Pro layak dipertimbangkan. Namun, jika Anda menginginkan yang terbaik dalam hal kamera, charging, dan fitur inovatif seperti konektivitas satelit, Redmi Note 15 Pro+ adalah jawabannya.

Serangan Siber Global Jadi Alarm, Saatnya Evaluasi Ketahanan Siber

0

Telset.id – Serangan siber global baru-baru ini yang mengeksploitasi celah keamanan SharePoint Server Microsoft berdampak pada lebih dari 9.000 organisasi di seluruh dunia, mendorong perusahaan di Indonesia untuk segera mengevaluasi dan memperkuat strategi ketahanan siber mereka.

Insiden ini, yang diumumkan Microsoft, menjadi alarm penting bagi dunia bisnis untuk menjaga kelangsungan operasional di tengah ancaman digital yang semakin kompleks. Pelaku kejahatan siber memanfaatkan celah pada aplikasi pihak ketiga atau vendor, lalu menggunakan kredensial yang dicuri untuk mengakses sistem utama secara bertahap.

Tony Lin, Senior Product Manager Data Protection Group Synology, menegaskan, “Tidak ada sistem yang sepenuhnya kebal terhadap serangan siber. Perbedaan utama antara perusahaan yang tangguh dan yang rentan di era digital terletak pada kemampuan mereka untuk pulih dengan cepat dan efektif setelah serangan siber terjadi.”

Serangan siber modern jarang terjadi secara frontal, sehingga perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan firewall atau antivirus konvensional. Dibutuhkan pendekatan keamanan berlapis yang menyeluruh, mencakup beberapa elemen kunci.

Strategi Pertahanan Berlapis untuk Ketahanan Siber

Perlindungan endpoint dengan solusi antivirus dan Endpoint Detection and Response (EDR) menjadi langkah pertama untuk mendeteksi dan mencegah aktivitas mencurigakan pada perangkat pengguna sebelum merambat ke sistem lain.

Segmentasi jaringan dan penerapan Intrusion Detection & Prevention System (IDS/IPS) membantu membatasi akses serta mendeteksi ancaman lebih dini. Enkripsi data dan teknologi Data Loss Prevention (DLP) juga diperlukan untuk menjaga kerahasiaan informasi sensitif.

Pembatasan hak akses dengan prinsip least privilege, multi-factor authentication (MFA), dan Single Sign-On (SSO) memastikan hanya pengguna yang berwenang dapat mengakses data dan sistem kritikal. Pemantauan aktivitas secara real-time menggunakan Security Information and Event Management (SIEM) menjadi kunci untuk menganalisis aktivitas dan pola yang tidak biasa.

Pembaruan sistem secara rutin untuk menutup celah keamanan serta pencadangan data berkala dengan penyimpanan di lokasi berbeda dan kemampuan pemulihan cepat turut melengkapi strategi pertahanan berlapis ini.

Backup sebagai Pilar Utama Ketahanan Bisnis

Backup bukan sekadar langkah tambahan, melainkan pilar utama ketahanan bisnis saat terjadi gangguan. Efektivitas backup bergantung pada pengelolaan yang tepat, termasuk pencadangan data operasional secara konsisten dan penyimpanan dalam bentuk immutable backup.

Dengan backup yang bersifat immutable, data tidak dapat diubah atau dihapus selama periode tertentu, mencegah modifikasi tidak sah. Backup juga idealnya disimpan secara offline, terpisah dari jaringan utama, sehingga mengurangi risiko serangan ransomware yang dapat merusak salinan cadangan.

Verifikasi pemulihan secara rutin sangat penting untuk memastikan data dapat dipulihkan dengan baik ketika dibutuhkan. Pendekatan modern dari Synology mengintegrasikan teknologi backup immutable, backup offline, dan fitur verifikasi pemulihan otomatis.

Serangan siber terhadap SharePoint Server ini mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi ancaman keamanan siber yang terus berkembang. Perusahaan perlu mempertimbangkan solusi komprehensif yang tidak hanya mencegah serangan tetapi juga memastikan pemulihan cepat.

Ancaman siber global semakin canggih, seperti yang terlihat dalam berbagai insiden keamanan data terkini. Organisasi di Indonesia harus proaktif dalam mengadopsi praktik terbaik keamanan siber untuk melindungi aset digital mereka.

Investasi dalam teknologi keamanan siber menjadi semakin kritis, mengingat kompleksitas ancaman yang dihadapi perusahaan modern. Inisiatif dari berbagai vendor keamanan menunjukkan keseriusan industri dalam menghadapi tantangan ini.

Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat membangun ketahanan siber yang kuat, memastikan kelangsungan bisnis meski menghadapi serangan digital yang semakin canggih dan terorganisir.

Ini Fitur AI Google Pixel 10, Lebih Cerdas dan Luas!

0

Telset.id – Bayangkan jika ponsel Anda bisa membaca pikiran—atau setidaknya, membaca riwayat digital Anda. Itulah yang Google tawarkan dengan Pixel 10, seri terbaru yang mengusung kecerdasan buatan (AI) lebih dalam dan personal. Bukan sekadar upgrade kamera atau chipset, melainkan revolusi cara kita berinteraksi dengan perangkat.

Di acara Made by Google di New York, perusahaan mengumumkan sejumlah fitur AI baru yang akan debut di Pixel 10 sebelum akhirnya merambah model sebelumnya. Fitur-fitur ini didukung oleh Gemini Nano, model on-device yang menjaga privasi data pengguna. Salah satu yang paling mencolok adalah Magic Cue—alat yang akan mengubah cara Anda berkirim pesan.

Dengan Magic Cue, saat Anda mengobrol dengan teman, Gemini Nano akan menyisipkan saran kontekstual. Misalnya, jika seseorang menanyakan reservasi makan malam minggu lalu, Pixel 10 akan menampilkan pintasan yang bisa diketuk untuk mengirim tautan Google Maps. Fitur ini bergantung pada jejak digital Anda; dengan menekan lama pintasan yang muncul, Anda bisa melihat sumber informasi yang digunakan Gemini, seperti email pribadi di Gmail.

Fitur Magic Cue Pixel 10 menampilkan informasi kontekstual untuk pengguna

Magic Cue juga terintegrasi dengan berbagai bagian Android. Ketika anggota keluarga mengirim pesan tentang penerbangan yang akan datang, tidak hanya nomor maskapai yang disediakan, tetapi informasi penerbangan juga ditampilkan di layar untuk referensi mudah. Ini seperti memiliki asisten pribadi yang selalu siap membantu—tanpa harus membuka aplikasi lain.

Selain Magic Cue, Google memperkenalkan Daily Hub di halaman Discover—yang bisa diakses dengan menggeser ke halaman paling kiri layar utama. Mirip dengan Samsung Now Brief, fitur ini menyajikan ringkasan AI tentang hari Anda. Di bagian atas, ada salam pembuka, ramalan cuaca, dan acara mendatang di kalender. Di bawahnya, daftar pengingat dari Gmail, Keep, dan aplikasi Google lainnya. Gulir lebih jauh, dan Anda akan menemukan artikel dan video rekomendasi dari YouTube.

Bagi yang suka merefleksikan hari, ada aplikasi Journal baru. Dilengkapi fitur AI, aplikasi ini bisa menyarankan gambar dari perpustakaan foto saat Anda menulis entri. Selain itu, ia mengategorikan entri berdasarkan topik yang Anda tentukan—dengan emoji sebagai penanda visual, memudahkan Anda melihat sekilas apa yang telah ditulis dari tampilan bulanan.

Aplikasi Journal Pixel menggunakan AI untuk membantu merekam pemikiran

Di aplikasi Photos, Google menghadirkan Conversational Editing. Fitur ini memungkinkan Anda mengedit gambar dengan mendeskripsikan perubahan yang diinginkan. Misalnya, jika Anda mengambil swafoto di tempat ramai, cukup katakan pada Photos untuk menghapus orang asing dari gambar. Setelah beberapa saat, model on-device akan menghasilkan gambar baru, dengan versi asli ditampilkan bersamaan untuk perbandingan. Anda bisa menumpuk beberapa edit, dan jika tidak puas, bisa kembali ke versi sebelumnya.

Conversational Editing memungkinkan edit gambar dengan suara

Di aplikasi kamera, ada sejumlah fitur AI baru. Pertama, Camera Coach, yang menganalisis bidikan Anda dan memberikan saran tentang sudut, pencahayaan, serta mode terbaik untuk situasi tersebut. Lalu, Auto Best Take, yang menemukan dan menggabungkan foto serupa sehingga semua orang dalam foto grup terlihat terbaik. Terakhir, Add Me yang ditingkatkan untuk memudahkan memasukkan fotografer dalam grup lebih besar.

Google juga mengupgrade Gemini Live, asisten visual yang diperkenalkan tahun lalu. Ada indikator visual baru yang menutupi bagian layar untuk memudahkan melihat apa yang dirujuk Gemini saat menjawab pertanyaan. Fitur ini akan tersedia pertama di Pixel 10 sebelum merambah ponsel Android dan iOS lain. Selain itu, Google akan merilis model baru yang “secara dramatis” meningkatkan cara Gemini menggunakan elemen kunci ucapan manusia—seperti berbicara lambat jika Anda mencatat, atau mengubah nada berdasarkan emosi topik yang dibahas.

Keluarga Pixel 10 sudah bisa dipesan mulai hari ini, dengan ketersediaan umum Pixel 10, Pixel 10 Pro, dan Pixel 10 Pro XL pada 28 Agustus. Sementara Pixel 10 Pro Fold, Pixel Watch 4, dan Pixel Buds 2a akan tiba di ritel pada 9 Oktober. Dengan hardware baru dan segudang fitur Gemini AI, Google kembali menegaskan dominasinya dalam inovasi perangkat pintar.

Jadi, apakah Pixel 10 layak ditunggu? Jika Anda menginginkan pengalaman AI yang lebih personal dan intuitif, jawabannya adalah ya. Fitur-fitur seperti Magic Cue dan Conversational Editing bukan sekadar gimmick—mereka merepresentasikan masa depan di mana teknologi memahami konteks dan kebutuhan kita dengan lebih baik.

Microsoft Rilis Fitur Shader Canggih untuk Xbox Ally, Game Lebih Lancar

0

Telset.id – Pernahkah Anda merasa kesal karena harus menunggu lama saat pertama kali menjalankan game PC? Atau mengalami lag tiba-tiba di tengah sesi gaming seru? Microsoft punya solusi yang mungkin akan mengubah pengalaman bermain game di perangkat handheld. Perusahaan teknologi raksasa itu sedang mengembangkan fitur “advanced shader delivery” untuk ASUS ROG Xbox Ally yang dijanjikan akan membuat loading game lebih cepat dan bebas stutter.

Fitur baru ini diumumkan bersamaan dengan pengumuman tanggal peluncuran handheld Xbox pertama dan sistem kompatibilitas baru Microsoft untuk memeriksa apakah game akan berjalan baik di perangkat handheld. Bagi gamer PC, masalah shader stutter bukan hal asing. Ini adalah masalah yang tidak terjadi di konsol karena hardware mereka yang seragam, namun menjadi tantangan tersendiri di dunia PC gaming.

Ilustrasi teknologi shader delivery pada handheld gaming

Bagaimana sebenarnya sistem shader delivery baru Microsoft bekerja? Berbeda dari metode konvensional dimana shader diunduh saat game pertama kali diluncurkan, sistem Microsoft “memuat shader game selama proses download”. Pendekatan revolusioner ini menurut perusahaan akan memungkinkan game diluncurkan hingga 10 kali lebih cepat, “berjalan lebih mulus, dan menggunakan lebih sedikit baterai pada sesi pertama bermain”.

Namun, seperti banyak inovasi di industri gaming, sistem shader delivery baru ini memerlukan adopsi dari developer game. Artinya, tidak semua game akan langsung merasakan manfaatnya saat peluncuran pertama. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Microsoft untuk meyakinkan developer agar mengintegrasikan teknologi baru mereka.

Inisiatif Microsoft ini bukan datang tanpa alasan. Dalam dunia dimana konsol Xbox rumah semakin mirip dengan PC Windows, perusahaan mungkin sedang membuat perbaikan yang bisa dimanfaatkan nanti. Upaya untuk menyederhanakan kompleksitas dan ketidakefisienan yang bisa ditambahkan Windows 11 ke dalam gaming jelas menjadi prioritas.

Selain fitur shader delivery, Microsoft juga mengungkapkan bahwa versi handheld Windows mereka akan “meminimalkan aktivitas latar belakang dan menunda tugas non-esensial” untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke permainan game. Akses yang lebih mudah ke fitur seperti Game Bar dan software Armoury Crate ASUS juga menjadi bagian dari paket lengkap pengalaman gaming yang diusung.

Lalu, bagaimana dengan masa depan handheld gaming? Dengan kolaborasi antara Lenovo dan Xbox yang juga sedang berlangsung, industri handheld gaming mungkin sedang menuju era baru. Microsoft jelas serius ingin membuat handheld mereka sukses, dan kerja keras mereka dalam mengembangkan fitur-fitur seperti advanced shader delivery membuktikan komitmen tersebut.

Bagi para gamer yang penasaran dengan perangkat terbaru ini, ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi telah diumumkan dengan spesifikasi yang menjanjikan. Namun, perlu diingat bahwa kesuksesan perangkat ini tidak hanya bergantung pada hardware semata, tetapi juga pada optimasi software seperti fitur shader delivery yang sedang dikembangkan.

Di sisi lain, kompetisi di pasar handheld gaming semakin ketat. Dengan Valve yang membuka instalasi SteamOS untuk handheld Windows, pilihan bagi konsumen semakin beragam. Microsoft harus memastikan bahwa solusi mereka benar-benar memberikan nilai tambah yang signifikan.

Pertanyaan besarnya: Akankah fitur advanced shader delivery ini menjadi game-changer yang diharapkan? Hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi satu hal pasti – Microsoft sedang berusaha keras untuk membawa pengalaman konsol yang mulus ke dunia handheld PC gaming. Dan bagi kita para gamer, itu adalah kabar baik yang patut dinantikan.

Cara Mudah Berbagi Musik Spotify ke Instagram Stories dan Notes

0

Telset.id – Pernahkah Anda mendengar lagu yang begitu menggugah hingga ingin segera membagikannya ke teman-teman? Kini, berbagi musik favorit dari Spotify ke Instagram menjadi lebih mudah dan menyenangkan berkat fitur terbaru yang diluncurkan oleh kedua platform ini. Dengan hampir 700 juta pengguna Spotify di seluruh dunia, kolaborasi ini tentu menjadi angin segar bagi para pecinta musik.

Bayangkan: Anda sedang mendengarkan lagu andalan dari artis favorit, dan dengan beberapa ketukan, lagu tersebut bisa langsung muncul di Instagram Stories atau Notes. Tidak hanya itu, teman-teman Anda pun dapat langsung membuka lagu tersebut di Spotify tanpa harus mencari manual. Sungguh praktis, bukan?

Fitur ini tidak hanya memudahkan pengguna, tetapi juga memperkuat integrasi antara dua raksasa media sosial dan streaming musik. Sebelumnya, berbagi musik dari Spotify ke Instagram mungkin terasa sedikit ribet. Namun, dengan pembaruan ini, semuanya menjadi lebih intuitif dan real-time. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana cara memanfaatkannya.

Cara Berbagi Lagu Spotify ke Instagram Stories

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuka aplikasi Spotify dan memilih lagu yang ingin dibagikan. Setelah itu, tap ikon share yang biasanya terletak di bawah cover album. Dari opsi yang muncul, pilih Instagram Stories. Secara otomatis, aplikasi akan membuka Instagram dan menampilkan pratinjau Stories dengan music sticker yang menampilkan cuplikan lagu.

Yang menarik, cuplikan lagu ini bukan sekadar gambar statis. Ketika teman Anda melihat Stories tersebut, mereka dapat mengetuk music sticker untuk langsung membuka lagu di Spotify. Ini berarti pengalaman berbagi menjadi lebih interaktif dan langsung terhubung. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Fitur Music Stickers akan Hadir di Instagram Stories, fitur ini memang dirancang untuk meningkatkan engagement.

Tampilan berbagi lagu Spotify ke Instagram Stories

Jika Anda masih merasa bingung, jangan khawatir. Kami telah menyiapkan panduan lengkap dalam artikel Cara Unggah Lagu Spotify di Instagram Stories yang bisa Anda baca untuk langkah demi langkah yang lebih detail.

Berbagi Musik Langsung melalui Instagram Notes

Selain Stories, Instagram Notes juga kini mendukung integrasi dengan Spotify. Fitur ini memungkinkan Anda menunjukkan kepada teman-teman apa yang sedang Anda dengarkan secara real-time. Caranya cukup sederhana: buka Instagram, akses bagian Notes, dan ketuk ikon musik (music note).

Di audio browser, pilih opsi “Share from Spotify”. Notes Anda akan otomatis memperbarui dan menampilkan lagu yang sedang diputar. Uniknya, jika Anda tidak sedang mendengarkan apa pun, Notes akan menampilkan lagu berikutnya yang Anda putar dalam 30 menit ke depan. Jadi, pastikan Anda memilih lagu yang tepat, ya!

Share what you're listening to in real time.

Teman-teman Anda dapat mengetuk Notes tersebut untuk menambahkan lagu ke likes mereka di Spotify. Ini adalah cara yang brilian untuk berbagi rekomendasi musik tanpa harus mengirim pesan satu per satu. Integrasi semacam ini menunjukkan bagaimana platform media sosial terus berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan konektivitas yang lebih dalam.

Integrasi yang Lebih Mudah dari Spotify ke Instagram

Tidak hanya dari sisi Instagram, Spotify juga mempermudah integrasi ke Instagram. Ketika Anda berbagi lagu yang sedang diputar dari aplikasi Spotify, akan muncul ikon Notes baru di samping opsi berbagi Instagram lainnya. Ini membuat proses berbagi menjadi lebih cepat dan efisien.

Fitur-fitur ini telah tersedia secara global untuk pengguna iOS dan Android. Jadi, tidak peduli perangkat apa yang Anda gunakan, Anda dapat menikmati kemudahan berbagi musik ini. Kolaborasi antara Spotify dan Instagram bukanlah hal baru, tetapi pembaruan ini membawa hubungan mereka ke level yang lebih tinggi.

Sebagai informasi, integrasi semacam ini juga sedang dikembangkan untuk platform lain. Seperti yang kami laporkan dalam Instagram Sebar Fitur NFT di Lebih dari 100 Negara, Instagram terus memperluas fitur-fitur inovatifnya untuk menjaga relevansi di pasar yang kompetitif.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera coba fitur ini dan bagikan lagu favorit Anda ke teman-teman di Instagram. Siapa tahu, Anda justru akan menemukan komunitas dengan selera musik yang sama!

Spotify dan Instagram Kian Mesra: Berbagi Musik Lebih Mudah

0

Telset.id – Bayangkan Anda sedang mendengarkan lagu andalan di Spotify, lalu ingin membagikannya ke Instagram dengan cara yang lebih personal dan interaktif. Kini, impian itu menjadi kenyataan. Spotify dan Instagram baru saja mengumumkan integrasi fitur yang memungkinkan pengguna berbagi musik dengan lebih mudah dan menarik. Dengan basis pengguna hampir 700 juta, langkah ini bukan sekadar kolaborasi biasa—melainkan strategi cerdas untuk memperkuat ekosistem digital musik dan sosial.

Integrasi ini hadir dalam dua fitur utama yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman berbagi konten musik. Yang pertama adalah kemampuan untuk menyertakan cuplikan lagu saat membagikan trek Spotify ke Instagram Stories. Tak hanya sekadar pratinjau, fitur ini memungkinkan teman atau pengikut Anda untuk langsung membuka lagu tersebut di aplikasi Spotify hanya dengan mengetuk stiker musik yang muncul. Ini adalah langkah maju yang signifikan dibandingkan metode berbagi sebelumnya yang cenderung statis dan kurang interaktif.

Cuplikan lagu Spotify di Instagram Stories

Fitur kedua, yang tak kalah menarik, adalah integrasi dengan Instagram Notes. Sekarang, Anda bisa menunjukkan secara real-time lagu apa yang sedang didengarkan melalui fitur catatan singkat ini. Caranya mudah: saat membuat note, ketuk ikon musik, lalu pilih opsi “Share from Spotify”. Yang membuatnya istimewa, catatan ini akan terus diperbarui otomatis sesuai lagu yang diputar—bahkan jika Anda tidak sedang mendengarkan sesuatu, catatan akan menampilkan lagu berikutnya yang diputar dalam 30 menit ke depan. Jadi, pilihan lagu Anda benar-benar merepresentasikan suasana hati saat itu.

Share what you're listening to in real time.

Di sisi lain, integrasi juga diperkuat dari aplikasi Spotify. Kini, saat berbagi lagu yang sedang diputar, muncul ikon Notes baru di samping opsi berbagi Instagram lainnya. Ini memudahkan pengguna untuk langsung membagikan lagu ke Notes tanpa harus melalui proses yang berbelit.

Lantas, apa implikasi dari kolaborasi ini? Pertama, dari sisi pengguna, fitur ini jelas mempermudah ekspresi musikal di platform sosial. Musik selalu menjadi bagian penting dari identitas digital—dengan fitur ini, pengguna bisa lebih otentik dalam menunjukkan selera atau mood mereka. Kedua, bagi Spotify dan Instagram, ini adalah cara untuk saling menguatkan. Spotify mendapatkan eksposur lebih besar melalui Instagram, sementara Instagram menambah nilai interaktif bagi penggunanya.

Fitur ini telah tersedia secara global untuk pengguna iOS dan Android. Jadi, apakah Anda sudah mencobanya? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Trump Mobile T1: Fakta di Balik Klaim Smartphone AS yang Kontroversial

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang diklaim “Made in USA” ternyata hanya ilusi digital belaka? Itulah yang terjadi dengan Trump Mobile T1, proyek ponsel yang sejak pengumuman Juni lalu telah memicu gelombang skeptisisme dan tawa di kalangan pengamat teknologi. Bagaimana mungkin sebuah perusahaan bisa menjanjikan produk yang bahkan belum ada wujud nyatanya?

Dari klaim awal yang menyatakan ponsel ini diproduksi di Amerika Serikat, hingga penghapusan diam-diam label “Made in USA” dari situs resminya, Trump Mobile telah menunjukkan pendekatan yang semakin tidak masuk akal. Yang lebih mencengangkan, berdasarkan investigasi AppleInsider, ponsel T1 itu sendiri ternyata tidak benar-benar ada. Promosi yang beredar hanyalah hasil editan foto dari smartphone lain yang diubah menjadi warna emas.

Misalnya, di situs web Trump Mobile, terpampang gambar yang diduga kuat adalah Revvl 7 Pro 5G yang diedit secara amatir. Sementara itu, iklan Instagram mereka menampilkan apa yang mirip dengan iPhone 16 Pro Max, lengkap dengan branding Trump Mobile yang ditumpangkan. Dan yang terbaru, unggahan di X minggu ini justru menunjukkan Samsung Galaxy S25 Ultra dengan casing buatan Spigen—dengan logo perusahaan Korea Selatan itu masih terlihat samar di balik render bendera Amerika.

Perbandingan gambar promosi Trump Mobile T1 dengan smartphone asli

Respons Spigen terhadap penggunaan gambar mereka tanpa izin mungkin mewakili perasaan banyak orang: “??? bro what.” Kalimat singkat itu seolah menggambarkan betapa absurdnya seluruh situasi ini. Bayangkan, sebuah perusahaan aksesori ternama justru “dijadikan bagian” dari kampanye produk yang bahkan belum dipastikan keberadaannya.

Ini bukan pertama kalinya nama Donald Trump dikaitkan dengan kontroversi di dunia teknologi. Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel Makin Panas, Trump Larang China Mobile Masuk Amerika, kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan teknologi selama masa kepemimpinannya seringkali menuai pro dan kontra. Bahkan, seperti diungkap dalam Donald Trump Minta Apple Pindahkan Pabrik ke AS, ada keinginan kuat untuk membawa produksi teknologi kembali ke tanah Amerika.

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi dengan Trump Mobile? Apakah ini sekadar strategi marketing yang gagal, atau mungkin upaya untuk memanfaatkan sentimen “America First” yang masih kuat di kalangan tertentu? Yang jelas, janji produk teknologi yang “dibuat di AS” memang selalu menarik perhatian, mengingat sebagian besar produksi smartphone dunia didominasi oleh China dan negara-negara Asia lainnya.

Namun, ketika janji itu tidak disertai dengan bukti nyata—bahkan gambar promosi pun harus “mencuri” dari produk lain—maka kredibilitas seluruh proyek dipertanyakan. Konsumen yang awalnya mungkin tertarik dengan gagasan smartphone Amerika, akhirnya justru disuguhi pertunjukan smoke and mirrors yang lebih mirip lelucon daripada inovasi teknologi.

Trump Mobile T1 ad showing a Samsung phone in a Spigen case

Dalam industri yang didorong oleh inovasi dan transparansi, pendekatan seperti ini tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga merusak kepercayaan terhadap merek-merek yang benar-benar serius dalam mengembangkan produk teknologi. Bagaimana mungkin masyarakat bisa mempercayai klaim “Made in USA” jika yang ditunjukkan justru gambar smartphone Samsung dengan casing Spigen?

Pelajaran apa yang bisa diambil dari kasus Trump Mobile T1? Mungkin yang terpenting adalah bahwa dalam era digital ini, konsumen semakin cerdas dan kritis. Mereka tidak mudah tertipu oleh gambar-gambar editan atau janji-janji kosong. Seperti dalam dunia game mobile dimana pemain mengharapkan hero baru yang benar-benar inovatif—seperti yang dibahas dalam 8 Hero Mobile Legend Terbaru 2020, Siap Mencobanya?—konsumen smartphone juga mengharapkan produk yang nyata dan berkualitas.

Jadi, sebelum Anda tertarik dengan klaim “revolusioner” atau “Made in USA”, ada baiknya melakukan pengecekan fakta lebih dalam. Karena seperti kata pepatah, jika sesuatu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin memang itu tidak nyata.