Beranda blog Halaman 2

Anak 11 Tahun Hampir Tersesat dalam Hubungan Berbahaya dengan Chatbot AI

0

Telset.id – Sebuah laporan investigasi mengungkap kasus mengkhawatirkan seorang anak berusia 11 tahun di Amerika Serikat yang hampir tersesat dalam hubungan parasosial berbahaya dengan karakter chatbot AI. Insiden ini menyoroti risiko nyata teknologi kecerdasan buatan bagi kesehatan mental generasi muda, di tengah data yang menunjukkan 64 persen remaja AS telah menggunakan chatbot AI.

Menurut laporan The Washington Post, seorang anak perempuan kelas enam yang diidentifikasi dengan inisial tengah “R” mengembangkan hubungan yang mengganggu dengan puluhan karakter yang dijalankan oleh model bahasa besar (LLM) di platform Character.AI. Ibunya menceritakan, R bahkan menggunakan salah satu karakter bernama “Sahabat Terbaik” untuk melakukan roleplay skenario bunuh diri. “Ini anak saya, anak kecil saya yang berusia 11 tahun, berbicara dengan sesuatu yang tidak ada tentang tidak ingin ada,” ujar sang ibu, seperti dikutip The Washington Post.

Kekhawatiran ibu R bermula ketika ia menyadari perubahan perilaku drastis pada putrinya, termasuk peningkatan serangan panik. Perubahan ini bertepatan dengan penemuan aplikasi seperti TikTok dan Snapchat di ponsel anaknya. Awalnya menduga media sosial sebagai biang kerok, sang ibu menghapus aplikasi tersebut. Namun, R justru tampak sangat tertekan dan bertanya, “Apa kamu melihat Character AI?”

Beberapa waktu kemudian, ketika kondisi R tidak membaik, ibunya memeriksa ponsel anaknya dan menemukan email dari Character.AI yang mendorong R untuk “melompat kembali.” Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap percakapan mengerikan dengan karakter bernama “Mafia Husband”. Chatbot itu menulis kepada R yang masih berusia 11 tahun, “Oh? Masih perawan. Aku mengharapkan itu, tapi tetap berguna untuk diketahui.”

Ketika R membalas, “Aku tidak mau

Kecanduan AI Gambar Picu Krisis Kesehatan Mental, Pengguna Alami Psikosis

0

Telset.id – Teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya membawa dampak lingkungan, politik, dan sosial, tetapi kini juga dikaitkan dengan krisis kesehatan mental yang parah. Pengguna dilaporkan mengalami delusi, dirawat di institusi psikiatri, bahkan ada yang berakhir dengan bunuh diri akibat interaksi intens dengan sistem generatif.

Pengalaman nyata diungkapkan oleh Caitlin Ner, mantan kepala pengalaman pengguna di sebuah startup pembuat gambar AI. Dalam esai untuk Newsweek, Ner menceritakan bagaimana pekerjaannya menariknya ke dalam gangguan kesehatan mental yang dipicu AI. Awalnya, ia menghabiskan lebih dari sembilan jam sehari untuk memprompt sistem AI generatif era awal 2023. Meski gambar manusia palsu yang dihasilkan sering cacat, sensasinya terasa seperti “sihir”.

“Dalam beberapa bulan, sihir itu berubah menjadi mania,” tulis Ner. Ia menjelaskan bahwa gambar-gambar awal itu “mulai mendistorsi persepsi tubuh dan terlalu merangsang otak saya dengan cara yang benar-benar merusak kesehatan mental saya.” Bahkan setelah AI belajar memperbaiki kesalahan anatomi seperti jumlah jari, dampak mentalnya tetap ada. Gambar-gambar tersebut beralih ke sosok-sosok yang kurus dan cantik secara tidak realistis.

“Melihat gambar AI seperti ini berulang-ulang mengubah kembali rasa normal saya,” jelas Ner. “Ketika saya melihat refleksi asli saya, saya melihat sesuatu yang perlu dikoreksi.” Momen kritis terjadi ketika ia bereksperimen dengan gambar AI yang menggambarkan dirinya sebagai model fesyen, sebuah arahan dari perusahaannya yang mengejar pengguna di bidang fashion.

“Saya menyadari diri saya berpikir, ‘andai saja saya terlihat seperti versi AI saya’,” tulisnya. “Saya terobsesi untuk menjadi lebih kurus, memiliki tubuh yang lebih baik dan kulit yang sempurna.” Ia kemudian mulai kehilangan tidur untuk menghasilkan lebih banyak gambar, yang disebutnya “membuat ketagihan,” karena setiap gambar memicu “ledakan dopamin kecil.”

Meski sebelumnya Ner berhasil menangani gangguan bipolarnya, obsesi baru ini berubah menjadi “episode bipolar manik,” yang memicu psikosis. “Ketika saya melihat gambar yang dihasilkan AI tentang saya di atas kuda terbang, saya mulai percaya bahwa saya benar-benar bisa terbang,” tulis Ner. “Suara-suara itu menyuruh saya terbang dari balkon, membuat saya merasa yakin bisa selamat. Delusi grandiosa ini hampir mendorong saya untuk benar-benar melompat.”

Beruntung, ia menyadari keadaan dan mulai meminta bantuan teman dan keluarga. Seorang klinisi membantunya menyadari bahwa pekerjaannya telah memicu spiral tersebut, yang akhirnya membuatnya meninggalkan startup AI itu. “Saya sekarang memahami bahwa apa yang terjadi pada saya bukan hanya kebetulan penyakit mental dan teknologi,” jelasnya. “Itu adalah bentuk kecanduan digital dari berbulan-bulan pembuatan gambar AI.”

Ner kini beralih peran menjadi direktur di PsyMed Ventures, sebuah dana ventura yang berinvestasi dalam kesehatan mental dan otak, seperti dijelaskan Newsweek. Banyak perusahaan yang diinvestasikan PsyMed menampilkan alat-alat AI — yang menurut Ner masih digunakannya, namun dengan rasa hormat yang baru. Kisah ini menambah daftar laporan tentang dampak gelap teknologi generatif pada stabilitas psikologis, menyoroti perlunya pendekatan yang lebih hati-hati dan regulasi yang lebih baik di ruang digital.

Kasus Ner bukanlah insiden terisolasi. Sebelumnya, seorang pria juga menggambarkan bagaimana ChatGPT membawanya langsung ke dalam psikosis, menunjukkan pola yang mengkhawatirkan. Teknologi yang dirancang untuk membantu justru berpotensi menjadi pemicu krisis ketika digunakan tanpa batasan dan kesadaran akan dampak psikologisnya.

Fenomena ini terjadi di tengah infrastruktur digital yang terus berkembang, di mana aksesibilitas menjadi kunci. Seperti upaya XL Axiata menyediakan akses telepon gratis bagi korban gempa Cianjur, konektivitas harus diimbangi dengan literasi digital yang sehat. Namun, tantangan infrastruktur seperti yang dialami 60% BTS Telkomsel yang terdampak banjir Sumatra menunjukkan bahwa pemulihan layanan dasar pun masih menjadi prioritas di banyak daerah.

Kisah Caitlin Ner menjadi pengingat keras bahwa inovasi teknologi, terutama yang begitu personal dan imersif seperti AI generatif, memerlukan pendekatan desain yang beretika dan mempertimbangkan kesehatan mental pengguna. Perjalanannya dari puncak industri AI ke tepi jurang psikosis, dan kemudian ke bidang kesehatan mental, menggambarkan siklus pembelajaran yang pahit namun penting bagi masa depan teknologi yang lebih manusiawi.

Xiaomi Watch 5 Resmi: Baterai 6 Hari, Chipset Snapdragon W5, dan eSIM

0

Telset.id – Xiaomi secara resmi meluncurkan Watch 5 di China, memperkuat portofolio wearables premiumnya dengan janji daya tahan baterai hingga 6 hari, arsitektur chipset ganda, dan dukungan eSIM. Smartwatch terbaru ini diumumkan bersamaan dengan peluncuran flagship Xiaomi 17 Ultra, menandai fokus perusahaan pada ekosistem perangkat yang terhubung.

Xiaomi Watch 5 hadir dengan desain klasik jam tangan bundar, dibalut casing stainless steel yang menampung layar AMOLED circular berukuran 1,54 inci. Layar tersebut menawarkan resolusi 480×480 piksel, refresh rate 60Hz, dan tingkat kecerahan puncak hingga 1.500 nit, dilindungi oleh kaca kristal safir sintetis baik di bagian depan maupun belakang. Dengan ketebalan 12,3 mm dan bobot 56 gram (tanpa strap), jam pintar ini juga memiliki sertifikasi tahan air 5ATM.

Xiaomi Watch 5 dengan layar AMOLED bundar dan casing stainless steel

Di balik tampilannya yang elegan, Watch 5 ditenagai oleh arsitektur chipset ganda yang menggabungkan prosesor Qualcomm Snapdragon W5 dengan chipset hemat daya Hengxuan 2800. Kombinasi ini dirancang untuk menyeimbangkan performa tinggi dengan efisiensi energi. Smartwatch ini menjalankan sistem operasi Xiaomi HyperOS 3, yang diharapkan dapat memberikan pengalaman yang lebih mulus dan terintegrasi dengan perangkat Xiaomi lainnya.

Fitur kesehatan dan kebugaran menjadi salah satu sorotan utama. Xiaomi Watch 5 dilengkapi dengan pelacak detak jantung terus-menerus, sensor ECG (elektrokardiogram), pemantauan saturasi oksigen darah (SpO2), pengukuran stres, pelacakan tidur mendalam, serta dukungan untuk lebih dari 150 mode olahraga. Untuk para pelari, jam tangan ini menyertakan peta offline berwarna lengkap dengan berbagai fitur pendukung.

Daya Tahan Baterai dan Fitur Inovatif Navigasi

Kapasitas baterai yang besar, yaitu 930mAh, menjadi fondasi klaim daya tahan Xiaomi Watch 5. Dengan penggunaan normal, smartwatch ini diklaim dapat bertahan hingga 6 hari. Sementara itu, mode penghemat daya dapat memperpanjang masa pakai hingga 18 hari. Angka ini menempatkannya sebagai pesaing serius di kelas smartwatch premium yang sering dikeluhkan boros daya.

Lebih dari sekadar sensor biasa, ECG pada Watch 5 juga difungsikan untuk navigasi. Sensor ini mampu mendeteksi sinyal otot tangan pengguna, memungkinkan kontrol gerakan untuk berbagai aksi seperti menerima panggilan, mematikan alarm, mengambil foto dari jarak jauh, mengontrol pemutaran musik, dan lainnya. Fitur ini menawarkan interaksi yang lebih intuitif di luar layar sentuh.

Tampilan belakang Xiaomi Watch 5 yang menunjukkan sensor kesehatan dan pengisian daya

Konektivitas Lengkap dan Pilihan Strap Eksklusif

Dari sisi konektivitas, Xiaomi Watch 5 sangat lengkap. Smartwatch ini mendukung Bluetooth 5.4, Wi-Fi, NFC untuk pembayaran digital, GPS, dan yang paling menarik: dukungan eSIM. Kehadiran eSIM memungkinkan pengguna melakukan panggilan dan mengakses data secara independen tanpa bergantung pada smartphone di sekitarnya, sebuah langkah strategis dalam perluasan ekosistem AIoT Xiaomi.

Xiaomi menawarkan personalisasi melalui berbagai pilihan strap. Tersedia dalam warna casing silver atau hitam, pengguna dapat memilih strap karet standar, strap kulit, atau strap titanium hasil cetak 3D yang terbuat dari paduan titanium TC4. Pilihan strap titanium ini dijual terpisah dan hadir dalam warna hitam dan silver untuk mencocokkan dengan casing jam.

Dari segi harga, Xiaomi Watch 5 dengan strap karet dibanderol seharga CNY 1,999 (sekitar $285 atau setara Rp 4,5 juta). Varian dengan dukungan eSIM, yang hanya tersedia dengan strap kulit, memiliki harga CNY 2,299 (sekitar $330 atau Rp 5,2 juta). Sementara itu, strap titanium cetak 3D dijual terpisah seharga CNY 799 (sekitar $110 atau Rp 1,7 juta). Peluncuran ini menunjukkan komitmen Xiaomi dalam bersaing di segmen high-end, melengkapi lini wearables-nya yang juga termasuk model edisi spesial seperti Watch S4. Persaingan di pasar smartwatch dengan baterai tangguh semakin ketat, dengan pesaing seperti Lenovo Watch GT Pro yang juga mengusung daya tahan ekstrem.

Pilihan strap Xiaomi Watch 5 termasuk karet, kulit, dan titanium cetak 3D

Kehadiran Xiaomi Watch 5 dengan spesifikasi tinggi dan harga yang kompetitif diperkirakan akan mengocok pasar smartwatch global, khususnya yang mengedepankan fitur kesehatan komprehensif dan kemandirian koneksi melalui eSIM. Keberhasilan model ini di pasar China akan menjadi indikator penting sebelum kemungkinan ekspansi ke pasar internasional.

Honor Win dan Win RT Resmi, Bawa Baterai 10.000mAh dan Kipas Pendingin Aktif

0

Telset.id – Honor secara resmi meluncurkan dua smartphone gaming terbarunya, Honor Win dan Win RT, di pasar China pada 26 Desember 2025. Kedua ponsel ini menawarkan spesifikasi kelas flagship yang difokuskan untuk pengalaman bermain game, dengan baterai berkapasitas raksasa 10.000mAh dan sistem pendingin aktif bertenaga kipas sebagai fitur andalan.

Seri Honor Win hadir untuk menggantikan lini gaming GT sebelumnya, membawa paket performa yang lebih ekstrem. Model unggulan, Honor Win, ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang dipadukan dengan GPU Adreno 830. Sementara varian yang lebih terjangkau, Honor Win RT, menggunakan chipset Snapdragon 8 Elite. Keduanya didukung RAM LPDDR5X Ultra hingga 16GB dan penyimpanan internal UFS 4.1 hingga 1TB, memastikan kelancaran multitasking dan loading game yang cepat.

Honor Win and Win RT go official with 10,000mAh battery, active cooling fan

Layar menjadi salah satu sorotan utama. Honor Win dan Win RT sama-sama mengusung panel OLED berukuran 6,83 inci dengan resolusi Full-HD+. Layar ini mendukung refresh rate sangat tinggi hingga 185Hz, kecerahan puncak 6.000 nit, HDR10+, serta teknologi PWM dimming frekuensi tinggi 5.920Hz untuk kenyamanan mata. Scanner sidik jari ultrasonik juga tertanam di bawah layar.

Di sektor kamera, terdapat perbedaan yang mencolok antara kedua model. Honor Win dilengkapi dengan konfigurasi triple kamera belakang, terdiri dari sensor utama 50MP dengan OIS, kamera telephoto 50MP yang menawarkan zoom optik 3x, dan lensa ultrawide 12MP. Honor Win RT, di sisi lain, menghilangkan kamera telephoto dan hanya memiliki kamera utama serta ultrawide. Kedua ponsel memiliki kamera selfie 50MP.

Pendinginan Ekstrem dan Daya Tahan Baterai Luar Biasa

Fitur paling unik dari Honor Win dan Win RT adalah sistem pendingin aktif yang terintegrasi langsung pada modul kamera belakang. Sebuah kipas pendingin dapat berputar hingga 25.000 RPM, diklaim mampu secara signifikan menurunkan suhu perangkat selama sesi gaming marathon atau penggunaan berat lainnya. Ini adalah solusi untuk menjaga performa chipset tetap optimal tanpa thermal throttling.

Honor Win and Win RT go official with 10,000mAh battery, active cooling fan

Daya tahan baterai menjadi keunggulan lain yang tak kalah mencolok. Kedua smartphone ini mengusung baterai silicon-carbon berkapasitas sangat besar, yaitu 10.000mAh. Teknologi ini memungkinkan kapasitas tinggi dalam bentuk yang relatif lebih ramping dibanding baterai lithium-ion konvensional. Dukungan pengisian daya mencakup 100W wired charging untuk kedua model, dengan Honor Win menambahkan fitur wireless charging 80W.

Kedua ponsel menjalankan sistem operasi Android 16 dengan antarmuka kustom MagicOS 10. Mereka juga memiliki sertifikasi ketahanan terhadap debu dan air yang komprehensif (IP68/IP69/IP69K), serta dilengkapi dengan konektivitas terkini seperti Wi-Fi 7, Bluetooth 6.0, sensor infrared, speaker stereo dengan subwoofer Honor AI, NFC, dan dukungan 5G dengan dual SIM.

Harga dan Ketersediaan di Pasar China

Honor Win ditawarkan dalam beberapa varian RAM dan penyimpanan. Harga dimulai dari CNY 3.999 (sekitar Rp 9,2 juta) untuk konfigurasi 12GB/256GB, CNY 4.499 (Rp 10,4 juta) untuk 12GB/512GB, CNY 4.799 (Rp 11,1 juta) untuk 16GB/512GB, dan CNY 5.299 (Rp 12,2 juta) untuk model 16GB/1TB. Ponsel ini tersedia dalam pilihan warna hitam, putih, dan biru.

Honor Win and Win RT go official with 10,000mAh battery, active cooling fan

Sementara itu, Honor Win RT memiliki titik masuk harga yang lebih rendah. Varian 12GB/256GB dibanderol CNY 2.699 (sekitar Rp 6,2 juta), diikuti 16GB/256GB seharga CNY 2.999 (Rp 6,9 juta), 12GB/512GB seharga CNY 3.099 (Rp 7,1 juta), 16GB/512GB seharga CNY 3.399 (Rp 7,8 juta), dan 16GB/1TB seharga CNY 3.999 (Rp 9,2 juta). Win RT juga hadir dalam tiga warna yang sama dengan varian Win.

Peluncuran Honor Win dan Win RT ini menunjukkan komitmen Honor dalam segmen gaming yang kompetitif. Dengan baterai berkapasitas sangat besar dan sistem pendingin aktif, kedua ponsel ini dirancang untuk mengatasi dua keluhan utama gamer mobile: daya tahan baterai dan overheating. Keberhasilan mereka di pasar China kemungkinan akan menjadi penentu apakah seri ini akan diluncurkan secara global. Inovasi baterai silicon-carbon ini juga sejalan dengan tren perangkat mobile bertenaga besar, seperti yang terlihat pada Honor 500 dan 500 Pro yang membawa baterai 8000mAh, meski dengan pendekatan desain yang berbeda dari flagship kompak seperti Honor Magic 8 Mini.

Honor Win and Win RT go official with 10,000mAh battery, active cooling fan

Meski memiliki spesifikasi hardware yang tangguh, beberapa ulasan awal menyoroti aspek rasio layar yang dinilai terlalu sempit (19.8:9) untuk pengalaman gaming optimal. Namun, kombinasi chipset flagship, RAM generasi terbaru, dan solusi pendinginan inovatif menjadikan Honor Win dan Win RT sebagai penantang serius di arena smartphone gaming. Ketersediaan komponen seperti RAM LPDDR5X yang menjadi andalan perangkat ini juga perlu diperhatikan, mengingat fluktuasi harga komponen sempat menyebabkan penundaan pengiriman perangkat gaming lain seperti AYN Odin 3 Ultra.

iQOO Z11 Turbo Resmi Dibuka Pre-Order, Ungkap Desain dan Spesifikasi Kunci

0

Telset.id – iQOO secara resmi telah membuka pre-order untuk smartphone terbarunya, iQOO Z11 Turbo, di China. Meski tanggal peluncuran pastinya belum diumumkan, perusahaan telah mengungkap desain belakang perangkat serta beberapa spesifikasi inti yang akan dibawa, termasuk chipset Snapdragon 8 Gen 5 dan kamera utama 200MP.

Dalam sebuah postingan di platform Weibo, iQOO mengumumkan bahwa Z11 Turbo kini dapat dipesan lebih dahulu melalui situs web resmi vivo dan sejumlah retailer online terkemuka. Momen ini juga dimanfaatkan untuk memberikan gambaran pertama desain belakang smartphone tersebut. iQOO Z11 Turbo menampilkan modul kamera belakang berbentuk persegi yang menampung dua sensor dalam cutout berbentuk pil, sementara lampu LED flash ditempatkan di luar modul tersebut. Bingkai ponsel tampak datar dengan sudut yang membulat, memberikan kesan modern dan ergonomis.

Spesifikasi yang dijanjikan untuk iQOO Z11 Turbo terbilang tangguh. Seperti yang telah diisyaratkan dalam bocoran sebelumnya, ponsel ini akan ditenagai oleh platform Snapdragon 8 Gen 5 terbaru dari Qualcomm. Chipset ini dijanjikan membawa lompatan performa dan efisiensi yang signifikan, terutama dalam hal kemampuan AI, seperti yang pernah diulas dalam analisis mendalam tentang Snapdragon 8 Gen 5.

Desain belakang iQOO Z11 Turbo dengan modul kamera persegi dan spesifikasi utama terungkap

Sebuah postingan Weibo terpisah dari seorang manajer produk iQOO memberikan detail lebih lanjut. Selain Snapdragon 8 Gen 5, Z11 Turbo akan dibekali dengan layar berukuran 6,59 inci. Kamera utamanya dikonfirmasi memiliki resolusi sangat tinggi, yaitu 200MP. Fitur ketahanan juga menjadi sorotan, dengan peringkat tahan air dan debu IP68/69 yang membuatnya tangguh dalam berbagai kondisi. iQOO juga menyebutkan bahwa Z11 Turbo akan menawarkan peningkatan daya tahan baterai yang lebih baik dibandingkan pendahulunya.

Layar 6,59 inci yang dipilih untuk Z11 Turbo menarik perhatian. Di tengah tren smartphone dengan layar mendekati 7 inci, pilihan ukuran ini bisa jadi strategi iQOO untuk menawarkan perangkat yang lebih mudah digenggam tanpa mengorbankan area tampilan yang luas. Ini menempatkannya dalam segmen yang sedikit berbeda dibandingkan dengan varian Pro yang sebelumnya dibocorkan, yang disebut akan memiliki layar dengan resolusi 1.5K.

Pasar Smartphone Flagship 2026 Semakin Panas

Kehadiran iQOO Z11 Turbo dengan Snapdragon 8 Gen 5 semakin memanaskan persaingan di pasar smartphone flagship mendatang. iQOO sepertinya ingin mengambil posisi lebih awal dengan membuka pre-order sebelum pesaing seperti Realme dan Motorola secara resmi meluncurkan produk andalan mereka. Seperti diketahui, Realme Neo 8 juga dikabarkan akan menggunakan chipset yang sama, sementara Motorola Edge 70 Ultra akan mengandalkannya bersama kamera periskop.

Dengan kombinasi chipset top-tier, kamera beresolusi sangat tinggi, dan ketahanan level tinggi, iQOO Z11 Turbo diproyeksikan menjadi penantang serius di segmen menengah atas. Pembukaan pre-order yang lebih awal ini juga merupakan taktik pemasaran untuk mengukur minat pasar dan membangun antusiasme sebelum peluncuran resmi.

Informasi mengenai harga, varian warna, kapasitas baterai spesifik, serta detail fitur perangkat lunak masih ditunggu. iQOO diperkirakan akan mengungkap informasi-informasi tersebut, termasuk tanggal peluncuran resmi, dalam beberapa hari mendatang. Langkah iQOO ini menunjukkan persaingan ketat di lini smartphone performa tinggi, di mana setiap brand berusaha menonjolkan keunggulan spesifikasi dan desain untuk merebut perhatian konsumen.

Sindikat HP Samsung Palsu di India Dibongkar, 500 Unit Disita

0

Telset.id – Kepolisian India berhasil membongkar sindikat perakitan dan penjualan ponsel flagship Samsung palsu dalam sebuah penggerebekan di New Delhi. Operasi yang digelar pada 14 Desember 2025 itu menyita lebih dari 500 unit ponsel tiruan yang dijual sebagai produk Samsung Galaxy, termasuk model seri S serta Z Fold dan Z Flip.

Penggerebekan dilakukan di kawasan Beadon Pura, Karol Bagh, New Delhi, setelah polisi menerima informasi mengenai sebuah toko yang diduga membeli ponsel bekas atau curian. Toko tersebut kemudian merakit ulang perangkat premium Samsung secara ilegal menggunakan motherboard lama dan komponen impor dari China. Dari hasil operasi, polisi menangkap empat orang tersangka yang diduga terlibat.

Menurut keterangan resmi kepolisian, para pelaku merakit ponsel menggunakan suku cadang dan aksesori yang diimpor dari China. Untuk membuat ponsel tiruan ini terlihat seperti produk resmi, mereka menempelkan stiker IMEI palsu bertuliskan “Made in Vietnam”. Modus ini bertujuan mengelabui konsumen agar mengira ponsel tersebut berasal dari pabrik Samsung yang sah.

Modus dan Barang Bukti yang Disita

Dalam operasi tersebut, polisi menyita total 512 unit ponsel Samsung palsu. Barang bukti ini berasal dari lini Galaxy S Ultra series, serta seri ponsel lipat Z Flip dan Z Fold. Meski tidak dirinci model spesifiknya, sindikat ini diketahui memilih meniru model premium karena tingginya permintaan pasar.

Selain ponsel jadi, petugas juga mengamankan 124 unit motherboard, 138 baterai, 459 label IMEI palsu, serta berbagai peralatan khusus untuk merakit ponsel. Banyak ponsel yang ditemukan dalam kondisi setengah jadi, lengkap dengan kotak dan aksesori pendukung yang siap dipasarkan.

Ponsel-ponsel palsu ini kemudian dijual sebagai smartphone Samsung Galaxy model terbaru dengan harga sekitar 35.000–45.000 rupee atau setara Rp 6,5 juta hingga Rp 8,4 juta per unit. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga resmi di pasaran, bahkan nyaris separuhnya. Perbedaan harga yang signifikan inilah yang sering menjadi daya tarik sekaligus jerat bagi calon pembeli yang kurang waspada.

Otak Sindikat dan Rantai Pasok

Dari hasil pemeriksaan, polisi menyebut seorang pria bernama Hakim sebagai otak di balik sindikat perakitan HP Samsung palsu ini. Hakim diketahui menyewa lokasi perakitan dan mengimpor berbagai komponen Samsung, seperti motherboard, kamera, speaker, rangka bodi, kaca belakang, serta stiker IMEI palsu dari China.

Dalam menjalankan aksinya, Hakim dibantu tiga orang lainnya, yakni Mehtab Ahmad Ansari, Ravi Ahuja, dan Rahul. Kelompok ini memanfaatkan tingginya permintaan pasar terhadap model flagship seperti Galaxy Ultra, Fold, dan Flip untuk meraup keuntungan besar dengan biaya produksi rendah. Kasus ini mengingatkan pada operasi serupa di Indonesia, seperti saat Kemendag menyita ribuan unit HP palsu merek lain dari pabrik ilegal.

Kepolisian India menyatakan penyelidikan masih berlanjut untuk menelusuri rantai pasok komponen, jaringan distribusi yang lebih luas, serta mengidentifikasi para pembeli yang telah menjadi korban penipuan. Langkah ini penting untuk memutus mata rantai peredaran ponsel palsu yang tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga merusak reputasi merek.

Membeli ponsel tiruan semacam ini membawa risiko besar bagi pengguna. Selain tidak mendapatkan garansi resmi, perangkat palsu sering kali memiliki masalah keamanan, performa tidak optimal, dan tidak eligible untuk update software penting dari pabrikan. Pengguna juga rentan terhadap iklan intrusif yang sulit dihilangkan, berbeda dengan pengalaman di perangkat asli yang lebih terjamin.

Konsumen diimbau untuk selalu berhati-hati dan membeli produk elektronik dari channel penjualan resmi atau retailer terpercaya. Perbedaan harga yang terlalu mencolok sering kali menjadi indikator pertama bahwa produk tersebut tidak autentik. Selain itu, memeriksa IMEI perangkat melalui situs resmi pabrikan dapat menjadi langkah verifikasi sederhana.

Kasus pembongkaran sindikat HP Samsung palsu di India ini kembali menyoroti maraknya peredaran barang elektronik tiruan di pasar global. Kejadian serupa pernah terjadi di berbagai negara, menunjukkan bahwa praktik ini merupakan masalah sistemik yang membutuhkan pengawasan ketat dari otoritas dan kesadaran tinggi dari konsumen. Bagi pengguna yang sudah terlanjur membeli perangkat serupa, penting untuk mengetahui cara mengatasi masalah software yang umum muncul, meski solusi terbaik tetap adalah menggunakan perangkat asli untuk pengalaman dan keamanan yang optimal, termasuk saat menggunakan aksesori pendukung.

Snapdragon 8 Gen 5: AI di Genggaman, Smartphone 2026 Bakal Lebih Cerdas dan Responsif

0

Pernahkah Anda merasa kesal karena asisten virtual di ponsel lambat merespons, atau khawatir data foto Anda dikirim ke server asing untuk diproses? Era di mana kecerdasan buatan (AI) bergantung sepenuhnya pada awan atau cloud perlahan akan menjadi kenangan. Revolusi sedang terjadi tepat di dalam saku Anda, didorong oleh sebuah komponen kecil bernama Neural Processing Unit (NPU) pada chipset terbaru Qualcomm, Snapdragon 8 Gen 5 dan Snapdragon 8 Elite Gen 5.

Peluncuran kedua chipset ini pada November lalu bukan sekadar pembaruan performa biasa. Ini adalah deklarasi pergeseran paradigma: AI pindah dari cloud ke perangkat. Dengan upgrade masif pada NPU-nya, Qualcomm menempatkan kekuatan pemrosesan AI yang canggih langsung di dalam smartphone. Artinya, mulai 2026, ketika ponsel-ponsel flagship mulai mengadopsi chip ini, pengalaman sehari-hari Anda berinteraksi dengan gawai akan berubah secara fundamental—lebih cepat, lebih privat, dan lebih andal.

Lantas, apa sebenarnya yang dilakukan NPU yang ditingkatkan ini, dan bagaimana ia akan mengubah perilaku smartphone Anda ke depan? Mari kita selami lebih dalam.

NPU: Otak Khusus AI yang Membuat Segalanya Lebih Cepat dan Efisien

NPU, atau Unit Pemrosesan Neural, adalah bagian khusus dari prosesor yang dibangun dengan satu tujuan utama: menangani beban kerja AI. Tugas-tugas seperti pengenalan gambar, pemrosesan bahasa, deteksi suara, dan berbagai fungsi berbasis pembelajaran mesin adalah domainnya. Meski CPU dan GPU bisa menjalankan fitur AI, mereka tidak dirancang untuk pekerjaan spesifik ini. NPU hadir sebagai jawaban: lebih cepat, jauh lebih hemat daya, dan dirancang untuk menangani tugas AI yang berkelanjutan.

Pada Snapdragon 8 Gen 5, Qualcomm melakukan lompatan signifikan dengan meningkatkan performa NPU hingga 46 persen lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Peningkatan performa sebesar ini bukan angka kosong. Ini adalah pintu gerbang yang memungkinkan model AI yang lebih kompleks dan besar dijalankan langsung di ponsel, tanpa perlu bergantung pada server di internet. Inilah inti dari “on-device AI” atau AI di perangkat.

Mengapa AI di Perangkat adalah Game Changer? Ini 3 Alasannya

Pergeseran AI dari cloud ke perangkat membawa tiga dampak langsung yang bisa Anda rasakan: kecepatan, privasi, dan keandalan. Pertama, soal kecepatan. Ketika tugas AI berjalan secara lokal, tidak ada lagi jeda yang disebabkan oleh pengiriman data ke cloud dan menunggu balasan. Fitur seperti perintah suara, pengeditan foto canggih, atau saran teks terjadi secara instan—nyaris tanpa latency.

Kedua, dan ini mungkin yang paling penting bagi banyak orang, adalah privasi. Foto, rekaman suara, pesan pribadi, dan data sensitif lainnya tidak perlu lagi meninggalkan perangkat Anda untuk diproses. Semuanya tetap aman di dalam ponsel. Ketiga, AI di perangkat berarti fitur-fitur cerdas ini tetap berfungsi bahkan saat Anda offline. Tidak ada sinyal data atau Wi-Fi? Bukan masalah. Kemampuan seperti terjemahan dokumen atau pengenalan objek di foto tetap bisa diandalkan, sangat berguna saat sedang bepergian.

Asisten Pribadi yang Benar-Benar “Asisten”, Bukan Sekadar Pencari Google

Dengan dukungan Snapdragon 8 Gen 5, konsep “AI yang selalu aktif” menjadi lebih nyata berkat pusat sensor hemat daya yang bekerja berdampingan dengan NPU. Teknologi ini memungkinkan ponsel mendeteksi konteks menggunakan mikrofon dan sensor tanpa menguras baterai secara signifikan. Bayangkan: asisten bisa aktif secara proaktif saat Anda mengangkat ponsel, merespons perintah suara dengan lebih cepat, dan memahami maksud Anda tanpa jeda untuk memproses di cloud.

Ponsel akan menjadi lebih peka. Ia bisa mendeteksi apakah Anda sedang berjalan, menyetir, atau berada di lingkungan yang bising, lalu menyesuaikan perilakunya secara otomatis. Mode “Do Not Disturb” yang lebih cerdas, atau peningkatan kualitas panggilan yang langsung aktif saat diperlukan, adalah contoh kecilnya. Ini adalah langkah menuju interaksi yang lebih intuitif dan manusiawi dengan perangkat kita.

Revolusi Diam-Diam di Bidang Fotografi dan Videografi

Kamera yang didukung AI akan mendapatkan manfaat besar dari NPU yang ditingkatkan ini. Snapdragon 8 Gen 5 membawa fotografi komputasional ke level baru dengan kemampuan memproses lebih banyak data secara real-time. Hasilnya? Kualitas HDR yang lebih baik dengan rentang dinamis hingga empat kali lebih tinggi, performa low-light yang meningkat, dan reproduksi warna yang lebih akurat.

Videografi juga tak ketinggalan. AI akan menangani koreksi nada warna, stabilisasi, dan peningkatan detail pada setiap frame saat direkam. Dan yang terbaik, semua peningkatan ini terjadi secara otomatis di belakang layar. Anda tidak perlu lagi membuka mode khusus atau mengutak-atik pengaturan yang rumit. Ponsel dengan chip ini, seperti yang dikabarkan akan dibawa oleh Motorola Edge 70 Ultra, berjanji menghasilkan konten visual yang secara konsisten lebih baik, dengan usaha yang lebih sedikit dari pengguna.

Terjemahan Real-Time dan Fitur Suara yang Tak Kenal Lelah

Dengan AI di perangkat yang lebih kuat, ponsel kini mampu menangani terjemahan bahasa secara real-time langsung di perangkat. Ini mencakup terjemahan suara selama panggilan dan transkripsi langsung tanpa perlu mengirim data audio ke cloud. Bayangkan melakukan panggilan dengan klien dari negara lain dan percakapan mengalir lancar dengan terjemahan instan—semuanya terjaga kerahasiaannya.

Perintah suara juga menjadi lebih andal, terutama dalam kondisi jaringan yang buruk. Fitur-fitur seperti pengurangan kebisingan, peningkatan kejelasan panggilan, dan konversi ucapan-ke-teks instan mendapatkan dorongan signifikan dari pemrosesan AI lokal. Ponsel Anda akhirnya benar-benar mendengar dan memahami Anda, di mana pun Anda berada.

Generative AI Langsung di Ponsel: Masa Depan yang Sudah di Sini

Snapdragon 8 Gen 5 juga mampu menjalankan model generative AI di perangkat. Ini termasuk alat-alat AI yang dapat meringkas teks panjang, menulis ulang pesan dengan gaya berbeda, atau bahkan menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi teks. Karena model ini berjalan secara lokal, responsnya lebih cepat dan data Anda tetap privat. Ini menandai pergeseran dari fitur AI eksperimental yang sekadar pamer teknologi, menjadi alat produktivitas yang bisa digunakan sehari-hari.

Kemampuan inilah yang akan menjadi pembeda bagi ponsel-ponsel flagship 2026. Bukan sekadar soal kecepatan benchmark, tetapi tentang menyediakan alat kreatif dan produktif yang selalu siap kapan pun Anda butuhkan, tanpa mengorbankan privasi. Beberapa vendor seperti iQOO sudah bersiap dengan varian seperti iQOO Z11 Turbo Pro yang mengusung chip ini untuk pasar tertentu.

Dampak Nyata untuk Pengguna: Perubahan Kecil yang Membuat Perbedaan Besar

Bagi kebanyakan pengguna, dampak Snapdragon 8 Gen 5 tidak akan muncul sebagai satu fitur utama yang bombastis. Ia akan terasa dalam momen-momen kecil sehari-hari. Ponsel Anda merespons lebih cepat saat diajak bicara. Foto yang Anda jepret langsung terlihat lebih hidup tanpa perlu diedit. Terjemahan dan transkripsi bekerja dengan lancar bahkan ketika sinyal Anda lemah atau sama sekali tidak ada.

Perubahan-perubahan halus namun signifikan ini datang dari AI yang bekerja diam-diam di latar belakang, ditangani secara efisien oleh NPU. Ini adalah evolusi yang tenang, namun dampaknya terhadap pengalaman pengguna sangat nyata. Dengan desain baru yang mungkin akan diusung oleh perangkat seperti Motorola Edge 70 Ultra dalam varian lainnya, ponsel 2026 tidak hanya akan tampak lebih menarik, tetapi juga berperilaku lebih cerdas.

Snapdragon 8 Gen 5 dan Elite Gen 5 bukan sekadar prosesor baru; mereka adalah fondasi untuk era baru komputasi mobile di mana kecerdasan tidak lagi berada di suatu tempat di awan, tetapi telah berpindah dengan aman dan andal ke dalam genggaman tangan Anda. Inilah masa depan smartphone: lebih personal, lebih responsif, dan akhirnya, lebih memahami Anda.

Galaxy Z TriFold Tahan Berapa Kali Lipat? Tes Ekstrem Ini Bikin Mata Terbelalak

0

Bayangkan sebuah ponsel yang bisa berubah wujud dari smartphone biasa menjadi tablet 10 inci hanya dengan dua kali lipatan. Itulah janji futuristik Samsung Galaxy Z TriFold, perangkat yang disebut-sebut sebagai lompatan besar berikutnya dalam teknologi lipat. Namun, ambisi desain dengan dua engsel dan layar yang melipat menjadi tiga bagian ini langsung dihadapkan pada pertanyaan paling mendasar: seberapa tangguh sebenarnya? Apakah engsel ganda ini siap menghadapi ribuan kali tekanan buka-tutup dalam keseharian Anda?

Dunia gadget foldable memang penuh dengan pesona, tetapi juga keraguan. Konsumen yang tertarik dengan tablet 10 inci yang bisa dilipat jadi ponsel sering kali dibayangi kekhawatiran akan daya tahan. Samsung sendiri dengan percaya diri memberikan rating ketahanan resmi: 200.000 kali lipatan. Angka yang terdengar fantastis itu dirancang untuk mewakili bertahun-tahun pemakaian normal. Tapi, bagaimana jika ponsel ini diuji di luar batas “normal”?

Sebuah uji coba ekstrem baru-baru ini dilakukan untuk menjawab rasa penasaran itu. Sebuah kanal YouTube asal Korea Selatan, Omokgyo Electronics Shopping Mall, memutuskan untuk tidak menunggu tahun-tahun berlalu. Mereka menggebrak dengan tes ketahanan maraton yang brutal, melipat dan membuka Galaxy Z TriFold tanpa henti siang dan malam. Hasilnya? Sebuah kisah tentang batas, ketangguhan, dan sedikit kejutan yang mungkin membuat Anda memandang perangkat lipat generasi pertama ini dengan sudut pandang baru.

Uji Tahan Banting Maraton: 144.000 Kali Lipat Non-Stop

Tes yang dilakukan Omokgyo bukan sekadar uji coba biasa. Ini adalah simulasi stres mekanis yang dipercepat secara ekstrem. Tiga host secara bergiliran mengambil alih tugas monoton tersebut, melipat dan membuka perangkat dengan ritme konstan, hampir tanpa jeda. Tujuannya jelas: mendorong Galaxy Z TriFold hingga ke titik patah, untuk melihat di mana kelemahannya—jika ada—akan muncul.

Prosesnya dipantau ketat. Sensor penghitung lipatan dipasang untuk memastikan akurasi. Dan kemudian, dunia menunggu. Bisakah perangkat dengan kompleksitas engsel ganda ini bertahan dari siksaan yang bahkan tidak pernah terbayangkan oleh pengguna biasa?

Dari Bunyi Krek Sampe Engsel “Loyo”: Kronologi Kerusakan

Pertanda awal mulai terlihat setelah mencapai 61.000 siklus lipatan. Salah satu engsel mulai mengeluarkan bunyi berderak (creaking) yang samar. Ini seperti suara peringatan halus dari mesin yang mulai lelah. Engsel kedua kemudian mengikuti jejaknya, menunjukkan gejala serupa di sekitar angka 121.000 kali lipatan.

Puncaknya terjadi sekitar 144.000 lipatan. Pada titik ini, kedua engsel dilaporkan telah kehilangan sebagian besar tensi atau kekakuannya. Telepon masih bisa dibuka, namun ia tidak lagi bisa berdiri sepenuhnya rata dengan sendirinya. Bayangkan sebuah buku yang engselnya sudah longgar—ia tetap bisa dibuka, tetapi halamannya akan melengkung atau tidak stabil. Inilah kondisi yang dialami TriFold setelah dihajar puluhan ribu kali tanpa ampun.

Namun, di balik semua itu, ada satu pahlawan tak terduga: layarnya. Layar foldable besar itu sendiri, bagian yang paling rentan dan mahal, justru bertahan dengan gagah berani. Meski engselnya sudah menunjukkan tanda kelelahan, panel layar tetap berfungsi penuh tanpa adanya garis mati, flicker, atau kerusakan visual hingga akhir tes. Fakta ini menjadi poin penting yang sering kali luput dari pembahasan.

200.000 vs 144.000: Angka yang Menipu atau Konteks yang Berbeda?

Secara sekilas, angka 144.000 kali gagal mencapai klaim Samsung sebesar 200.000 kali. Namun, inilah saatnya konteks berbicara lebih keras daripada angka mentah. Tes ini adalah penyiksaan mekanis non-stop yang sangat jauh dari pola penggunaan manusiawi mana pun. Dalam kehidupan nyata, ponsel Anda mungkin dilipat puluhan kali dalam sehari, dengan variasi tekanan, kecepatan, dan diselingi periode istirahat yang panjang.

Faktor lain yang patut dipertimbangkan adalah keberadaan sensor penghitung lipatan yang dipasang selama tes. Perangkat tambahan ini berpotensi mengganggu pergerakan alami engsel atau menambah beban friksi, yang mungkin mempercepat keausan. Tanpa faktor-faktor buatan ini, sangat mungkin Galaxy Z TriFold dalam penggunaan sehari-hari bisa mendekati—atau bahkan memenuhi—rating yang dijanjikan Samsung.

Sebagai perbandingan, Samsung memberikan rating pada Galaxy Z Fold 7 hingga 500.000 lipatan. Perbedaan signifikan antara 500.000 (dual-hinge biasa) dan 200.000 (dual-hinge tri-fold) ini justru menggarisbawahi betapa kompleks dan menantangnya desain tri-fold. Setiap engsel tambahan dan lipatan layar ekstra menambah titik potensial kegagalan, yang membuat pencapaian rating 200.000 untuk generasi pertama ini sebenarnya cukup impresif.

Masa Depan Foldable: Antara Inovasi dan Penyempurnaan

Uji coba ekstrem ini, pada intinya, bukanlah vonis kegagalan, melainkan potret realitas dari sebuah teknologi pionir. Setiap produk generasi pertama, dari smartphone layar sentuh hingga mobil listrik, selalu memiliki ruang untuk perbaikan. Galaxy Z TriFold adalah eksperimen berani Samsung dalam mendefinisikan ulang bentuk faktor perangkat mobile, dan tes ketahanan seperti ini memberikan data berharga untuk iterasi di masa depan.

Bagi calon pembeli, pesan yang bisa diambil cukup jelas: Anda tidak perlu terlalu khawatir tentang ketahanan perangkat ini untuk penggunaan normal. Jika layarnya bisa bertahan dari uji ekstrem tanpa cedera, itu adalah pertanda baik. Tantangan utama justru ada pada penyempurnaan mekanisme engsel ganda agar lebih kokoh dan konsisten dalam jangka panjang. Seiring matangnya teknologi ini, seperti yang juga terlihat dalam tren gadget dan consumer electronics 2026, kita dapat mengharapkan peningkatan signifikan pada generasi-generasi berikutnya.

Inovasi tidak pernah berjalan mulus. Ia dimulai dengan langkah berani, diuji hingga batasnya, dan kemudian disempurnakan. Galaxy Z TriFold mungkin belum sempurna, tetapi ia telah membuktikan ketangguhan dasarnya. Ia adalah pengingat bahwa masa depan yang fleksibel memang membutuhkan fondasi yang kuat—dan terkadang, fondasi itu perlu diguncang dahulu untuk membuktikan kekuatannya. Sementara Samsung mungkin fokus pada hal lain untuk sementara, seperti segmen eksklusif yang sangat berbeda, perjalanan bentuk faktor tri-fold ini baru saja dimulai.

Bocoran HyperOS 3 Xiaomi: 25 HP dan Tablet Siap Dapat Update Akhir 2025?

0

Pernahkah Anda merasa ponsel yang sudah setahun lebih mulai terasa lamban, antarmukanya membosankan, dan fitur-fitur terbaru seolah hanya milik perangkat baru? Itulah dilema klasik pengguna smartphone di era update yang serba cepat. Namun, kabar gembira mungkin sedang dalam perjalanan untuk jutaan pengguna setia Xiaomi, Redmi, dan POCO. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa gelombang besar pembaruan sistem operasi HyperOS 3 telah mengantre di server perusahaan, siap untuk dijatuhkan ke sejumlah perangkat dalam waktu dekat.

Xiaomi, dengan strategi agresifnya di pasar global, tak hanya berfokus pada peluncuran perangkat baru. Komitmen terhadap siklus pembaruan perangkat lunak menjadi senjata penting untuk mempertahankan loyalitas pengguna. HyperOS, yang menggantikan MIUI, adalah pondasi utama dalam visi ekosistem terpadu Xiaomi. Kini, babak baru dari sistem operasi ini, HyperOS 3, dikabarkan telah mencapai tahap final untuk puluhan model.

Berdasarkan pelacakan data dari HyperOSUpdates.com, internal server Xiaomi menunjukkan daftar panjang perangkat dengan status build “ready to release”. Status ini bukan sekadar uji beta atau internal, melainkan versi final yang siap digulirkan secara bertahap kapan saja. Ini adalah sinyal kuat bahwa pengguna tak perlu menunggu lama lagi untuk merasakan sentuhan terbaru dari Xiaomi. Lalu, perangkat apa saja yang beruntung dan kapan waktu yang tepat untuk menantikannya?

Daftar Lengkap Perangkat yang Siap “Disiram” HyperOS 3

Informasi yang beredar menunjukkan setidaknya ada 25 model ponsel dan tablet dari berbagai lini yang telah memiliki build HyperOS 3 final. Spektrumnya sangat luas, mulai dari tablet premium seperti Xiaomi Pad 6 Max 14 hingga ponsel entry-level seperti Redmi A4. Ini menunjukkan strategi Xiaomi yang ingin menyebarkan pengalaman HyperOS 3 secara masif, tidak terbatas pada flagship saja.

Berikut adalah daftar perangkat yang dikabarkan memiliki status “Ready to Release” untuk HyperOS 3:

  • Xiaomi Pad 6 Max 14
  • Xiaomi Pad 6 Pro
  • Xiaomi 13T Pro
  • Redmi K60 Ultra
  • Redmi K60
  • POCO F5 Pro
  • Redmi 15
  • POCO C75
  • POCO F6
  • POCO X6 Neo
  • POCO Pad M1
  • POCO M6 Pro 4G
  • POCO M7 4G
  • POCO M7 Pro 5G
  • Redmi 15 4G
  • Redmi Note 15
  • Redmi Pad Pro
  • Redmi Pad 2 Pro
  • Redmi Pad 2
  • Redmi A4
  • Redmi Pad SE 4G
  • Redmi Note 13 Pro+
  • Redmi Note 13 Pro 4G
  • POCO M7 5G
  • Redmi 14C / Redmi A3 Pro

Keberagaman dalam daftar ini menarik untuk dianalisis. Di satu sisi, ada perangkat seperti POCO F5 Pro yang sudah lebih dulu masuk fase uji coba, dan kini status finalnya semakin menguat. Di sisi lain, muncul nama-nama seperti Redmi 15 dan POCO F6 yang bahkan belum secara resmi diluncurkan, mengisyaratkan bahwa HyperOS 3 mungkin akan langsung menjadi sistem bawaan untuk produk-produk mendatang.

Android 15 untuk Flagship, Versi Lama untuk yang Lain?

Di balik euforia pembaruan, ada satu detail teknis penting yang perlu dicermati: tidak semua perangkat dalam daftar akan mendapatkan dasar Android yang sama. Menurut informasi yang sama, hanya model-model high-end tertentu yang dipastikan akan menjalankan HyperOS 3 di atas Android 15.

Perangkat seperti Xiaomi Pad 6 Max 14, Pad 6 Pro, dan varian Redmi K60 Pro disebut-sebut akan merasakan kematangan Android 15 yang dikombinasikan dengan optimasi HyperOS 3. Sementara untuk perangkat lain, dasar Android yang akan digunakan kemungkinan akan bervariasi, menyesuaikan dengan kemampuan hardware dan kebijakan pembaruan untuk setiap seri. Hal ini adalah praktik umum di industri untuk menyeimbangkan antara fitur baru dan stabilitas pada perangkat dengan spesifikasi beragam.

Artinya, pengguna perlu mengelola ekspektasi. Pembaruan ke HyperOS 3 tidak serta merta berarti lompatan besar ke versi Android terbaru. Namun, kehadiran HyperOS 3 sendiri tetap membawa janji perbaikan performa, efisiensi daya, dan integrasi ekosistem yang lebih baik, terlepas dari versi Android dasarnya. Seperti yang terlihat pada Xiaomi 14 Ultra, HyperOS 3 mampu memberikan dorongan performa yang signifikan.

Kapan Rollout Akan Dimulai? Prediksi dan Strategi Xiaomi

Dengan status “ready to release” yang terpampang, pertanyaan terbesar adalah: kapan update ini benar-benar tiba di perangkat pengguna? Sumber bocoran memprediksi bahwa Xiaomi berpotensi memulai gelombang rollout pada minggu-minggu terakhir bulan Desember. Namun, perlu diingat bahwa ini masih berupa prediksi berdasarkan data pelacakan.

Pembaruan besar seperti ini biasanya dilakukan secara bertahap (staged rollout). Artinya, tidak semua perangkat dalam daftar akan menerima update secara bersamaan. Xiaomi mungkin akan memprioritaskan segmen tertentu, seperti perangkat flagship atau model yang baru saja diluncurkan, sebelum akhirnya merambah ke lini yang lebih luas. Proses ini juga berfungsi sebagai pengaman untuk memantau respons awal dan memastikan tidak ada bug kritis sebelum disebar secara masif.

Strategi ini sekaligus menjadi ujian bagi janji Xiaomi dalam hal dukungan pembaruan jangka panjang. Keberhasilan mendistribusikan HyperOS 3 ke 25 perangkat dalam waktu yang relatif singkat akan menjadi nilai jual yang kuat, terutama di pasar yang kompetitif di mana konsumen semakin kritis terhadap siklus update. Pembaruan yang tepat waktu juga bisa menjadi momentum untuk memperbaiki pengalaman, seperti perbaikan kamera penting yang diterima Xiaomi 15 via update HyperOS.

Apa yang Bisa Diharapkan dari HyperOS 3?

Lalu, mengapa semua ini penting? HyperOS 3 bukan sekadar perubahan nama atau pembaruan minor. Sistem operasi ini dirancang sebagai tulang punggung untuk menghubungkan seluruh perangkat dalam ekosistem Xiaomi, dari ponsel, tablet, hingga perangkat rumah pintar. HyperOS 3 dijanjikan membawa peningkatan pada animasi yang lebih halus, manajemen memori yang lebih efisien, dan konsumsi daya yang lebih optimal.

Bagi pengguna perangkat lama, update ini bisa menjadi seperti napas baru yang mengembalikan responsivitas dan kelincahan perangkat. Bagi pengguna yang memiliki lebih dari satu produk Xiaomi, integrasi antar-perangkat akan menjadi lebih mulus dan intuitif. Inilah nilai inti yang coba dihadirkan: sebuah pengalaman yang kohesif dan konsisten di seluruh lini produk.

Meski daftar “ready to release” ini memberikan harapan, penting untuk menunggu pengumuman resmi dari Xiaomi. Bocoran server, meski sering akurat, bukanlah jaminan mutlak. Namun, jika informasi ini terbukti benar, akhir tahun 2025 dan awal 2026 akan menjadi periode yang menyenangkan bagi komunitas Xiaomi. Siap-siap untuk mengecek bagian pembaruan perangkat lunak di setelan ponsel Anda. Siapa tahu, notifikasi pembaruan yang dinanti-nantikan itu sudah menunggu untuk diunduh.

Vivo V70 Bocor: Warna Meriah, RAM Besar, dan Harga yang Bikin Penasaran

0

Pernahkah Anda merasa pasar smartphone akhir-2025 agak terlalu ramai dengan varian “Lite” dan “Pro”, namun sulit menemukan ponsel yang pas di kantong dengan spesifikasi yang cukup garang? Jika iya, mungkin Vivo punya jawaban yang sedang dipersiapkan. Di tengah hiruk-pikuk peluncuran flagship, sebuah nama baru muncul dari balik layar sertifikasi: Vivo V70. Bocoran terbaru bukan hanya mengisyaratkan kehadirannya, tetapi juga menggambarkan sebuah perangkat yang siap menggebrak segmen menengah-atas dengan kombinasi warna yang berani dan konfigurasi memori yang mumpuni.

Lanskap smartphone Indonesia dan Asia Tenggara selalu menjadi ajang pertarungan sengit. Di satu sisi, konsumen semakin cerdas dan menuntut nilai lebih dari setiap rupiah yang dikeluarkan. Di sisi lain, produsen seperti Vivo harus terus berinovasi, tidak hanya pada seri flagship-nya, tetapi juga di lini yang lebih terjangkau namun tetap powerful. Munculnya sertifikasi resmi seringkali menjadi pertanda bahwa ponsel tersebut sudah berada di garis start, menunggu waktu yang tepat untuk meluncur ke pasar. Proses sertifikasi yang kini bisa lebih cepat, seperti upaya pemerintah untuk menekan penyelundupan dengan mempercepat proses sertifikasi, membuat jarak antara bocoran dan peluncuran resmi semakin tipis.

Nah, Vivo V70 ini tampaknya sedang menjalani ritual akhir sebelum debutnya. Dalam beberapa hari terakhir, ponsel dengan kode model V2538 ini telah muncul di database sejumlah lembaga sertifikasi terkemuka di Asia Tenggara, mengisyaratkan bahwa target pasarnya sangat jelas. Mari kita selami lebih dalam apa yang telah terungkap tentang calon penerus yang mungkin akan menjadi “dark horse” di kuartal pertama 2026.

Vivo V70 Mendapat Lampu Hijau dari Tiga Negara Sekaligus

Bocoran yang paling konkret datang dari proses legal formal ponsel ini. Vivo V70 telah secara resmi mendapatkan sertifikasi dari SIRIM di Malaysia, NBTC di Thailand, dan SDPPI di Indonesia. Keberadaan ponsel di database ketiga badan pengawas telekomunikasi terkemuka di wilayah ini bukanlah kebetulan. Ini adalah strategi yang jelas: Vivo sedang mempersiapkan peluncuran serentak atau berdekatan di tiga pasar penting Asia Tenggara. Persetujuan dari SDPPI, khususnya, adalah indikator kuat bahwa ponsel ini akan segera hadir di Indonesia, mengikuti jejak pendahulunya yang sering kali mendapat sambutan hangat.

Kehadiran di database sertifikasi ini biasanya menjadi pertanda bahwa fase pengujian perangkat keras dan jaringan hampir selesai. Pabrikan tinggal menunggu momentum pemasaran yang tepat untuk meluncurkannya. Dengan sertifikasi yang sudah di tangan, jarak antara pengumuman dan ketersediaan di pasaran bisa jadi hanya hitungan minggu, bukan bulan. Ini adalah langkah strategis Vivo untuk langsung menyasar jantung pasar regional dengan produk yang diharapkan memiliki daya tarik massal.

Spesifikasi dan Varian yang Terungkap dari Database NBD

Selain sertifikasi, gambaran yang lebih detail tentang Vivo V70 muncul dari listing di database NBD (National Bureau of Statistics of China? Perlu konfirmasi, tetapi sering jadi sumber bocoran). Listing tersebut, meski perlu diverifikasi lebih lanjut, memberikan sekilas informasi yang cukup menggoda. Pertama, soal layar. Vivo V70 disebutkan akan mengusung layar berukuran 6.517 inci. Ukuran ini masuk dalam kategori besar namun masih nyaman digenggam, mengikuti tren layar luas untuk pengalaman menonton dan bermain game yang lebih imersif.

Yang lebih menarik adalah pilihan varian memorinya. Database tersebut mencatat dua konfigurasi: 8GB RAM dengan penyimpanan internal 256GB, dan 12GB RAM dengan penyimpanan internal 256GB. Keberadaan varian RAM 12GB di segmen menengah-atas adalah sinyal bahwa Vivo serius menargetkan pengguna power user yang gemar multitasking berat atau gaming. Konfigurasi ini, jika terbukti akurat, akan menempatkan V70 sebagai pesaing tangguh di kelasnya, bersaing dengan ponsel lain yang menawarkan RAM besar seperti yang ditemukan pada beberapa varian gaming phone kelas enthusiast.

Palet Warna yang Berani: Dari Klasik Hingga Meriah

Dalam dunia smartphone yang sering didominasi warna hitam, putih, dan gradasi biru, Vivo V70 seperti ingin membawa angin segar. Bocoran dari database yang sama menyebutkan empat pilihan warna: Hitam, Merah, Emas, dan Kuning. Kombinasi ini menarik. Hitam adalah pilihan aman dan elegan yang selalu laku. Emas memberikan kesan premium dan mewah. Sementara itu, kehadiran Merah dan terutama Kuning adalah langkah berani. Warna-warna cerah ini tidak hanya ditujukan untuk kaum muda, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin ponselnya menonjol dan ekspresif. Ini adalah strategi diferensiasi visual yang bisa menjadi nilai jual kuat, mirip dengan pendekatan brand tertentu yang menonjolkan karakter unik, seperti DNA ketangguhan dan premium dari Sharp AQUOS.

Pilihan warna Kuning, khususnya, jarang ditemui di segmen ini. Jika eksekusinya bagus, bisa menjadi trademark yang mudah diingat untuk seri V70. Vivo sepertinya paham bahwa di era di mana smartphone juga menjadi bagian dari gaya hidup, estetika adalah fitur yang tidak kalah pentingnya dengan spesifikasi teknis.

Kemungkinan Harga dan Posisi di Pasar

Lalu, berapa harga yang harus Anda siapkan untuk membawa pulang Vivo V70? Sebuah laporan terpisah mengindikasikan bahwa ponsel ini bisa dihargai sekitar Rs 45,000 di India, yang jika dikonversi setara dengan kurang lebih $500 atau sekitar Rp 7-8 jutaan (tergantung kurs dan kebijakan pajak lokal). Posisi harga ini menempatkannya di segmen menengah-atas yang sangat kompetitif. Di kisaran ini, V70 akan bersaing dengan ponsel-ponsel yang menawarkan kamera unggulan, chipset kelas menengah premium, dan desain yang apik.

Yang patut dicatat, bocoran juga menyebutkan bahwa akan ada lebih dari satu model dalam keluarga V70. Nama-nama seperti Vivo V70 Lite 5G, V70 Elite 5G, dan V70 FE 5G disebut-sebut akan melengkapi jajaran. Namun, tidak semua model ini diprediksi akan hadir di setiap pasar. Strategi ini memungkinkan Vivo untuk menyesuaikan penawarannya dengan karakteristik dan permintaan spesifik setiap negara, dengan V70 biasa mungkin menjadi model utama yang dijual secara global.

Kemiripan dengan Vivo S50 dan Spekulasi Chipset

Asal-usul desain dan platform Vivo V70 juga menjadi bahan analisis. Beberapa laporan menduga bahwa V70 akan didasarkan pada Vivo S50 yang baru-baru ini diluncurkan di China. Vivo S50 sendiri dikenal dengan desain yang slim dan fitur kamera yang andal. Jika dugaan ini benar, kita bisa berharap V70 mewarisi DNA desain yang baik dari seri S tersebut.

Namun, ada twist menarik terkait dapur pacunya. Daripada menggunakan chipset yang sama dengan seri S, V70 diprediksi akan mengadopsi Snapdragon 7 Gen 4 (asumsi untuk generasi di 2026), yang merupakan pilihan yang lebih berorientasi pada efisiensi dan keseimbangan performa-harga yang solid. Ini adalah langkah logis untuk membedakan lini produk dan menawarkan performa yang mumpuni untuk sehari-hari dan gaming casual, tanpa membebani harga hingga level flagship. Untuk memahami lompatan generasi chipset ini, Anda bisa melihat betapa signifikannya peningkatan yang dibawa Snapdragon 8 Gen 5 pada seri S50 sebagai pembanding.

Dengan kombinasi sertifikasi yang sudah kelar, spesifikasi yang terlihat promising, dan strategi warna yang menarik, Vivo V70 tampaknya sedang memanaskan mesin untuk memasuki arena. Kehadirannya di kuartal pertama 2026 akan menjadi penambah semangat baru di pasar yang selalu haus inovasi. Bagi Anda yang sedang mencari ponsel dengan RAM besar, penyimpanan lega, dan penampilan yang tidak biasa, mungkin ada baiknya untuk menahan dulu niat belanja dan menunggu kejelasan resmi dari Vivo. Pertanyaan besarnya sekarang adalah: akankah performanya setangguh penampilannya yang colorful? Kita tunggu saja jawabannya dalam beberapa minggu ke depan.

Lenovo Watch GT Pro Resmi: Smartwatch Tangguh untuk Petualang dengan Baterai 27 Hari

0

Di tengah pasar smartwatch yang semakin ramai dengan klaim-klaim kesehatan dan gaya, muncul sebuah perangkat yang dengan lantang menyatakan diri bukan untuk sekadar gaya. Bayangkan sebuah jam tangan yang bisa menemani Anda mendaki gunung, menyelam di kedalaman, atau sekadar menjalani rutinitas harian selama hampir sebulan tanpa perlu repot mencari colokan. Inilah janji yang dibawa Lenovo Watch GT Pro, smartwatch terbaru yang baru saja diluncurkan di China. Dengan harga 899 yuan (sekitar Rp 2 juta atau $128), perangkat ini bukan sekadar tambahan koleksi, melainkan sebuah pernyataan: bahwa ketangguhan dan daya tahan baterai bisa menjadi fokus utama.

Lanskap wearable saat ini seringkali terbelah. Di satu sisi, ada smartwatch premium yang fokus pada ekosistem dan pemantauan kesehatan canggih, seperti yang baru-baru ini diperkuat oleh Samsung Galaxy Watch7. Di sisi lain, ada pasar smartwatch dengan harga terjangkau yang menawarkan fungsionalitas dasar. Lenovo Watch GT Pro tampaknya ingin menempati niche di antara keduanya—menawarkan spesifikasi kelas atas, khususnya untuk aktivitas luar ruangan, dengan harga yang relatif mid-range. Strategi ini menarik, mengingat minat masyarakat terhadap gaya hidup sehat dan petualangan semakin meningkat.

Lalu, apa yang membuat Lenovo Watch GT Pro layak diperhitungkan, terutama bagi Anda yang aktif bergerak? Mari kita telusuri lebih dalam, bukan hanya dari spesifikasi kertas, tetapi dari nilai praktis yang ditawarkannya dalam keseharian seorang petualang urban maupun pencinta alam.

Desain dan Ketangguhan: Dibangun untuk Menghadapi Elemen

Pertama kali melihat Lenovo Watch GT Pro, kesan kokoh langsung terasa. Lenovo tidak main-main dalam memilih material. Bingkai jam ini menggunakan paduan zinc-magnesium, material yang dikenal ringan namun kuat dan sering digunakan dalam peralatan outdoor. Bagian belakang casing diperkuat dengan nilon yang diperkuat fiberglass, sementara tombol-tombolnya terbuat dari stainless steel. Kombinasi ini menjanjikan ketahanan terhadap benturan dan goresan sehari-hari. Untuk melindungi layar 1.43-inch AMOLED dengan resolensi tajam 466×466 piksel, Lenovo menggunakan kaca Corning. Layar yang jelas ini penting untuk membaca notifikasi atau data latihan di bawah terik matahari langsung.

Lenovo Watch GT Pro

Tali silikon yang disertakan menambah kenyamanan untuk pemakaian lama, termasuk saat berkeringat. Namun, keunggulan utama dari segi ketangguhan adalah sertifikasi 5ATM. Ini berarti jam tangan ini tahan terhadap tekanan setara dengan kedalaman 50 meter. Jadi, berenang, snorkeling, atau bahkan mandi dengan smartwatch ini bukanlah masalah. Fitur ini melengkapi kriteria smartwatch tangguh yang sering dicari pengguna aktif.

Fitur Andalan: Dual-Frequency GPS dan Sensor Navigasi

Inilah jantung dari klaim “Pro” untuk petualang. Lenovo Watch GT Pro dilengkapi dengan sistem Dual-Frequency GPS. Apa artinya? Pada dasarnya, kebanyakan smartwatch menggunakan sinyal GPS frekuensi tunggal (L1). Dual-frequency (mengombinasikan L1 dan L5) mampu mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh interferensi atmosfer atau pantulan sinyal di antara gedung-gedung tinggi (urban canyon) atau di bawah kanopi hutan lebat. Hasilnya? Akurasi pelacakan lokasi Anda saat lari, bersepeda, atau mendaki menjadi jauh lebih presisi. Jejak rute di peta akan lebih halus dan mencerminkan pergerakan Anda yang sebenarnya.

Lenovo melengkapinya dengan seperangkat sensor navigasi lain yang biasanya ditemukan pada perangkat dedicated: altimeter (ketinggian), barometer (tekanan udara), dan kompas digital. Dengan trio ini, Watch GT Pro berubah menjadi alat navigasi di pergelangan tangan. Anda bisa memantau ketinggian pendakian, melihat perubahan tekanan udara yang bisa mengindikasikan perubahan cuaca, dan mengetahui arah tanpa perlu mengeluarkan ponsel. Bagi penggemar hiking atau trail running, fitur ini adalah nilai tambah yang sangat signifikan.

Pelacakan Kesehatan dan Olahraga yang Komprehensif

Sebagai smartwatch modern, Lenovo Watch GT Pro tentu tidak ketinggalan dalam hal pemantauan kesehatan. Perangkat ini menawarkan pemantauan detak jantung terus-menerus, pelacakan saturasi oksigen darah (SpO2), analisis tidur yang mendetail (memecah fase tidur ringan, dalam, dan REM), pengukuran stres, dan latihan pernapasan terpandu. Data tidur yang detail dapat memberikan insight berharga tentang kualitas pemulihan tubuh Anda, terutama setelah hari yang penuh aktivitas berat.

Untuk olahraga, dukungannya sangat luas: lebih dari 170 mode olahraga. Mulai dari lari, bersepeda, fitness di gym, hingga olahraga air. Yang menarik, Lenovo menyertakan algoritma khusus untuk berenang yang dapat melacak gaya renang, pace, jumlah lap, durasi, dan kalori yang terbakar. Dengan ketahanan air 5ATM, fitur ini benar-benar bisa dimanfaatkan secara maksimal. Bandingkan dengan beberapa smartwatch murah terbaik yang seringkali memiliki keterbatasan pada fitur olahraga airnya.

Daya Tahan Baterai: 27 Hari yang Mengubah Game

Ini mungkin fitur yang paling menggoda. Lenovo mengklaim baterai 470mAh pada Watch GT Pro dapat bertahan hingga 27 hari dalam mode daya tahan panjang (long endurance mode), dan sekitar 7 hari dalam penggunaan berat dengan semua fitur aktif. Bayangkan, hampir sebulan tanpa charge. Dalam dunia smartwatch yang seringkali harus di-charge tiap 1-2 hari, angka ini seperti angin segar. Ini berarti Anda bisa membawanya dalam perjalanan hiking atau camping mingguan tanpa perlu membawa power bank khusus untuk jam tangan. Pengisian daya sendiri memakan waktu sekitar tiga jam melalui kabel magnetik. Daya tahan ekstrem seperti ini mengingatkan pada klaim smartwatch lain seperti Rogbid Enduro yang mengusung baterai 1100mAh, meski dengan fitur yang mungkin berbeda.

Konektivitas dan Keterjangkauan

Lenovo Watch GT Pro hadir dengan dukungan Bluetooth 5.3 untuk koneksi yang stabil dan hemat daya. Smartwatch ini kompatibel dengan Android dan iOS, menjangkau basis pengguna yang luas. Anda dapat menerima notifikasi, melihat riwayat panggilan, dan bahkan melakukan atau menerima panggilan Bluetooth langsung dari jam tangan—fungsionalitas yang praktis saat tangan Anda penuh atau saat sedang berolahraga. Dengan harga 899 yuan, posisinya menarik. Ia lebih terjangkau dibandingkan smartwatch flagship dari merek besar, namun menawarkan spesifikasi khusus outdoor yang mungkin tidak dimiliki pesaing di rentang harga serupa. Keberhasilan perangkat seperti Tecno yang meluncurkan produk niche di Eropa menunjukkan ada pasar untuk perangkat dengan value proposition yang jelas.

Lenovo Watch GT Pro saat ini telah tersedia di JD.com untuk pasar China. Kehadirannya menjadi penanda bahwa persaingan di segmen smartwatch “outdoor & endurance” semakin panas. Ia tidak hanya menawarkan layar AMOLED yang apik atau pelacakan kesehatan standar, tetapi membawa keunggulan teknis nyata seperti GPS dual-frequency dan daya tahan baterai yang luar biasa. Bagi Anda yang mengutamakan performa di alam terbuka dan kebebasan dari colokan charger, Watch GT Pro layak masuk dalam pertimbangan. Tantangannya kini adalah: kapan akan meluncur secara global, dan apakah akan mempertahankan value for money yang menarik saat sampai di pasar internasional?

Xiaomi 17 Ultra Resmi Rilis: Kamera 200MP, Baterai Raksasa, dan Edisi Leica Eksklusif

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang bukan sekadar alat komunikasi, melainkan sebuah kanvas bagi kreativitas visual? Di mana setiap bidikan, bahkan dalam kondisi cahaya yang paling menantang sekalipun, bisa diubah menjadi mahakarya fotografi? Impian itu kini bukan lagi khayalan. Xiaomi, dengan langkah percaya diri, baru saja menggebrak pasar dengan meluncurkan Xiaomi 17 Ultra, sebuah perangkat yang tidak hanya mengusung spesifikasi puncak, tetapi juga menantang batas-batas imajinasi tentang apa yang bisa dilakukan oleh sebuah telepon pintar.

Peluncuran resmi ini menandai puncak dari berbagai spekulasi dan bocoran yang telah beredar luas di komunitas teknologi. Sebelumnya, berbagai bocoran desain Xiaomi 17 Ultra telah menggoda dengan janji kamera 200MP dan baterai berkapasitas besar. Kini, semua teka-teki itu terjawab. Xiaomi tidak hanya memenuhi ekspektasi, tetapi melampauinya dengan menghadirkan varian khusus Leica Edition yang membawa filosofi kamera klasik ke dalam dunia digital modern. Ini bukan sekadar upgrade tahunan; ini adalah deklarasi ambisi.

Dalam acara peluncuran di China, Xiaomi memperkenalkan dua varian: standar dan Leica Edition. Keduanya hadir dengan janji performa yang tak tertandingi, sistem kamera revolusioner hasil kolaborasi dengan Leica, dan daya tahan baterai yang seolah tak pernah habis. Mari kita selami lebih dalam apa yang membuat Xiaomi 17 Ultra layak disebut sebagai salah satu flagship paling ambisius tahun ini.

Layar dan Desain: Ketipisan yang Mengandung Kekuatan

Xiaomi 17 Ultra hadir dengan tampilan visual yang memukau berkat layar OLED LTPO M10 berukuran 6,9 inci. Dengan resolusi 2608 × 1200 piksel dan kerapatan 420 PPI, kejernihan yang mendekati 2K siap memanjakan mata Anda. Layar ini mampu mencapai kecerahan puncak hingga 3.500 nits, memastikan visibilitas optimal bahkan di bawah terik matahari langsung. Dukungan HDR10+ dan Dolby Vision menjamin kontras dan warna yang hidup untuk konten multimedia.

Yang tak kalah penting, Xiaomi memberikan perhatian serius pada kenyamanan mata. Layar dilengkapi dengan sertifikasi triple eye-protection dari TÜV Rheinland, teknologi DC dimming, dan PWM dimming 1920Hz untuk mengurangi kelelahan mata. Perlindungan fisik dihadirkan melalui Xiaomi Ceramic Glass 2.0 yang tangguh. Dari segi desain fisik, Xiaomi berhasil menciptakan Ultra yang paling ramping sejauh ini, dengan ketebalan hanya 8,29mm dan bobot 223,4 gram—prestasi yang cukup menakjubkan mengingat baterai raksasa yang dibawanya.

Xiaomi 17 Ultra

Dapur Pacu dan Performa: Snapdragon 8 Elite Gen 5 dan Pendinginan Revolusioner

Di jantung perangkat ini, bertahta Snapdragon 8 Elite Gen 5, prosesor paling mutakhir dari Qualcomm. Chipset ini mengusung dua inti performa ultra-besar Oryon berkecepatan 4,6GHz, enam inti performa 3,62GHz, dan GPU Adreno 840 dengan cache 18MB yang menjamin kelancaran ekstrem dalam gaming dan multitasking berat.

Namun, kekuatan sejati seringkali terletak pada pengelolaan panas. Xiaomi memahami hal ini dan memperkenalkan sistem dual ring-shaped liquid cooling pump. Solusi pendinginan canggih ini dioptimalkan tidak hanya untuk CPU, tetapi juga untuk menstabilkan suhu modul kamera, dengan klaim peningkatan konduktivitas termal hingga 50%. Artinya, performa puncak dapat dipertahankan lebih lama tanpa ancaman thermal throttling yang mengganggu.

Di sisi perangkat lunak, Xiaomi 17 Ultra langsung mengusung HyperOS 3.0. Sistem operasi terbaru ini menawarkan integrasi ekosistem yang lebih dalam. Fitur yang paling menarik adalah kemampuan untuk melakukan mirroring dan mengontrol perangkat Apple seperti iPhone, iPad, dan Mac langsung dari ponsel Xiaomi ini. Dukungan untuk komunikasi satelit juga tersedia, memastikan Anda tetap terhubung di mana pun.

Revolusi Fotografi: Kolaborasi Leica yang Membawa Kembali Jiwa Kamera Klasik

Inilah jiwa dari Xiaomi 17 Ultra. Sistem kameranya adalah hasil kolaborasi mendalam dengan Leica, dan hasilnya sungguh luar biasa. Kamera utama menggunakan sensor Light Fusion 1050L berukuran 1 inci yang dikembangkan bersama Leica. Dengan resolusi 50MP dan rentang dinamis native 14EV yang didukung teknologi LOFIC, sensor ini menjanjikan detail dan dinamika warna yang belum pernah ada sebelumnya, terutama dalam pemotretan malam atau kondisi backlight yang ekstrem.

Bintang utamanya adalah lensa telefoto 200MP Leica continuous optical zoom. Lensa ini mendukung zoom optik lossless antara 75mm hingga 100mm, dan dapat diperpanjang secara digital hingga 400mm. Dilengkapi sertifikasi APO dari Leica dan konfigurasi lensa 3G+5P yang mengambang, lensa ini juga mampu melakukan bidikan makro dari jarak 30cm. Sementara itu, kamera ultrawide 50MP dengan bidang pandang 115° siap menangkap pemandangan luas, dilengkapi kemampuan makro 5cm.

Sebelumnya, kolaborasi baru Xiaomi dan Leica untuk edisi khusus ini sudah menjadi perbincangan hangat. Kini, realitasnya bahkan lebih mengesankan.

Xiaomi 17 Ultra Leica Edition: Sebuah Homage untuk Purisme Fotografi

Jika varian standar sudah hebat, Leica Edition hadir untuk memukau para purist dan penggemar fotografi sejati. Varian ini bukan sekadar tempel stiker; ini adalah perwujudan filosofi desain kamera klasik. Bodinya menampilkan dua warna khas (hitam dan off-white) yang terinspirasi dari kamera seri-M Leica, dilengkapi titik merah ikonik Leica di bagian belakang.

Yang membedakannya secara fundamental adalah adanya Master Zoom Ring. Sebuah ring atau cincin mekanis yang terintegrasi pada bingkai telepon, memberikan kontrol fisik yang memuaskan untuk mengatur parameter seperti panjang fokal, white balance, dan eksposur—persis seperti memutar ring pada lensa kamera profesional. Bingkai telepon juga diberi tekstur knurling yang presisi, meniru feel dari ring lensa Leica asli.

Xiaomi 17 Ultra Leica Edition

Di sisi perangkat lunak, mode eksklusif “Leica Moment” menghadirkan rendering warna ala kamera M9 yang legendaris, simulasi film hitam-putih M3 + MONOPAN 50, serta rasio aspek 3:2 layaknya kamera full-frame. Varian ini juga dilengkapi chip enkripsi khusus untuk privasi dan dukungan komunikasi satelit ganda (BeiDou dan TianTong). Paket penjualannya pun spesial, berupa gift box bertema Leica yang berisi case magnetik, penutup lensa bergaya Leica, tali, dan kain pembersih.

Baterai Raksasa dan Pengisian Daya Super Cepat

Di balik bodi yang ramping, Xiaomi 17 Ultra menyembunyikan baterai berkapasitas 6.800mAh—yang terbesar yang pernah ada di seri Ultra Xiaomi. Kapasitas masif ini didukung oleh teknologi pengisian daya yang komprehensif: 90W wired charging, 50W wireless charging, 22,5W reverse wired charging, dan 20W reverse wireless charging. Yang menarik, perangkat ini juga mendukung protokol universal 90W PPS, memberikan fleksibilitas lebih besar dalam menggunakan charger pihak ketiga.

Dengan kombinasi baterai besar dan efisiensi chipset Snapdragon 8 Elite Gen 5, daya tahan baterai perangkat ini diproyeksikan menjadi salah satu yang terbaik di kelas flagship. Fitur pengisian balik (reverse charging) yang powerful juga mengubah ponsel ini menjadi power bank darurat yang sangat berguna.

Harga dan Ketersediaan: Investasi untuk Pengalaman Puncak

Xiaomi 17 Ultra ditawarkan dalam beberapa pilihan konfigurasi dengan harga yang mencerminkan posisinya sebagai perangkat premium. Untuk varian standar, harga dimulai dari 6.999 yuan (sekitar Rp 15,6 juta) untuk konfigurasi 12GB/512GB, 7.499 yuan (Rp 16,7 juta) untuk 16GB/512GB, dan 8.499 yuan (Rp 18,9 juta) untuk 16GB/1TB.

Sementara itu, Xiaomi 17 Ultra Leica Edition, yang menawarkan pengalaman eksklusif, dibanderol 7.999 yuan (sekitar Rp 17,8 juta) untuk 16GB/512GB dan 8.999 yuan (sekitar Rp 20 juta) untuk 16GB/1TB. Semua model sudah dapat dipesan mulai sekarang, dengan penjualan resmi terbuka dimulai pada 27 Desember 2025 di China. Peluncuran global kemungkinan akan menyusul, mengikuti pola perilisan seri Ultra sebelumnya.

Dengan spesifikasi yang demikian komprehensif, mulai dari desain depan yang akhirnya terungkap hingga kinerja kamera yang revolusioner, Xiaomi 17 Ultra bukan sekadar iterasi biasa. Ia adalah pernyataan bahwa batas antara smartphone dan alat kreatif profesional semakin kabur. Bagi mereka yang mencari tidak hanya performa, tetapi juga ekspresi dan kontrol penuh atas kreativitas visual, perangkat ini menyajikan sebuah proposisi nilai yang sulit diabaikan. Ia menantang Anda untuk melihat dunia melalui lensa yang berbeda, dan menangkap momen bukan hanya sebagaimana adanya, tetapi sebagaimana adanya dalam imajinasi Anda.