Beranda blog Halaman 175

Ray-Ban Meta Kini Bisa “Melihat” dan Merespons Layaknya Asisten Pribadi

0

Pernahkah Anda membayangkan kacamata yang tak hanya bergaya, tetapi juga bisa memahami dunia di sekitar Anda? Meta baru saja menghadirkan pengalaman itu melalui pembaruan besar pada Ray-Ban Meta smart glasses. Tak sekadar aksesori, perangkat ini kini menjelma menjadi asisten pribadi yang cerdas dan responsif.

Sejak diluncurkan, kacamata pintar hasil kolaborasi Meta dan Ray-Ban ini perlahan merangkak naik sebagai salah satu produk wearable paling menjanjikan. Dengan desain ikonis ala Ray-Ban yang menyembunyikan teknologi canggih di baliknya, produk ini berhasil menarik perhatian pasar. Kini, dengan pembaruan terbaru, Meta semakin mempertegas ambisinya di dunia wearable technology.

Lantas, apa saja yang baru dari Ray-Ban Meta? Mulai dari pilihan frame dan lensa yang lebih beragam, fitur AI yang semakin canggih, hingga ekspansi pasar global. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Desain Lebih Segar, Pilihan Lebih Banyak

Meta memperkenalkan varian baru dari lini Skyler, menambah koleksi frame yang sudah ada. Salah satu yang menarik adalah model Chalky Gray dengan lensa Transitions yang bisa berubah warna, memberikan perlindungan optimal terhadap sinar matahari. Selain itu, tersedia juga varian klasik hitam dengan pilihan lensa hijau atau bening.

Ray Ban Meta glasses Skyler Shiny Chalky Gray with Transitions Sapphire lenses

Ekspansi desain ini jelas ditujukan untuk menjangkau lebih banyak kalangan. Dengan tetap mempertahankan DNA desain Ray-Ban yang timeless, Meta berhasil menciptakan produk wearable yang tidak terlihat seperti gadget, melainkan aksesori fashion yang elegan.

Fitur AI yang Semakin Cerdas dan Responsif

Inilah bagian paling menarik dari pembaruan ini. Meta memperkenalkan “Live AI”, sebuah fitur yang memungkinkan kacamata memahami apa yang Anda lihat dan merespons secara real-time. Bayangkan Anda sedang memasak dan kehabisan bahan tertentu, kacamata ini bisa menyarankan penggantinya. Atau saat melihat botol wine di rak, ia bisa merekomendasikan pasangan makanan yang cocok.

Fitur ini bekerja dengan menganalisis lingkungan sekitar melalui kamera bawaan. Yang lebih mengesankan, setelah perintah awal “Hey Meta”, Anda tidak perlu terus mengulanginya – percakapan bisa berlangsung alami layaknya berbicara dengan asisten manusia.

Meta juga memperluas jangkauan fitur terjemahan langsung yang sebelumnya terbatas. Kini mendukung lebih banyak bahasa termasuk Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol di semua pasar yang didukung. Yang menarik, dengan mengunduh paket bahasa terlebih dahulu, fitur ini bisa bekerja tanpa koneksi internet.

Integrasi Sosial Media dan Musik yang Lebih Dalam

Bagi pengguna aktif Instagram, pembaruan ini membawa kabar gembira. Kacamata ini kini memungkinkan Anda mengirim dan menerima DM, panggilan suara/video, bahkan berbagi foto langsung dari Instagram – semuanya melalui perintah suara. Fitur ini melengkapi dukungan yang sudah ada untuk WhatsApp, Messenger, dan SMS.

Di sisi musik, dukungan platform streaming seperti Spotify, Amazon Music, Apple Music, dan Shazam kini tersedia di lebih banyak negara di luar AS dan Kanada. Dengan sistem bahasa diatur ke Inggris, Anda bisa meminta Meta AI mengidentifikasi lagu atau memberikan informasi tentang musik yang sedang didengar.

Ekspansi pasar juga menjadi fokus Meta. Produk ini akan segera hadir di Meksiko, India, dan UAE – langkah strategis untuk menjadikan smart glasses sebagai produk global. Namun, di balik semua kemajuan ini, muncul pertanyaan penting tentang privasi data.

Pertanyaan Privasi yang Masih Menggantung

Dengan kemampuan “melihat” lingkungan sekitar secara terus-menerus, bagaimana Meta memastikan keamanan data visual pengguna? Sayangnya, perusahaan belum memberikan jawaban yang jelas ketika ditanya apakah gambar atau video pengguna digunakan untuk melatih AI mereka.

Ini menjadi pertimbangan penting bagi calon pembeli. Meski fitur-fitur canggihnya sangat menarik, isu privasi tetap menjadi harga yang harus dibayar untuk teknologi semacam ini. Seperti yang terjadi di banyak produk teknologi terkini, kita seolah terbiasa mengabaikan pertanyaan privasi demi kemudahan yang ditawarkan.

Dengan semua pembaruan ini, Ray-Ban Meta smart glasses semakin memantapkan diri sebagai produk wearable yang layak dipertimbangkan. Bukan sekadar gadget, melainkan asisten pribadi yang selalu siap membantu – selama Anda nyaman dengan konsekuensi privasi yang menyertainya.

WhatsApp Luncurkan Fitur Advanced Chat Privacy, Blokir Ekspor Chat

0

Telset.id – Privasi di WhatsApp kini semakin ketat. Platform pesan instan milik Meta itu baru saja meluncurkan fitur Advanced Chat Privacy, yang memungkinkan pengguna mengunci percakapan agar tidak bisa dibagikan ke luar aplikasi. Fitur ini hadir sebagai respons atas kebutuhan pengguna yang menginginkan keamanan ekstra untuk obrolan sensitif.

Advanced Chat Privacy adalah alat opt-in yang bisa diaktifkan untuk chat biasa maupun grup. Begitu diaktifkan, fitur ini akan mencegah siapa pun dalam obrolan mengekspor isi percakapan—termasuk teks, gambar, atau dokumen—ke luar WhatsApp. Bahkan, unduhan otomatis media dan integrasi dengan asisten AI juga diblokir. Dengan kata lain, “Apa yang terjadi di WhatsApp, tetap di WhatsApp.”

WhatsApp Advanced Chat Privacy

Untuk Siapa Fitur Ini Dibuat?

WhatsApp menjelaskan bahwa fitur ini cocok digunakan dalam grup yang berisi orang-orang tidak terlalu dikenal, tetapi membahas topik sensitif. Misalnya, grup dukungan kesehatan mental atau diskusi organisasi komunitas. Namun, belum jelas apakah fitur ini juga bisa mencegah screenshot—pertanyaan yang masih menunggu jawaban dari Meta.

Fitur ini merupakan bagian dari komitmen WhatsApp dalam menjaga privasi pengguna. Sebelumnya, platform ini sudah dikenal dengan enkripsi end-to-end, fitur pesan menghilang, dan autentikasi perangkat untuk mengakses chat. Dengan Advanced Chat Privacy, lapisan keamanan semakin bertambah.

Rolling Out Global dalam Beberapa Bulan

WhatsApp menyatakan bahwa Advanced Chat Privacy masih dalam versi awal dan akan diperkuat dengan perlindungan tambahan di masa depan. Fitur ini sedang diluncurkan secara global, tetapi mungkin butuh waktu satu hingga dua bulan untuk sampai ke semua pengguna.

Jika Anda termasuk yang sering berdiskusi tentang topik sensitif, fitur ini layak dicoba. Namun, pastikan semua anggota grup setuju mengaktifkannya, karena begitu diaktifkan, tidak ada lagi kebocoran informasi ke luar WhatsApp.

Ingin tahu lebih banyak tentang fitur privasi WhatsApp lainnya? Simak artikel ini untuk informasi lengkapnya.

Vivo X200 Ultra: Smartphone dengan Kamera Mirip Mirrorless Profesional

0

Telset.id – Jika Anda mengira smartphone hanya bisa mengambil foto biasa, Vivo X200 Ultra siap mengubah persepsi itu. Dalam industri di mana peningkatan kamera smartphone terasa stagnan, Vivo melompat jauh ke depan dengan menghadirkan sistem kamera yang menyaingi mirrorless profesional. Dijuluki sebagai “mirrorless yang bisa menelepon”, flagship ini menggabungkan rekayasa optik canggih hasil kolaborasi dengan Zeiss, sensor besar, elemen lensa mengambang, dan modul periskop yang didukung oleh chip imaging khusus.

Vivo X200 Ultra

Lensa Prime ala Kamera Profesional

Berbeda dari kebanyakan smartphone yang mengandalkan zoom hybrid atau sensor makro yang cenderung gimmicky, Vivo X200 Ultra mengadopsi pendekatan trio lensa prime layaknya kamera mirrorless profesional. Tiga kamera belakangnya mencakup focal length berbeda dengan sistem optik khusus: lensa ultra-wide 14mm, lensa standar 35mm, dan lensa tele 85mm Zeiss APO Super Telephoto Lens II. Ini bukan sekadar focal length yang dipasang pada sensor kecil, melainkan optik lengkap dengan aperture besar, lapisan khusus, dan stabilisasi hardware.

Lensa ultra-wide 14mm dipasangkan dengan sensor Sony LYT-818 berukuran 1/1.28-inch dan aperture f/2.0, menawarkan peningkatan asupan cahaya hingga 181% dibanding pendahulunya. Lensa ini didukung OIS dengan sudut stabilisasi 1.95 derajat, dikombinasikan dengan algoritma recentering aktif yang meniru sistem gimbal miniatur.

Lensa 35mm juga menggunakan sensor LYT-818 yang sama dengan aperture f/1.7, ideal untuk potret dan foto jalanan. Vivo meningkatkan lapisan GLC 2.0 untuk mengurangi refleksi dan ghosting, memastikan hasil foto tajam bahkan dalam kondisi pencahayaan kontras tinggi seperti potret backlit atau lampu kota.

Vivo X200 Ultra Telephoto Lens

Telephoto Periskop dengan Teknologi Mengesankan

Yang paling mencolok adalah lensa tele periskop 85mm. Unit 200MP Zeiss APO ini dibangun dengan struktur lensa mengambang dan desain prisma ultra-ringan hasil kolaborasi dengan Samsung. Sensor HP9-nya menawarkan asupan cahaya tertinggi di kelasnya, sementara stabilisasi OIS telah ditingkatkan ke standar CIPA 5.0 yang biasanya ditemukan pada sistem mirrorless.

Fitur paling unik adalah telephoto extender Zeiss 2.35x opsional. Saat dipasang pada lensa 85mm, sistem ini berubah menjadi lensa long-focus 200mm f/2.3 penuh. Ini adalah zoom optik murni, bukan digital, dimungkinkan oleh struktur lensa kompleks terinspirasi Kepler yang terdiri dari 13 elemen kaca transmisi tinggi.

Chip Imaging Khusus dan Fitur Video Pro

Untuk mendukung beban optik berat ini, Vivo menambahkan dua chip imaging khusus. VS1 menangani pra-pemrosesan seperti penyaringan noise dan keseimbangan eksposur sebelum mengirim data ke chipset Snapdragon 8 Elite. Sementara V3+ bertanggung jawab untuk pasca-pemrosesan dan memungkinkan fitur seperti 4K 60fps 10-bit Log, slow motion 4K 120fps, dan time-lapse 4K. Pembagian tugas ini memungkinkan kualitas gambar setara sinematik tanpa membebani SoC utama.

Vivo X200 Ultra Kit Fotografi

Dirancang untuk Digunakan Seperti Kamera

Yang membedakan X200 Ultra lebih jauh adalah kit fotografer opsionalnya, yang menambahkan grip hardware dengan kontrol zoom dan shutter, baterai 2300mAh untuk pemotretan panjang, dan ring filter 67mm. Ini adalah sentuhan ergonomis yang mengingatkan pada mirrorless tradisional, mengubah ponsel menjadi alat foto modular yang cocok untuk penggemar dan profesional.

Vivo memposisikan X200 Ultra bukan hanya sebagai pesaing flagship lain, tetapi sebagai alternatif sistem mirrorless. Meski pengguna biasa mungkin tidak akan mengganti lensa atau memotret dalam 10-bit Log, Vivo menancapkan bendera untuk menunjukkan apa yang bisa dicapai kamera smartphone. Sementara merek lain hanya menyempurnakan HDR atau menambah megapiksel, Vivo merekayasa optik, mengembangkan chip ganda, dan membangun ekosistem lensa berbasis mobile. Dan bagi mereka yang hidup dan bernafas untuk fotografi, ini mengubah segalanya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang smartphone kamera terbaik, jangan lewatkan ulasan mendalam kami tentang Vivo X200 Ultra dan kit fotografi eksklusifnya.

Meta Resmi Luncurkan Iklan di Threads untuk 30 Negara

0

Telset.id – Jika Anda pengguna setia Threads, bersiaplah melihat lebih banyak iklan di feed Anda. Meta secara resmi mengumumkan perluasan iklan di platform tersebut ke lebih dari 30 negara, setelah sebelumnya hanya diuji coba di AS dan Jepang.

Keputusan ini menandai babak baru bagi Threads yang selama satu setengah tahun terakhir bebas iklan. Seperti dilaporkan sebelumnya di Threads Capai 300 Juta Pengguna, Meta Siapkan Iklan di Awal 2025, langkah ini sudah direncanakan sejak lama oleh perusahaan induk Facebook tersebut.

Antarmuka Threads dengan iklan

Perluasan Global yang Bertahap

Meta mengadopsi pendekatan bertahap dalam peluncuran iklan ini. Perusahaan belum merinci negara mana saja yang termasuk dalam 30 negara tersebut, juga tidak menyebutkan seberapa sering iklan akan muncul di feed pengguna.

“Iklan akan muncul di antara konten organik dari akun yang diikuti pengguna,” jelas perwakilan Meta, mengulangi format yang sama dengan uji coba sebelumnya seperti dilaporkan di Siap-siap! Iklan akan Segera Muncul di Threads.

Dampak pada Pertumbuhan Threads

Dengan 300 juta pengguna aktif, Threads menjadi salah satu platform sosial media dengan pertumbuhan tercepat. Namun, pertanyaan besar muncul: akankah kehadiran iklan mempengaruhi momentum positif ini?

Beberapa analis memprediksi dampak minimal, mengingat pengguna sudah terbiasa dengan iklan di platform Meta lainnya seperti Instagram dan Facebook. Namun, yang lain khawatir ini bisa mengubah pengalaman pengguna yang selama ini menjadi daya tarik utama Threads.

Seperti dilaporkan Mariella Moon, kontributor teknologi ternama, Meta membuka iklan di Threads untuk semua pengiklan yang memenuhi syarat di seluruh dunia. Artinya, pengguna tidak hanya akan melihat iklan dari merek global, tapi juga dari bisnis lokal di negara mereka masing-masing.

Sementara fitur-fitur baru terus ditambahkan untuk meningkatkan pengalaman pengguna, seperti yang diulas dalam Threads Kini Punya Fitur Perlihatkan Status Online Pengguna, kehadiran iklan menandai fase monetisasi yang tak terhindarkan bagi platform ini.

Pertanyaan besarnya sekarang: akankah Threads mampu menyeimbangkan kebutuhan monetisasi dengan pengalaman pengguna yang bersih dan menyenangkan? Jawabannya akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan saat iklan mulai bermunculan di feed lebih banyak pengguna global.

Intel Siap PHK 20% Karyawan, Strategi Baru atau Keputusan Darurat?

0

Telset.id – Kabar mengejutkan datang dari raksasa semikonduktor Intel. Bocoran terbaru mengindikasikan perusahaan ini akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap lebih dari 20% karyawannya. Jika benar, puluhan ribu pekerja bisa kehilangan mata pencaharian dalam waktu dekat.

Menurut data resmi, Intel memiliki 108.900 karyawan di akhir tahun lalu. Artinya, sekitar 21.780 orang terancam dipecat. Ini bukan kali pertama Intel mengurangi jumlah pegawai. Seperti dilaporkan sebelumnya, perusahaan sudah memangkas lebih dari 15.000 posisi pada Agustus 2024 lalu.

Kantor Pusat Intel

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar Intel? Sumber internal yang dirahasiakan Bloomberg menyebut, langkah drastis ini bertujuan menyederhanakan operasi manajemen dan membangun kembali budaya perusahaan yang berfokus pada rekayasa teknologi.

Krisis Berkelanjutan di Bawah Kepemimpinan Baru

PHK massal ini akan menjadi ujian pertama bagi CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, yang baru saja mengambil alih jabatan dari Pat Gelsinger pada Maret lalu. Tan mewarisi perusahaan yang sedang terpuruk, dengan penjualan terus merosot dan ketertinggalan dalam lomba kecerdasan buatan (AI).

Seperti diungkap dalam laporan sebelumnya, Intel juga mengalami kendala produksi chip generasi terbaru. Kombinasi masalah internal dan tekanan eksternal ini memaksa manajemen mengambil langkah-langkah radikal.

Restrukturisasi Total atau Kehabisan Opsi?

Selain PHK, Tan juga berencana melepas aset-aset non-inti Intel. Baru-baru ini, perusahaan menyepakati penjualan saham mayoritas di Altera senilai $4,46 miliar. Langkah ini dinilai sebagai upaya mengumpulkan modal segar dan fokus pada bisnis utama.

Namun, apakah strategi ini akan membuahkan hasil? Beberapa analis meragukannya. “Memotong karyawan dan menjual aset adalah solusi jangka pendek. Intel perlu inovasi radikal untuk bersaing dengan Nvidia dan AMD di era AI,” ujar seorang pengamat industri yang enggan disebutkan namanya.

Laporan keuangan Intel yang akan dirilis Kamis ini mungkin memberikan petunjuk lebih jelas tentang arah perusahaan. Sejarah menunjukkan, pengumuman PHK sering kali bertepatan dengan rilis laporan kuartalan.

Bagi Anda yang bekerja di industri teknologi, gelombang PHK ini mungkin mengingatkan pada kasus Sonos yang juga melakukan rasionalisasi karyawan beberapa waktu lalu. Bedanya, skala Intel jauh lebih besar dan dampaknya bisa mengguncang pasar tenaga kerja teknologi global.

Pertanyaan besarnya: apakah ini awal kebangkitan Intel atau justru tanda-tanda keruntuhan yang semakin nyata? Jawabannya mungkin akan terlihat dalam beberapa kuartal ke depan.

Ghost of Yōtei: Sekuel Ghost of Tsushima Rilis Oktober 2025 di PS5

0

Telset.id – Penggemar Ghost of Tsushima, bersiaplah! Sony akhirnya mengumumkan tanggal rilis resmi untuk sekuelnya, Ghost of Yōtei, yang akan meluncur eksklusif untuk PS5 pada 2 Oktober 2025. Setelah pertama kali diumumkan tahun lalu, game besutan Sucker Punch ini menjanjikan petualangan baru dengan latar belakang dan karakter yang sama sekali berbeda dari pendahulunya.

Ghost of Yōtei PS5

Petualangan Baru di Hokkaido Abad ke-17

Berbeda dengan Ghost of Tsushima yang berlatar tahun 1274, Ghost of Yōtei mengambil setting di Hokkaido pada awal 1600-an—lebih dari 300 tahun setelah peristiwa di game pertama. Meski demikian, game ini tetap mempertahankan formula open-world yang sukses besar sebelumnya. Sony bahkan menjanjikan “lebih banyak kebebasan dan variasi,” termasuk kemampuan untuk memburu enam antagonis utama dalam urutan apa pun yang dipilih pemain.

Trailer terbaru yang dirilis memperlihatkan sekilas alur cerita dan mekanik gameplay. Dari pertarungan pedang yang intens hingga eksplorasi lingkungan yang memukau, Ghost of Yōtei tampaknya siap memukau para gamer dengan pengalaman yang lebih mendalam.

Berbagai Edisi dengan Bonus Menarik

Seperti game AAA modern lainnya, Ghost of Yōtei menawarkan beberapa pilihan edisi dengan konten berbeda. Preorder akan dibuka mulai 2 Mei 2025 pukul 10 pagi waktu AS (ET). Berikut rinciannya:

  • Standard Edition (Rp1,1 juta): Hanya berisi game utama.
  • Digital Deluxe Edition (Rp1,3 juta): Termasuk bonus in-game seperti baju zirah, senjata, dan kostum eksklusif.
  • Collector’s Edition (Rp4 juta): Dilengkapi semua bonus digital plus barang fisik seperti replika topeng, katana, dan ikat pinggang karakter utama. Sony menyebutnya sebagai “Collector’s Edition terbaik yang pernah mereka produksi.”

Ghost of Yōtei Collector's Edition

Semua pemesan, terlepas dari edisi yang dipilih, akan mendapatkan “topeng unik in-game” dan beberapa avatar PSN sebagai bonus awal.

Masa Depan PS5 dan Ghost of Yōtei

Peluncuran Ghost of Yōtei bisa menjadi angin segar bagi Sony, terutama setelah penjualan PS5 di Q2 2024 hanya mencapai 65,5 juta unit. Game eksklusif berkualitas tinggi seperti ini sering kali menjadi pendongkrak penjualan konsol. Apalagi, dengan rumor lebih dari 50 game versi enhanced di PS5 Pro, tidak menutup kemungkinan Ghost of Yōtei akan mendapat peningkatan performa di hardware terbaru Sony.

Bagi yang ingin mempersiapkan diri, jangan lupa bahwa ShopeePay kini tersedia di PlayStation Store, memudahkan pembelian game dan DLC.

Dengan segala keunggulan dan ekspektasi yang tinggi, Ghost of Yōtei berpotensi menjadi salah satu game terbaik tahun 2025. Siapkah Anda untuk petualangan samurai baru ini?

Jason Citron Mundur, CEO Baru Discord Siap Hadapi IPO?

0

Telset.id – Discord, platform komunikasi yang awalnya dibangun untuk para gamer, kini memasuki babak baru. Jason Citron, sang pendiri sekaligus CEO, memutuskan untuk mengundurkan diri dari posisi puncak. Penggantinya? Humam Sakhnini, mantan eksekutif Activision Blizzard yang berpengalaman membawa perusahaan ke panggung publik.

Jason Citron dan Humam Sakhnini dalam acara Discord

Citron, yang akan tetap berada di dewan direksi, menyatakan bahwa langkah ini adalah “evolusi alami” untuk masa depan Discord. “Misi kami sejak awal adalah menyatukan orang-orang melalui game,” ujarnya. Namun, Discord kini telah melampaui batas-batas gaming, dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.

Misi Baru: Menuju IPO?

Latar belakang keuangan menjadi sorotan dalam peralihan kepemimpinan ini. The New York Times melaporkan pada Maret 2025 bahwa Discord sedang berdiskusi dengan investor untuk go public. Sakhnini, yang pernah memimpin King Digital (pembuat Candy Crush) pasca-akuisisi Activision Blizzard, dianggap sebagai sosok ideal untuk memandu Discord menuju IPO.

Ketika ditanya oleh GamesBeat mengenai rencana go public, Citron tidak membantah. “Merekrut seseorang seperti Humam adalah langkah ke arah itu,” katanya dengan diplomatis. Apakah ini pertanda Discord akan segera melantai di bursa? Spekulasi semakin kuat mengingat riwayat Sakhnini dalam mengelola perusahaan publik.

Dari Gaming ke Platform Sosial Global

Awalnya, Discord dirancang sebagai tempat ngobrol bagi gamer sebelum, selama, dan setelah bermain. Namun, platform ini telah bertransformasi menjadi ruang sosial yang lebih luas, menyaingi aplikasi seperti aplikasi pesan lintas platform lainnya.

Integrasi dengan konsol seperti Xbox dan PlayStation semakin memperluas jangkauannya. Bahkan, pada 2021, Microsoft sempat dikabarkan akan mengakuisisi Discord dengan nilai $10 miliar. Meski deal itu batal, kolaborasi antara Discord dan raksasa gaming tetap berjalan.

Kini, dengan kepemimpinan baru, Discord mungkin sedang mempersiapkan langkah besar berikutnya. Apakah IPO akan menjadi kenyataan? Atau ada strategi lain di balik layar? Hanya waktu yang akan menjawab.

Samsung Galaxy G Fold Bocor: Charging 25W, Masih Kalah dari Ponsel Mid-Range

0

Telset.id – Bocoran terbaru tentang Samsung Galaxy G Fold, ponsel lipat tiga layar pertama dari raksasa Korea Selatan itu, justru mengecewakan. Bagaimana tidak, ponsel premium yang diharapkan menjadi pionir inovasi ini dikabarkan hanya mendukung pengisian daya 25W—bahkan kalah dari seri mid-range Galaxy A36 yang sudah mengusung 45W.

Informasi ini muncul dari akun X @PandaFlashPro yang kerap membocorkan spesifikasi gadget sebelum rilis resmi. Menurutnya, pengujian internal menunjukkan kecepatan pengisian Galaxy G Fold hanya berkisar 23-24W, meski kemungkinan besar akan dipasarkan sebagai 25W. Padahal, ponsel ini diprediksi dibanderol setara Huawei Mate XT yang mencapai $2.800 (sekitar Rp45 juta).

Bocoran desain Samsung Galaxy G Fold dengan layar lipat tiga

Prioritas Baterai Tahan Lama, Tapi Apakah Cukup?

Samsung memang dikenal konservatif dalam hal fast charging. Galaxy Z Fold 6 masih bertahan di 25W, dan sertifikasi terbaru mengindikasikan Z Fold 7 serta Z Flip 7 akan mengikuti jejak yang sama. Alasan resminya? Untuk menjaga kesehatan baterai dalam jangka panjang.

Tapi benarkah pengisian cepat merusak baterai? Faktanya, belum ada bukti kuat yang menunjukkan perbedaan signifikan antara ponsel dengan fast charging 100W+ (seperti OnePlus) dibandingkan pengisian lambat ala Samsung. Di sisi lain, konsumen premium jelas mengharapkan fitur yang sepadan dengan harga fantastis yang mereka bayar.

Spesifikasi Mumpuni, Tapi Ada Kompromi Lain

Di luar isu charging, Galaxy G Fold disebutkan akan membawa layar utama 10 inci saat dibentangkan penuh, dengan panel penutup 6,49 inci—sama besar dengan Galaxy Z Fold 7. Namun, kabarnya Samsung memilih hole-punch camera alih-alih under-display camera (UDC) untuk mengurangi kompleksitas dan biaya produksi. Padahal, Apple dikabarkan justru akan memakai UDC di foldable iPhone pertamanya.

Perbandingan kecepatan charging Samsung Galaxy G Fold dengan ponsel lain

Produksi massal Galaxy G Fold juga disebut sangat terbatas, hanya 200.000-300.000 unit. Ini menandakan Samsung masih ingin “menguji air” di pasar terpilih seperti Korea Selatan sebelum meluncurkannya secara global. Rilis diperkirakan terjadi akhir 2025 atau awal 2026.

Lantas, apakah inovasi bentuk lipat tiga layar bisa menutupi kekecewaan akan fitur dasar seperti fast charging? Atau justru ini menjadi blunder strategis Samsung di tengah persaingan foldable yang semakin ketat? Bagaimana pendapat Anda?

Vivo X200 Ultra vs Xiaomi 15 Ultra: Mana yang Lebih Layak Dibeli?

0

Telset.id – Jika Anda sedang mencari smartphone flagship terbaik di tahun 2025, dua nama yang pasti muncul adalah Vivo X200 Ultra dan Xiaomi 15 Ultra. Keduanya menawarkan spesifikasi gahar, kamera canggih, dan fitur premium. Tapi, mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan Anda? Mari kita kupas tuntas perbandingannya.

Dengan harga yang berbeda cukup signifikan, Vivo X200 Ultra dibanderol sekitar €750, sementara Xiaomi 15 Ultra mulai dari £1,029. Apakah selisih harga ini sebanding dengan fitur yang ditawarkan? Simak analisis mendalam berikut untuk menemukan jawabannya.

Desain dan Ketahanan

Vivo X200 Ultra mengusung desain simetris dengan material kaca dan aluminium, memberikan kesan elegan sekaligus kokoh. Yang menarik, smartphone ini memiliki sertifikasi IP69, membuatnya lebih tahan terhadap debu dan air bahkan dalam kondisi ekstrem. Sementara itu, Xiaomi 15 Ultra juga tak kalah premium dengan pilihan material eco-leather dan aerospace-grade, meski hanya memiliki rating IP68.

Vivo X200 Ultra

Untuk layar, Vivo X200 Ultra unggul dengan panel AMOLED 6,82 inci yang mampu mencapai kecerahan hingga 4500 nits. Dibandingkan dengan Xiaomi 15 Ultra yang memiliki layar 6,73 inci, Vivo jelas lebih unggul dalam hal pengalaman menonton, terutama di bawah sinar matahari langsung.

Kinerja dan Daya Tahan Baterai

Kedua smartphone ini ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Elite yang sama, sehingga performa raw-nya hampir identik. Namun, Xiaomi 15 Ultra menawarkan keunggulan dalam hal dukungan software dengan HyperOS 2 dan janji 4 update Android utama, sementara Vivo X200 Ultra menggunakan OriginOS 5.

Perbandingan Vivo X200 Ultra dan Xiaomi 15 Ultra

Di sisi baterai, Vivo X200 Ultra memiliki kapasitas lebih besar (6000mAh) dibandingkan versi global Xiaomi 15 Ultra (5410mAh). Meski keduanya mendukung pengisian cepat 90W, Xiaomi unggul dalam pengisian nirkabel dengan 80W dibanding Vivo yang hanya 40W.

Sistem Kamera: Fotografer vs Vlogger

Xiaomi 15 Ultra menawarkan sistem kamera quad dengan sensor utama 1 inci dan dua lensa telephoto (3x dan 4,3x zoom optik), didukung oleh lensa Leica. Fitur uniknya adalah dudukan filter 67mm yang sangat disukai fotografer profesional.

Kamera Vivo X200 Ultra

Di sisi lain, Vivo X200 Ultra mengandalkan lensa periskop 200MP dengan stabilisasi gimbal OIS dan optik Zeiss. Untuk kamera selfie, Vivo jelas unggul dengan sensor 50MP yang mendukung autofocus dan rekaman video 4K@60fps, membuatnya lebih cocok untuk vlogger dan content creator.

Kesimpulan: Pilihan Tergantung Kebutuhan

Vivo X200 Ultra menawarkan nilai lebih dengan harga yang lebih terjangkau, baterai lebih besar, dan layar lebih cerah. Smartphone ini cocok untuk pengguna yang sering beraktivitas outdoor dan membutuhkan ketahanan ekstra.

Perbandingan fitur Vivo X200 Ultra dan Xiaomi 15 Ultra

Sementara Xiaomi 15 Ultra, meski lebih mahal, menawarkan sistem kamera lebih lengkap, pengisian nirkabel lebih cepat, dan dukungan software jangka panjang. Pilihan ideal untuk fotografer mobile dan pengguna yang mengutamakan masa pakai panjang.

Jadi, mana yang akan Anda pilih? Flagship dengan nilai terbaik atau smartphone dengan fitur fotografi paling lengkap? Keputusan ada di tangan Anda.

Honor GT Pro Resmi Dirilis: Baterai Raksasa 7.200 mAh dan Performa Elite

0

Telset.id – Jika Anda mengira baterai besar hanya ada di power bank, Honor GT Pro siap mengubah persepsi itu. Flagship terbaru dari brand China ini tak hanya membawa chipset Snapdragon 8 Elite, tapi juga baterai 7.200 mAh—kapasitas terbesar yang pernah dipasang di ponsel berbasis Snapdragon 8 Elite. Bagaimana performanya? Simak analisis eksklusif kami.

Layar yang Tak Hanya Tajam, Tapi Juga “Bandel”

Honor GT Pro memamerkan layar OLED 6,78 inci dengan resolusi 1,5K (2.712 x 1.224 piksel). Angka 144Hz refresh rate mungkin sudah biasa, tapi kombinasi dengan 4320Hz PWM dimming dan teknologi Oasis eye protection menjadikannya salah satu layar paling ramah mata di pasaran. Puncak kecerahan 6.000 nit? Siap-siap terbakar retina saat menonton HDR di bawah terik matahari.

Honor GT Pro dalam warna Phantom Black

Yang menarik, Honor mengklaim layar ini dilapisi kaca khusus dengan kekuatan setara Kunlun Glass. Sebelumnya, teknologi serupa sudah kami ulas dalam artikel tentang bocoran spesifikasi Honor GT Pro. Ternyata, klaim itu bukan sekadar gimmick marketing.

Dapur Pacu: Bukan Hanya Soal Angka

Snapdragon 8 Elite dipasangkan dengan RAM LPDDR5X Ultra dan penyimpanan UFS 4.1—kombinasi yang seharusnya membuat ponsel ini “terbang”. Namun Honor tak berhenti di situ. Mereka menyelipkan dua chip khusus: satu untuk regulasi voltase, dan Honor E2 chip untuk efisiensi energi. Hasilnya? Menurut pengujian awal, ponsel ini bisa bertahan dua hari pemakaian intensif berkat optimasi AI melalui Honor Phantom Engine.

Peluncuran resmi Honor GT Pro

Fitur kamera juga tak kalah mentereng. Tiga lensa 50MP (utama, ultrawide, telephoto) dengan OIS pada lensa utama dan telephoto. Zoom optik 3x dan digital 50x mungkin terdengar biasa, tapi kualitas gambar di klaim setara kamera profesional. Kami sudah membandingkannya dengan Honor Pad GT Pro yang memiliki sistem kamera serupa, dan hasilnya cukup mengejutkan.

Harga yang (Agak) Terjangkau untuk Spesifikasi Elite

Honor GT Pro tersedia dalam tiga warna: Ice Crystal White, Phantom Black, dan Ignition Gold. Yang menarik, paket penjualan sudah termasuk charger 90W, soft case, dan film pelindung yang terpasang dari pabrik. Berikut rincian harganya:

  • 12GB + 256GB – 3.699 Yuan (~Rp7,5 juta)
  • 12GB + 512GB – 3.999 Yuan (~Rp8,1 juta)
  • 16GB + 512GB – 4.299 Yuan (~Rp8,7 juta)
  • 16GB + 1TB – 4.799 Yuan (~Rp9,7 juta)

Dengan diskon perkenalan 500 Yuan, Honor jelas sedang berburu pangsa pasar premium. Apakah strategi ini akan berhasil? Mengingat kesuksesan Honor X60 GT dengan baterai 6.300 mAh, peluangnya cukup besar.

Jadi, apakah Honor GT Pro layak disebut “flagship killer” 2025? Dengan baterai raksasa, performa elite, dan harga yang relatif terjangkau, jawabannya mungkin “ya”. Tapi seperti biasa, bukti ada di pengalaman pengguna nyata—bukan sekadar spesifikasi di atas kertas.

Duolingo Hadirkan Kursus Catur untuk Pemula, Siap Rilis Mei 2025

0

Telset.id – Siapa sangka, aplikasi belajar bahasa kini merambah ke dunia catur? Duolingo, platform edukasi yang terkenal dengan kursus bahasa, akan segera meluncurkan fitur baru: pelajaran catur. Kabar ini tentu mengejutkan, mengingat selama ini Duolingo identik dengan pembelajaran linguistik. Namun, langkah ini sejalan dengan ekspansi mereka ke bidang non-bahasa seperti matematika dan musik sebelumnya.

Menurut bocoran terbaru, Duolingo akan menghadirkan kursus catur dalam versi beta untuk pengguna iOS pada pertengahan Mei 2025. Edwin Bodge, Senior Product Manager Duolingo, mengungkapkan bahwa fitur ini dirancang untuk pemula hingga tingkat menengah. “Kami ingin membuat catur lebih mudah diakses,” ujarnya kepada Cnet. Fitur ini akan menyesuaikan materi berdasarkan pengetahuan pengguna, mulai dari gerakan dasar bidak hingga teka-teki strategi.

Tampilan beta kursus catur Duolingo

Belajar Catur dengan Cara Interaktif

Duolingo mengambil pendekatan unik dalam mengajarkan catur. Pengguna akan diuji seberapa jauh pemahaman mereka tentang permainan ini. Bagi yang benar-benar pemula, aplikasi akan mengajarkan gerakan setiap bidak langkah demi langkah. Sementara itu, bagi yang sudah memahami dasar-dasarnya, Duolingo menyediakan teka-teki mini melawan karakter bernama Oscar. Misalnya, Anda mungkin diminta menangkap bidak lawan hanya dengan menggunakan benteng.

Yang menarik, Duolingo tidak akan memberi tahu Anda jika langkah yang diambil salah. Sebaliknya, aplikasi akan memberikan petunjuk visual, seperti panah besar yang menunjukkan kemungkinan gerakan. Namun, karena catur memiliki banyak solusi untuk setiap situasi, Duolingo hanya akan memberi tahu jika langkah Anda “bukan yang terbaik” melalui notifikasi banner.

Skalabilitas dan Rencana ke Depan

Selain teka-teki mini, pengguna juga bisa bermain game penuh melawan Oscar dengan tingkat kesulitan yang disesuaikan. Sayangnya, fitur bermain melawan pengguna lain belum tersedia dalam versi beta. Duolingo mengaku masih mengeksplorasi kemungkinan tersebut. Namun, kabar baiknya, versi Android dan dukungan bahasa selain Inggris akan menyusul dalam beberapa bulan ke depan.

Langkah Duolingo ini bisa menjadi angin segar bagi pecinta catur pemula. Dengan pendekatan yang mirip dengan pembelajaran bahasa, siapa tahu aplikasi ini bisa menjadi pintu masuk bagi generasi baru untuk mengenal permainan strategi abadi ini. Tertarik mencoba? Nantikan rilis beta-nya bulan depan!

Untuk Anda yang ingin mengasah kemampuan catur lebih jauh, jangan lewatkan rekomendasi 10 Game Paling Menantang untuk Android. Siapa tahu, setelah belajar dasar-dasarnya di Duolingo, Anda bisa menjadi grandmaster berikutnya!

Oblivion Remastered Resmi Dirilis, Hadir dengan Pembaruan Visual dan Gameplay

0

Telset.id – Rahasia yang sudah lama menjadi perbincangan di kalangan gamer akhirnya terungkap. Bethesda secara resmi mengumumkan The Elder Scrolls 4: Oblivion Remastered, sebuah pembaruan dari game legendaris tahun 2006 yang dikembangkan bersama Virtuos. Game ini sudah bisa dimainkan mulai hari ini di PC (via Steam dan Xbox App), Xbox Series X/S, dan PS5.

Pembaruan Visual dan Konten

Remaster ini tidak hanya sekadar meningkatkan resolusi grafis. Bethesda dan Virtuos membangun ulang game menggunakan Unreal Engine 5, menawarkan grafis 4K Ultra HD dan performa 60 fps. Selain itu, sistem lip-sync karakter juga diperbaiki untuk semua ras, sehingga dialog terasa lebih hidup. Bahkan, ada dialog baru yang ditambahkan untuk memperkaya pengalaman bermain.

Game ini juga menyertakan ekspansi Knights of the Nine dan Shivering Isles, serta konten tambahan seperti quest bonus dan DLC armor kuda yang legendaris. Bagi yang ingin lebih, tersedia edisi deluxe dengan berbagai perlengkapan eksklusif.

Perubahan Gameplay dan Fitur Baru

Selain pembaruan visual, gameplay juga mengalami penyempurnaan. Sistem leveling dirombak dengan mengambil inspirasi dari Oblivion asli dan Skyrim. Mode petualangan third-person juga ditingkatkan, termasuk penambahan crosshair untuk akurasi yang lebih baik.

Bethesda juga menambahkan fitur autosave yang lebih sering, peningkatan aksesibilitas, dan penyesuaian skala musuh yang lebih seimbang. Semua ini dirancang untuk memberikan pengalaman bermain yang lebih halus dan menyenangkan bagi pemain baru maupun veteran.

Warisan Oblivion dalam Industri Game

Todd Howard, kepala Bethesda Game Studios, menyebut bahwa Oblivion adalah momen penting dalam sejarah studio mereka. “Setiap bab dalam The Elder Scrolls mencoba mendefinisikan ulang game RPG dan open-world untuk generasinya,” ujarnya. “Dengan remaster ini, kami ingin memberikan momen itu kembali kepada semua orang.”

Dengan rilisnya Oblivion Remastered, Bethesda membuktikan bahwa mereka tidak melupakan warisan mereka meskipun sedang sibuk mengerjakan The Elder Scrolls 6. Game ini tersedia dengan harga $50 dan bisa dimainkan langsung melalui Game Pass bagi pelanggan layanan tersebut.