Telset.id, Jakarta – Anda patut bersyukur karena tidak hidup di zaman pra sejarah, dimana saat itu banyak hewan berukuran raksasa, seperti dinosaurus misalnya. Tapi tak hanya itu, menurut hasil penelitian para ahli paleontologi, kalajengking di zaman purba ternyata memiliki ukuran tubuh sebesar anjing.
Hewan kalajengking di zaman purba ternyata bentuknya tidak sekecil sekarang. Sebuah penemuan fosil hewan purba menunjukkan bahwa di zaman dahulu, kalajengking memiliki ukuran tubuh sebesar anjing.
Beberapa ahli paleontologi dari Nanjing Institute China menemukan fosil kalajengking laut atau Eurypterid dengan ukuran yang besar. Fosil yang dinamai Terropterus Xiushanensis ditemukan sekitar laut Cina.
Fosil tersebut memperlihatkan bahwa di zaman dahulu hidup kalajengking laut sebesar 3,3 kaki atau 1 meter di bawah laut. Dengan ukurannya yang sebesar anjing, kalajengking menggunakan lengan dan tungkainya yang besar untuk menjerat mangsa.
Baca juga: Elon Musk Ingin Hidupkan Lagi Dinosaurus
“Tungkai dan lengannya digunakan untuk menangkap mangsa. Selain itu kalajengking juga menggunakan Pedipalpus berduri sehingga membentuk keranjang penangkap untuk menerkam mangsa” tulis salah satu peneliti bernama Bo Wang di jurnal Science Bulletin edisi 30 November 2021.
Pedipalpus berduri adalah kaki tambahan yang berada di antara lengan dan tungkai kalajengking. Awalnya pedipalpus digunakan untuk mentransfer sperma dari kalajengking jantan ke betina.
Namun dilansir Telset dari Live Science pada Kamis (21/10/201), Pedipalpus juga digunakan untuk mencari mangsa di bawah laut.
Kalajengking Predator Bawah Laut
Memang dibandingkan penemuan sebelumnya, ukuran fosil Xiushanensis masuk dalam kategori sedang karena ada fosil Eurypterids yang ukurannya hingga sebesar manusia dewasa. Namun fosil yang baru ditemukan hidup di zaman purba yang cukup lama.
Xiushanensis diduga hidup selama periode Silur, antara 443,8 juta dan 419,2 juta tahun yang lalu dan menjadi predator puncak di bawah air. Mereka menerkam ikan dan moluska dengan tungkai, lengan dan pedipalpus lalu mendorongnya ke mulut.
Selain itu Terropterus Xiushanensis adalah spesies pertama ditemukan dari famili Mixopteriade dalam kurun waktu 80 tahun terakhir.
“Pengetahuan kami tentang hewan aneh ini terbatas hanya pada empat spesies dalam dua genera yang dideskripsikan 80 tahun lalu, Mixopterus kiaeri dari Norwegia, Mixopterus multispinosus dari New York, Mixopterus simonsoni dari Estonia dan Lanarkopterus dolichoschelus dari Skotlandia,” terang Bo Wang.
Baca juga: Fosil Berumur 410 Juta Tahun Ungkap Evolusi Hiu
T. Xiushanensis juga merupakan Mixtopteriade pertama yang ditemukan di wilayah superbenua Gondwana. Bo Wang berharap semoga peneliti lain mampu mengungkap kontribusi famili mixtoperid lainnya di wilayah superbenua Gondwana.
“Pekerjaan di masa depan, terutama di Asia, dapat mengungkapkan distribusi mixopterids yang lebih kosmopolitan dan mungkin kelompok eurypterids lainnya,” tutupnya. [NM/HBS]