Telset.id, Jakarta – Manajemen Twitter memberikan klarifikasi mengenai isu PHK karyawan besar-besaran yang bakal dilakukan Elon Musk, apabila sudah resmi mengakuisisi Twitter.
Dikutip Telset dari Gadgets 360 pada Minggu (23/10/2022), Twitter membantah isu tersebut, karena tidak ada kesepakatan untuk mengurangi jumlah pegawai ketika Elon Musk telah memiliki Twitter.
Menurut Penasihat Umum Twitter, Sean Edgett, penjelasan mengenai klarifikasi ini diberikan kepada karyawan Twitter melalui email pada Kamis (20/10/2022). Adapun tujuan klarifikasi ini adalah untuk menenangkan karyawan terkait isu PHK yang ramai beberapa hari terakhir.
Sebelumnya menurut laporan The Washington Post, Elon Musk mengatakan kepada calon investor mengenai kebijakannya apabila sudah resmi mengakuisisi Twitter.
BACA JUGA:
- Elon Musk Jadi Beli Twitter Seharga Rp600 Triliun?
- Twitter PHK 100 Karyawan, Dampak Belum Jelasnya Akuisisi Elon Musk?
Elon Musk berencana untuk melakukan PHK terhadap 75% dari total karyawan Twitter yang berjumlah 7.500. Artinya karyawan Twitter yang bakal kena PHK bisa mencapai 5.000 lebih karyawan.
Di sisi lain Twitter memang ingin melakukan pengirangan gaji perusahaan. Masih berdasarkan laporan The Washington Post, Twitter berencana ingin memotong gaji perusahaan sebesar USD 800 juta atau Rp 12,5 triliun pada akhir tahun 2023.
Dengan kata laiin, kebijakan pemotongan gaji tersebut akan berdampak pada pengurangan hampir seperempat tenaga kerja Twitter.
Kemudian perusahaan pimpin Parag Agrawal juga berencana untuk melakukan pemotongan besar-besaran pada infrastrukturnya. Termasuk pemotongan pusat data yang berpengaruh terhadap operasional layanan aplikasi Twitter.
BACA JUGA:
- Akuisisi Twitter oleh Elon Musk Bakal Berlanjut, Ini Syaratnya!
- Elon Musk Bakal Bikin Twitter Seperti WeChat China?
Baik Twitter dan Elon Musk belum memberikan tanggapan mengenai isu ini. Namun, ada beberapa pihak yang menilai kalau PHK karyawan Twitter bisa berdampak pada layanan aplikasi.
Misalnya mantan karyawan Twitter yang kini menjadi CEO Surge AI, Edwin Chen. Dirinya menilai kalau pengurangan pegawai akan meningkatkan risiko peretasan data di aplikasi burung emprit itu.
“Ini akan menjadi efek berjenjang di mana layanan akan menurun dan orang-orang yang tersisa tidak memiliki pengetahuan kelembagaan untuk membangun aplikasi kembali. Mereka juga benar-benar kehilangan semangat dan ingin meninggalkan diri mereka sendiri,” ungkap Edwin. [NM/IF]