Telset.id, Jakarta – Revolt Industry menjelma menjadi UMKM yang diperhitungkan di Tanah Air, karena sukses memanfaatkan platform digital. Meski begitu, perjalanan UMKM lokal asal Surabaya ini tidak semulus Jembatan Suramadu. Perusahaan yang dirintis Agung Dwi Kurnianto dkk ini harus jatuh bangun untuk membesarkan usahanya.
Revolt Industry digawangi lima anak muda, salah satunya Agung Dwi Kurnianto. Bermula dari garasi kecil, sebuah bisnis kerajinan kulit seperti dompet dan tas dirintis oleh lima sekawan yang baru saja menamatkan bangku kuliahnya.
Baca juga: Lewat Tokopedia NOW!, Pesanan Sembako Bisa Sampai dalam 2 Jam
Saat itu, modal mereka cuma satu, nekat!. Mulai dari autodidak belajar menjahit, me-manage tim, hingga mengelola bisnis dan keuangan. Menariknya, semua itu mereka dapatkan dari internet.
Pertengahan 2014, Revolt Industry resmi berdiri. Diungkapkan Agung, ‘Revolt’ sendiri bisa diartikan sebagai perjuangan, perlawanan atau pemberontakan untuk bangkit. Sedangkan kata ‘Industry’ melambangkan sesuatu yang terus bergerak.
“Bisnis kami adalah perjuangan tanpa henti untuk mengangkat produk lokal agar kita bisa bangkit bersama karena UMKM lokal adalah penggerak ekonomi nasional,” imbuhnya.
Revolt Industry pertama kali memasarkan produknya lewat sebuah event di Surabaya. Penjualan mereka meledak usai mengikuti event tersebut. Namun di akhir tahun 2014, musibah menghampiri ketika tempat usaha mereka ludes terbakar dalam 15 menit.
Alih-alih menyerah, Agung dan rekan-rekannya memilih untuk bangkit. Mereka pun memulai kembali usahanya dari nol, bahkan dapat dibilang minus. Mulai dari sewa kontrakan, mengalami kebanjiran, perampokan hingga tantangan lainnya.
Tapi sekali lagi, mereka tidak menyerah. Termasuk ketika pandemi datang dan membuat anjlok omzet usaha mereka hingga 80%. Agung percaya bahwa selama masih ada harapan, maka perjuangan perlu tetap dilanjutkan.
Baca juga: Banyak Untung Belanja Pakai GoPay di Kebut 11.11 Tokopedia
“Kami memutar otak agar minimal biaya operasional bisa ter-cover dan pengurangan karyawan tidak perlu dilakukan. Pertahanan paling baik adalah dengan menyerang,” ujar Agung.
Revolt Industry akhirnya “menyerang” dengan membuka gallery store pertama selama tujuh tahun dan dengan terus berinovasi melalui desain produk, mental manusia-manusia di dalamnya hingga kampanye.
Salah satunya lewat ‘Play Role Campaign’ yang bertujuan untuk mengajak masyarakat membantu pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi dengan memakai produk lokal, tanpa mengambil untung.
Baca juga: Cara Mengaktifkan GoPay di Tokopedia, Jadi Opsi Pembayaran
“Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi, tidak melulu menyalahkan keadaan, tapi apa yang dapat kita lakukan untuk diri sendiri maupun sekitar. 10% hasil penjualan kami donasikan ke yayasan dan turut serta dalam aksi di Surabaya dan sekitarnya untuk membantu masyarakat yang kelaparan,” tambah Agung.
Platform digital seperti Tokopedia menjadi harapan UMKM lokal dengan jumlah karyawan 40 orang ini, untuk bertahan dan berkembang, terutama selama pandemi.
Tokopedia disebut Agung sangat memudahkan mengelola bisnis, Dimana hanya dari depan laptop, kita bisa mendekorasi toko, mengatur buka tutup toko, stok, hingga menganalisis pasar. [IF/HBS]