Telset.id, Jakarta – Data rahasia milik KPAI yang bocor di Raid Forums ditindak lanjuti dengan melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Susanto selaku Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, mengakui bahwa data yang bocor di Raid Forums adalah milik institusi yang dipimpinnya.
“Kami sampaikan bahwa saat ini telah terjadi pencurian database KPAI. Menindaklanjuti hal tersebut pada tanggal 18 Oktober 2021, KPAI telah menyampaikan laporan kepada Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri,” ujar Susanto.
KPAI juga telah mengirimkan surat ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan Menkominfo Johnny G Plate untuk membantu menyelidiki kasus ini.
Baca juga: Kasus Kebocoran Data yang Disebar Raid Forums
“Pada tanggal 19 Oktober 2021, KPAI telah menyampaikan surat kepada BSSN dan Menkominfo untuk tindaklanjuti hal dimaksud,” jelas Susanto.
Disampaikan pula bahwa kasus kebocoran data tidak mengganggu pelayanan di KPAI. Lembaga yang bermarkas di Menteng, Jakarta Pusat tersebut tetap bisa menerima pengaduan seperti biasa.
“Adanya kasus pencurian data ini tidak mengganggu layanan pengaduan KPAI. Layanan tetap berjalan dan aman,” tutup Susanto.
Data KPAI Bocor di Raid Forums
Sebelumnya data pengaduan yang ada di KPAI bocor dan dijual di forum hacker Raid Forums. Hacker yang membocorkan data sensitif tersebut adalah akun dengan nama C77.
Dengan judul “Leaked Database KPAI (kpai.go.id)”, akun C77 menawarkan 2 file Excel yang mencakup kpai_pengaduan_csv dan kpai_pengaduan2_csv.
Menurut keterangan dari pakai keamanan siber sekaligus Chairman dari CISSReC, Pratama Persadha, database milik KPAI yang bocor tersebut masing-masing berukuran 13 MB dan 25 MB.
Baca juga: Data Pengaduan KPAI Bocor di Raid Forums
Hacker bernama C77 ini menjual per data yang ada senilai Rp 35 ribu. Pratama menjelaskan, seluruh data yang dijual bersifat pribadi dan sangat sensitif. Dikhawatirkan, data KPAI yang bocor disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan tindak kejahatan siber.
“Untuk mendownloadnya, user Raid forums harus mengeluarkan 8 credits per data atau sekitar Rp 35 ribu,” tutur Pratama. (NM/MF)
