Telset.id, Jakarta – Tim Pengacara Meta dikabarkan sedang menyelidiki Chief Operating Officer (COO) Meta, Sheryl Sandberg yang baru saja mundur, karena diduga menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadi.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pengacara Meta sekarang sedang menyelidiki laporan penyalahgunaan sumber daya perusahaan oleh eks COO perusahaan itu.
Seperti Telset kutip dari Engadget, perusahaan melakukan penyelidikan penggunaan karyawan Meta untuk proyek pribadi Sandberg selama beberapa tahun.
Ketika Sandberg pertama kali mengumumkan pengunduran dirinya dari perusahaan, The Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan sedang memeriksa apakah dia telah menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak benar dalam merencanakan pernikahannya.
Ternyata tak cuma itu, WSJ mengatakan pengacara Meta dilaporkan melihat keterlibatan staf Facebook dengan yayasan Sandberg, Lean In, untuk membantu mempromosikan buku terbarunya, Opsi B.
BACA JUGA:
- Demi Lawan TikTok, Meta Tambah Durasi Video Instagram Reels
- Induk Facebook akan Tampilkan Iklan 3D di Metaverse
Perusahaan juga menyelidiki laporan bahwa Sandberg menggunakan staf Facebook dalam upayanya menyebarkan berita negatif tentang mantan rekannya, CEO Activision Bobby Kotick.
Perusahaan berusaha untuk menghindari masalah peraturan yang dapat muncul jika pekerjaan tersebut tidak diungkapkan dengan benar kepada Komisi Sekuritas dan Bursa.
Mantan COO Meta Sheryl Sandberg bisa saja terkena sanksi untuk membayar ganti rugi kepasa perusahaan, karena dianggap telah menyita waktu karyawan Meta untuk menggarap proyek-proyek pribadi selama beberapa tahun.
Penyelidikan ini menunjukkan seberapa banyak status Sheryl Sandberg dalam perusahaan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Seperti yang ditunjukkan oleh WSJ, kehidupan pribadi Sandberg dan Mark Zuckerberg terkait erat dengan perusahaan.
BACA JUGA:
Meta menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk keamanan pribadi dan biaya perjalanan mereka, dan kedua eksekutif tersebut telah meminta karyawan Facebook untuk membantu proyek-proyek pribadi.
Bahwa Sandberg sekarang menghadapi pengawasan atas tindakan ini menunjukkan bahwa pengaruhnya di perusahaan tersebut telah luntur.
Sebelumnya, Meta dikabarkan sedang disibukkan dengan rencana mereka membangun superkomputer Artificial Intelligent (AI), bernama AI Research SuperCluster (RSC). Komputer ini diklaim bakal menjadi komputer tercepat di dunia.
CEO Meta Mark Zuckerberg menjelaskan kalau RSC selesai dibangun pada akhir tahun 2022, dan akan menjadi superkomputer AI tercepat di dunia.
Menurut insinyur Meta Kevin Lee dan Shubho Sengupta, RSC akan digunakan untuk melatih sistem pembelajaran seperti sistem untuk mendeteksi konten ujaran kebencian di Facebook dan Instagram.
Superkomputer Meta juga dipakai untuk mengembangkan fitur Augmented Reality (AR), dan teknologi metaverse. [SN/HBS]