Bos Google Sebut Teknologi AI Bukan Ancaman Bagi Manusia

Telset.id, Jakarta – CEO Google Sundar Pichai menyebut kalau teknologi AI tidak perlu dikhawatirkan, karena dirinya menilai kalau teknologi kecerdasan buatan tersebut bukan ancaman bagi manusia.

Dikutip Telset dari GSM Arena pada Senin (10/04/2023), alih-alih menjadi ancaman Bos Google itu malah menyebut kalau teknologi AI malah bisa menjadi peluang untuk pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi manusia.

Misalnya saja chatbot AI Google yang sedang dikembangkan yakni Google Bard. Sundar Pichai mengatakan kalau saat ini Bard masih dalam tahap pengembangan, dan terus mengalami peningkatan.

Tim Google saat ini sedang sedang mengerjakan fitur percakapan seperti ChatGPT, sehingga orang akan dapat terlibat dalam percakapan dengan bot bertenaga model bahasa besar atau LLM.

BACA JUGA:

Walaupun belum diluncurkan secara resmi, tetapi Sundar Pichai berencana akan memadukan Bard AI dan Google Search, dan perpaduan mereka bakal lebih canggih dibandingkan perpaduan ChatGPT dan Bing.

Apalagi Google menguasai lebih dari 93% dari total pasar mesin pencari. Namun, belum diketahui kapan Bard akan dirilis ke publik.

Kecanggihan Teknologi AI Ancam Manusia 

Teknologi AI Sundar Pichai

Sebelumnya muncul surat terbuka dari Elon Musk dan ahli teknologi lainnya perihal teknologi AI yang semakin canggih. Mereka meminta kepada perusahaan teknologi untuk menghentikan sementara pelatihan AI, yang lebih canggih dari ChatGPT versi GPT-4 selama kurang lebih 6 bulan.

Permintaan Elon Musk terkait teknologi AI tertuang dalam surat yang dikeluarkan oleh lembaga nirlaba Future of Life Institute. Surat tersebut ditandatangani Elon Musk serta lebih dari 1.000 orang yang merupakan pakar dan mereka, yang berkecimpung di dunia teknologi.

Termasuk juga salah satu pendiri Apple Steve Wozniak dan CEO Stability AI Emad Mostaque. Dalam surat tersebut mereka menyerukan jeda pada pengembangan AI tingkat lanjut hingga protokol keamanan bersama mengenai AI.

BACA JUGA:

Dalam suratnya, Elon Musk dkk merinci potensi risiko bagi masyarakat dan peradaban oleh sistem AI seperti ChatGPT.

Hal ini tentunya akan berdampak pada gangguan ekonomi dan politik, sehingga mereka meminta pengembang AI untuk berkoordinasi dengan pemerintah atau otoritas negara terlebih dahulu sebelum melanjutkan penelitian. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI