Telset.id – Apa jadinya jika ruang digital Facebook menjelma menjadi pengalaman fisik yang memadukan horor, komedi, dan koneksi nyata? Platform media sosial raksasa itu tidak sekadar berinovasi di dunia maya, tetapi juga membawa misinya ke kehidupan riil melalui festival bertajuk “Nyasar ke Dimensi Facebook” di Gandaria City, Jakarta.
Acara tiga hari (28-30 November 2025) ini menjadi bukti nyata bagaimana Facebook mentransformasi interaksi online menjadi momen kebersamaan yang immersive. Bukan sekadar pamer teknologi, festival ini justru mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan “ngeriung” ala Indonesia yang selama ini menjadi roh dari platform tersebut. Dalam konteks perkembangan platform digital di Indonesia, kolaborasi semacam ini mengingatkan pada perjalanan 9 tahun Xiaomi meraih sukses yang juga mengutamakan engagement dengan komunitas.
Pieter Lydian, Country Director Meta untuk Indonesia, menjelaskan filosofi di balik acara ini. “Kami memadukan tema horor dan komedi sebagai bentuk apresiasi terhadap kekayaan cerita rakyat dan humor khas Indonesia. Momen ini menunjukkan kesamaan Facebook dan Indonesia dalam menjaga kekeluargaan atau yang mungkin sering kita kenal sebagai ‘ngeriung’,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Telset.id.
Dari Digital ke Fisik: Transformasi Pengalaman Bermedia Sosial
Facebook memahami bahwa generasi muda Indonesia (usia 18-29 tahun) tidak hanya mencari koneksi virtual, tetapi juga pengalaman nyata yang bermakna. Festival “Nyasar ke Dimensi Facebook” hadir sebagai jembatan antara kedua dunia tersebut. Pengunjung diajak menjelajahi berbagai booth, aktivitas, dan zona interaktif yang dirancang khusus berdasarkan misi utama platform: menciptakan hubungan yang tulus dan kebersamaan penuh tawa.
Fenomena ini sejalan dengan tren peningkatan trafik internet selama momen-momen spesial, seperti yang tercatat dalam trafik internet Telkomsel yang melonjak 11,6% di momen Tahun Baru 2023. Masyarakat Indonesia memang semakin aktif dalam mencari pengalaman digital yang dapat diterjemahkan ke kehidupan nyata.
Acara yang terbuka untuk pengunjung berusia 18 tahun ke atas ini menawarkan berbagai aktivitas unik. Mulai dari challenge interaktif, workshop membuat cupcake bersama Delicakes, hingga sesi pembuatan parfum dengan Kest Studio. Kehadiran UMKM dari komunitas Facebook ini menunjukkan bagaimana platform tersebut memberdayakan kreativitas lokal.
Baca Juga:
Konten Kreator dan Teknologi AI yang Memberdayakan
Hari kedua festival (29 November) menjadi momen spesial bagi para kreator dengan menghadirkan sesi “Kumpul Bunda” bareng Karmalogy dan kopdar serta penandatanganan buku bersama Gen Halilintar. Kehadiran kreator-kreator ternama ini menunjukkan bagaimana Facebook menjadi wadah yang ideal untuk mengembangkan personal branding dan komunitas.
Yang tak kalah menarik, pengunjung dapat menjajal Meta AI untuk melengkapi keseruan acara. Teknologi ini memungkinkan siapa saja membuat efek menyeramkan, menciptakan meme lucu, atau memberi sentuhan unik pada kreasi lainnya. “Facebook menghubungkan pengguna dengan sesama pengguna atau informasi yang memungkinkan mereka menemukan, mempelajari, dan melakukan hal-hal baru. Itulah inti dari acara #FacebookIRL,” tegas Pieter.
Pendekatan Facebook dalam memberdayakan kreator muda ini mengingatkan pada bagaimana brand teknologi lain sukses membangun ekosistem, sebagaimana tercermin dalam diskusi hangat netizen di Twitter mengenai berbagai isu terkini. Platform media sosial memang telah menjadi ruang dialog yang tak terelakkan.
Festival ini tidak hanya tentang hiburan semata, tetapi juga representasi dari komitmen berkelanjutan Facebook bagi generasi kreatif dan kompak di Indonesia. Dengan mengubah interaksi digital menjadi pengalaman nyata yang bermakna, Facebook membuktikan bahwa teknologi dan kemanusiaan dapat berjalan beriringan.
Sebagai penutup rangkaian acara, Facebook menyuguhkan penampilan spesial dari Moluccan Soul yang membawakan alunan musik lokal Indonesia yang penuh semangat. Sebuah penegasan bahwa dalam era digital yang serba cepat, nilai-nilai lokal dan kebersamaan tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan.

