Telset.id, Jakarta – Saat ini, banyak calo mencoba membeli dan menjual kembali konsol PS5 dengan harga hampir dua kali lipat dari harga eceran di toko online. Para calo ingin meraup untung dari populernya konsol generasi terbaru dari Sony itu.
Sebuah laporan dari Kotaku mengungkap bahwa di Korea Selatan, pengecer bernama Gamewoori mencoba melawan para calo dengan menempuh upaya tegas. Ia membatalkan pesanan pembelian PS5 oleh calo.
Menurut Ubergizmo, seperti dikutip Telset, Jumat (11/12/2020), seorang pelanggan mencoba membeli PS5 di Gamewoori untuk dijual kembali. Gamewoori pun membatalkan pesanan karena si pelanggan ternyata calo.
Gamewoori tidak mau konsol PS5 jatuh ke tangan calo sehingga membuat harga di pasaran menjadi rusak. Apa yang dilakukan oleh Gamewoori merupakan bentuk perlawanan terhadap para peraup untung.
{Baca juga: Tirta, Game Buatan Indonesia yang Segera Rilis di PS5}
Sony resmi meluncurkan konsol PS5 secara global pada Kamis (19/11/2020) lalu. Konsol generasi terbaru itu banyak membawa peningkatan spesifikasi dibanding PS4. Kehadirannya pun disambut antusiasme.
Tingginya antusiasme penggemar mengakibatkan PS5 menjadi barang langka. Presiden dan CEO Sony Interactive Entertainment, Jim Ryan, mengaku cukup kesulitan memenuhi permintaan pasar terhadap konsol ini.
“Semuanya terjual. PS5 benar-benar ludes sejak awal,” kata Ryan seraya menambahkan bahwa tahun lalu Sony berusaha menggenjot permintaan untuk konsol next-gen itu. Permintaan sangat membeludak.
Harga Game PS5 Mahal, Apa Kata Sony?
Bukan cuma harga konsolnya saja, harga dari game PS5 pun tergolong mahal. Demon’s Soul misalnya. Game tersebut dijual dengan banderol harga sekitar 70 Euro atau sekitar Rp 1,029 juta. Padahal sebelumnya game PS4 dijual dengan harga tak sampai Rp 1 juta.
Alhasil, para gamer pun merespon tingginya harga dari game PlayStation 5. Akan tetapi, menurut CEO Sony PlayStation, Jim Ryan, label harga 70 Euro untuk sebuah game PS5 seperti Demon’s Souls merupakan harga yang wajar.
{Baca juga: Harga Game PS5 Disebut Mahal, Sony: Wajar Kok!}
Alasannya, gamer akan mendapatkan waktu bermain yang lebih banyak dari sebelumnya. Jadi nominal tersebut cukup pantas dengan konten dan hiburan yang ditawarkan dalam game.
“Ya, saya pikir itu cukup layak. Jika Anda mengukur berjam-jam hiburan yang disediakan oleh game seperti Demon’s Souls, dibandingkan dengan bentuk hiburan lainnya, saya pikir itu perbandingan yang jelas,” ujar Ryan dalam wawancaranya dengan Telegraph. (SN/MF)