Telset.id – Bayangkan jika tiga tahun lalu ada yang bilang Apple akan kembali mempercayakan produksi chip andalannya kepada Intel. Pasti Anda akan tertawa dan menganggapnya sebagai lelucon belaka. Tapi dunia teknologi memang tak pernah berhenti mengejutkan. Bocoran terbaru dari analis ternama Ming-Chi Kuo mengindikasikan hal yang tak terduga: Apple sedang mempertimbangkan Intel sebagai produsen untuk chip M7 dasar mereka.
Ini bukan sekadar rumor biasa. Kuo, yang track record-nya dalam memprediksi langkah Apple sangat diakui, menyebut bahwa model reguler M7 – yang kemungkinan besar akan menghidupi MacBook Air generasi berikutnya, iPad baru, dan mungkin Vision Pro yang lebih terjangkau – bisa jadi akan dibangun menggunakan proses 18A Intel. Yang lebih menarik, Intel konon akan memberi branding khusus “18AP” untuk versi yang disesuaikan dengan kebutuhan Apple ini.

Namun jangan buru-buru membayangkan produk ini akan segera hadir di pasaran. Produksi massal chip M7 Intel ini diperkirakan baru akan dimulai pada 2027. Artinya, kita masih harus menunggu sekitar tiga tahun untuk melihat hasilnya. Lalu bagaimana dengan varian yang lebih powerful seperti M7 Pro dan M7 Max? Menurut laporan yang sama, kedua varian premium itu diperkirakan tetap akan diproduksi oleh TSMC menggunakan proses N2P generasi berikutnya atau proses A18 yang ditingkatkan.
Strategi Diversifikasi Apple yang Cerdik
Jika kita mencermati langkah ini lebih dalam, yang dilakukan Apple sebenarnya adalah strategi diversifikasi supply chain yang sangat matang. Dengan mempercayakan produksi chip dasar kepada Intel, Apple memberikan ruang lebih bagi TSMC untuk fokus pada produk-produk high-margin. Ini adalah langkah bisnis yang brilian – semacam “jangan taruh semua telur dalam satu keranjang” versi teknologi modern.
Pertimbangkan ini: Apple perlu memproduksi jutaan unit MacBook Air dan iPad setiap tahunnya. Kebutuhan manufacturing capacity yang massive ini mustahil dipenuhi oleh satu vendor saja. Dengan membagi beban produksi, Apple tidak hanya mengamankan supply chain mereka tetapi juga menciptakan leverage negosiasi yang lebih baik di masa depan.
Baca Juga:
Kebangkitan Intel sebagai Foundry
Bagi Intel, kemungkinan partnership ini bukan sekadar kontrak bisnis biasa. Ini bisa menjadi momentum kebangkitan setelah bertahun-tahun tertatih-tatih dengan delayed nodes dan kehilangan client penting. Nama Apple di portofolio Intel akan menjadi showcase sempurna untuk menarik client-client besar lainnya yang juga mencari alternatif selain TSMC. Bayangkan betapa powerful-nya pesan: “Jika Apple percaya pada teknologi kami, mengapa Anda tidak?”
Qualcomm dan vendor chip besar lainnya pasti akan memperhatikan perkembangan ini dengan seksama. Keberhasilan Intel memproduksi chip untuk Apple bisa membuka floodgate bagi order-order besar berikutnya. Ini seperti domino effect yang bisa mengubah landscape industri semiconductor global.
Kita sebenarnya tidak perlu menunggu sampai 2027 untuk menilai kualitas teknologi 18A Intel. Tahun depan, laptop-laptop Panther Lake yang menggunakan proses ini akan mulai membanjiri pasar. Performa mereka di dunia nyata akan memberikan gambaran awal tentang apakah Apple membuat keputusan yang tepat.
Sejarah yang Penuh Ironi
Ada ironi yang dalam dalam rumor ini. Ingatkah Anda ketika Apple memutuskan beralih dari Intel ke chip custom mereka sendiri? Itu adalah pukulan telak bagi Intel, yang selama bertahun-tahun menjadi jantung dari seluruh lineup Mac. Kini, roda berputar dan Apple mungkin akan kembali ke Intel – meski dalam kapasitas yang berbeda.
Perbedaan mendasarnya: dulu Apple membeli chip yang didesain Intel, sekarang Apple akan menggunakan Intel sebagai foundry untuk chip yang didesain sendiri. Ini menunjukkan betapa landscape industri telah berubah, dan betapa fleksibelnya strategi Apple dalam beradaptasi.
Transisi Apple ke chip custom sendiri sebenarnya sudah dimulai sejak lama, seperti yang bisa kita lihat dari perilisan iMac berbasis Apple M1 Silicon beberapa waktu lalu. Kinerja chip Apple memang terus menunjukkan peningkatan signifikan, terbukti dari benchmark Apple A14X Bionic yang bahkan melampaui performa iPhone 12.
Lalu bagaimana dengan produk Apple lainnya? Apple iMac terbaru dengan desain yang memukau menunjukkan bahwa integrasi hardware dan software adalah kunci kesuksesan Apple. Dan jangan lupa, inovasi di segmen tablet terus berlanjut dengan iPad Air dan iPad mini 2 Retina Display yang terus disempurnakan.
Persaingan di dunia chip sendiri semakin ketat. Seperti yang kita lihat dari persiapan Qualcomm meluncurkan Snapdragon 875, inovasi di sektor semiconductor tidak pernah berhenti. Setiap pemain berusaha memberikan yang terbaik untuk merebut pasar.
Jadi, apakah kita akan menyaksikan reunion Apple-Intel yang sukses? Atau ini akan menjadi chapter lain dalam hubungan rumit kedua raksasa teknologi ini? Waktu yang akan menjawab. Tapi satu hal yang pasti: langkah Apple ini menunjukkan bahwa dalam dunia teknologi, tidak ada partnership yang permanen – yang ada hanya kepentingan bisnis yang terus ber evolusi.
Yang jelas, konsumenlah yang akan diuntungkan dengan persaingan sehat ini. Ketika Apple punya lebih banyak pilihan manufacturer, mereka bisa menekan harga sambil meningkatkan kualitas. Dan ketika Intel bersaing ketat dengan TSMC, innovation cycle akan berputar lebih cepat. Pada akhirnya, kita semua yang akan menikmati hasilnya dalam bentuk produk yang lebih baik dengan harga yang lebih kompetitif.

