Telset.id, Jakarta – Dunia eSport terbilang sukses di tahun 2022. Tapi bagaimana nasib dunia eSport di 2023? Apakah popularitas dan pengaruh eSport akan terus meningkat atau justru akan terpuruk?
Kesuksesan dunia eSport di sepanjang tahun 2022 dapat dilihat dari ratusan juta orang di dunia bermain dan menontonnya. Kemitraan eSport dengan merek kondang pun menggila.
Perusahaan seperti Gucci, BMW, dan Coca Cola, serta pertunjukan di Commonwealth Games pada 2022 membuktikan kedahsyatan permainan kompetitif di berbagai ajang eSport.
BACA JUGA:
- Telkomsel Gelar DG Fest, Ajang Festival Gaming dan Esports Virtual
- ASUS ROG Umumkan Turnamen Esports ROG Masters APAC 2022
Pertanyaannya, bagaimana nasib eSport pada 2023? Apakah perkiraan bahwa pasar eSport bakal bernilai USD 1,9 miliar pada 2025 masih bisa berlaku?
Dominic Sacco, pendiri Esports News UK, berpendapat, sebelum tumbuh berkelanjutan dan punya audiens yang lebih banyak, industri mau tak mau harus berubah.
“Awal 2022, sebuah grup yang didukung pemerintah Arab Saudi membeli dua operator turnamen eSport terbesar di dunia, ESL dan FaceIt,” papar Sacco.
“Saya pikir kita akan melihat lebih banyak hal serupa terjadi dan akan menjadi tren besar pada 2023 dan mungkin berlanjut ke tahun berikutnya,” imbuhnya.
Kesepakatan itu bernilai USD 1,5 miliar dan baru permulaan dari roral USD 38 miliar dengan grup Savvy Gaming yang didukung oleh pemerintah Arab Saudi.
Tujuannya untuk mengubah negara tersebut menjadi pusat eSport global pada 2030. Namun, kata Sacco, kesepakatan telah memecah komunitas eSport.
Beberapa pihak menyambut investasi sebagai cara untuk mendorong pertumbuhan. Namun, ada beberapa bakat LGBTQ yang khawatir terbang ke Arab Saudi.
Komunitas lain juga merasa tidak nyaman pergi ke negara itu. Sekadar informasi, tim Rocket League menolak untuk ambil bagian dalam acara musim panas lalu.
Arab Saudi dituduh “mencuci olahraga” dalam beberapa tahun terakhir, menginvestasikan banyak uang ke olahraga populer, seperti membeli Newcastle United.
Relevansi Budaya
Bagi Naz Aletaha, Global Head of League of Legends ESports, kunci pertumbuhan pada tahun ini dan seterusnya adalah tidak melupakan basis penggemar inti.
Tentu saja, usaha untuk mencari audiens baru harus tetap dilakukan. “Kami ingin membuat olahraga ini menghibur dan semudah mungkin diakses,” kata Aletaha.
Ia melanjutkan, jumlah dan ukuran audiens potensial sangatlah signifikan. Aletaha mengatakan, ada lebih dari 600 juta orang yang telah dan terus bermain LoL.
Semua yang dilakukan Aletaha dan tim adalah untuk membuat olahraga semenarik mungkin bagi orang-orang. Sebab, Mereka sudah tahu permainan dan aturannya.
Aletaha opstimistis terhadap dunia eSport terlepas apapun yang akan terjadi pada 2023. “Kunci sebenarnya adalah melihat pertumbuhan generasi,” katanya.
BACA JUGA:
- Telkomsel eSports IGC 2020 Masuki Babak Grand Final
- Juara SEA Games, Tim Esports Indonesia Dapat Rp1 M dari Garena
Melihat demografi penggemar eSport dan keinginan IOC untuk membuat orang muda lebih tertarik kepada Olimpiade, 2023 masih tetap potensial untuk eSport.
Mengutip komentator eSport, Paul Chaloner, Olimpiade membutuhkan eSport lebih dari eSport membutuhkan Olimpiade. Apakah prediksi ini akurat? Untuk memastikannya, kita lihat saja nanti. [SN/HBS]