Telset.id, Jakarta – Setelah dituding menjual data pengguna ke Facebook, kali ini Zoom tertimpa masalah soal privasi data lagi. Aplikasi video conference Zoom ketahuan menggali data pengguna LinkedIn lewat fitur khusus
Berdasarkan laporan The New York Times, Zoom rupanya memiliki fitur data mining atau fitur yang mampu menambang data secara otomatis.
Aplikasi tersebut mencocokan nama dan alamat email seseorang untuk keperluan login dengan profil LinkedIn mereka.
{Baca juga: Aplikasi Zoom untuk iOS Berikan Data Pengguna ke Facebook?}
Bahkan, seperti dikutip Telset.id dari The Verge, Jumat (03/04/2020), fitur khusus tersebut mampu mencocokan profil LinkedIn walaupun pengguna memakai nama anonim ketika mengakses Zoom.
Apabila pengguna lain yang ikut rapat online di Zoom telah berlangganan layan LinkedIn Sales Navigator, maka mereka bisa mengakses profil LinkedIn milik pengguna lain dengan klik ikon di samping nama, tanpa sepengetahuan pengguna terkait.
Informasi yang bisa dilihat mencakup nama asli pengguna, tempat kerja, dan lokasi mereka. Sehingga, fitur data-mining di Zoom dinilai sangat berbahaya dan mengancam privasi pengguna.
{Baca juga: Tips Aman Video Conference Menggunakan Aplikasi Zoom}
Zoom tidak membantah mengenai laporan tersebut. Mereka hanya membela diri dan mengklaim telah menonaktifkan fitur tersebut. Sedangkan manajemen LinkedIn menegaskan akan menyelidiki lebih lanjut terkait kasus tersebut.
Sejak popularitas Zoom meningkat akhir-akhir ini, mulai ditemukan isu privasi data pengguna dalam aplikasi video conference ini. Sebelumnya, tersiar kabar kalau aplikasi Zoom untuk iOS diam-diam membagikan data pengguna kepada Facebook.
Mereka mengirimkan informasi tentang model perangkat pengguna, zona waktu, kota, dan operator telepon yang pengguna pakai ke Facebook.
{Baca juga: Zoom Bantah Jual Data Pribadi Pengguna ke Facebook}
Namun Chief Legal Officer Zoom, Aparna Bawa meyakinkan bahwa mereka sama sekali tidak menjual data pengguna dalam bentuk apapun kepada Facebook. Menurutnya, Zoom memang melakukan perubahan kebijakan privasi namun hanya berlaku untuk bahasa yang mereka gunakan.
Sedangkan CEO Zoom, Eric S. Yuan pun meminta maaf isu miring yang beredar dan berjanji akan memperbaiki layanan Zoom. Eric mengumumkan bahwa Zoom akan menghentikan kehadiran fitur baru selama 90 hari karena ingin fokus memperbaiki keamanan data dan privasi pengguna. (NM/MF)