Telset.id, Jakarta – Foxconn mengaku sedang menyelidiki sebuah pabrik milik mitranya di China yang digunakan untuk membuat perangkat besutan Amazon.com Inc. Upaya yang dilakukan oleh Foxconn merupakan tindak lanjut laporan pengawas Amerika Serikat (AS) tentang dugaan eksploitasi ratusan pekerja di pabrik Hengyang Foxconn.
Dilansir CNBC, Senin (11/6), dalam laporan setebal 94 halaman yang diserahkan oleh China Lab Watch, terungkap bahwa para pekerja di pabrik itu bekerja melebihi batas waktu dengan upah sangat rendah serta tidak mendapat pelatihan nan memadai. China Lab Watch yang berpusat di New York, AS, melakukan penyelidikan atas penyimpangan tersebut selama sembilan bulan.
Merujuk kepada laporan China Lab Watch, para pekerja kerap menghabiskan waktu sampai larut di pabrik yang bernama Hengyang Foxconn di Provinsi Hunan. Di sana, mereka harus bekerja tanpa kesejahteraan maupun prosedur layak untuk membuat speaker pintar Echo Dot dan e-readers Kindle buatan Amazon.com Inc.
“Kami sedang melakukan penyelidikan intensif terkait laporan itu. Jika terbukti benar, kami segera mengambil tindakan. Kami akan meminta kepada pimpinan pabrik Hengyang Foxconn untuk menjalankan operasional sesuai prosedur dan aturan yang berlaku,” kata pihak Foxconn Technology Group dalam sebuah pernyataan.
Foxconn, yang berbasis di Taiwan dan dikenal sebagai Hon Hai Precision Industry Co Ltd, adalah produsen elektronik terbesar di dunia dan mempekerjakan lebih dari satu juta orang.
Foxconn, yang juga membuat iPhone keluaran Apple, mendapat sorotan pada 2010 karena serentetan kasus bunuh diri di pabrik-pabrik miliknya di China. Foxconn pun berjanji untuk memperbaiki kondisi kerja di pabrik-pabriknya.
China Lab Watch mengatakan bahwa sesuai penyelidikan, sekitar 40 persen pekerja di pabrik Hengyang Foxconn adalah kiriman dari tempat lain. Mereka dibayar dengan upah yang sama untuk jam reguler maupun lembur.
“Upah yang mereka dapatkan sangatlah rendah. Itu ilegal, melanggar aturan hukum,” tegas Petugas Program Pengawasan Pekerja China, Elaine Lu.
Baca juga: Amazon Rilis Speaker Pintar untuk Anak-anak
Laporan mengungkap, para pekerja tersebut mendapat bayaran sekira 2,26 dolar AS per jam. Mereka wajib melakukan kerja lembur selama 100 jam per bulan. Mendapati hasil penyelidikan China Lab Watch,Amazon langsung angkat suara.
“Kami segera cek ricek di lapangan. Kami minta kepada Foxconn untuk segera melakukan tindakan atas dugaan kasus itu,” papar pihak Amazon. [SN/HBS]
Sumber: CNBC