Telset.id, Jakarta – Ambisi Foxconn, perusahaan asal Taiwan yang dikenal sebagai perakit iPhone, untuk membuat produk sendiri sepertinya akan segera terwujud. Untuk itu, model bisnis perusahaan yang telah diperluas tengah diupayakan untuk menggabungkan layanan perangkat keras dan perangkat lunak seperti Cloud.
“Kami telah membangun pusat data untuk banyak pelanggan. Orang-orang tidak tahu soal itu. Pada masa depan, kami akan memanfaatkannya untuk menghadirkan layanan teknis kepada konsumen bisnis,” kata Louis Woo, asisten khusus Chairman Foxconn, Terry Gou, dilansir Manufacturing Global, Jumat (8/6).
Tak cukup, Foxconn juga berencana menghadirkan layanan teknis kepada perusahaan-perusahaan kecil dan layanan manufakturke pabrik-pabrik. Namun demikian, Woo mengakui bahwa ambisi tersebut tak akan terwujud dalam waktu singkat. “Mungkin dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya.
Upaya peralihan model bisnis Foxconn tersebut muncul karena perselisihan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Namun, dalam sebuah kesempatan, Terry Gou menyebut bahwa masalah itu bukan terkait perdagangan, melainkan teknologi.
“Terlepas dari apakah kita berbicara tentang pesawat terbang, kapal, atau semikonduktor, AS tetap berada di depan China. China perlu fokuskepada perancangan dan teknologi manufaktur,” katanya.
Sebagai langkah awal, Foxconn telah membeli 20.000 buku pelajaran tentang kecerdasan buat atau Artificial Intelligence untuk semua karyawan, termasuk sekretaris kantor. Tak hanya itu, Terry Gou juga memandang bidang kesehatan sebagai peluang baru cukup besar.
Selain mengintegrasikan layanan baru di model bisnis, Foxconn juga diketahui telah berekspansi ke AS. Foxconn telah menginvestasikan dana senilai USD 10 miliar guna membangun pabrik di Wincosin yang menurut Milwaukee Journal Sentinel sudah mulai konstruksi pada Mei 2018. [SN/IF]
