Telset.id – Samsung membuat lompatan besar dalam usahanya menahan gempuran dari smartphone China di pasar Indonesia, dengan meluncurkan seri Galaxy M pada awal tahun ini. Kini di segmen menengah atas, Samsung mengeluarkan kwartet A series yakni Samsung Galaxy A50, A30, A20 dan A10.
Saat peluncurannya, seri tertinggi dari kuartet A series, yakni Samsung Galaxy A50 menawarkan beberapa fitur unggulan yang biasa ada di perangkat flagship.
Sebut saja seperti sensor sidik jari optik yang berada di bawah layar, layar Super AMOLED, dan Tiga kamera belakang. Sementara jeroannya disokong chipset baru Exynos 9610.
Untuk mengetahui lebih jauh keunggulan dan kekurangan dari smartphone yang dibandrol dengan harga Rp 4.099.000 ini, kami akan mengulasnya pada review Samsung Galaxy A50 berikut ini.
Desain dan Layar
Dalam hal dimensi, Galaxy A50 sangat mirip dengan A30, memiliki layar yang persis sama dengan menggunakan layar Full HD+ (2340 x 1080) Super AMOLED Infinity-U 6,4 inci. Memang terasa sedikit besar, terutama ketika meraih keseluruhan area.
Tetapi seperti semua perangkat dengan layar besar, Anda harus menyesuaikan gengaman tangan untuk mencapai semua area terutama sudut layar dalam satu penggunaan tangan. Tetapi tidak seperti Galaxy A30 yang memiliki sensor sidik jari di belakang, saat menggenggam A50 tidak perlu repot mengatur tangan untuk menggunakan sensor sidik jari, karena sensor sidik jari optik terpasang di layar.
Lalu pada layar ada lekukan kecil di bagian atas, yang oleh Samsung disebut sebagai layar Infinity-U atau yang biasa kami sebut ‘waterdrop notch’. Ini merupakan rumah untuk kamera selfie bersama dengan sensor lainnya.
Desain Galaxy A50 sendiri ramping cuma 7,7mm, dengan jack headphone 3.5mm dan USB-C di bagian bawah, Lalu ada tombol power dan volume di samping. Perangkat itu memang terasa sedikit berbobot dibandingkan dengan ponsel seri A lainnya, tetapi tidak dalam jumlah yang berarti.
Meskipun bingkainya terlihat seperti aluminium dan bagian belakangnya menyerupai kaca, ternyata masih menggunakan bahan Polimer. Sedangkan untuk ketahanan layar ada Gorilla Glass 5 di bagian depan. Ketika dirilis, Galaxy A50 akan tersedia dalam empat pilihan warna, yakni warna black, white, blue dan coral.
Hardware dan Performa
Samsung Galaxy A50 ditenagai oleh chipset Exynos 9610, yang belum pernah digunakan di ponsel Galaxy apa pun. Dibangun pada proses fabrikasi 10nm, chipset ini menggunakan arsitektur octa-core big.LITTLE. Keempat inti Cortex A73 yang memiliki clock speed 2.3GHz.
Rasanya cukup kuat untuk melakukan semua kegiatan seperti main game, bersosmed, bahkan edit video dengan aplikasi pihak ketiga. Sedangkan empat core efisiensi Cortex A53 yang memiliki clock 1.7GHz, memastikan bahwa ponsel ini tidak menyedot daya saat tidak melakukan aktivitas yang berlebihan. Ada GPU MP3 Mali G72 yang menangani grafis.
Galaxy A50 yang kami review memiliki RAM 4GB untuk ROM 64GB. Akan tetapi Samsung juga menyediakan varian RAM 6GB dan ROM 128.
Kinerja Galaxy A50 yang kami pakai selama satu minggu ini terasa sangat nyaman untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Saat kami coba mengukur menggunakan aplikasi benchmarking AnTuTU, Galaxy A50 yang kami pakai mencatat skor 143.283.
Skor ini kurang lebih hampir sebanding dengan skor yang dicatat Redmi Note 7 dengan 143.976, dan Realme 3 dengan skor 132.851. Kedua smartphone tersebut juga sudah kami review sebelumnya.
Untuk performa baterai, Galaxy A50 sesuai dengan apa yang Anda harapkan dari sebuah ponsel dengan baterai 4.000 mAh. Ponsel ini tahan sehari penuh dengan berbagai aktifitas, seperti bermain game, media sosial, streaming musik, dan streaming film. Dari penggunaan aplikasi Accubattery, 4000 mAh dapat menempuh waktu penggunaan 13 jam 50 menit dari i 100% hingga 0%. Dengan catatan waktu Screen On Time 8 jam 7 menit.
Untuk pengisian baterai, Galaxy A50 sudah menggunakan fitur Fast Charging 15 watt. Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian baterai 1% – 100% sekitar 2 jam 31 menit.
Kamera
Galaxy A50 hadir dengan pengaturan tiga kamera belakang yang mencakup lensa utama 25MP, lensa ultra wide 8MP (sudat pandang 123 derajat), dan sensor Bokeh 5MP. Ini mirip dengan Galaxy A7 (2018), hanya kamera utama adalah sensor 25MP dan bukan sensor 24MP, dan kualitas gambar tidak berubah sebagai hasilnya.
Sebelum kita melihat dan berbicara tentang sampel kamera, aplikasi kamera pada Galaxy A50 mengemas sejumlah fitur yang kita bisa jelajahi. Anda mendapatkan Live Fokus (mode bokeh), mode Pro, bersama dengan Slow motion dan opsi perekaman video hyperlapse juga ada.
Kamera utama mengambil foto yang bagus dalam cahaya alami yang cukup, tetapi ada noice dalam pengambilan cahaya rendah. Detail menjadi buram dalam kondisi cahaya rendah, dan jika ada terlalu banyak lampu di sekitar objek, hasil foto menjadi sedikit berlebihan.
Lensa ultra-wide yang menjadi bintang menurut kami. Pasalnya ini sangat membantu kami untuk mengambil lebih banyak objek dalam satu gambar. Namun, gambar yang diambil dengan sensor ultra-wide terlihat berbeda dari yang diambil dengan kamera belakang utama. Resolusi yang lebih rendah berarti Anda tidak dapat memperbesar gambar terlalu banyak, dan karena lensa ultra-wide memiliki aperture F2.2 (kamera utama adalah F1.7).
{Baca juga: Rilis Februari 2019, Galaxy A50 Punya Kamera 24 MP}
So! Hasil foto kurang cahayanya sudah barang tertentu berbeda apalagi tidak dilengkapi autofokus. Untungnya, Samsung telah menambahkan opsi mode Pro (manual) agar bisa mengambil foto sesuai dengan keinginan kami.
Pada lensa ultra-wide juga tidak bisa menggunakan fasilitas zoom. Oh ya..untuk fasilitas zoom 4x pada kamera utama juga belum membuat kami tersenyum, masih banyak noice dimana-mana mungkin ini cocok untuk keadaan darurat (yang penting ada fotonya).
Penggunaan fasilitas Burst juga agak susah mendapatkan hasil maksimal ketika mengambil foto dengan objek bergerak, ketika objek banyak bergerak yang membuat hasil foto jadi kurang bagus.
Lensa kamera belakang ketiga adalah sensor bokeh 5MP yang memungkinkan gambar Fokus Langsung (bokeh). Ini yang membuat kami tersenyum melihat hasilnya. Beberapa hasil foto sangat mengagumkan meski bokeh yang dihasilkan kadang-kadang kurang rapih dan terlihat aneh jadinya.
Mungkin karena perbedaan dalam resolusi kamera utama dan kedalaman. Foto-foto Live Focus yang diambil didalam ruangan dengan pencahayaan yang baik mampu menghasilkan foto dramatis pemisahan yang cukup antara subjek dan latar belakang.
Namun, hal-hal bisa sedikit berlebihan di siang hari yang cerah. Foto Live Focus pada kondisi malam biasanya baik juga, tetapi Galaxy A50 dapat gagal untuk menambahkan efek bokeh tanpa cahaya yang cukup.
Kamera depan dengan resolusi 25MP dengan aperture f2.0 juga dapat mengambil foto dengan mode Live Fokus. Dalam cahaya yang cukup dan kondisi yang tidak terlalu terang, hasilnya cenderung melembutkan wajah. Detailnya cukup bagus. Kamera berfungsi dengan baik selama menggunakan sensor wajah bahkan dalam kondisi cahaya redup.
Video
Galaxy A50 mendukung perekaman video hingga resolusi 1080p (Full-HD) dari kamera depan dan belakang. Tidak ada rekaman video 4K, perangkat juga tidak memiliki opsi 60fps dan itu sangat mengecewakan bagi seseorang yang berencana untuk membeli ponsel ini hanya karena kameranya.
Kami merekam beberapa sampel dari Galaxy A50, satu dengan lensa standar dan lainnya dengan lensa ultra wide-angle. Meskipun reproduksi warna dan stabilisasi video sederhana, Anda juga dapat melihat kamera cepat mendapatkan fokus dan pencahayaan.
Interface
Galaxy A50 (bersama dengan Galaxy A30 dan Galaxy A10) adalah perangkat di segmen menengah pertama Samsung yang hadir dengan Android Pie dan Samsung One UI dengan versi terbaru One UI 1.1, sama seperti yang ditemukan di Galaxy S10.
One UI 1.1 menghadirkan dukungan untuk fitur Digital Wellbeing, yang berfungsi yang memberi tahu Anda seberapa banyak menggunakan ponsel setiap hari dan memungkinkan Anda menyetel alarm dan timer untuk memberi tahu Anda bahwa Anda terlalu sering menggunakan ponsel atau aplikasi tertentu.
A50 mendukung Bixby Voice meskipun tidak memiliki tombol Bixby khusus . Samsung sekarang membiarkan Anda menggunakan tombol power untuk meluncurkan Bixby Voice, dan ini langkah yang cerdas.
Setelah tombol power dipetakan ke Bixby, opsi power untuk restart atau mematikan telepon dipindahkan ke di sebelah tombol pengaturan (untuk melihat geser layar dari atas kebawah) dan ini eksklusif untuk Android Pie.
{Baca juga: Segera Dirilis, Ini Harga Samsung Galaxy A40}
Fitur lain pada Galaxy A50 termasuk mode One UI Night , Always On Display, Secure Folder, Dual Messenger , mode One-handed, Game Launcher, Blue light Filter, dan navigation bar gestures. Anda bisa mendapatkan opsi isyarat seperti mengangkat telepon untuk membangunkan dan Ketuk dua kali untuk membangun,
Sensor Sidik Jari
Ketika saya pertama kali mengatur sensor sidik jari di layar pada Galaxy A50, kami merasa seperti yang pernah kami lakukan di sensor ultrasonik pada Galaxy S10 Plus. Pendapat saya berubah setelah beberapa hari.
Sensor sidik jari A50 sayangnya meski saat pengaturan awal diminta begitu banyak sudut sidik jari, tetapi kami mengalami kesulitan untuk membukanya, terlalu banyak kesalahan. Yang lebih buruk lagi, kadang-kadang saya diminta untuk menempelkan jari lebih lama, hanya untuk memberi tahu bahwa tidak ada kecocokan saat menempelkan jari.
Samsung Pay
Samsung Pay adalah pengembangan aplikasi pada smartphone Samsung Galaxy yang memungkinkan pengguna untuk dapat melakukan live transaction sehingga melakukan pembayaran lebih cepat dan mudah, dengan teknologi QR menggunakan dompet digital dari layanan mitra yang sudah bekerja sama dengan Samsung.
Aplikasi sudah pre-installed di Galaxy A50 atau Pengguna Samsung Galaxy lainnya, bisa mendapatkan aplikasi Samsung Pay pada Google Playstore dan Galaxy Store. Untuk menggunakan akun Dana sebagai sumber e-wallet Samsung Pay, pastikan pengguna telah memiliki akun Dana sebelumnya. Proses pendaftaran akun Dana juga bisa dilakukan secara mudah hanya dengan 3 langkah pada aplikasi Samsung Pay.
Kesimpulan
Galaxy A50, memiliki aspek fitur yang baik seperti layar Super AMOLED. Sedangkan Samsung terus menjadi satu-satunya pabrikan yang memberi Anda kamera belakang ultra wide untuk smartphone di segmen menengah. Galaxy A50 memiliki daya tahan baterai yang sangat baik dan dilengkapi dengan Android Pie dan antarmuka dan fitur One UI terbaru Samsung.
Sayangnya, sensor sidik jari dalam layarnya tidak sesuai dengan akurasi dan konsistensi sensor sidik jari kapasitif. Namun, jika Anda menginginkan teknologi dan perangkat lunak terbaru, Galaxy A50 adalah opsi yang cukup bagus yang bisa Anda miliki.
Kelebihan | Kekurangan |
|
|
Iya bener banget tuh, sensor sidik jari masih kurang optimal. Apalagi setelah dipasang tempered glass kadang baca atau scan jari cukup lama harus berulang-ulang mencoba.
memang pada awalnya sensor sidik jarinya sangat rewel, tetapi sesudah ada pembaruan lagi, kini menggunakan sidik jari sangat menyenangkan, cepat dan akurat