Telset.id – Teriakan “Xiaomi comeback!! Xiaomi comeback!!” oleh para Mi Fans begitu terdengar saat brand asal China tersebut merilis Redmi Note 8 Pro di Indonesia. Teriakan itu seolah menggambarkan penantian panjang Mi Fans menunggu “smartphone serius” persembahan Xiaomi untuk mereka.
Ya, “smartphone serius” yang kami maksud adalah, smartphone berkualitas tinggi, performa handal, banyak fitur, dan dibanderol dengan harga yang terjangkau.
Maklum saja, filosofi “perangkat berkualitas dengan harga terbaik” dari Xiaomi sudah melekat dengan para konsumen di Tanah Air. Terakhir Xiaomi merilis “smartphone serius” adalah saat peluncuran Redmi Note 7 pada Maret 2019 lalu.
{Baca juga: Rekomendasi 5 Ponsel NFC Murah dan Resmi di Indonesia}
Seperti sang pendahulu, Redmi Note 8 Pro pun dinilai sebagai “smartphone serius” oleh para konsumen Indonesia. Pasalnya, smartphone yang dibanderol dengan harga Rp 3 jutaan ini menghadirkan beragam fitur dan teknologi baru untuk seri Redmi.
Nah kali ini, tim Telset.id akan mengulas secara mendalam smartphone tersebut lewat review Redmi Note 8 Pro. Kami akan membahas dari sisi desain, spesifikasi, kamera, dan lainnya. So, simak terus ya!
Desain
Tangguh, elegan, dan bergaya premium, merupakan tiga konsep desain yang Xiaomi aplikasikan pada Redmi Note 8 Pro. Seperti Redmi Note 7, kesan pertama saat menggunakan smartphone ini adalah build quality yang bagus nan tangguh.
Bagaimana tidak, smartphone ini punya frame dan body secara keseluruhan yang terbilang kuat. Redmi Note 8 punya body yang keseluruhannya terbuat dari kaca.
Layarnya yang berukuran 6,53 inci beresolusi maksimal Full HD+, telah dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 5. Begitu juga dengan body belakangnya yang dilapisi oleh Gorilla Glass yang sama.
Body itu disatukan dalam frame berbahan dasar plastik berkualitas. Apabila Anda khawatir dengan kemampuan dan kualitas frame ini, sebaiknya buang jauh-jauh rasa khawatir tersebut.
Sebagai permulaan, frame plastik ini menjadi salah satu komponen terberat yang membuat bobot Note 8 Pro menjadi sekitar 200 gram. Jika dibandingkan, bobotnya sedikit lebih berat daripada iPhone 11 maupun Samsung Galaxy Note 10+.
Kemudian, Xiaomi pun telah menguji daya tahan smartphone menengahnya ini dengan cara yang ekstrem. Xiaomi tega membiarkan Redmi Note 8 Pro diinjak oleh seorang atlet angkat besi yang mengangkat beban 90 kg. Tanpa adanya kerusakan yang berarti, smartphone tersebut masih berfungsi normal.
Dan jujur, selama kami menggunakannya sebagai daily driver dan unit review, kami telah menjatuhkannya beberapa kali ke lantai. Dengan rasa khawatir, rupanya smartphone ini masih aman dari goresan bahkan retakan sekalipun pada body-nya.
Masih membahas soal ketahanan. Xiaomi memberikan segel kedap air pada bagian tombol dan port Note 8 Pro. Tapi bukan berarti smartphone ini tahan air, melainkan cuma tahan percikan air saja. Jadi, jangan pernah bawa smartphone tersebut untuk berenang.
Kita tidak usahlah membahas bagian depan smartphone ini. Sebab, desainnya terkesan mainstream dengan smartphone lain di kelasnya. Notch lagi, lagi-lagi notch. Meskipun, kini bezel-nya tampil lebih tipis daripada smartphone berponi mini lain di kelasnya.
Yang jadi fokus kami justru bagian belakangnya. Kami rasa, Xiaomi mengemas body smartphone ini dengan konsep desain simetris. Terlihat jelas dari posisi kamera, sensor sidik jari, logo Redmi, sampai pusat warna gradasi Forest Green yang kami gunakan sekarang.
Berbicara soal warna Forest Green, warna ini disebut Xiaomi sebagai warna baru bagi Redmi. Forest Green merupakan hasil perpaduan antara warna hijau tua di kiri dan kanan, serta warna hitam pekat di bagian tengahnya.
Dipadukan dengan desain simetris tadi, alhasil Redmi Note 8 Pro layak disebut sebagai smartphone menengah yang elegan dan tampak premium.
Akan tetapi, di balik bagusnya desain dan build quality Redmi Note 8 Pro, ada kekurangan yang kami rasakan. Kekurangan pertama, frame kamera yang sangat menonjol.
{Baca juga: Sadisnya “Penyiksaan” Redmi Note 8 Pro oleh Atlet Angkat Besi}
Akibatnya, frame kamera otomatis menjadi penopang body Note 8 Pro ketika disimpan di atas meja atau alas lainnya. Saking menonjolnya, ketika kami menggunakan softcase pun, frame tersebut masih terlihat timbul.
Entah apa yang dipikirkan Xiaomi, sampai-sampai menaruh sensor sidik jari pada frame kamera yang menonjol. Dan itu, adalah kekurangan kedua.
Ketika pertama kali menggunakannya, kami lebih sering menyentuh area body dibanding menempelkan jari pada sensor yang menonjol tersebut. Dan, butuh waktu untuk membiasakan diri agar tidak mengulang kesalahan konyol tadi.
Spesifikasi
Redmi Note 8 Pro menjadi smartphone pertama yang ditenagai oleh prosesor MediaTek Helio G90T. Prosesor itu punya 8 core (2×2.05 GHz Cortex-A76 & 6×2.0 GHz Cortex-A55) dan GPU Mali-G76 MC4.
Buat Anda yang belum tahu, MediaTek Helio G90T merupakan prosesor khusus untuk gaming. Prosesor ini memiliki sejumlah teknologi untuk menunjang aktivitas gaming penggunanya.
Network Engine, Rapid Response Engine, Resource Management Engine hingga Picture Quality Engine adalah beberapa fitur yang dimiliki SoC high-end MediaTek ini.
Network Engine bermanfaat untuk membantu dan meningkatkan pengiriman data internet ketika pengguna bermain game online di kondisi jaringan yang lemah. Rapid Response Engine berguna untuk meningkatkan respon layar menjadi 16ms, dengan kondisi game dijalankan dalam 60fps.
Lalu, Resource Management Engine membantu pengelolaan sumber daya GPU atau CPU untuk memaksimalkan performa smartphone dan menjaga efisiensi daya baterai. Dan terakhir, Picture Quality Engine mampu meningkatkan kontras dan kecerahan berdasarkan konten yang ditampilkan.
Nah, prosesor ini dipadu dengan RAM 6GB, memori penyimpanan 64GB dan 128GB, baterai berkapasitas 4,500 mAh, dan last but not least, NFC! Pertanyaannya, bagaimana nih dengan performanya?
{Baca juga: Spesifikasi Lengkap Xiaomi Mi Note 10 Jelang Peluncurannya}
Seperti biasa, kami menggunakan tiga aplikasi benchmark, yaitu AnTuTu Benchmark versi 8, 3DMark untuk mengetahui performa GPU dan CPU, serta PCMark untuk mengetahui kemampuannya ketika digunakan untuk bekerja.
Di AnTuTu Benchmark, Redmi Note 8 Pro berhasil mencatatkan skor sebesar 283 ribuan. Skor tersebut melebihi klaim Xiaomi atas Note 8 Pro ketika launching beberapa waktu lalu. “Skor AnTuTu mencapai 280 ribu poin,” begitu kira-kira kata Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.
Sedangkan untuk 3DMark, smartphone ini masing-masing mencetak skor 34.235 poin untuk Ice Storm, Max untuk Ice Storm Extreme, 2.913 poin untuk Sling Shot, dan 2.376 poin untuk SLing Shot Extreme OpenGL ES 3.1 serta 2.446 poin untuk Sling Shot Extreme Vulkan.
Bagi kalian yang kurang mengenal 3DMark, benchmark ini untuk mengukur kinerja grafis serta GPU dan CPU dari smartphone.
Ada beberapa pengujian, seperti Sling Shot dan Sling Shot Extreme yang biasa digunakan untuk menjajal kemampuan smartphone flagship dengan tolak ukur OpenGL ES 3.0 (Sling Shot) dan OpenGL ES 3.2 (Sling Shot Extreme).
Di dalamnya, terdapat pengujian lain juga berupa render video, dan tugas grafis berat lainnya, termasuk menampilkan konten hingga maksimal 2560 x 1440 piksel 2K.
Terakhir PCMark Work 2.0 Performance, skornya adalah 10.103 poin. PCMark merupakan benchmark yang menyimulasikan tugas umum yang biasa diterima oleh smartphone. Sebut saja seperti mengolah data, multitasking, dan lainnya.
Tadi kami sebut baterai 4,500 mAh. Well, baterai tersebut didukung pengisian cepat 18W, dan Note 8 Pro menjadi Redmi Note pertama yang punya charger dengan dukungan fast charging 18W di dalam box.
Soal daya tahan sih, kami benar-benar capek menghabiskannya. Sebab, Redmi Note 8 Pro berhasil bertahan hingga 19 jam lebih dengan screen on time mencapai 10 jam lebih. Kebayang dong, kalau screen on time kurang dari 10 jam? Pasti bisa bertahan hingga sehari penuh atau bahkan lebih.
Kalau untuk ngecas, sebenarnya 18W terhitung kecil dan cenderung biasa saja untuk mengisi baterai sebesar 4,500 mAh. Sebab, butuh waktu lebiih dari 2 jam lebih agar baterainya terisi penuh dari 4%.
{Baca juga: Mengenal Teknologi Pengisian Cepat Oppo, VOOC Flash Charge}
NFC! Kenapa kami semangat sekali? Xiaomi mendengar masukan dari para Mi Fans dan awak media, yang menyarankan kalau NFC wajib dimasukkan ke segmen menengah. Brand itu pun memutuskan untuk menghadirkannya di Redmi Note 8 Pro, dan menjadikannya sebagai Redmi pertama yang punya NFC.
Mengapa wajib hadirkan NFC? Di zaman serba cepat seperti sekarang, makin banyaknya pengguna commuterline, MRT sampai busway, tentu kehadiran emoney sangat dibutuhkan. Biasanya, ketika saldo habis, pilihan untuk mengisinya adalah di Alfamart atau Indomaret, ATM yang mendukung NFC atau ke merchant yang mendukung pengisian saldo.
Tapi, dengan adanya smartphone NFC, pengguna bisa dengan bebas mengisi saldo di ecommerce yang mendukung. Tidak perlu repot kan?
Pengalaman Gaming
Saat mendengar kalau Note 8 Pro menggunakan MediaTek Helio G90T saat peluncuran di Indonesia, ada seseorang berkata “waduh MediaTek? Panas gak tuh?”.
Sudah lekat di pikiran konsumen Indonesia, kalau prosesor MediaTek itu lemot, cepat panas, dan lain sebagainya. Intinya, apabila konsumen mendengar kata “prosesor MediaTek”. Mereka langsung memandangnya sebelah mata dan cenderung “meremehkannya”.
Itupun diakui oleh perwakilan MediaTek. MediaTek mengatakan bahwa penyebab adanya anggapan tadi adalah minimnya promosi dibandingkan kompetitor.
Makanya, sejak awal kami menggunakan Redmi Note 8 Pro, concern utama kami adalah main game berat untuk mengetahui panas atau tidak smartphone ini. Kami memainkan dua game, yakni COD Mobile dan F1 Mobile.
{Baca juga: Gaming Test Samsung Galaxy A80: 5 Game Terberat Dilibas Habis}
Khusus COD Mobile, kami memainkannya dengan grafis rata kanan, yakni Graphics Very High dengan Frame Rate Very High. Sedangkan F1 Mobile, biasanya menyesuaikan grafis dan frame rate sesuai kemampuan smartphone.
Nyatanya, anggapan kalau prosesor MediaTek cepat panas tidak terlalu kami rasakan. Hangat, memang, tapi kami rasa masih berada di batas normal. Berdasarkan perangkat heat gun yang kami miliki, suhu Redmi Note 8 Pro mencapai hanya mencapai 35 sampai 37 derajat ketika dipakai main game selama satu jam penuh.
Mengapa demikian, rupanya ada teknologi LiquidCool yang turut andil untuk menurunkan dan menstabilkan suhu smartphone. Teknologi ini mampu menurunkan temperatur prosesor hingga 4 sampai 6 derajat celcius.
Selain suhu yang masih terasa normal, pengalaman gaming kami pun cukup maksimal. COD Mobile dan F1 Mobile bisa dijalankan dengan lancar, tanpa adanya hambatan atau rasa lag saat bermain. Well done!
Kamera
Sudah jadi seri pertama dengan MediaTek Helio G90T dan seri Redmi pertama dengan NFC. Seolah belum cukup, Xiaomi menjadikan Redmi Note 8 Pro sebagai smartphone pertama dengan kamera 64MP di Indonesia.
Jadi, smartphone ini total memiliki lima kamera. Empat kamera belakang, dan satu kamera depan yang disimpan di notch berbentuk Dot Drop.
Mari membahas konfigurasinya terlebih dahulu, dimulai dari kamera belakang. Smartphone ini punya empat kamera belakang, masing-masing adalah 64MP aperture f/1.8 dengan sensor Samsung ISOCELL GW1, lensa 8MP ultrawide 120°, 2MP lensa macro, dan 2MP lensa depth.
Keempat kamera tersebut telah didukung oleh teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama AI Scene Detection. Khusus untuk lensa ultrawide, terdapat AI tambahan bernama AI Ultra wide-angle mode.
Secara default, kamera Redmi Note 8 Pro menangkap gambar di resolusi 16MP. Pasalnya, smartphone ini mengadopsi teknologi Tetracell atau teknologi yang memadatkan piksel foto, sehingga detail dan kualitas foto pun menjadi berkualitas baik.
Pun begitu, pengguna tetap dapat mengambil foto real 64MP dengan menggunakan mode 64MP. Mode ini benar-benar menghasilkan foto di resolusi 64MP dengan detail yang bagus meski telah diperbesar beberapa kali. Bahkan, ketika diperbesar, otomatis sistem kamera menampilkan notifikasi “HD Preview”. Berikut hasil fotonya:
Lensa ini pun mendukung Night Mode. Mode ini menggabungkan kemampuan lensa 64MP, bukaan yang besar, dan algoritma HDR untuk menghasilkan foto malam yang bagus, minim noise, dan detail serta komposisi warna yang pas. Berikut beberapa hasil fotonya:
{Baca juga: Menjajal Kemampuan Ultra Dark Mode di Kamera Oppo Reno2}
Lensa ultrawide 8MP pada umumnya sangat cocok untuk membantu pengguna menangkap foto dengan jangkauan super luas. Akan tetapi, beberapa lensa wide yang disuguhkan saat ini menghasilkan foto yang cenderung cembung dan terdapat distorsi di sudut-sudut fotonya.
Namun, lensa ultrawide smartphone ini memberikan kualitas yang patut untuk diapresiasi. Hasilnya tidak terlihat cembung, dan berhasil memenuhi kepuasan kami dalam mengabadikan momen yang jauh lebih besar. Berikut hasil fotonya:
Sementara dua lensa lain, yakni makro dan depth, cukup berguna bagi Anda yang suka foto-foto macro ataupun portrait. Khusus untuk makro, Xiaomi mengklaim kalau pengguna bisa mengambil foto lebih jelas dalam jarak lebih dekat sampai 2cm.
Well, sebenarnya 2cm terbilang sangat dekat. Sebab, dalam prakteknya, kami cukup kesulitan mendapatkan fokus yang baik ketika jarak di bawah 4 – 5cm. Namun ketika mengambil foto makro di atas 5cm, hasilnya terbilang baik. Berikut hasil fotonya:
Untuk kamera depan, smartphone ini dibekali kamera 20MP f/2.0 yang didukung fitur AI Portrait Selfie dan AI Scene Detection. Fitur ini, mampu mempercantik, menghaluskan, dan “memperbaiki” wajah pengguna saat selfie.
Kualitasnya juga cukup baik, standar lah untuk smartphone yang tidak “menjagokan” kamera depan dalam iklannya. Akan tetapi, terkadang wajah saat selfie terlihat jauh lebih mulus dan sangat terlihat telah “dimanipulasi”. Berikut beberapa fotonya:
Satu lagi, satu lagi soal foto. Ada fitur menarik yang sangat bermanfaat bagi Anda yang suka foto gedung atau landscape. Fitur ini bernama AI Skycaping.
Jadi, fitur ini memanfaatkan kecanggihan AI untuk memudahkan pengguna mengganti nuansa langit pada foto. Hebatnya, ubahan pada langit terlihat natural, dan tidak terlihat editan sama sekali.
Untuk menggunakannya, Anda cukup masuk ke galeri foto, pilih foto yang ada langitnya, kemudian edit. Lalu, pilih filter, dan atur filter langit sesuai keinginan Anda. Nih foto-foto dari AI Skycaping:
{Baca juga: Soloop, Aplikasi Editing Video Khusus untuk Oppo Reno2}
Bagaimana dengan kualitas videonya? Kamera Redmi Note 8 Pro mampu merekam video hingga maksimal 1080p di 60fps atau 4K di 30fps. Sayang, Xiaomi tidak memberikan OIS (Optical Image Stabilization) atau EIS (Electronic Image Stabilization) pada smartphone ini, dan hanya memberikan fitur Image Stabilization saja.
But hey!! Ini cuma smartphone Rp 3 jutaan saja, jadi sudah bersyukur harusnya dengan fitur Image Stabilization. “Terus, goyang gak kalau ambil video sambil jalan?” Netizen pasti ada yang bertanya seperti itu.
Karena tidak ada OIS dan EIS seperti Oppo Reno2, maka hasilnya ya apa adanya. Goyang, memang pasti, tapi kalau Anda mengambil video dengan tambahan aksesoris seperti gimbal, hasilnya bagus kok.
Kesimpulan
Masuk ke segmen kelas menengah, punya daya tarik lebih, dan apalagi dibanderol dengan harga yang “masih masuk akal”, sepertinya Xiaomi benar-benar comeback lewat Redmi Note 8 Pro. Xiaomi seolah kembali ke jalan yang benar, dengan menghadirkan smartphone ini.
Apa sih yang Anda harapkan pada smartphone Rp 3 jutaan? Mungkin punya spesifikasi mumpuni saja sudah Alhamdulillah. Tapi, Xiaomi memberikan banyak fitur dan teknologi baru pada jagoannya ini.
Spesifikasi handal yang mungkin bisa menarik perhatian para gamers, punya NFC, disematkan kamera 64MP berkualitas tinggi, kemampuan AI di kamera yang bagus, dan lain sebagainya.
Seharusnya, dengan harga segini, Redmi Note 8 Pro sudah bisa bersaing dengan para kompetitornya di segmen menengah Indonesia. Asalkan dengan satu syarat, jangan menjadi “ponsel ghoib” lagi seperti pendahulunya. (FHP/HBS)