Review Pocophone F1: Harga Terjangkau, Performa Terbaik

Telset.id – Beberapa waktu lalu, Pocophone F1 di Indonesia resmi diluncurkan. Sub-brand Xiaomi itu menandai kehadirannya di Indonesia dengan merilis smartphone flagship yang diklaim paling terjangkau saat ini.

Bagaimana tidak, smartphone tersebut ditenagai oleh salah SoC mobile tertinggi yang biasanya disematkan pada smartphone di atas Rp 8 jutaan.

Di Indonesia, Pocophone dihargai mulai dari Rp 4,8 jutaan dan sudah siap untuk menarik perhatian konsumen yang ingin mencoba sensasi smartphone mumpuni.

Baca Juga: Review Realme 2 Pro: Spesifikasinya Gak Nyantai!

Well, tentu menarik untuk membahas beberapa sektor utamanya secara mendalam. Karenanya, lewat review Pocophone F1, kami bakal mengulas smartphone ini untuk Anda para pembaca setia. Yuk simak!

Desain

Selama menggunakan Pocophone F1 selama kurang lebih dua minggu, setidaknya kami mendapatkan empat kesan dari smartphone ini. Pertama, adalah sederhana, yang bisa dibilang jarang ditemui pada smartphone flagship ataupun kelas atas yang rata-rata dikemas dengan desain premium, menarik, dan juga mewah.

Pocophone F1 tidak mempunyai body berbahan dasar metal ataupun kaca, cukup menggunakan body dengan bahan dasar polycarbonate dengan pilihan warna yang minimalis. Kami bisa memakluminya, sebab pihak Pocophone ingin membuat smartphone andalannya tersebut dibanderol dengan harga yang murah.

Namun, kami menemukan akses menarik dari kesan sederhana pada Pocohone F1, yakni adanya garis warna silver metalik yang ada di sisi-sisi smartphone. Aksen itu membuat desain sederhana Pocophone F1 jadi tampil sedikit lebih keren.

Kesan kedua adalah, berbeda. Berbeda disini terdapat pada bagian desain kamera gandanya yang beda sekali jika harus dibandingkan desain kamera ganda pada smartphone Xiaomi lainnya.

Letak frame kameranya ada dj tengah body dan diposisikan secara vertikal. Bukan di sisi kiri body smartphone yang “seolah terinspirasi” dari desain iPhone X.

Pocophone lagi-lagi menambahkan akses menarik pada desain smartphone-nya ini dengan memberikan garis berwarna merah yang mengelilingi lensa kamera. Tepat di bagian bawah frame kamera, terdapat sensor sidik jari dengan “posisi kagok”.

Sebab, ketika ingin membuka smartphone dengan sensor sidik jari, kadang jari tidak menempel pada sensor, melainkan pada lensa kamera. Itu artinya, lensa kamera bisa kotor karena adanya jejak sidik jari. Namun kekurangan ini bisa hilang dengan sendirinya, apabila sudah terbiasa menggunakan Pocophone F1.

Kesan ketiga menurut kami adalah, mainstream. Pocophone F1 punya notch dengan ukuran yang hampir sama dengan notch kepunyaan iPhone X maupun saudaranya, yakni Xiaomi Mi 8.

Pocophone tidak mengadopsi desain Waterdrop Notch, kamera slider atau desain yang lebih fresh lainnya. Brand itu malah memilih “kemasan notch mainstream” untuk Pocophone F1.

Namun ada yang cukup disayangkan pada desain notch Pocophone F1, yakni bezel-nya yang masih cukup tebal. Bezel bagian kiri, kanan, dan bawahnya cukup tebal dan cenderung mirip dengan smartphone 18 : 9 lainnya yang tidak memiliki notch.

Kesan terakhir menurut kami, nyaman digunakan. Meski layarnya berukuran besar, tepatnya 6,18 inci berjenis IPS beresolusi Full HD+ (1.080 x 2.246 piksel) dan aspek rasio 18,7 : 9, namun Pocophone F1 telah menjadi salah satu smartphone yang nyaman dioperasikan menggunakan satu tangan.

Performa

Kapan lagi ada smartphone Rp 4 jutaan dengan spesifikasi hampir serupa dengan smartphone Rp 13 jutaan?  Ya, mungkin itu analogi yang pas untuk Pocophone F1.

Bagaimana tidak, smartphone ini ditenagai oleh SoC terbaru dan tertinggi dari Qualcomm untuk smartphone, yakni Snapdragon 845 octa-core 2.8GHz. Digunakan juga RAM 6GB, ROM 128GB, dan baterai berkapasitas 4,000 mAh.

Selain Snapdragon 845, disematkannya baterai 4,000 mAh pun menjadi keunggulan bagi Pocophone F1. Smartphone high-end yang ditenagai baterai 4,000 mAh hanya beberapa saja, seperti Samsung Galaxy Note 9 sanpai Huawei P20 Pro, dan itupun harganya di atas Rp 10 jutaan.

Baterai ini juga sudah mendukung teknologi Quick Charge 3.0 dengan output mencapai 9V/2A. Berdasarkan pengujian kami saat mengisi baterai Pocophone F1 dari 8% hingga 100%, hanya membutuhkan waktu 2 jam saja.

Ketika digunakan sebagai daily smartphone, Pocophone juga sukses menemani aktivitas kami seharian dengan screen on-time mencapai 7 jam 28 menit.

Walaupun demikian, peran utama yang membuat Pocophone F1 bertenaga adalah Snapdragon 845. Berdasarkan pengujian kami menggunakan sejumlah aplikasi benchmark seperti AnTuTu Benchmark versi 7 hingga Geekbench, perolehan Pocophone F1 di atas rata-rata smartphone Rp 4 jutaan.

Terdapat hal keren pada Pocophone F1 yang membuatnya tampak seperti smartphone gaming, yakni adanya sistem pendingin bernama LiquidCool. Dengan sistem tersebut, titik panas pada smartphone saat menjalankan tugas berat tidak berada di satu sisi saja, melainkan disebar di seluruh sisi smartphone, sehingga suhu smartphone menjadi merata.

Kami mencobanya dengan memainkan game PUBG dengan grafis “rata kanan” atau tertinggi. Hasilnya, tidak terasa hawa panas yang menggangu, meski ada sedikit rasa hangat ketika kami bermain game beberapa kali.

User Interface

Pocophone F1 berjalan di atas sistem operasi MIUI 9.6 berbasis Android 8.1 Oreo. Sistem operasi itu diubah oleh Pocophone agar sesuai dengan konsep Pocophone F1, yakni cepat dan efisien.

Tidak seperti MIUI di smartphone Xiaomi yang seluruh aplikasinya diletakkan di layar utama alias tidak memiliki App Drawer, Pocophone F1 punya App Drawer dengan sensasi mirip Android murni.

Sebab, pengguna tinggal swipe ke atas, untuk menampilkan menu aplikasi. Ada beberapa kategori aplikasi yang akan terlihat, Communication, Entertainment, dan lainnya agar pengguna bisa mengakses aplikasi sesuai kategori yang dibutuhkan.

Menariknya, ada juga fitur pengkategorian berdasarkan warna aplikasi. Misalnya, saat menekan warna biru, maka bakal muncul aplikasi dengan ikon berwarna biru, seperti Facebook, Google Docs, dan lainnya.

Terdapat juga fitur Hidden Apps untuk menyembunyikan aplikasi tertentu dari tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Jadi, privasi pengguna pun tidak akan terganggu.

Tapi, ada satu kekurangan yang kami rasakan pada MIUI 9.6 secara keseluruhan, khususnya ketika mendapat pembaruan terakhir. Kekurangannya adalah, kerap muncul iklan yang mengganggu saat menggunakan aplikasi ataupun fitur bawaan Xiaomi.

Misal App Vault, yang memungkinkan pengguna untuk melihat beberapa informasi penting, dengan swipe layar ke kanan. Nantinya, akan muncul iklan yang menutupi bagian atas App Vault.

Kemudian saat membuka File Explorer, iklan juga bakal hadir dan menutup bagian atas aplikasi. Pada akhirnya, untuk menghindari iklan pun kami beralih launcher dengan menggunakan Google Launcher atau launcher lain yang aman dari iklan.

Kamera

Pocophone F1 mengandalkan kamera ganda di bagian belakangnya, dengan resolusi masing-masing 12MP dengan sensor Sony INX363 yang juga digunakan Google Pixel 2. Sedangkan lensa sekunder beresolusi 5MP yang bisa menciptakan foto dengan efek bokeh lumayan rapi.

Pocophone menyematkan sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) di kamera Pocophone F1. AI itu mampu mengenali 206 skenario foto di 25 kategori berbeda yang dapat memberikan pengaturan berbeda untuk setiap skenarionya.

Kamera belakang Pocophone F1 bisa dikatakan mampu membuat pengguna mendapatkan hasil potret bagus, tanpa perlu “usaha lebih”. Sebab, pengguna dibantu oleh kamera smartphone yang dapat menyesuaikan pengaturan secara otomatis, saat pengguna menangkap momen di skenario yang berbeda. Seperti foto-foto di bawah ini:

Sementara kamera depannya, beresolusi 20MP dengan teknologi AI Beautify. Kamera depan ini bisa memberikan foto selfie berkualitas, asalkan intensitas cahayanya mendukung. Tapi, kalau cahaya kurang mendukung, maka hasilnya jauh dari kata standar. Berikut foto-fotonya:

Masih soal kamera, namun bukan untuk urusan memotret, melainkan untuk keamanan. Jika dilihat, ada dua kamera di bagian depan Pocophone F1. Namun, kamera satu lagi bukan untuk selfie, tapi untuk face unlock yang juga didukung oleh IR Camera untuk membantu mendeteksi wajah saya kondisi gelap.

Kesimpulan

Pocophone F1 seolah memupuskan anggapan bahwa smartphone flagship dengan spesifikasi tinggi harus dihargai di atas Rp 8 jutaan bahkan sampai puluhan juta rupiah. Smartphone ini bisa dibilang berhasil memberikan kesempatan bagi masyarakat dengan budget cukup terbatas untuk memiliki smartphone spesifikasi tinggi dengan harga yang tidak “mencekik”.

Meski demikian, ada beberapa hal flagship yang dihilangkan pada Pocophone F1. Seperti tidak adanya NFC, layar AMOLED, lapisan Gorilla Glass terkini, wireless charging, body kaca dengan desain premium, dan lainnya. But, still worth it untuk dibeli. (FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related Articles

HARGA DAN SPESIFIKASI
REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI