Mid-range Battle: Moto G5S Plus vs Xiaomi Mi A1

Performa

Kedua smartphone sama-sama menggunakan prosesor yang sama, Qualcomm Snapdragon 625 dan besaran RAM yang sama 4GB LPDDR3. Dengan hardware yang sama, secara kinerja harusnya keduanya mirip, tinggal ditentukan dari sisi software dan kernel. Secara software sendiri OS yang digunakan sama Nougat dan keduanya bisa dikatakan stock Android atau Android pure, walau ada sedikit penambahan menu/fitur, tetapi lebih sebagai aplikasi tambahan.

Beberapa pengukuran benchmark dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh perbedaan setiap smartphone. Harap diingat lagi hasil benchmark bukan angka pasti, senantiasa bisa berubah, kita gunakan untuk mendapatkan gambaran global.

AnTuTu

Benchmark ini menghitung kesatuan kemampuan CPU, GPU, UX dan RAM. Jadi kira-kira menggambarkan kinerja keseluruhan device jika diberi load yang besar. Hasil AnTuTu keduanya mirim sekitar 60 ribu lebih, perbedaan angka 1000-3000 point pada AnTuTu tidak berpengaruh. Sebagai pembanding saja, smartphone Android hi-end sekarang score AnTuTu nya dikisaran 170.000.

Basemark X

Benchmark ini mengevaluasi performa smartphone untuk bermain game dan pengolahan grafisnya. Karena menggunakan SoC dan GPU yang sama, kedua smartphone ini juga menampilkan hasil yang sama dengan score Basemark X sekitar 21 ribuan. Untuk pembanding, kelas smartphone hi-end seperti Galaxy S8, Basemark X nya sekitar 44 ribuan.

PC Mark Work 2.0

Benchmark dari PC Mark ini mensimulasi smartphone dipakai aktivitas normal sehari-hari seperti kebanyakan yang dilakukan orang, browsing, mengedit foto / video, mengetik dokumen, dan lain-lain.

Hasil benchmark ini, Xiaomi Mi A1 sedikit lebih tinggi sekitar 200 point, sedikit sebenarnya hanya 4.5% dan bisa diabaikan, hanya saja menariknya jika dilihat grafis penggunaan CPU. Pada Moto G5S Plus clock CPU naik turun sesuai beban kerja, sementara Xiaomi Mi A1 menggunakan clock yang cenderung tinggi terus di atas 1.7 GHz hingga mentok 2.0 GHz.

Geekbench 4

Benchmark ini betul-betul hanya mengukur kemampuan CPU prosesor saja, tanpa memperhatikan kelengkapan SoC lainnya. Karena keduanya menggunakan chipset Snapdragon 625, salah satu chipset terbaik dari Qualcomm yang seimbang akan penggunaan daya dan komputasi yang bagus, hasilnya juga mirip.

Hasilnya dibagi dua, hasil pertama score untuk kerja single processor atau satu saja dari prosesor, dan hasil lainnya multi core, atau kerja bersama semua inti. Rata-rata aplikasi kasual sehari-hari bisa cukup dikerjakan oleh satu prosesor saja.

Tetapi berbagai aplikasi berat seperti bermain game besar, pengolahan grafis, dan multitasking membutuhkan beberapa prosesor bekerja bersamaan. Hasil Geekbench ini biasanya juga senada dengan smartphone lain yang menggunakan SoC yang sama, single core sekitar 800 dan multicores sekitar 4000.

Androbench

Test ini untuk mengukur kecepatan storage, dalam hal ini kita mengukur kecepatan internal storage yang digunakan baik oleh Xiaomi maupun Moto untuk kecepatan tulis dan baca.. Biasanya hasil yang sering diukur adalah random read dan write. Misalnya saat kita menjepret kamera, untuk menyimpan gambarnya kita membutuhkan write yang bagus, dan saat membuka hasil fotonya di galery, kita menghitung dari read untuk kecepatan loading. Ini berlaku juga untuk aplikasi lain. Hasilnya untuk read Mi A1 lebih cepat, tetapi untuk write G5S Plus lebih baik.

Kekuatan Sinyal

Kedua smartphone sama-sama diukur di tempat yang sama, dalam waktu berdekatan, menggunakan SIM card yang sama bergantian (Telkomsel).

Ditempat yang lebih tertutup dan lebih sulit ditembus sinyal, Moto G5S Plus mencoba selalu mempertahankan untuk memperoleh sinyal 4G, sementara Xiaomi Mi A1 lebih segera berpindah ke 3G, kemudian mencoba lagi ke 4G. Jadi untuk di daerah yang sinyal 4G nya lemah, Mi A1 lebih cepat drop dibanding G5S Plus.

Untuk keseluruhan kinerja berdasarkan beberapa test, bisa dikatakah hasil keduanya tetap mirip, jika selisih pun sangat sedikit dan cenderung bisa diabaikan. Hanya yang perlu menjadi catatan adalah kinerja penangkapan sinyal dari Mi A1 yang cenderung lebih mudah drop. Tetapi ini biasanya jika bukan masalah antenna, bisa diperbaiki melalu software update jika banyak laporan yang masuk.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Related Articles

HARGA DAN SPESIFIKASI
REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI