Beranda blog Halaman 7

Meta Aria Gen 2 Resmi Dirilis: Kacamata Riset AI dengan Fitur Revolusioner

Telset.id – Jika Anda berpikir kacamata pintar hanya untuk mengambil foto atau mendengarkan musik, siap-siap terkejut. Meta baru saja mengungkap detail lengkap Aria Gen 2, generasi terbaru kacamata riset mereka yang dirancang khusus untuk pengembangan machine perception, robotika, dan AI kontekstual. Perangkat ini bukan sekadar upgrade minor—ini lompatan besar dari pendahulunya, Aria Gen 1 yang diluncurkan pada 2020.

Dalam industri yang semakin dipenuhi produk seperti kacamata pintar Apple atau XR headset Samsung, Aria Gen 2 hadir dengan proposisi unik: alat bagi peneliti untuk mendorong batas-batas teknologi AI. Lalu, apa saja yang membuatnya istimewa?

Desain yang Lebih Ergonomis dan Fungsional

Meta memastikan Aria Gen 2 tidak hanya canggih, tetapi juga nyaman dipakai. Dengan bobot hanya 74-76 gram—lebih ringan dari kebanyakan smartphone—kacamata ini kini dilengkapi lengan yang bisa dilipat untuk memudahkan penyimpanan. Yang menarik, tersedia delapan opsi ukuran untuk menyesuaikan berbagai bentuk wajah dan kepala. Bandingkan dengan pendahulunya yang hanya menawarkan sedikit fleksibilitas.

Meta Aria Gen 2

Peningkatan Kamera dan Sensor yang Signifikan

Di bagian kamera, Aria Gen 2 kini memiliki empat kamera computer vision, meningkat dari dua pada Gen 1. Sensor global shutter dengan HDR 120 dB (naik dari 70 dB) memastikan performa optimal baik dalam kondisi terang maupun gelap. Overlap stereo juga ditingkatkan dari 35° menjadi 80°, memperbaiki persepsi kedalaman dan pelacakan 3D.

Tak hanya itu, Meta menambahkan beberapa sensor baru:

  • Ambient Light Sensor (ALS) dengan deteksi ultraviolet untuk kontrol eksposur lebih akurat.
  • Contact microphone di bagian nosepad yang menangkap audio lebih jernih di lingkungan bising.
  • Photoplethysmography (PPG) sensor untuk memperkirakan detak jantung pengguna.

Kemampuan On-Device Machine Perception

Inilah jantung Aria Gen 2. Meta memasang coprocessor khusus yang menjalankan algoritma machine perception langsung di perangkat. Beberapa fitur utamanya meliputi:

  • Visual Inertial Odometry (VIO): Melacak pergerakan dalam enam derajat kebebasan.
  • Pelacakan Mata: Memantau arah pandang, kedipan, diameter pupil, dan lainnya.
  • Pelacakan Tangan: Mengikuti pergerakan tangan 3D beserta posisi sendi.

Dengan kemampuan ini, Aria Gen 2 bukan sekadar alat pasif, melainkan mitra aktif bagi peneliti yang ingin mengembangkan AI yang lebih kontekstual dan responsif.

Meta akan membuka pendaftaran untuk Aria Gen 2 akhir tahun ini, sementara versi Gen 1 masih tersedia. Mereka juga akan memamerkan perangkat ini di CVPR 2025 di Nashville bulan Juni mendatang. Bagi yang tertarik dengan perkembangan teknologi wearable, ini adalah salah satu inovasi yang patut diikuti.

Xiaomi XRING O1: Chipset Flagship yang Terganjal Larangan AS

Telset.id – Xiaomi baru saja memamerkan kekuatan chipset XRING O1 buatannya sendiri, dan hasilnya sungguh mengejutkan. Dalam tes Geekbench 6, chipset ini bahkan mengungguli Snapdragon 8 Elite dari Qualcomm, baik dalam performa single-core maupun multi-core. Namun, di balik kesuksesan ini, ada badai besar yang mengancam masa depan pengembangan chipset Xiaomi.

XRING O1 dirancang dari nol dengan konfigurasi CPU 10-core dan diproduksi menggunakan proses 3nm TSMC. Ini adalah pencapaian luar biasa untuk chipset mobile pertama Xiaomi. Namun, perusahaan mungkin akan terjebak pada node ini untuk waktu yang lama. Penyebabnya? Larangan ekspor alat EDA (Electronic Design Automation) dari AS ke China.

Dampak Larangan EDA pada Industri Chip China

Pemerintah AS secara resmi memblokir ekspor alat EDA canggih ke China. EDA adalah tulang punggung desain chip modern, digunakan untuk simulasi, verifikasi, dan optimasi sirkuit terintegrasi kompleks. Yang lebih krusial, alat ini diperlukan untuk merancang struktur GAAFET (Gate All Around Field Effect Transistor).

Karena proses 2nm TSMC adalah produk GAA, larangan alat EDA ini juga berarti larangan tidak langsung terhadap penggunaan node 2nm. Ini menjadi pukulan telak bagi Xiaomi dan perusahaan China lainnya yang mengandalkan TSMC untuk produksi chipset mereka.

Masa Depan XRING dan Upaya Mandiri China

Dengan hambatan ini, lineup XRING kemungkinan besar akan tetap menggunakan proses ‘N3E’ 3nm untuk waktu yang cukup lama. Xiaomi bukan satu-satunya yang terkena dampak. Lenovo, yang juga dikabarkan sedang mengembangkan chipset sendiri, akan merasakan tekanan yang sama.

Situasi ini mengingatkan pada jalan yang harus ditempuh Huawei sejak sanksi AS dimulai pada 2019. Namun, tidak semua berita buruk untuk China. Dengan alat EDA asing tidak tersedia, kini ada dorongan besar untuk mengembangkan alternatif domestik.

Huawei telah berinvestasi dalam platform EDA sendiri dan mendukung pemain lokal seperti Empyrean untuk mengisi kekosongan ini. Langkah ini bisa menjadi titik balik bagi industri semikonduktor China untuk benar-benar mandiri.

Bagi Xiaomi, meski terhambat dalam pengembangan node yang lebih kecil, XRING O1 tetap menjadi bukti kemampuan mereka dalam merancang chipset flagship. Seperti terlihat pada Xiaomi 15S Pro vs 15 Pro, chipset ini sudah memberikan performa yang mengesankan di perangkat flagship mereka.

Pertanyaan besarnya sekarang: apakah China bisa dengan cepat mengembangkan solusi EDA mandiri sebelum tertinggal terlalu jauh dalam perlombaan teknologi chipset? Jawabannya akan menentukan masa depan tidak hanya bagi Xiaomi, tetapi seluruh industri teknologi China.

Ant International Luncurkan Alipay+ GenAI Cockpit, Revolusi Layanan Keuangan Berbasis AI

Telset.id – Jika Anda mengira transformasi keuangan digital hanya tentang blockchain dan mobile banking, bersiaplah untuk terkejut. Ant International, raksasa solusi pembayaran digital asal Singapura, baru saja meluncurkan Alipay+ GenAI Cockpit—platform AI-as-a-Service (AIaaS) yang menjanjikan lompatan besar dalam layanan finansial berbasis kecerdasan artifisial. Platform ini akan mulai diadopsi klien fintech di Asia Tenggara dan Asia Selatan mulai Juni 2025.

Dalam industri yang sedang demam AI, Ant International mengambil pendekatan berbeda. Alih-alih sekadar mengintegrasikan chatbot generik, mereka membangun sistem “agentic AI” yang dirancang khusus untuk kompleksitas sektor keuangan. Bayangkan asisten virtual yang tak hanya menjawab pertanyaan pelanggan, tetapi juga mengelola pembayaran lintas negara, mendeteksi penipuan real-time, hingga menyusun strategi loyalitas—semua dengan intervensi manusia minimal.

Tiga Pilar Strategi AI yang Membedakan

Alipay+ GenAI Cockpit berdiri di atas tiga fondasi utama. Pertama, keamanan AI yang menjadi sorotan kritis mengingat 22% bisnis global telah mengalami penipuan berbasis AI. Ant International mengklaim telah menekan kerugian akibat fraud hingga 95% lebih rendah dari rata-rata industri berkat kerangka kerja AI SHIELD—teknologi yang menggabungkan 100 model pengenalan dan 600.000 leksikon risiko.

Kedua, keahlian fintech spesifik. Platform ini mengintegrasikan 20 model LLM, termasuk Falcon Time-Series-Transformer FX Model besutan Ant, dengan basis pengetahuan industri seperti regulasi transfer bank dan kebijakan sengketa. “Ini bukan AI umum yang dipaksa masuk ke sektor keuangan, tapi AI yang dibesarkan untuk fintech sejak awal,” jelas Jiangming Yang, Chief Innovation Officer Ant International.

Antom Copilot: Agen AI Pertama untuk Bisnis Fintech

Salah satu produk unggulan yang dikembangkan melalui platform ini adalah Antom Copilot—agen AI pertama di dunia yang khusus membantu pelaku usaha meningkatkan konversi bisnis. Dari mengintegrasikan metode pembayaran, merekomendasikan saluran optimal, hingga menyelesaikan dokumen onboarding, semua bisa dilakukan dengan perintah bahasa alami. “Ini seperti memiliki staf keuangan yang tak pernah tidur dan terus belajar,” tambah Yang.

Ketiga, dukungan platform menyeluruh. Alipay+ GenAI Cockpit menawarkan fleksibilitas implementasi baik di cloud publik (melalui kemitraan dengan Google Cloud) maupun lingkungan on-premise. Fitur Model Context Protocol (MCP)-nya memungkinkan organisasi membangun server AI khusus sesuai kebutuhan.

Peluncuran ini sejalan dengan tren transformasi digital di Indonesia yang mencapai 91% perusahaan. Namun, Ant International memberi penekanan ekstra pada aspek keamanan—sebuah pelajaran berharga dari maraknya serangan deepfake di sektor finansial.

Dengan klien pertama yang akan go-live tahun depan, apakah Alipay+ GenAI Cockpit akan menjadi standar baru layanan keuangan AI-native? Jawabannya mungkin terletak pada seberapa baik mereka menjalankan janji “agentic AI”—sistem yang tak hanya otomatis, tapi juga adaptif dan terus berevolusi.

Snapdragon 8s Gen 4 vs 8 Gen 2: Mana yang Lebih Kencang?

Telset.id – Jika Anda sedang mencari chipset terbaik untuk smartphone flagship, dua nama yang mungkin muncul adalah Snapdragon 8s Gen 4 dan Snapdragon 8 Gen 2. Keduanya berasal dari keluarga yang sama, tetapi dengan jarak rilis yang cukup jauh. Mana yang lebih unggul? Mari kita bedah secara mendalam.

Snapdragon 8s Gen 4 adalah anggota terbaru dari keluarga “Snapdragon 8”, menawarkan performa flagship dengan harga yang lebih terjangkau. Sementara itu, Snapdragon 8 Gen 2 adalah chipset flagship tahun 2022 yang masih tangguh hingga sekarang. Meskipun keduanya menggunakan proses manufaktur 4nm TSMC, ada perbedaan signifikan dalam arsitektur dan fitur.

Perbandingan Spesifikasi Teknis

Mari mulai dengan melihat lembar spesifikasi kedua chipset ini:

  • CPU: Snapdragon 8s Gen 4 menggunakan 1x Cortex-X4 dan 7x Cortex-A720, sedangkan 8 Gen 2 memiliki 1x Cortex-X3, 4x Cortex-A715, dan 3x Cortex-A510.
  • GPU: Adreno 825 pada 8s Gen 4 vs Adreno 740 pada 8 Gen 2.
  • Kamera: 8s Gen 4 mendukung hingga 320MP, sementara 8 Gen 2 hanya 200MP.
  • Konektivitas: 8 Gen 2 unggul dengan kecepatan unduh 5G hingga 10Gbps, sedangkan 8s Gen 4 hanya 4.2Gbps.

Snapdragon 8s Gen 4 vs 8 Gen 2 - Geekbench comparison

Benchmark: Siapa yang Lebih Cepat?

Dalam tes AnTuTu, Snapdragon 8s Gen 4 mencetak skor 2.050.881, mengungguli 8 Gen 2 yang hanya mencapai 1.609.763. Peningkatan signifikan terlihat di GPU (39% lebih cepat) dan memori (34% lebih baik).

Snapdragon 8s Gen 4 vs 8 Gen 2 - AnTuTu comparison

Di Geekbench 6, keduanya hampir setara dalam single-core, tetapi 8s Gen 4 unggul 25% di multi-core. Ini menjadikannya pilihan ideal untuk multitasking dan aplikasi berat.

Performa AI dan Gaming

Snapdragon 8s Gen 4 membawa peningkatan besar dalam AI dengan Hexagon NPU yang 44% lebih cepat. Kedua chipset mendukung ray tracing, tetapi Adreno 825 di 8s Gen 4 memberikan pengalaman gaming yang lebih mulus.

Namun, 8 Gen 2 masih unggul dalam rekaman video, mendukung 8K/30fps dibandingkan 4K/60fps pada 8s Gen 4. Jika Anda seorang kreator konten, ini bisa menjadi pertimbangan penting.

Kesimpulan: Mana yang Harus Dipilih?

Snapdragon 8s Gen 4 jelas lebih unggul dalam performa mentah, efisiensi, dan fitur AI. Namun, 8 Gen 2 masih relevan dengan keunggulan di konektivitas 5G dan dukungan rekaman 8K.

Jika Anda mengutamakan performa terbaik, 8s Gen 4 adalah pilihan tepat. Tetapi jika budget terbatas, smartphone dengan 8 Gen 2 yang didiskon tetap bisa menjadi opsi solid. Seperti yang pernah kami bahas dalam perbandingan Oppo Find X3 Pro vs Samsung Galaxy S21 Ultra, chipset bukan satu-satunya faktor penentu pengalaman pengguna.

Bocoran Resmi! Warna dan Spesifikasi Galaxy Z Fold 7, Z Flip 7, dan Z Flip 7 FE

Telset.id – Samsung baru saja memulai kampanye teaser untuk seri foldable terbarunya, dan seperti biasa, bocoran pun mulai bermunculan. Kali ini, informasi terbaru mengungkapkan opsi warna dan penyimpanan untuk tiga dari empat ponsel lipat yang akan datang: Galaxy Z Fold 7, Galaxy Z Flip 7, dan varian baru, Galaxy Z Flip 7 FE.

Menurut bocoran tersebut, Galaxy Z Fold 7 akan menjadi yang paling beragam di antara ketiganya. Ponsel ini akan hadir dalam tiga konfigurasi RAM dan penyimpanan: 12GB RAM dengan 256GB atau 512GB penyimpanan, serta varian tertinggi dengan 16GB RAM dan 1TB penyimpanan. Dari segi warna, Z Fold 7 dikabarkan akan tersedia dalam pilihan Silver Shadow, Blue Shadow, Jetblack, dan Coralred.

Sementara itu, Galaxy Z Flip 7 akan menawarkan tiga opsi memori: 8GB + 128GB sebagai varian dasar, diikuti oleh 12GB + 256GB dan 12GB + 512GB. Untuk warna, ponsel ini hanya akan hadir dalam dua pilihan: Blue Shadow dan White Black. Namun, yang menarik perhatian adalah kehadiran Galaxy Z Flip 7 FE, varian yang lebih terjangkau dari Flip 7 standar. FE ini hanya akan tersedia dalam dua konfigurasi (8GB + 128GB atau 8GB + 256GB) dan dua warna: Black atau White.

Galaxy Z Fold 7 Ultra: Varian Tertipis Samsung?

Meskipun bocoran ini tidak menyebutkan Galaxy Z Fold 7 Ultra secara langsung, teaser yang dibagikan Samsung diduga mengarah ke model premium ini. Kabarnya, Z Fold 7 Ultra akan lebih tipis dibandingkan pendahulunya, Galaxy Z Fold 6 (5.6mm) dan bahkan varian Special Edition (4.6mm). Jika rumor ini benar, Z Fold 7 Ultra akan menjadi ponsel lipat tertipis yang pernah dibuat Samsung.

Sejauh ini, belum ada konfirmasi resmi dari Samsung mengenai tanggal peluncuran. Namun, dengan kampanye teaser yang sudah dimulai, kemungkinan besar pengumuman resmi tidak akan lama lagi. Untuk update harian seputar produk Samsung, pastikan Anda mengunjungi bagian Gizmo kami.

Dengan berbagai varian dan pilihan yang ditawarkan, Samsung tampaknya ingin memperluas jangkauan pasar foldable mereka. Mulai dari model premium seperti Z Fold 7 Ultra hingga varian FE yang lebih terjangkau, strategi ini bisa menjadi langkah cerdas untuk menarik lebih banyak konsumen.

iPhone 17 dan iPhone 17 Air Bakal Hadir dengan Layar 120Hz, Apa Artinya?

Telset.id – Jika Anda termasuk yang kecewa dengan layar 60Hz di iPhone 16 standar, bersiaplah untuk kabar menggembirakan. Bocoran terbaru mengindikasikan Apple akhirnya akan meningkatkan refresh rate layar untuk lini iPhone non-Pro mereka tahun depan.

Setelah bertahun-tahun “mengunci” layar 120Hz hanya untuk model Pro, Apple dikabarkan akan membawa pengalaman visual yang lebih mulus ke iPhone 17 dan iPhone 17 Air. Namun, seperti biasa dengan Apple, ada sedikit catatan yang perlu diperhatikan.

Perubahan Signifikan untuk Pengalaman Pengguna

Refresh rate 120Hz berarti layar dapat memperbarui gambar 120 kali per detik, dua kali lipat dari standar 60Hz. Ini menghasilkan animasi yang lebih halus, scrolling yang lebih responsif, dan pengalaman gaming yang lebih imersif. Sebuah lompatan besar bagi pengguna yang selama ini harus merogoh kocek lebih dalam hanya untuk mendapatkan fitur ini di model Pro.

Namun, menurut sumber terpercaya, meski keduanya akan menawarkan refresh rate 120Hz, teknologi ProMotion yang memungkinkan refresh rate adaptif (1-120Hz) tetap akan menjadi eksklusif untuk model Pro. Seperti dilaporkan dalam bocoran sebelumnya, perbedaan hardware antara varian standar dan Pro memang sengaja dipertahankan Apple.

Dampak pada Baterai dan Performa

Tanpa ProMotion, layar iPhone 17 standar akan terus menyala pada 120Hz secara konstan, berbeda dengan model Pro yang bisa menurunkan refresh rate hingga 1Hz saat menampilkan konten statis. Ini berarti potensi konsumsi baterai yang lebih tinggi, meski Apple kemungkinan akan mengimbanginya dengan optimasi software.

Kabar ini muncul di tengah kekhawatiran Tim Cook tentang inventori iPhone 17, menunjukkan bahwa Apple mungkin sedang mempertimbangkan strategi baru untuk meningkatkan daya tarik model standar mereka. Apalagi dengan rencana peluncuran iPhone 17e yang lebih terjangkau, membedakan fitur antara berbagai model menjadi semakin penting.

Meski masih sebatas rumor, langkah ini bisa menjadi titik balik bagi Apple dalam menyikapi kritik tentang pembatasan fitur yang dianggap sudah seharusnya menjadi standar di smartphone premium. Bagaimana menurut Anda? Apakah layar 120Hz sudah seharusnya menjadi fitur wajib di semua smartphone flagship?

LG UltraFine 40WT95UF: Monitor 5K2K Pertama dengan Thunderbolt 5

Telset.id – LG kembali mengejutkan industri teknologi dengan meluncurkan UltraFine 40WT95UF, monitor ultra-lebar 40 inci yang menjadi yang pertama di dunia mengusung konektivitas Thunderbolt 5. Monitor ini dirancang khusus untuk profesional di bidang finansial, IT, dan kreatif yang membutuhkan performa tinggi dengan desain minimalis.

Dengan resolusi 5120×2160 (5K2K) dan panel IPS Black berkelengkungan 2500R, UltraFine 40WT95UF menawarkan pengalaman visual yang memukau. LG mengklaim monitor ini telah dikalibrasi pabrik untuk akurasi warna yang sempurna, mencakup 99% DCI-P3 color gamut dan sertifikasi VESA DisplayHDR 600. Tak hanya itu, refresh rate 120Hz dan dukungan AMD FreeSync Premium membuatnya cocok untuk multitasking berat maupun konten dinamis.

LG UltraFine 40WT95UF

Thunderbolt 5: Revolusi Konektivitas

Keunggulan utama monitor ini terletak pada dukungan Thunderbolt 5 dengan bandwidth 80Gbps dua arah. Teknologi ini memungkinkan pengguna menghubungkan beberapa monitor 4K, transfer file besar, dan mengisi daya perangkat hingga 96W—semua melalui satu kabel. Fitur ini selaras dengan tren Thunderbolt 5 yang menjanjikan kecepatan transfer data hingga 80Gbps.

Port yang tersedia sangat lengkap: dua Thunderbolt 5, satu USB-C upstream, empat USB-C downstream, dua USB-A, dual HDMI, DisplayPort 2.1, dan port Ethernet RJ45. LG juga menyertakan software OnScreen Control dan Dual Controller untuk manajemen multitasking, plus KVM built-in yang memungkinkan kontrol dua PC dengan satu set keyboard-mouse.

Desain Ergonomis untuk Produktivitas

LG tidak mengabaikan aspek kenyamanan. Stand-nya bisa diatur tinggi, miring, dan diputar, dilengkapi sensor cahaya ambient untuk penyesuaian otomatis kecerahan dan suhu warna. Monitor ini juga memiliki speaker dual 10W dan fitur Picture-in-Picture/Picture-by-Picture untuk menampilkan konten dari beberapa sumber sekaligus.

LG UltraFine 40WT95UF

Meski belum mengumumkan harga, LG menargetkan pasar enterprise dan B2B dengan solusi all-in-one ini. Kehadiran UltraFine 40WT95UF memperkuat persaingan di segmen monitor premium, bersaing dengan laptop performa tinggi seperti Acer Swift Edge 14 AI.

Dengan kombinasi resolusi ultra-lebar, konektivitas mutakhir, dan fitur produktivitas, LG UltraFine 40WT95UF siap menjadi pusat kendali bagi profesional modern yang menolak kompromi.

Honor Magic V5 Bocoran: Snapdragon 8 Elite dan Baterai Terbesar di Dunia Foldable

Telset.id – Jika Anda mengira ponsel lipat terbaik tahun ini sudah mencapai puncaknya, bersiaplah untuk terkejut. Honor Magic V5, sang penerus Magic V3, baru saja muncul di Geekbench dengan spesifikasi yang membuat kompetitor gelisah. Bocoran terbaru mengungkapkan monster performa dengan Snapdragon 8 Elite dan baterai berkapasitas 6.100mAh – yang terbesar di kelas foldable!

Dengan model MHG-AN00, perangkat ini mencetak skor mengesankan: 2.976 (single-core) dan 8.892 (multi-core) pada Geekbench. Angka ini tidak hanya mengalahkan pendahulunya, Honor Magic 3 Series, tapi juga menantang dominasi flagship non-foldable. Apa rahasia di balik performa eksplosif ini?

Spesifikasi yang Membuat Kompetitor Berkeringat Dingin

Honor Magic V5 tidak main-main dengan konfigurasi hardware-nya. Selain chipset Snapdragon 8 Elite, ponsel ini dipersenjatai dengan 16GB RAM LPDDR5x dan penyimpanan UFS 4.0 hingga 1TB – kombinasi yang biasanya hanya ada di laptop gaming premium.

Honor Magic V3

Di sektor layar, Honor tetap konsisten dengan formula suksesnya: panel OLED 6,45 inci di bagian luar dan layar lipat 8 inci di dalam. Keduanya diduga mendukung refresh rate 120Hz dengan teknologi LTPO untuk efisiensi daya. Kabarnya, resolusi 2K akan membuat pengalaman menonton atau bermain game semakin imersif.

Revolusi Baterai dan Kamera Foldable

Di balik bodi yang ramping (berdasarkan bocoran desain Magic V3), Honor berhasil menjejalkan baterai 6.100mAh – 100mAh lebih besar dari Vivo X Fold 5. Dengan dukungan pengisian 66W wired dan 50W wireless, kekhawatiran soal daya tahan ponsel lipat sepertinya akan menjadi cerita lama.

Sistem kamera triple-lensa di bagian belakang juga menjanjikan lompatan kualitas:

  • Sensor utama 50MP dengan OIS
  • Ultra-wide 50MP
  • Periskop telephoto 200MP yang sebelumnya juga muncul di Honor Magic 8 Pro

Fitur unggulan lainnya termasuk dukungan pesan satelit, ketahanan air IPX8, dan sensor sidik jari samping – pilihan yang menarik mengingat tren under-display fingerprint saat ini.

Pertarungan Sengit di Pasar Foldable

Dengan rencana peluncuran akhir bulan ini di China, Honor Magic V5 jelas menyasar pengguna premium yang menginginkan performa tanpa kompromi. Pesaing terdekatnya? Samsung Galaxy Z Fold 6 dan Xiaomi Mix Fold 4 yang juga akan segera meluncur.

Menariknya, Honor juga dikabarkan akan merilis Magic V2 Flip pada Juli mendatang – versi flip phone dengan Snapdragon 8 Gen 3. Strategi ganda ini menunjukkan ambisi besar Honor dalam menguasai pasar foldable, baik model buku maupun flip.

Untuk Anda yang penasaran dengan varian lebih terjangkau, Honor X20 5G bisa menjadi alternatif menarik. Namun jika mencari yang terbaik dari Honor, Magic V5 jelas layak masuk daftar tunggu.

Dengan semua fitur unggulan ini, pertanyaannya bukan lagi “apakah Honor bisa bersaing?”, tapi “berapa harga yang harus dibayar untuk segalanya ini?” Kita tunggu jawabannya dalam peluncuran resmi nanti.

Smartphone Korut: Alat Pengawasan yang Disamarkan sebagai Gadget

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone yang secara otomatis mengubah kata “oppa” menjadi “kawan”, atau menolak mengetik “Korea Selatan” kecuali sebagai “negara boneka”. Ini bukan skenario dystopian, melainkan kenyataan sehari-hari di Korea Utara, sebagaimana terungkap dari analisis mendalam terhadap perangkat yang baru saja diselundupkan keluar negara tersebut.

Berdasarkan laporan eksklusif BBC yang mengutip sumber dari Daily NK di Seoul, smartphone buatan lokal Korut ini lebih mirip alat pengawasan bergerak ketimbang perangkat komunikasi modern. Dari momen dinyalakan, bendera Korea Utara langsung menyambut pengguna—sebuah pengingat visual bahwa teknologi ini sepenuhnya berada di bawah kendali rezim Kim Jong Un.

Sensor Otomatis yang Menginvasi Percakapan Sehari-hari

Fitur paling mencengangkan adalah sistem sensor real-time yang bekerja layaknya “polisi bahasa”. Kata “oppa”—istilah akrab untuk kakak laki-laki di Korea yang juga dipakai perempuan Selatan untuk memanggil kekasih—otomatis diubah menjadi “kawan” disertai peringatan. Bahkan upaya mengetik “Korea Selatan” akan dikoreksi paksa menjadi “negara boneka”, sebuah terminologi propaganda Pyongyang.

Mekanisme ini mengingatkan pada smartphone Korut sebelumnya yang juga memblokir kosakata tertentu. Namun versi terbaru ini tampaknya lebih agresif, dengan kamus sensor yang terus diperbarui untuk mencakup istilah-istilah baru yang dianggap “berbahaya”.

Mata-Mata dalam Saku: Screenshot Rahasia Setiap 5 Menit

Lebih mengkhawatirkan lagi, perangkat ini diam-diam mengambil tangkapan layar setiap lima menit dan menyimpannya di folder tersembunyi. Folder ini tidak bisa diakses pengguna, tetapi sangat mungkin dikirim ke server pemerintah untuk analisis. Artinya, setiap aktivitas—mulai dari percakapan, pencarian, hingga kesalahan ketik—berpotensi diawasi oleh aparat keamanan.

Fitur ini menjelaskan mengapa smartphone khusus Korut lainnya sengaja dibuat tanpa internet. Bukan sekadar pembatasan akses informasi, tetapi juga mempermudah pelacakan aktivitas digital warga.

Bukan Sekadar Gadget, Melainkan Alat Kontrol Sosial

Smartphone ini jelas bukan produk teknologi biasa, melainkan perpanjangan tangan rezim dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memantau percakapan dan aktivitas digital, pemerintah Korut menciptakan efek chilling effect—rakyat akan berpikir dua kali sebelum berbagi pendapat, bahkan dalam percakapan pribadi sekalipun.

Kondisi ini kontras dengan tren global di mana smartphone semakin personal dan protektif terhadap privasi. Sementara pasar global bergerak ke arah enkripsi end-to-end dan kontrol data pengguna, Korut justru menggunakan teknologi untuk memperkuat cengkeramannya.

Smartphone Korut ini mungkin tidak akan pernah bersaing di pasar global, tetapi ia menjadi bukti nyata bagaimana teknologi bisa disalahgunakan sebagai alat represi. Bagi warga Korea Utara, gadget ini bukan simbol kemajuan, melainkan pengingat bahwa Big Brother selalu mengawasi—bahkan melalui benda yang seharusnya memberdayakan.

PDN 1 Sudah Beroperasi, Menkomdigi: Masih dalam Tahap Penyempurnaan

0

Telset.id – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkomdigi) Meutya Hafid mengumumkan bahwa Pusat Data Nasional (PDN) 1 telah beroperasi, meski masih dalam tahap penyempurnaan. Proyek nasional ini sedang menjalani uji stres untuk memastikan kesiapan infrastrukturnya sebelum diresmikan secara penuh.

Menurut Meutya, uji stres atau stress test dilakukan untuk menilai ketahanan sistem PDN 1 dalam menghadapi skenario risiko ekstrem. “Kita saat ini sedang dalam persiapan operasional bersama BSSN. Ketika PDN betul-betul layak uji, sudah melalui stress test, baru akan dioperasionalkan sepenuhnya,” ujarnya saat ditemui di BPPT Tapos, Depok, Rabu (4/6/2025).

PDN 1 sebelumnya ditargetkan beroperasi pada 1 Juni 2025. Namun, pemerintah memilih berhati-hati mengingat pentingnya infrastruktur ini sebagai penyimpan data publik nasional. “Ini data masyarakat, jadi kami ingin memastikan semuanya berjalan optimal,” tambah Meutya.

Peningkatan Keamanan Setelah Serangan Siber

Proyek PDN 1 semula direncanakan beroperasi pada Agustus 2024. Namun, serangan siber ransomware yang melumpuhkan PDNS 2 pada bulan sebelumnya memaksa pemerintah meninjau ulang keamanan infrastruktur ini. Pembangunan PDN 1 merupakan bagian dari program prioritas nasional untuk mendukung transparansi penyaluran bantuan sosial melalui teknologi digital.

PDN 1 dibangun sejak 2022 di atas lahan seluas 15.994 m² dengan dana pinjaman dari Pemerintah Prancis senilai EUR 164,6 juta. Fasilitas ini memiliki kapasitas prosesor 25.000 cores, memori 200 TB, penyimpanan 40 PB, dan daya listrik 20 MW saat beroperasi optimal.

Selain PDN 1, pemerintah juga mengembangkan pusat data di lokasi lain seperti Bekasi dan Batam untuk memperkuat infrastruktur digital nasional. Langkah ini sejalan dengan visi Indonesia menjadi pusat data digital Asia Pasifik dengan nilai pasar mencapai Rp 60 triliun.

Keberhasilan PDN 1 diharapkan dapat menjadi fondasi bagi pengembangan teknologi seperti kecerdasan artifisial dan komputasi awan di Indonesia, mengikuti jejak perusahaan global seperti Microsoft yang telah membangun data center pertama di Tanah Air.

Asus ExpertCenter P500MV: PC Mini Tower Tangguh untuk Bisnis UKM

0

Telset.id – Asus resmi meluncurkan ExpertCenter P500MV, PC mini tower tangguh yang dirancang khusus untuk mendukung produktivitas bisnis, terutama usaha kecil dan menengah (UKM). Desktop ini menawarkan performa tinggi, efisiensi energi, dan keamanan enterprise dalam desain ringkas 15 liter.

Yulianto Hasan, Director Commercial Products Asus Indonesia, mengatakan, “ExpertCenter P500MV hadir sebagai solusi komputasi yang menyatu dengan gaya kerja profesional masa kini, terutama di era kerja hybrid. Kami ingin memastikan pengguna dapat bekerja dengan nyaman dan tanpa khawatir, baik di kantor maupun lokasi berpindah.”

Asus Desktop ExpertCenter P500MV

Performa Tinggi untuk Bisnis

ExpertCenter P500MV ditenagai prosesor Intel Core i7-13620H generasi ke-13 dengan TDP hingga 95W. Menurut pengujian internal Asus, performanya 30% lebih baik dibanding desktop sekelas. Perangkat ini mendukung RAM DDR5 hingga 64GB (5200MT/s) dan penyimpanan dual NVMe M.2 Gen 4 SSD hingga 2TB.

Untuk grafis, tersedia opsi Intel UHD Graphics standar atau kartu dedicated NVIDIA GeForce RTX 3050 (6GB) dan NVIDIA RTX A400 (4GB). Konektivitas lengkap mencakup Wi-Fi 6, Bluetooth 5.4, serta berbagai port USB, HDMI, dan DisplayPort.

Desain Inovatif dan Efisiensi Energi

Dengan form factor 15L, chassis ExpertCenter P500MV didesain tool-free untuk memudahkan upgrade. Sistem pendingin revolusioner Asus Tower Air Cooler menggunakan tiga heat pipe 6,7 mm dan kipas 9 cm, meningkatkan performa CPU hingga 38% dengan kebisingan hanya 24dB.

Asus Desktop ExpertCenter P500MV

Desktop ini juga mengedepankan efisiensi energi dengan PSU 330W bersertifikasi 80 PLUS Platinum yang menghemat daya hingga 34%. Fitur Smart Fan dan sertifikasi EPEAT Silver serta Energy Star 8.0 memperkuat komitmen Asus terhadap keberlanjutan.

Di tengah tren digitalisasi UKM yang semakin masif, kehadiran perangkat seperti ExpertCenter P500MV menjadi penting. Seperti dilaporkan Telset.id sebelumnya, permintaan perangkat komputasi untuk bisnis terus meningkat.

Untuk keamanan, ExpertCenter P500MV dilengkapi Asus ExpertGuardian dengan BIOS standar NIST SP 800-155, enkripsi TPM 2.0, dan slot Kensington. Asus juga menyertakan langganan McAfee+ Premium selama satu tahun dan menjamin pembaruan BIOS/driver selama lima tahun.

Fitur unggulan lainnya adalah Asus AI ExpertMeet yang menawarkan noise cancellation berbasis AI, peningkatan kualitas kamera, hingga transkripsi rapat otomatis. Dukungan Microsoft Copilot juga memungkinkan otomatisasi alur kerja.

Asus membanderol ExpertCenter P500MV mulai Rp 9.486.000 dengan garansi hingga lima tahun. Perangkat ini siap menjadi mitra produktivitas jangka panjang bagi UKM dan perusahaan di Indonesia.

Asus ExpertCenter P440VA: PC All-in-One Canggih untuk Bisnis

0

Telset.id – Asus resmi meluncurkan ExpertCenter P440VA, PC All-in-One (AiO) terbaru yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis modern. Perangkat ini menggabungkan performa tinggi, desain ramping, dan fitur keamanan enterprise dalam satu paket lengkap.

ExpertCenter P440VA hadir dengan layar sentuh FHD 24 inci berteknologi anti-silau dan sertifikasi TÜV Rheinland untuk mengurangi emisi cahaya biru. Rasio layar-ke-bodi mencapai 93% berkat desain bezel tipis, dengan profil 25% lebih ramping dibanding generasi sebelumnya. Fitur height-adjustable stand (HAS) memungkinkan penyesuaian ketinggian dan sudut layar sesuai kebutuhan pengguna.

Asus ExpertCenter AiO P440VA

“Kami percaya perangkat kerja adalah mitra produktivitas jangka panjang. ExpertSeries dirancang untuk bisnis dari kelas menengah hingga besar,” ujar Yulianto Hasan, Director Commercial Asus Indonesia. PC ini juga mendukung VESA mount 100×100 mm untuk pemasangan di dinding, menghemat ruang kerja.

Dari sisi performa, ExpertCenter P440VA ditenagai prosesor Intel Core i7 generasi terbaru dengan memori DDR5 hingga 64GB dan penyimpanan SSD 2TB. Konektivitas Wi-Fi 7 menjamin transfer data hingga tiga kali lebih cepat dari Wi-Fi 6, ideal untuk lingkungan kerja hybrid.

Keamanan menjadi fokus utama dengan fitur Asus ExpertGuardian, TPM 2.0 untuk enkripsi data, dan slot Kensington. Asus menyediakan pembaruan BIOS/driver selama lima tahun serta langganan McAfee+ Premium selama satu tahun.

Asus Expert Series

Untuk produktivitas berbasis AI, perangkat ini mengintegrasikan Asus AI ExpertMeet dengan fitur noise cancellation, transkripsi otomatis, dan dukungan Microsoft Copilot. Sistem audio Dolby Atmos certified dual 5W speakers memastikan kualitas suara optimal untuk konferensi.

ExpertCenter P440VA sudah tersedia di Indonesia dengan harga mulai Rp 8.451.000. PC ini dapat dibeli melalui situs resmi Asus, e-commerce, dan 107 mitra distribusi di seluruh negeri. Sebagai bagian dari ekosistem enterprise, Asus menawarkan garansi hingga lima tahun dan ketersediaan suku cadang jangka panjang.

Peluncuran ini memperkuat portofolio Asus di segmen bisnis, bersaing dengan produk serupa seperti HP Amplify 2025 dan solusi digital Acer.