Beranda blog Halaman 67

Prototipe Ekskavator Bulan untuk Tambang Helium-3 Diumumkan

Telset.id – Startup antariksa Interlune bersama produsen peralatan industri Vermeer telah memperkenalkan prototipe skala penuh ekskavator bulan untuk menambang helium-3. Alat ini dirancang menggali 100 ton tanah bulan per jam, membuka babak baru penambangan luar angkasa.

Helium-3, isotop langka di Bumi, diperkirakan melimpah di bulan setelah terperangkap dalam regolit selama miliaran tahun. Zat ini bernilai tinggi untuk produksi semikonduktor, teknologi serat optik, superkonduktor, dan potensi energi fusi nuklir. “Standar keandalan di bulan harus ekstra tinggi,” ujar Rob Meyerson, CEO Interlune, dalam pernyataan resmi.

Lomba Industri Antariksa

Vermeer mengklaim prototipe mereka lebih maju dibandingkan kompetitor seperti Komatsu asal Jepang yang memamerkan ekskavator listrik di CES 2025. “Kami menargetkan misi bulan pada 2030,” tegas Gary Lai, CTO Interlune. Kendati tanpa oksigen, mesin elektrik berbasis tenaga surya dinilai solusi ideal untuk lingkungan ekstrem bulan.

Proyek ini mendapat dukungan NASA dan Departemen Energi AS, memperkuat posisi Amerika dalam persaingan penambangan bulan. Sementara itu, Komatsu masih berkutat pada sistem kontrol termal untuk menghadapi suhu -170°C hingga +110°C.

Implikasi Global

Penguasaan helium-3 berpotensi mengubah peta geopolitik dan ekonomi energi global. Interlune memperkirakan operasi komersial bisa dimulai akhir dekade ini, meski tantangan teknis seperti transportasi material ke Bumi masih harus diatasi. Industri antariksa mulai bergerak dari eksplorasi menuju era industrialisasi bulan yang sesungguhnya.

Karyawan Apple Bocorkan Masalah Internal Pengembangan Apple Intelligence

0

Telset.id – Apple Intelligence, sistem kecerdasan buatan (AI) besutan Apple, dinilai tertinggal dari kompetitor seperti Google Gemini dan OpenAI. Keterlambatan ini ternyata disebabkan oleh masalah internal perusahaan, termasuk skeptisisme eksekutif senior terhadap teknologi AI.

Menurut bocoran karyawan Apple, manajemen perusahaan terlambat menyadari potensi AI. Padahal, sejumlah eksekutif lain telah mengingatkan pentingnya pengembangan teknologi ini sejak lebih dari 10 tahun lalu. Salah satu eksekutif senior bahkan disebut sebagai pihak yang paling meragukan masa depan AI.

Baru setelah ChatGPT populer, Apple mulai serius menggarap Apple Intelligence. Kesadaran ini muncul setelah salah satu eksekutif mencoba ChatGPT untuk menulis kode dalam proyek pribadinya. Namun, upaya tersebut dinilai sudah terlambat dibandingkan Google, Meta, dan Amazon yang lebih dulu mengintegrasikan AI ke produk mereka.

Komitmen Privasi Hambat Pelatihan AI

Selain masalah manajemen, Apple juga menghadapi kendala teknis. Perusahaan dikenal ketat dalam melindungi data pengguna, termasuk tidak mengizinkan data iPhone atau Mac digunakan untuk melatih model AI. Kebijakan ini berbeda dengan pendekatan OpenAI yang memanfaatkan data publik.

Apple bahkan memberi kebebasan kepada situs web untuk menolak proses crawl oleh sistem AI mereka. Akibatnya, sumber data pelatihan Apple Intelligence sangat terbatas, memperlambat perkembangannya dibandingkan kompetitor.

Apple Intelligence Masih Terbatas

Apple Intelligence pertama kali diperkenalkan pada September 2024, tetapi hanya tersedia untuk iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max. Keterbatasan ini dinilai kurang menarik bagi konsumen. Beberapa fitur, seperti peningkatan Siri, juga terlambat hadir.

Meski begitu, Apple dikabarkan sedang mempersiapkan integrasi dengan Google Gemini untuk memperkuat kemampuan AI-nya. Selain itu, Apple Intelligence juga akan segera hadir di Vision Pro melalui update OS terbaru.

Dengan berbagai tantangan ini, Apple Intelligence masih harus membuktikan diri bisa bersaing di pasar AI yang semakin ketat. Komitmen terhadap privasi mungkin menjadi keunggulan, tetapi juga bisa menjadi penghambat inovasi.

Bahaya Tersembunyi Login dengan Akun Google atau Facebook

0

Telset.id – Login menggunakan akun Google atau Facebook memang praktis dan menghemat waktu. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat sejumlah risiko keamanan yang sering kali luput dari perhatian pengguna.

Ketika memilih login dengan akun Google atau Facebook, situs pihak ketiga tidak mendapatkan akses ke password Anda. Sebagai gantinya, mereka menerima token digital yang dikeluarkan oleh Google atau Facebook. Token ini berfungsi sebagai bukti bahwa Anda adalah pengguna sah, dan situs akan menggunakan data dasar seperti nama, alamat email, atau foto profil untuk membuat akun secara otomatis.

Meskipun terdengar aman, login dengan akun sosial media tidak sepenuhnya bebas risiko. Saat memberikan izin login, situs tersebut tetap bisa mengakses sebagian informasi pribadi Anda, seperti nama lengkap, email, hingga foto profil. Jika tidak hati-hati, data ini bisa disalahgunakan atau tersebar ke pihak lain.

Risiko Utama Login dengan Akun Sosial Media

Beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Pelacakan Data Pribadi: Situs pihak ketiga dapat mengumpulkan dan memantau aktivitas Anda, bahkan setelah logout.
  • Kebocoran Informasi: Jika terjadi peretasan pada platform Google atau Facebook, data Anda di berbagai layanan yang terhubung juga berisiko bocor.
  • Ketergantungan pada Akun Utama: Jika akun Google atau Facebook diretas atau diblokir, semua layanan yang terhubung ikut terputus.

Terutama untuk Facebook, jika pengaturan privasi tidak dikunci dengan baik, data Anda bisa diakses lebih luas dari yang Anda sadari. Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, password 1 juta pengguna Facebook dicuri oleh aplikasi berbahaya.

Kapan Sebaiknya Menggunakan Login Google atau Facebook?

Penggunaan login pihak ketiga sebaiknya dilakukan hanya pada situs yang tepercaya, memiliki protokol keamanan (https://), dan reputasi baik. Selain itu, pastikan akun Google atau Facebook Anda dilindungi dengan verifikasi dua langkah (2FA) dan password yang kuat.

Jangan lupa untuk rutin memeriksa dan mengatur ulang izin akses aplikasi pihak ketiga di pengaturan akun Anda. Jika menemukan aplikasi mencurigakan, segera cabut aksesnya. Seperti kasus Google Translate palsu yang disusupi malware kripto, selalu waspada terhadap aplikasi tidak resmi.

Dengan memahami risiko dan menerapkan langkah keamanan tambahan, Anda tetap bisa menikmati kemudahan login dengan akun Google atau Facebook tanpa mengorbankan privasi.

Perbedaan WhatsApp GB dan WhatsApp Resmi yang Wajib Diketahui

0

Telset.id – WhatsApp GB menjadi salah satu varian aplikasi pesan yang banyak digunakan, meski bukan versi resmi dari WhatsApp. Pengguna perlu memahami perbedaan WhatsApp GB dan WhatsApp resmi untuk menghindari risiko keamanan yang mungkin timbul.

WhatsApp GB merupakan aplikasi modifikasi atau tiruan dari WhatsApp biasa. Aplikasi ini dikembangkan oleh pihak ketiga tanpa izin dari WhatsApp resmi. Meski memiliki fungsi serupa, seperti berkirim pesan, WhatsApp GB termasuk dalam kategori aplikasi ilegal.

Perbedaan Utama WhatsApp GB dan WhatsApp Resmi

Perbedaan pertama terletak pada pengembangnya. WhatsApp resmi dikembangkan langsung oleh perusahaan WhatsApp, sementara WhatsApp GB dibuat oleh pengembang independen tanpa otorisasi. Hal ini membuat WhatsApp GB berstatus ilegal.

Kedua, WhatsApp GB tidak tersedia di toko aplikasi resmi seperti Play Store atau App Store. Pengguna harus mengunduh file APK langsung dari situs pengembang. Proses ini berpotensi membahayakan keamanan perangkat.

Dari segi fitur, WhatsApp GB menawarkan beberapa kelebihan yang tidak ada di versi resmi, seperti kemampuan melihat pesan dan status yang sudah dihapus. Namun, fitur-fitur ini justru bisa melanggar privasi pengguna lain.

Selain WhatsApp GB, ada beberapa varian modifikasi lain yang beredar, seperti WhatsApp Aero, WhatsApp Yo, WhatsApp Plus, dan FMWhatsApp. Semua aplikasi ini memiliki risiko keamanan yang sama.

Risiko Menggunakan WhatsApp GB

Penggunaan WhatsApp GB berpotensi menyebabkan akun diblokir permanen oleh WhatsApp. Selain itu, aplikasi ini tidak menjamin keamanan data pengguna, sehingga rentan terhadap penyalahgunaan informasi pribadi.

WhatsApp resmi terus memperbarui fitur-fitur keamanannya, termasuk enkripsi end-to-end yang tidak selalu tersedia di versi modifikasi. Untuk pengalaman yang lebih aman, disarankan tetap menggunakan WhatsApp versi resmi.

AI Perparah Kesenjangan Gender di Dunia Kerja, Risiko Wanita 3 Kali Lipat

0

Telset.id – Laporan terbaru Organisasi Buruh Internasional (ILO) PBB mengungkap dampak mengkhawatirkan dari adopsi AI di dunia kerja. Di negara berpenghasilan tinggi seperti AS, risiko otomatisasi pekerjaan wanita mencapai 9,6 persen – tiga kali lebih tinggi dibanding pria yang hanya 3,5 persen.

Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun 2023, ketika risiko otomatisasi untuk wanita masih 7,8 persen dan pria 2,9 persen. “Jenis pekerjaan administratif, klerek, dan entri data yang banyak digeluti wanita sangat rentan digantikan AI,” jelas laporan ILO seperti dikutip Telset.id.

Dampak Berlapis di Pasar Kerja

Studi menemukan satu dari tiga pekerja di negara kaya menghadapi “tingkat paparan tertentu” terhadap otomatisasi, lebih tinggi dari rata-rata global satu dari empat. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan tren penggantian pekerja manusia oleh AI di berbagai sektor.

Kesenjangan Upah yang Semakin Melebar

Meski jam kerja antara gender mulai seimbang, ILO mencatat wanita masih menghabiskan lebih banyak waktu untuk tugas rumah tangga dibanding pria. Kombinasi faktor ini, ditambah ancaman otomatisasi, berpotensi memperlebar kesenjangan upah yang sudah ada.

Laporan ini memperkuat temuan sebelumnya tentang bias gender dalam AI. Sistem otomatis cenderung mereplikasi ketimpangan dalam data pelatihan, seperti terlihat dalam teknologi rekrutmen berbasis AI yang diskriminatif.

ILO menyerukan perlunya kebijakan proaktif untuk melindungi pekerja wanita, termasuk pelatihan ulang dan regulasi penggunaan AI di tempat kerja. Tanpa intervensi, revolusi AI berisiko mengikis pencapaian kesetaraan gender selama beberapa dekade.

Throne: Startup AI Ini Bawa Revolusi ke Toilet Anda

0

Telset.id – Sebuah startup asal Austin, Texas, bernama Throne sedang mengembangkan toilet pintar berbasis AI yang bisa menganalisis kesehatan penggunanya melalui kotoran dan urine. Perusahaan ini baru saja mengantongi pendanaan senilai $4 juta dari para investor, termasuk atlet terkenal Lance Armstrong.

Throne menawarkan solusi unik dengan memasang kamera di toilet yang terhubung ke aplikasi smartphone. Sistem ini mampu memantau berbagai indikator kesehatan seperti skor aliran urine, pola pencernaan, hingga tingkat hidrasi tubuh.

“Saatnya berhenti membuang data berharga,” tulis Throne di situs resminya. Perusahaan mengklaim teknologi mereka bisa memberikan “skor aliran urine personal” dengan menganalisis suara aliran urine dan mengubahnya menjadi data yang mudah dibaca.

Untuk pengguna apartemen atau rumah yang berbagi toilet, Throne menyediakan fitur pengenalan pengguna melalui Bluetooth. “Cukup buat profil individu di aplikasi kami, dan berkat Bluetooth, Throne tahu persis siapa yang sedang menggunakan,” jelas perusahaan.

Produk ini sedang dalam tahap pre-order dengan harga $399 plus biaya berlangganan bulanan $5.99. Meski terdengar aneh, teknologi semacam ini bisa bermanfaat bagi penderita penyakit kronis seperti Crohn atau masalah hati.

Lance Armstrong, mantan juara Tour de France yang pernah didiagnosis kanker testis, menjadi salah satu investor awal. Beberapa jenis kanker memang bisa dideteksi melalui perubahan kebiasaan buang air kecil, menurut American Cancer Society.

Throne bukan toilet pintar pertama di pasaran. Sebelumnya, sudah ada beberapa toilet pintar yang menawarkan fitur serupa, termasuk yang bisa membersihkan diri otomatis atau bahkan diajak bernyanyi.

Namun, kehadiran Throne juga memicu pertanyaan tentang tren kesehatan digital yang semakin mengarah pada pemantauan berlebihan terhadap fungsi tubuh. Di tengah hype teknologi kesehatan, masalah struktural dalam sistem kesehatan seringkali terabaikan.

Bocoran Nyata Pixel 10: Terekam Saat Syuting Iklan di Vancouver

Telset.id – Jika Anda mengira bocoran smartphone hanya berasal dari benchmark atau dokumen internal, bersiaplah terkejut. Pixel 10, ponsel flagship Google yang belum dirilis, baru saja “berbicara” sendiri melalui sebuah syuting iklan di Vancouver. Seorang pengguna X bernama Mark Teasdale secara tak sengaja menemukan lokasi syuting tersebut dan membagikan buktinya ke dunia.

Dalam unggahannya, Teasdale menunjukkan foto-foto proses produksi yang melibatkan 20 kru, lensa makro khusus, dan rig kamera Panavision. Yang paling mencolok? Sebuah storyboard dengan tulisan jelas “Pixel 10”. Ini bukan render atau sketsa, melainkan bukti langsung bahwa Google sedang mempersiapkan kampanye besar untuk penerus Pixel 9.

Proses syuting iklan Pixel 10 di Vancouver

Desain yang Tak Banyak Berubah

Dari foto yang beredar, Pixel 10 mempertahankan bahasa desain khas Google: camera bar horizontal di bagian belakang. Ini sejalan dengan bocoran sebelumnya tentang Pixel 10 Pro XL yang juga menunjukkan konsistensi estetika. Namun, ada detail menarik—sebuah modul tambahan yang diduga merupakan sensor suhu, fitur yang sebelumnya hanya ada di versi Pro/Ultra.

Kabarnya, Google tidak akan mengubah hardware kamera utama pada seri Pro. Alih-alih, mereka mengandalkan Tensor G5 dan peningkatan algoritma pemrosesan gambar. Strategi ini mirip dengan pendekatan mereka di Google Photos Ultra HDR, di mana software menjadi penentu kualitas akhir.

Upgrade dan Downgrade Kamera

Model dasar Pixel 10 dikabarkan akan mendapat lensa telefoto 11MP (sensor Samsung 3J1), langkah signifikan mengingat seri non-Pro sebelumnya selalu mengandalkan digital zoom. Namun, ada trade-off: sensor utama GN1 digantikan oleh GN8 yang lebih kecil, sementara sensor ultrawide turun ke level IMX712—sama seperti yang digunakan di Pixel 9a.

Apakah ini keputusan yang tepat? Mengingat Google baru saja menangani masalah garansi baterai Pixel 7a, perubahan spesifikasi kamera ini berisiko memicu kritik. Namun, jika Tensor G5 benar-benar mampu mengompensasi lewat AI, mungkin pengguna tak akan merasakan perbedaannya.

Syuting iklan yang bocor ini bukan hanya mengungkap desain, tapi juga menunjukkan betapa Google serius memposisikan Pixel 10 sebagai penantang utama di pasar flagship. Dengan event Android khusus sebelum I/O 2025, kita mungkin tak perlu menunggu lama untuk konfirmasi resmi.

Xiaomi Pad 7 Ultra vs Galaxy Tab S10 Ultra: Tablet Raksasa Mana yang Lebih Unggul?

Telset.id – Pasar tablet berlayar besar memang tak sering mengalami perubahan signifikan. Hanya dalam hitungan bulan, kita baru melihat kehadiran pemain baru di segmen ini. Kali ini, Xiaomi meluncurkan Pad 7 Ultra sebagai opsi terbaru bagi mereka yang mencari tablet Android premium berukuran besar. Sebelumnya, pilihan konsumen lebih terbatas pada Samsung Galaxy Tab S10 Ultra.

Dengan kedua tablet raksasa ini kini hadir berdampingan, pertanyaannya adalah: mana yang lebih layak menjadi pilihan Anda? Mari kita telusuri perbandingan mendalam antara Xiaomi Pad 7 Ultra dan Samsung Galaxy Tab S10 Ultra.

Desain dan Ketahanan

Kedua tablet ini jelas berukuran sangat besar. Xiaomi Pad 7 Ultra memiliki dimensi 305.8 x 207.5 x 5.1mm, sementara Samsung Tab S10 Ultra bahkan lebih besar dengan 326.4 x 208.6 x 5.4mm. Jangan harap bisa memasukkan keduanya ke dalam saku – mereka jelas membutuhkan ruang khusus di tas Anda.

Dari segi bobot, Xiaomi lebih unggul dengan berat hanya 609g, jauh lebih ringan dibandingkan Samsung yang mencapai 718g untuk versi Wi-Fi atau 723g untuk model 5G. Xiaomi juga lebih tipis 0.3mm, memberikan kesan lebih ramping. Namun, Samsung memprioritaskan ketahanan dengan bahan armor aluminum dan sertifikasi IP68 untuk ketahanan terhadap debu dan air.

Untuk stylus, kedua tablet mendukung pena digital. Xiaomi menggunakan pena magnetik yang dijual terpisah, sementara Samsung menghadirkan S Pen dengan fitur lebih lengkap termasuk Bluetooth, gyro, accelerometer, dan latency hanya 2.8ms. S Pen jelas lebih canggih, meski mungkin hanya akan terasa manfaatnya bagi Anda yang sering menggambar atau mencatat secara intensif.

Layar: Kualitas vs Ukuran

Samsung menawarkan panel Dynamic AMOLED 2X berukuran 14.6 inci, sedikit lebih besar dari layar 14.0 inci AMOLED milik Xiaomi. Namun, Xiaomi unggul dalam resolusi dengan 2136 x 3200 piksel (~275 ppi) dibandingkan 1848 x 2960 piksel (~239 ppi) pada Samsung.

Xiaomi juga mengklaim layarnya lebih terang dengan puncak kecerahan 1600 nits, didukung Dolby Vision, HDR10+, dan HDR Vivid. Samsung hanya menawarkan HDR10+ tanpa dukungan Dolby Vision. Keduanya memiliki refresh rate 120Hz, tetapi orientasinya berbeda – Xiaomi lebih fokus pada kreator konten yang butuh ketajaman dan akurasi warna, sementara Samsung lebih ke penggunaan umum dan produktivitas.

Performa: Pertarungan Chipset

Xiaomi Pad 7 Ultra hadir dengan chipset Xring O1 buatan sendiri, prosesor 3nm dengan CPU 10-core berkecepatan 3.7GHz dan GPU Immortalis-G925 MC16. Spesifikasi ini jelas menempatkannya di jajaran teratas performa mobile. Xiaomi Xring O1 adalah upaya serius Xiaomi untuk bersaing dengan Snapdragon dan MediaTek di segmen high-end.

Samsung menggunakan MediaTek Dimensity 9300+, chipset 4nm dengan CPU octa-core dan GPU Immortalis-G720 MC12. Di atas kertas, setup Xiaomi lebih unggul dengan lebih banyak core dan clock speed lebih tinggi (3.7GHz vs 3.4GHz). Namun, optimasi software Samsung melalui One UI mungkin membuat pengalaman pengguna tetap mulus untuk tugas sehari-hari.

Kamera, Audio, dan Konektivitas

Untuk kamera, Xiaomi menggunakan sensor utama 50MP di belakang dan 32MP ultrawide di depan, sementara Samsung memilih setup 13MP + 8MP ultrawide di belakang dan dual 12MP di depan. Namun, mari kita jujur – siapa yang benar-benar menggunakan tablet untuk fotografi serius?

Di bagian audio, Xiaomi lebih agresif dengan delapan speaker Hi-Res audio, mengalahkan empat speaker AKG-tuned milik Samsung. Xiaomi juga mendukung Bluetooth 5.4 dan Wi-Fi 7, sedikit lebih baru dibanding Bluetooth 5.3 dan Wi-Fi 7 pada Samsung. Namun, Samsung menawarkan GPS dan eSIM (pada varian seluler) yang tidak dimiliki Xiaomi.

Penyimpanan dan Baterai

Kedua tablet tersedia dalam konfigurasi 256GB/12GB RAM, 512GB/12GB RAM, dan 1TB/16GB RAM. Keunggulan Samsung adalah slot microSD untuk ekspansi penyimpanan, fitur yang tidak dimiliki Xiaomi.

Untuk baterai, Xiaomi unggul dengan kapasitas 12000mAh dan dukungan pengisian cepat 120W, plus reverse charging 7.5W. Samsung hanya menawarkan baterai 11200mAh dengan charging maksimal 45W – terasa sangat lambat dibandingkan Xiaomi.

Kesimpulan: Pilihan Tergantung Kebutuhan

Xiaomi Pad 7 Ultra jelas lebih baru, lebih tipis, dan secara teori lebih bertenaga. Ia menawarkan pengisian daya lebih cepat, layar lebih tajam, dan sistem audio lebih lengkap. Harga juga kemungkinan lebih terjangkau, meski Xiaomi belum mengumumkan harga globalnya.

Di sisi lain, Galaxy Tab S10 Ultra menawarkan pengalaman software lebih matang, ketahanan lebih baik, S Pen lebih canggih, dan dukungan software jangka panjang. Jika Anda mencari tablet berorientasi performa dengan spesifikasi tinggi dan tidak masalah dengan kemungkinan keanehan software, Pad 7 Ultra menarik. Tapi jika Anda menginginkan pengalaman lebih aman dan terjamin, Samsung masih unggul.

Keduanya memang “Ultra” dalam nama, tetapi bagaimana itu diterjemahkan dalam penggunaan sehari-hari sangat tergantung pada kebutuhan spesifik Anda. Untuk update harian seputar gadget terkini, kunjungi terus section Gizmo Telset.id.

Android 16 Bakal Hadirkan Pengaturan Kecerahan Flashlight Native, Fitur yang Dinanti Pengguna Pixel

Telset.id – Jika Anda pengguna setia Google Pixel dan kerap kesal dengan keterbatasan flashlight yang terlalu redup, kabar gembira datang dari Android 16. Bocoran terbaru mengindikasikan, sistem operasi teranyar Google ini akan menghadirkan pengaturan kecerahan flashlight native—sebuah fitur yang selama ini hanya bisa diakses lewat aplikasi pihak ketiga.

Dilansir dari kanal Telegram Google News, Android 16 QPR 1 akan mengintegrasikan kontrol kecerahan flashlight langsung di level OS. Fitur ini memanfaatkan API yang sebenarnya sudah diperkenalkan sejak Android 13, tetapi sebelumnya hanya bisa diakses oleh aplikasi bawaan Google seperti Kamera dan Magnifier. Kini, pengguna bisa menikmatinya lewat slider “Flashlight Strength” di panel Quick Settings.

Xiaomi Android 16 eligible device list

Bagaimana cara kerjanya? Cukup ketuk sisi kanan dari tile flashlight yang bisa diubah ukurannya, maka slider pengaturan kecerahan akan muncul. Bocoran screenshot menunjukkan antarmuka yang bersih dengan toggle dan slider intuitif. Ini adalah solusi elegan untuk masalah lama: flashlight Pixel yang cenderung redup, kemungkinan besar karena pertimbangan thermal mengingat pendinginan LED yang pasif.

Selama ini, pengguna yang ingin flashlight lebih terang harus mengandalkan aplikasi seperti FlashDim. Namun, dengan implementasi native dari Google—yang dijadwalkan rilis pertengahan 2025—pengalaman menggunakan flashlight akan lebih mulus dan terintegrasi. Meski demikian, perlu diingat bahwa penggunaan intensif pada kecerahan maksimal berpotensi mempercepat degradasi LED, sebagaimana tercantum dalam disclaimer aplikasi pihak ketiga.

Fitur ini bukan satu-satunya pembaruan menarik di Android 16. Sistem operasi ini juga menghadirkan tile Quick Settings yang bisa diubah ukurannya, meningkatkan fleksibilitas bagi pengguna. Meski bocoran ini berfokus pada perangkat Pixel, besar kemungkinan produsen smartphone lain akan mengadopsi fitur serupa di kemudian hari.

Lantas, apakah fitur ini akan benar-benar “bersinar” atau justru meredup karena batasan thermal? Jawabannya akan terungkap saat Android 16 QPR 1 resmi dirilis. Sementara itu, bagi Anda yang ingin tetap update dengan perkembangan terbaru, bergabunglah dengan komunitas Telegram kami atau berlangganan newsletter harian untuk cerita teknologi terbaik.

Ingin tahu lebih banyak tentang inovasi terbaru di dunia smartphone? Simak juga artikel kami tentang 5 perubahan smartphone yang bisa redakan migrain dan mata lelah atau ulasan mendalam tentang OnePlus X dengan harga terjangkau dan performa memukau.

Cara Transfer Data dari Android ke iPhone Tanpa Ribet dan Gratis

0

Telset.id – Pindah dari Android ke iPhone seringkali dianggap ribet, terutama soal transfer data. Padahal, dengan metode yang tepat, Anda bisa memindahkan kontak, pesan, foto, dan file penting lainnya dengan mudah—bahkan tanpa biaya sepeser pun!

Apple memahami betapa pentingnya pengalaman mulus saat beralih platform. Itulah mengapa mereka mengembangkan solusi khusus bernama Move to iOS. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa alternatif lain yang tak kalah praktis? Mari kita kupas tuntas.

Move to iOS: Solusi Resmi dari Apple

Transferring files from Android to iPhone with Move to iOS

Aplikasi Move to iOS merupakan senjata utama Apple untuk menarik pengguna Android. Dengan antarmuka yang sederhana, proses transfer bisa dilakukan dalam beberapa langkah mudah:

  1. Pastikan iPhone Anda belum disetel. Jika sudah, reset dulu ke pengaturan pabrik.
  2. Saat proses setup iPhone, pilih opsi “From Android” di layar “Transfer Your Apps & Data”.
  3. Unduh Move to iOS di perangkat Android melalui Google Play Store.
  4. Buka aplikasi di Android, ikuti petunjuk hingga muncul kode 6 digit di iPhone.
  5. Masukkan kode tersebut di Android, lalu pilih data yang ingin ditransfer.

Menariknya, Move to iOS tak hanya memindahkan kontak dan pesan, tapi juga riwayat panggilan, kalender, bahkan beberapa aplikasi yang tersedia di kedua platform. Namun, seperti dijelaskan dalam artikel sebelumnya di Telset.id, terkadang ada kendala seperti pesan grup yang tidak utuh atau kontak yang terduplikasi.

LocalSend: Transfer File Lokal yang Super Cepat

Transferring files from Android to iPhone using LocalSend

Jika Anda hanya perlu memindahkan beberapa file tertentu, LocalSend bisa menjadi solusi yang lebih fleksibel. Aplikasi open-source ini bekerja seperti magic—tanpa kabel, tanpa biaya, dan tanpa batasan ukuran file.

Berikut cara kerjanya:

  • Instal LocalSend di kedua perangkat (tersedia gratis di Play Store dan App Store)
  • Pastikan keduanya terhubung ke jaringan WiFi yang sama
  • Di perangkat Android, pilih file yang ingin dikirim
  • Temukan nama iPhone Anda di daftar perangkat yang tersedia
  • Konfirmasi penerimaan di iPhone, dan voila! File langsung terkirim

Keunggulan LocalSend terletak pada kecepatan transfer yang bisa mencapai kecepatan maksimal jaringan WiFi Anda. Cocok untuk memindahkan koleksi foto liburan atau dokumen kerja yang besar.

Cloud Storage: Solusi untuk Transfer Bertahap

Bagi yang tak terburu-buru, layanan cloud seperti Google Drive atau Dropbox menawarkan fleksibilitas lebih. Anda bisa mengunggah data dari Android kapan saja, lalu mengunduhnya ke iPhone saat sudah siap.

Metode ini sangat ideal untuk:

  • Membackup data sebelum pindah perangkat
  • Transfer file secara selektif
  • Situasi dimana kedua perangkat tidak bisa digunakan bersamaan

Dengan perkembangan teknologi seperti yang dibahas dalam artikel tentang iPhone 18, transfer data antar perangkat akan semakin mudah di masa depan.

Email: Solusi Darurat untuk File Penting

Butuh memindahkan satu dokumen penting secepat mungkin? Email tetap menjadi pilihan yang tak pernah ketinggalan zaman. Cukup lampirkan file di email dari Android, lalu buka email yang sama di iPhone.

Meski terkesan kuno, metode ini memiliki beberapa kelebihan:

  • Tidak perlu instal aplikasi tambahan
  • Bisa dilakukan kapan saja, bahkan sebelum membeli iPhone
  • File tetap tersimpan di inbox sampai Anda menghapusnya

Pilihan transfer data dari Android ke iPhone kini semakin beragam. Mulai dari solusi resmi Apple hingga alternatif praktis, semuanya memiliki keunggulan masing-masing. Yang penting, pastikan Anda memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perangkat.

Cara Mudah Menghubungkan Headphone Bluetooth ke PS4

0

Telset.id – Bermain game di PS4 akan lebih seru dengan headphone Bluetooth. Namun, tahukah Anda bahwa menghubungkan headphone nirkabel ke konsol Sony ini tidak semudah di perangkat lain? Simak panduan lengkapnya di sini!

PlayStation 4 (PS4) memang tidak dirancang untuk kompatibilitas Bluetooth yang luas seperti smartphone atau laptop. Namun, jangan khawatir, ada beberapa cara untuk mengakalinya. Mulai dari koneksi langsung hingga menggunakan adaptor USB, kami akan bahas semuanya.

Berikut adalah tiga metode yang bisa Anda coba untuk menikmati audio game tanpa gangguan kabel.

1. Menghubungkan Headphone Bluetooth Langsung ke PS4

Sony tidak menyediakan daftar resmi perangkat Bluetooth yang didukung. Namun, sebagian besar headphone nirkabel seharusnya bisa bekerja dengan PS4. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Nyalakan headphone Bluetooth dan aktifkan mode pairing. Jika tidak tahu caranya, cek manual yang disertakan.
  2. Pada PS4, buka Settings di menu utama.
  3. Pilih Devices.
  4. Pilih Bluetooth Devices.
  5. Pilih headphone Anda dari daftar untuk menghubungkannya ke PS4.

Select Bluetooth Devices.

Jika headphone tidak muncul, coba reset headphone atau konsol. Anda juga bisa mencoba metode alternatif berikut.

2. Menghubungkan Headphone ke Controller PS4

Jika metode pertama gagal, Anda bisa menggunakan kabel audio dengan mikrofon bawaan (biasanya disertakan dalam paket headphone Bluetooth). Berikut caranya:

  1. Hubungkan headphone dan controller PS4 dengan kabel audio, lalu nyalakan headphone.
  2. Pada PS4, buka Settings.
  3. Pilih Devices.
  4. Pilih Bluetooth Devices.
  5. Pilih headphone Anda untuk mengaktifkannya.

Select your compatible headset from the list to pair it with the PS4.

Setelah terhubung, pastikan audio diarahkan ke headphone dengan langkah berikut:

  1. Buka Devices > Audio Devices.
  2. Pilih Output Device.
  3. Pilih Headphones Connected to Controller.
  4. Atur volume sesuai preferensi.
  5. Pilih Output to Headphones dan pilih All Audio.

3. Menggunakan Adaptor USB untuk Headphone Bluetooth

Jika tidak memiliki kabel audio dan headphone tidak terdeteksi melalui Bluetooth bawaan PS4, solusinya adalah menggunakan adaptor USB Bluetooth. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Masukkan adaptor Bluetooth ke port USB yang tersedia di PS4.
  2. Buka Settings > Devices > Audio Devices.
  3. Pilih Output Device.
  4. Pilih USB Headset.
  5. Atur volume dan pastikan output audio diarahkan ke headphone.

Select Output Device.

FAQ: Masalah Umum dan Solusinya

Q: Bagaimana menghilangkan noise statis di headphone PS4?

Jauhkan perangkat elektronik lain dari headphone untuk mengurangi interferensi. Jika masalah berlanjut, coba reset controller PS4.

Q: Bagaimana mengatasi echo di headphone PS4?

Turunkan volume mikrofon dengan membuka Settings > Sound > Devices > Adjust Microphone Level.

Q: Kenapa tidak ada suara di headphone PS4?

Pastikan output audio diarahkan ke headphone dengan memilih All Audio di menu Output to Headphones.

Dengan panduan ini, Anda bisa menikmati pengalaman gaming tanpa kabel yang lebih nyaman di PS4. Jika masih mengalami masalah, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan headphone baru yang lebih kompatibel.

Cara Tercepat Transfer Data PS4 ke PS5: Panduan Lengkap

0

Telset.id – Baru saja membeli PlayStation 5 dan ingin memindahkan semua data dari PS4 lama Anda? Proses transfer data antara kedua konsol ini ternyata bisa dilakukan dengan beberapa metode, mulai yang paling cepat hingga alternatif praktis. Artikel ini akan membahas cara transfer data PS4 ke PS5 secara lengkap, termasuk tips mempercepat prosesnya.

Migrasi ke generasi terbaru konsol Sony seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan malah membingungkan. Untungnya, Sony telah menyediakan beberapa opsi untuk memindahkan data Anda, baik melalui koneksi jaringan, cloud storage, maupun perangkat USB. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Sebelum memulai, pastikan kedua konsol Anda terhubung ke jaringan yang sama dan memiliki pembaruan sistem terbaru. Jika Anda menggunakan fitur Cloud Storage, pastikan juga akun PlayStation Plus Anda aktif. Mari kita bahas satu per satu metode transfer data ini.

Transfer Data Langsung Antarkonsol

Metode pertama dan paling komprehensif adalah transfer langsung antara PS4 dan PS5. Cara ini memungkinkan Anda memindahkan hampir semua data, termasuk game, save file, dan pengaturan sistem.

PS5 Data Transfer feature searching for PS4 console.

Berikut langkah-langkahnya:

  1. Nyalakan PS5 dan masuk ke profil yang sama dengan PS4
  2. Buka Settings > System > System Software > Data Transfer
  3. Baca peringatan yang muncul dan klik Continue
  4. Nyalakan PS4 dan masuk ke profil yang sama
  5. PS5 akan mulai mencari PS4 di jaringan yang sama
  6. Jika tidak ditemukan, pastikan kedua konsol terhubung ke jaringan yang sama
  7. Setelah PS4 terdeteksi, tekan tombol power PS4 selama 1 detik sampai berbunyi bip
  8. Anda memiliki waktu 5 menit untuk menyelesaikan langkah ini

Setelah PS4 restart, Anda akan melihat daftar file save di layar PS5. Pilih data yang ingin ditransfer dengan mencentang file individual atau pilih Select All untuk memindahkan semuanya. Klik Next untuk melanjutkan.

Selecting PS4 games and apps to transfer to PS5 with checkmark and Next highlighted

PS5 akan menampilkan perkiraan waktu transfer. Jika terlalu lama, Anda bisa membatalkan dan memilih file yang lebih sedikit. Klik Start Transfer untuk memulai proses. Penting untuk tidak mematikan salah satu konsol selama transfer berlangsung.

Metode Tercepat: Cloud Storage

Jika Anda hanya ingin memindahkan save file game, metode tercepat adalah menggunakan Cloud Storage PlayStation Plus. Namun, fitur ini memerlukan langganan aktif PlayStation Plus.

Uploading PS4 saved data to Cloud Storage with Upload to Online Storage highlighted

Pertama, pastikan semua save file di PS4 sudah diunggah ke cloud:

  1. Di PS4, buka Settings > Application Saved Data Management > Saved Data in System Storage
  2. Pilih Upload to Online Storage
  3. Anda bisa memilih file individual atau tekan Options untuk memilih beberapa sekaligus
  4. Klik Upload setelah selesai memilih

Setelah file di cloud, unduh ke PS5:

  1. Di PS5, buka Settings > Saved Data and Game/App Settings > Save Data (PS4) > Cloud Storage
  2. Pilih Download to Console Storage
  3. Pilih file yang ingin dipindahkan dan klik Download

Untuk memastikan file sudah terunduh, buka Settings > Storage > Saved Data in the Console Storage > PS4 Games. Di sini Anda bisa melihat semua save file PS4 yang ada di PS5.

Transfer via Perangkat USB

Alternatif lain adalah menggunakan perangkat USB seperti flashdisk atau hard drive eksternal. Metode ini berguna jika Anda tidak memiliki PlayStation Plus atau ingin memindahkan data secara offline.

Checking Saved Data in System Storage on PS4 with message highlighted

Berikut caranya:

  1. Sambungkan perangkat USB ke PS4
  2. Buka Settings > Application Saved Data Management > Saved Data in System Storage
  3. Pilih Copy to USB Storage Device
  4. Pilih file yang ingin dipindahkan dan klik Copy
  5. Setelah selesai, cabut perangkat USB dan sambungkan ke PS5
  6. Di PS5, buka Settings > Saved Data and Game/App Settings > Saved Data (PS4)
  7. Pilih USB Drive > Copy to Console Storage

Perlu dicatat bahwa beberapa game PS4 tidak kompatibel dengan PS5. Sebelum transfer, pastikan game yang ingin Anda pindahkan bisa dimainkan di PS5. Jika mengalami masalah koneksi antara kedua konsol, coba restart router atau gunakan koneksi kabel LAN untuk transfer yang lebih stabil.

Dengan berbagai metode di atas, migrasi ke PS5 seharusnya menjadi proses yang mulus. Pilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda, apakah itu transfer lengkap, hanya save file, atau menggunakan media eksternal. Selamat menikmati pengalaman gaming di generasi terbaru PlayStation!