Beranda blog Halaman 67

Microsoft Rilis Fitur Shader Canggih untuk Xbox Ally, Game Lebih Lancar

0

Telset.id – Pernahkah Anda merasa kesal karena harus menunggu lama saat pertama kali menjalankan game PC? Atau mengalami lag tiba-tiba di tengah sesi gaming seru? Microsoft punya solusi yang mungkin akan mengubah pengalaman bermain game di perangkat handheld. Perusahaan teknologi raksasa itu sedang mengembangkan fitur “advanced shader delivery” untuk ASUS ROG Xbox Ally yang dijanjikan akan membuat loading game lebih cepat dan bebas stutter.

Fitur baru ini diumumkan bersamaan dengan pengumuman tanggal peluncuran handheld Xbox pertama dan sistem kompatibilitas baru Microsoft untuk memeriksa apakah game akan berjalan baik di perangkat handheld. Bagi gamer PC, masalah shader stutter bukan hal asing. Ini adalah masalah yang tidak terjadi di konsol karena hardware mereka yang seragam, namun menjadi tantangan tersendiri di dunia PC gaming.

Ilustrasi teknologi shader delivery pada handheld gaming

Bagaimana sebenarnya sistem shader delivery baru Microsoft bekerja? Berbeda dari metode konvensional dimana shader diunduh saat game pertama kali diluncurkan, sistem Microsoft “memuat shader game selama proses download”. Pendekatan revolusioner ini menurut perusahaan akan memungkinkan game diluncurkan hingga 10 kali lebih cepat, “berjalan lebih mulus, dan menggunakan lebih sedikit baterai pada sesi pertama bermain”.

Namun, seperti banyak inovasi di industri gaming, sistem shader delivery baru ini memerlukan adopsi dari developer game. Artinya, tidak semua game akan langsung merasakan manfaatnya saat peluncuran pertama. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi Microsoft untuk meyakinkan developer agar mengintegrasikan teknologi baru mereka.

Inisiatif Microsoft ini bukan datang tanpa alasan. Dalam dunia dimana konsol Xbox rumah semakin mirip dengan PC Windows, perusahaan mungkin sedang membuat perbaikan yang bisa dimanfaatkan nanti. Upaya untuk menyederhanakan kompleksitas dan ketidakefisienan yang bisa ditambahkan Windows 11 ke dalam gaming jelas menjadi prioritas.

Selain fitur shader delivery, Microsoft juga mengungkapkan bahwa versi handheld Windows mereka akan “meminimalkan aktivitas latar belakang dan menunda tugas non-esensial” untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke permainan game. Akses yang lebih mudah ke fitur seperti Game Bar dan software Armoury Crate ASUS juga menjadi bagian dari paket lengkap pengalaman gaming yang diusung.

Lalu, bagaimana dengan masa depan handheld gaming? Dengan kolaborasi antara Lenovo dan Xbox yang juga sedang berlangsung, industri handheld gaming mungkin sedang menuju era baru. Microsoft jelas serius ingin membuat handheld mereka sukses, dan kerja keras mereka dalam mengembangkan fitur-fitur seperti advanced shader delivery membuktikan komitmen tersebut.

Bagi para gamer yang penasaran dengan perangkat terbaru ini, ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi telah diumumkan dengan spesifikasi yang menjanjikan. Namun, perlu diingat bahwa kesuksesan perangkat ini tidak hanya bergantung pada hardware semata, tetapi juga pada optimasi software seperti fitur shader delivery yang sedang dikembangkan.

Di sisi lain, kompetisi di pasar handheld gaming semakin ketat. Dengan Valve yang membuka instalasi SteamOS untuk handheld Windows, pilihan bagi konsumen semakin beragam. Microsoft harus memastikan bahwa solusi mereka benar-benar memberikan nilai tambah yang signifikan.

Pertanyaan besarnya: Akankah fitur advanced shader delivery ini menjadi game-changer yang diharapkan? Hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi satu hal pasti – Microsoft sedang berusaha keras untuk membawa pengalaman konsol yang mulus ke dunia handheld PC gaming. Dan bagi kita para gamer, itu adalah kabar baik yang patut dinantikan.

Cara Mudah Berbagi Musik Spotify ke Instagram Stories dan Notes

0

Telset.id – Pernahkah Anda mendengar lagu yang begitu menggugah hingga ingin segera membagikannya ke teman-teman? Kini, berbagi musik favorit dari Spotify ke Instagram menjadi lebih mudah dan menyenangkan berkat fitur terbaru yang diluncurkan oleh kedua platform ini. Dengan hampir 700 juta pengguna Spotify di seluruh dunia, kolaborasi ini tentu menjadi angin segar bagi para pecinta musik.

Bayangkan: Anda sedang mendengarkan lagu andalan dari artis favorit, dan dengan beberapa ketukan, lagu tersebut bisa langsung muncul di Instagram Stories atau Notes. Tidak hanya itu, teman-teman Anda pun dapat langsung membuka lagu tersebut di Spotify tanpa harus mencari manual. Sungguh praktis, bukan?

Fitur ini tidak hanya memudahkan pengguna, tetapi juga memperkuat integrasi antara dua raksasa media sosial dan streaming musik. Sebelumnya, berbagi musik dari Spotify ke Instagram mungkin terasa sedikit ribet. Namun, dengan pembaruan ini, semuanya menjadi lebih intuitif dan real-time. Mari kita telusuri lebih dalam bagaimana cara memanfaatkannya.

Cara Berbagi Lagu Spotify ke Instagram Stories

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah membuka aplikasi Spotify dan memilih lagu yang ingin dibagikan. Setelah itu, tap ikon share yang biasanya terletak di bawah cover album. Dari opsi yang muncul, pilih Instagram Stories. Secara otomatis, aplikasi akan membuka Instagram dan menampilkan pratinjau Stories dengan music sticker yang menampilkan cuplikan lagu.

Yang menarik, cuplikan lagu ini bukan sekadar gambar statis. Ketika teman Anda melihat Stories tersebut, mereka dapat mengetuk music sticker untuk langsung membuka lagu di Spotify. Ini berarti pengalaman berbagi menjadi lebih interaktif dan langsung terhubung. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel Fitur Music Stickers akan Hadir di Instagram Stories, fitur ini memang dirancang untuk meningkatkan engagement.

Tampilan berbagi lagu Spotify ke Instagram Stories

Jika Anda masih merasa bingung, jangan khawatir. Kami telah menyiapkan panduan lengkap dalam artikel Cara Unggah Lagu Spotify di Instagram Stories yang bisa Anda baca untuk langkah demi langkah yang lebih detail.

Berbagi Musik Langsung melalui Instagram Notes

Selain Stories, Instagram Notes juga kini mendukung integrasi dengan Spotify. Fitur ini memungkinkan Anda menunjukkan kepada teman-teman apa yang sedang Anda dengarkan secara real-time. Caranya cukup sederhana: buka Instagram, akses bagian Notes, dan ketuk ikon musik (music note).

Di audio browser, pilih opsi “Share from Spotify”. Notes Anda akan otomatis memperbarui dan menampilkan lagu yang sedang diputar. Uniknya, jika Anda tidak sedang mendengarkan apa pun, Notes akan menampilkan lagu berikutnya yang Anda putar dalam 30 menit ke depan. Jadi, pastikan Anda memilih lagu yang tepat, ya!

Share what you're listening to in real time.

Teman-teman Anda dapat mengetuk Notes tersebut untuk menambahkan lagu ke likes mereka di Spotify. Ini adalah cara yang brilian untuk berbagi rekomendasi musik tanpa harus mengirim pesan satu per satu. Integrasi semacam ini menunjukkan bagaimana platform media sosial terus berevolusi untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan konektivitas yang lebih dalam.

Integrasi yang Lebih Mudah dari Spotify ke Instagram

Tidak hanya dari sisi Instagram, Spotify juga mempermudah integrasi ke Instagram. Ketika Anda berbagi lagu yang sedang diputar dari aplikasi Spotify, akan muncul ikon Notes baru di samping opsi berbagi Instagram lainnya. Ini membuat proses berbagi menjadi lebih cepat dan efisien.

Fitur-fitur ini telah tersedia secara global untuk pengguna iOS dan Android. Jadi, tidak peduli perangkat apa yang Anda gunakan, Anda dapat menikmati kemudahan berbagi musik ini. Kolaborasi antara Spotify dan Instagram bukanlah hal baru, tetapi pembaruan ini membawa hubungan mereka ke level yang lebih tinggi.

Sebagai informasi, integrasi semacam ini juga sedang dikembangkan untuk platform lain. Seperti yang kami laporkan dalam Instagram Sebar Fitur NFT di Lebih dari 100 Negara, Instagram terus memperluas fitur-fitur inovatifnya untuk menjaga relevansi di pasar yang kompetitif.

Jadi, tunggu apa lagi? Segera coba fitur ini dan bagikan lagu favorit Anda ke teman-teman di Instagram. Siapa tahu, Anda justru akan menemukan komunitas dengan selera musik yang sama!

Spotify dan Instagram Kian Mesra: Berbagi Musik Lebih Mudah

0

Telset.id – Bayangkan Anda sedang mendengarkan lagu andalan di Spotify, lalu ingin membagikannya ke Instagram dengan cara yang lebih personal dan interaktif. Kini, impian itu menjadi kenyataan. Spotify dan Instagram baru saja mengumumkan integrasi fitur yang memungkinkan pengguna berbagi musik dengan lebih mudah dan menarik. Dengan basis pengguna hampir 700 juta, langkah ini bukan sekadar kolaborasi biasa—melainkan strategi cerdas untuk memperkuat ekosistem digital musik dan sosial.

Integrasi ini hadir dalam dua fitur utama yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman berbagi konten musik. Yang pertama adalah kemampuan untuk menyertakan cuplikan lagu saat membagikan trek Spotify ke Instagram Stories. Tak hanya sekadar pratinjau, fitur ini memungkinkan teman atau pengikut Anda untuk langsung membuka lagu tersebut di aplikasi Spotify hanya dengan mengetuk stiker musik yang muncul. Ini adalah langkah maju yang signifikan dibandingkan metode berbagi sebelumnya yang cenderung statis dan kurang interaktif.

Cuplikan lagu Spotify di Instagram Stories

Fitur kedua, yang tak kalah menarik, adalah integrasi dengan Instagram Notes. Sekarang, Anda bisa menunjukkan secara real-time lagu apa yang sedang didengarkan melalui fitur catatan singkat ini. Caranya mudah: saat membuat note, ketuk ikon musik, lalu pilih opsi “Share from Spotify”. Yang membuatnya istimewa, catatan ini akan terus diperbarui otomatis sesuai lagu yang diputar—bahkan jika Anda tidak sedang mendengarkan sesuatu, catatan akan menampilkan lagu berikutnya yang diputar dalam 30 menit ke depan. Jadi, pilihan lagu Anda benar-benar merepresentasikan suasana hati saat itu.

Share what you're listening to in real time.

Di sisi lain, integrasi juga diperkuat dari aplikasi Spotify. Kini, saat berbagi lagu yang sedang diputar, muncul ikon Notes baru di samping opsi berbagi Instagram lainnya. Ini memudahkan pengguna untuk langsung membagikan lagu ke Notes tanpa harus melalui proses yang berbelit.

Lantas, apa implikasi dari kolaborasi ini? Pertama, dari sisi pengguna, fitur ini jelas mempermudah ekspresi musikal di platform sosial. Musik selalu menjadi bagian penting dari identitas digital—dengan fitur ini, pengguna bisa lebih otentik dalam menunjukkan selera atau mood mereka. Kedua, bagi Spotify dan Instagram, ini adalah cara untuk saling menguatkan. Spotify mendapatkan eksposur lebih besar melalui Instagram, sementara Instagram menambah nilai interaktif bagi penggunanya.

Fitur ini telah tersedia secara global untuk pengguna iOS dan Android. Jadi, apakah Anda sudah mencobanya? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Trump Mobile T1: Fakta di Balik Klaim Smartphone AS yang Kontroversial

0

Telset.id – Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang diklaim “Made in USA” ternyata hanya ilusi digital belaka? Itulah yang terjadi dengan Trump Mobile T1, proyek ponsel yang sejak pengumuman Juni lalu telah memicu gelombang skeptisisme dan tawa di kalangan pengamat teknologi. Bagaimana mungkin sebuah perusahaan bisa menjanjikan produk yang bahkan belum ada wujud nyatanya?

Dari klaim awal yang menyatakan ponsel ini diproduksi di Amerika Serikat, hingga penghapusan diam-diam label “Made in USA” dari situs resminya, Trump Mobile telah menunjukkan pendekatan yang semakin tidak masuk akal. Yang lebih mencengangkan, berdasarkan investigasi AppleInsider, ponsel T1 itu sendiri ternyata tidak benar-benar ada. Promosi yang beredar hanyalah hasil editan foto dari smartphone lain yang diubah menjadi warna emas.

Misalnya, di situs web Trump Mobile, terpampang gambar yang diduga kuat adalah Revvl 7 Pro 5G yang diedit secara amatir. Sementara itu, iklan Instagram mereka menampilkan apa yang mirip dengan iPhone 16 Pro Max, lengkap dengan branding Trump Mobile yang ditumpangkan. Dan yang terbaru, unggahan di X minggu ini justru menunjukkan Samsung Galaxy S25 Ultra dengan casing buatan Spigen—dengan logo perusahaan Korea Selatan itu masih terlihat samar di balik render bendera Amerika.

Perbandingan gambar promosi Trump Mobile T1 dengan smartphone asli

Respons Spigen terhadap penggunaan gambar mereka tanpa izin mungkin mewakili perasaan banyak orang: “??? bro what.” Kalimat singkat itu seolah menggambarkan betapa absurdnya seluruh situasi ini. Bayangkan, sebuah perusahaan aksesori ternama justru “dijadikan bagian” dari kampanye produk yang bahkan belum dipastikan keberadaannya.

Ini bukan pertama kalinya nama Donald Trump dikaitkan dengan kontroversi di dunia teknologi. Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel Makin Panas, Trump Larang China Mobile Masuk Amerika, kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan teknologi selama masa kepemimpinannya seringkali menuai pro dan kontra. Bahkan, seperti diungkap dalam Donald Trump Minta Apple Pindahkan Pabrik ke AS, ada keinginan kuat untuk membawa produksi teknologi kembali ke tanah Amerika.

Lalu, apa sebenarnya yang terjadi dengan Trump Mobile? Apakah ini sekadar strategi marketing yang gagal, atau mungkin upaya untuk memanfaatkan sentimen “America First” yang masih kuat di kalangan tertentu? Yang jelas, janji produk teknologi yang “dibuat di AS” memang selalu menarik perhatian, mengingat sebagian besar produksi smartphone dunia didominasi oleh China dan negara-negara Asia lainnya.

Namun, ketika janji itu tidak disertai dengan bukti nyata—bahkan gambar promosi pun harus “mencuri” dari produk lain—maka kredibilitas seluruh proyek dipertanyakan. Konsumen yang awalnya mungkin tertarik dengan gagasan smartphone Amerika, akhirnya justru disuguhi pertunjukan smoke and mirrors yang lebih mirip lelucon daripada inovasi teknologi.

Trump Mobile T1 ad showing a Samsung phone in a Spigen case

Dalam industri yang didorong oleh inovasi dan transparansi, pendekatan seperti ini tidak hanya merugikan konsumen tetapi juga merusak kepercayaan terhadap merek-merek yang benar-benar serius dalam mengembangkan produk teknologi. Bagaimana mungkin masyarakat bisa mempercayai klaim “Made in USA” jika yang ditunjukkan justru gambar smartphone Samsung dengan casing Spigen?

Pelajaran apa yang bisa diambil dari kasus Trump Mobile T1? Mungkin yang terpenting adalah bahwa dalam era digital ini, konsumen semakin cerdas dan kritis. Mereka tidak mudah tertipu oleh gambar-gambar editan atau janji-janji kosong. Seperti dalam dunia game mobile dimana pemain mengharapkan hero baru yang benar-benar inovatif—seperti yang dibahas dalam 8 Hero Mobile Legend Terbaru 2020, Siap Mencobanya?—konsumen smartphone juga mengharapkan produk yang nyata dan berkualitas.

Jadi, sebelum Anda tertarik dengan klaim “revolusioner” atau “Made in USA”, ada baiknya melakukan pengecekan fakta lebih dalam. Karena seperti kata pepatah, jika sesuatu terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, mungkin memang itu tidak nyata.

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite: Duel Chipset Flagship 2025

0

Telset.id – Anda penggemar berat smartphone flagship? Jika iya, pasti tak asing dengan dua nama besar dalam dunia chipset mobile: Exynos dari Samsung dan Snapdragon dari Qualcomm. Tahun ini, kedua raksasa ini kembali beradu dengan produk andalannya, Exynos 2400 dan Snapdragon 8 Elite. Mana yang lebih unggul? Mari kita kupas tuntas.

Performa chipset seringkali menjadi penentu utama pengalaman menggunakan smartphone, mulai dari multitasking hingga gaming. Exynos 2400, yang diumumkan awal 2024, sudah menghadirkan lompatan signifikan dibanding pendahulunya. Sementara Snapdragon 8 Elite, yang diluncurkan Oktober 2024, datang dengan klaim sebagai chipset paling powerful di kelas flagship. Keduanya menjanjikan kecepatan, efisiensi, dan fitur AI mutakhir. Tapi, benarkah Snapdragon masih menjadi raja, atau Exynos berhasil mengejar ketertinggalan?

Artikel ini akan membedah kedua chipset ini dari segi spesifikasi, benchmark, serta performa nyata. Kami akan melihat tidak hanya angka-angka mentah, tetapi juga bagaimana mereka berperforma dalam penggunaan sehari-hari. Jadi, jika Anda sedang mempertimbangkan smartphone flagship terbaru, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.

Benchmark: Snapdragon 8 Elite Unggul Jelas

Dalam tes AnTuTu, Snapdragon 8 Elite menunjukkan keunggulan yang cukup signifikan. Chipset Qualcomm ini mencetak skor total 2.209.476, sementara Exynos 2400 berada di angka 1.712.489—selisih sekitar 29%. Ini bukan hanya sekadar angka; ini mencerminkan performa yang lebih responsif, loading aplikasi yang lebih cepat, dan pengalaman pengguna yang lebih mulus.

Perbedaan terlihat di semua aspek. Pada CPU, Snapdragon unggul 42% dengan skor 574.518 berbanding 405.345. Artinya, chipset Qualcomm lebih handal dalam menangani tugas-tugas berat dan multitasking. GPU juga menjadi medan pertempuran sengit: Snapdragon mencetak 842.351, sedangkan Exynos 662.563—selisih 27% yang sangat terasa saat gaming atau rendering grafis intensif.

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite AnTuTu score

Tak ketinggalan, memori dan UX juga dimenangkan Snapdragon. Skor memori 437.621 vs 350.139 dan UX 354.986 vs 294.442 menunjukkan bahwa Qualcomm memang serius menghadirkan pengalaman terbaik bagi penggunanya. Tapi, jangan buru-buru mengesampingkan Exynos; chipset buatan Samsung ini masih sangat kompetitif dan sudah jauh lebih baik dari generasi sebelumnya.

Di Geekbench, gap semakin terlihat. Snapdragon 8 Elite meraih 3.179 (single-core) dan 10.114 (multi-core), sementara Exynos 2400 hanya 2.016 dan 6.683. Itu berarti Qualcomm unggul 57% di single-core dan 51% di multi-core. Single-core performance sangat krusial untuk responsivitas harian, sedangkan multi-core berperan dalam multitasking dan aplikasi berat.

Exynos 2400 vs Snapdragon 8 Elite Geekbench score

Namun, benchmark bukan segalanya. Faktor lain seperti efisiensi daya, fitur kamera, dan konektivitas juga turut bermain. Jadi, meski Snapdragon unggul dalam angka, Exynos punya nilai jual lainnya yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda.

Spesifikasi Teknis: Beda Arsitektur, Beda Kekuatan

Exynos 2400 diproduksi dengan proses 4nm dari Samsung, sedangkan Snapdragon 8 Elite menggunakan teknologi 3nm TSMC yang lebih mutakhir. Proses yang lebih kecil biasanya berarti efisiensi lebih baik dan performa lebih tinggi, dan itu terbukti dalam benchmark.

CPU Exynos 2400 memiliki konfigurasi 10-core yang tidak biasa: satu Cortex-X4, lima Cortex-A720, dan empat Cortex-A520. Snapdragon 8 Elite “hanya” punya 8-core Oryon, tetapi masing-masing core ini lebih powerful dan cepat. Kecepatan clock yang lebih tinggi pada Snapdragon memberikan tambahan performa yang signifikan.

Di sisi GPU, Exynos 2400 mengandalkan Xclipse 940 berbasis arsitektur AMD RDNA 3, dengan dukungan ray tracing generasi kedua untuk gaming yang lebih imersif. Snapdragon 8 Elite datang dengan Adreno 830 yang 40% lebih cepat dan efisien dari pendahulunya, plus fitur Snapdragon Elite Gaming seperti Super Resolution 2.0 dan Frame Motion Engine 2.0.

Kedua chipset juga dilengkapi NPU canggih untuk AI on-device. Fitur ini meningkatkan kemampuan kamera, gaming, pemrosesan suara, dan bahkan pembuatan konten personal. Jadi, baik Exynos maupun Snapdragon siap menghadirkan pengalaman AI yang mumpuni.

Dari segi memori dan penyimpanan, keduanya mendukung LPDDR5X dan UFS 4.0, though Snapdragon menawarkan kecepatan memori yang sedikit lebih tinggi (hingga 5.3GHz vs 4.2GHz). Ini mungkin tidak terlalu terasa dalam penggunaan sehari-hari, tetapi bisa membuat perbedaan dalam scenario tertentu.

Kamera dan Konektivitas: Di Mana Mereka Beda?

Keduanya mendukung kamera hingga 320MP dan perekaman 8K, tetapi ada perbedaan dalam fitur dan implementasi. Exynos 2400 bisa merekam dengan empat kamera sekaligus dan punya noise reduction untuk kondisi low-light. Snapdragon 8 Elite memiliki AI ISP yang bekerja sama dengan NPU untuk pemrosesan gambar dan video real-time yang lebih cerdas.

Snapdragon juga menawarkan fitur kamera seperti Truepic, Video Super Resolution, dan Bokeh Engine 2. Jadi, meski spesifikasi dasarnya mirip, pengalaman memotret bisa sangat berbeda tergantung optimasi dan fitur perangkat lunak.

Di konektivitas, Exynos 2400 unggul dalam kecepatan unduh dan unggah 5G (12.1Gbps/3.67Gbps vs 10Gbps/3.5Gbps). Tapi Snapdragon 8 Elite mendukung Wi-Fi 7 dan Bluetooth 6.0 yang lebih baru, dibandingkan Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.3 pada Exynos. Wi-Fi 7 menawarkan kecepatan puncak 5.8Gbps dan stabilitas yang lebih baik, yang bisa sangat berguna untuk gaming dan streaming.

Jadi, pilihan antara Exynos dan Snapdragon mungkin tergantung pada prioritas Anda: kecepatan 5G maksimal atau konektivitas nirkabel yang lebih mutakhir.

Perlu diingat, chipset bukan satu-satunya faktor penentu performa smartphone. Optimasi perangkat lunak, cooling system, dan integrasi dengan hardware lain juga berperan besar. Itulah mengapa beberapa smartphone dengan chipset yang sama bisa memberikan pengalaman yang berbeda.

Sebagai contoh, realme P3 5G membuktikan bahwa optimasi software bisa menghadirkan performa flagship bahkan di segmen mid-range. Sementara realme P4 Pro 5G menunjukkan bahwa desain dan fitur premium tidak harus mahal.

Dan jangan lupa, persaingan chipset mobile terus memanas. Google Pixel 11 dikabarkan akan menggunakan chipset 2nm, yang bisa mengubah peta persaingan di masa depan. Jadi, apa yang hari ini terlihat sebagai keunggulan, besok mungkin sudah tertandingi.

Kesimpulannya, Exynos 2400 adalah lompatan besar bagi Samsung dan cukup powerful untuk kebanyakan pengguna. Tapi jika Anda menginginkan performa terbaik tanpa kompromi, Snapdragon 8 Elite masih yang terdepan. Pilihan akhir kembali kepada kebutuhan dan budget Anda—karena bagaimanapun, chipset hanyalah salah satu bagian dari puzzle smartphone ideal.

Samsung S26 Bakal Pakai Exynos 2600, Kembali ke Chipset In-House

0

Telset.id – Apa jadinya jika Samsung memutuskan untuk kembali mengandalkan chipset buatan sendiri di lini flagship-nya? Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Galaxy S26 akan menjadi titik balik strategis bagi raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut. Setelah beberapa tahun bergantung pada Qualcomm untuk seri premiumnya, Samsung dikabarkan akan melirik Exynos 2600 berbasis 2nm untuk sebagian besar model S26.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Biaya komponen yang terus meroket, terutama sejak kehadiran Snapdragon 8 Elite, membuat Samsung harus mencari cara untuk mempertahankan margin keuntungan. Menurut laporan dari media Korea yang dikutip SamMobile, biaya pengadaan chipset untuk divisi DX Samsung naik 29,2% pada paruh pertama 2025. Kenaikan ini sebagian besar disumbang oleh harga Snapdragon 8 Elite yang digunakan di Galaxy S25 dan Galaxy Z Fold 7.

Dengan Exynos 2600, Samsung tidak hanya berharap dapat memangkas biaya, tetapi juga memperkuat bisnis semikonduktornya sendiri. Chipset ini diproduksi menggunakan proses 2nm di foundry Samsung, dan diklaim memiliki desain CPU 10-core serta efisiensi daya yang lebih baik. Namun, tantangan seperti yield chip yang masih sekitar 40%—jauh di bawah TSMC yang mencapai 60%—menjadi hambatan serius yang harus diatasi.

Mengapa Samsung Kembali ke Exynos?

Alasan di balik keputusan Samsung untuk kembali menggunakan Exynos di seri Galaxy S26 sangatlah kompleks. Di satu sisi, tekanan biaya dari Qualcomm dan TSMC semakin tinggi. Harga chip Snapdragon terus naik, sementara biaya produksi 3nm di TSMC juga tidak murah. Di sisi lain, Samsung memiliki ambisi besar untuk menjadi pemain utama di industri foundry, dan menggunakan chip sendiri di produk flagship adalah langkah strategis untuk mewujudkannya.

Selain itu, kesuksesan Exynos 2500 di Galaxy Z Flip 7 membuka jalan bagi kepercayaan diri yang lebih besar. Untuk pertama kalinya, Samsung berani menggunakan chipset in-house di perangkat foldable, dan respons pasar terbilang positif. Jika Exynos 2600 bisa menawarkan performa yang kompetitif—terutama dalam hal efisiensi termal dan daya—maka langkah ini bisa menjadi game-changer bagi Samsung.

Tantangan dan Harapan untuk Exynos 2600

Meski menjanjikan, Exynos 2600 masih harus membuktikan diri di lapangan. Isu efisiensi dan panas yang kerap melekat pada chipset Exynos sebelumnya menjadi concern utama. Apalagi, yield produksi yang masih rendah bisa berdampak pada ketersediaan dan konsistensi kualitas chip. Samsung perlu bekerja ekstra keras untuk memastikan bahwa Exynos 2600 tidak hanya hemat biaya, tetapi juga andal dalam penggunaan sehari-hari.

Produksi massal Exynos 2600 direncanakan dimulai pada November 2025, memberikan waktu yang cukup bagi Samsung untuk menyempurnakan chipset ini sebelum peluncuran Galaxy S26 di awal 2026. Jika semua berjalan sesuai rencana, Exynos 2600 akan digunakan di Galaxy S26 Pro dan S26 Edge (atau S26 Air), sementara S26 Ultra tetap mengandalkan Snapdragon 8 Elite 2.

Bagi konsumen, keputusan Samsung ini bisa berarti dua hal: harga yang lebih terjangkau atau performa yang lebih baik—atau keduanya. Tapi yang pasti, persaingan antara Exynos dan Snapdragon akan semakin panas, dan kita semua yang akan menikmati hasilnya.

Jadi, apakah Anda siap menyambut kembalinya Exynos di jajaran flagship Samsung? Bagaimana pendapat Anda tentang langkah strategis ini? Bagikan di kolom komentar dan jangan lupa ikuti update terbaru seputar teknologi hanya di Telset.id.

Google Pixel 10 dengan Tensor G5: Chipset Terkuat untuk AI On-Device

0

Telset.id – Bayangkan smartphone yang bisa memahami Anda lebih baik dari asisten pribadi, mengambil foto sempurna dalam kondisi cahaya apapun, dan melindungi data Anda seperti benteng pertahanan. Itulah yang dihadirkan Google melalui Pixel 10 series dengan Tensor G5 – chipset paling ambisius mereka sepanjang sejarah.

Setelah meninggalkan Samsung dan beralih ke TSMC, Google membuktikan bahwa keputusan strategis mereka membuahkan hasil nyata. Tensor G5 yang dibangun dengan proses 3 nm ini bukan sekadar upgrade inkremental, melainkan lompatan kuantum dalam hal performa, efisiensi, dan kemampuan AI. Bagi Anda yang haus inovasi, inilah revolusi yang selama ini ditunggu.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat Tensor G5 begitu spesial? Mari kita bedah layer by layer seperti ahli bedah silicon yang membedah jantung sebuah processor.

Performance Upgrade: Bukan Hanya Angka, Tapi Pengalaman

Tensor G5 menghadirkan peningkatan dramatis dalam hal raw power. TPU (Tensor Processing Unit) baru 60% lebih powerful dibanding generasi sebelumnya, sementara CPU-nya 34% lebih cepat secara rata-rata. Ini bukan sekadar klaim marketing – proses 3 nm TSMC memungkinkan lebih banyak transistor dipadatkan dalam ruang yang sama, menghasilkan efisiensi termal dan konsumsi daya yang jauh lebih baik.

Yang lebih mengesankan, Google memasukkan hardware keamanan khusus langsung ke dalam Tensor G5. Perlindungan dimulai sejak tahap manufacturing hingga penggunaan sehari-hari, menciptakan ecosystem security yang komprehensif. Ini jawaban atas kekhawatiran banyak pengguna tentang kerentanan perangkat modern.

Revolusi AI On-Device: Gemini Nano dan Masa Depan yang Lebih Privat

Inilah mahakarya sebenarnya dari Tensor G5. Untuk pertama kalinya dalam sejarah mobile computing, sebuah chipset mampu menjalankan model Gemini Nano sepenuhnya on-device. Artinya? Pixel 10 bisa menangani fitur AI generatif tanpa bergantung pada cloud – lebih cepat, lebih privat, dan lebih efisien.

Gemini Nano berjalan 2.6x lebih cepat dan dua kali lebih efisien dengan Tensor G5. Ini memungkinkan fitur-fitur canggih seperti Pixel Screenshots yang mengorganisir tangkapan layar secara otomatis, Recorder dengan transkripsi real-time, Magic Cue untuk saran kontekstual, Call Notes dengan actions, Voice Translate yang akurat, dan Personal Journal yang pribadi.

Bahkan fitur praktis seperti Scam Detection dan editing suara alami di Gboard berjalan lebih baik berkat kekuatan pemrosesan AI lokal. Ini bukan lagi sekadar teknologi masa depan – ini kenyataan yang tersedia di genggaman Anda.

Fotografi yang Lebih Cerdas, Hasil yang Lebih Manusiawi

Pixel selalu dikenal dengan kemampuan kameranya yang legendaris, dan Tensor G5 membawanya ke level baru. Pixel 10 Pro menggunakan Image Signal Processor yang benar-benar baru, menghadirkan peningkatan signifikan dalam kualitas foto dan video.

Motion deblur yang lebih efektif, video 10-bit secara default pada 1080p dan 4K30, serta sistem Real Tone yang diperbarui untuk reproduksi skin tone yang lebih akurat – semuanya didukung oleh Tensor G5. Fitur Add Me, Auto Best Take, dan Pro Res Zoom yang memperluas zoom hingga 100x dengan detail lebih tajam menunjukkan betapa seriusnya Google dalam hal computational photography.

Yang paling innovatif? Camera app sekarang menyertakan C2PA Content Credentials, dibuat on-device menggunakan Tensor G5 dan chip keamanan Titan M2 untuk metadata terverifikasi. Di era deepfake dan misinformasi, fitur ini bukan lagi kemewahan – tapi kebutuhan.

Meski dengan semua upgrade performa dan fitur canggih ini, setiap Pixel 10 tetap menyuguhkan lebih dari 30 jam masa pakai baterai. Google membuktikan bahwa efisiensi dan power bisa berjalan beriringan tanpa kompromi.

Dengan Tensor G5, Google tidak hanya mengejar ketinggalan dari kompetitor – mereka sedang menetapkan standar baru untuk apa yang bisa dilakukan sebuah smartphone. Ini bukan sekadar processor, tapi fondasi untuk pengalaman mobile masa depan.

ROG Xbox Ally dan Ally X Resmi Rilis, Hadir dengan Spesifikasi Gahar

0

Telset.id – Dunia handheld gaming bakal segera kedatangan dua pemain baru yang siap mengguncang pasar. ASUS Republic of Gamers (ROG) secara resmi mengumumkan kehadiran ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X, yang akan tersedia mulai 16 Oktober 2025 mendatang. Kedua perangkat ini akan dipamerkan dan bisa dicoba untuk pertama kalinya di Gamescom 2025, bersamaan dengan peluncuran lineup laptop ROG tahun 2025.

Bagi Anda yang sudah menantikan kehadiran handheld gaming dengan sentuhan Xbox, kabar ini tentu menjadi angin segar. Tidak hanya hadir dengan spesifikasi yang menggiurkan, kolaborasi antara ASUS ROG dan Xbox ini juga menjanjikan pengalaman gaming yang lebih optimal dan mulus. Seperti yang pernah kami bahas sebelumnya dalam artikel tentang pengumuman resmi Xbox Ally, kerja sama ini memang sudah dinantikan banyak gamer.

Ketersediaan kedua perangkat ini pun cukup luas. Pada peluncuran perdana, ROG Xbox Ally dan Ally X akan dijual di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Jepang, Jerman, Kanada, serta beberapa negara lain di Asia, Eropa, dan Timur Tengah. Namun, ada sedikit perbedaan untuk pasar China: hanya Ally X yang akan tersedia pada Oktober 2025, sementara versi standar Ally baru akan meluncur pada awal 2026. Negara-negara seperti Brasil, India, Indonesia, dan Thailand akan menyusul kemudian. Soal harga dan detail pre-order? Tunggu saja pengumuman dalam beberapa minggu ke depan.

ASUS ROG XBOX ALLY

Spesifikasi yang Bikin Ngiler

Mari kita bahas lebih dalam soal spesifikasi kedua handheld ini. ROG Xbox Ally ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen Z2 A dengan empat core Zen 2, delapan thread, dan delapan core GPU RDNA 2. Perangkat ini dilengkapi dengan RAM 16GB LPDDR5X-6400, SSD M.2 512GB, dan baterai 60Wh. Cukup solid untuk gaming handheld di kelas menengah.

Tapi jika Anda menginginkan yang lebih gahar, ROG Xbox Ally X adalah jawabannya. Handheld ini menggunakan prosesor AMD Ryzen AI Z2 Extreme dengan delapan core Zen 5 dan 16 thread, 16 core GPU RDNA 3.5, serta dilengkapi NPU (Neural Processing Unit). Memori yang dibawanya juga lebih besar, yakni 24GB LPDDR5X-8000, ditambah SSD M.2 1TB dan baterai 80Wh. Performa yang dijanjikan pasti bakal memuaskan para gamer yang haus akan kecepatan dan ketahanan baterai.

Kolaborasi antara ASUS dan Microsoft dalam menghadirkan handheld gaming ini bukanlah hal yang sepenuhnya mengejutkan. Seperti yang pernah kami ulas dalam artikel tentang kolaborasi Lenovo dan Xbox, tren handheld gaming memang sedang naik daun dan banyak brand besar yang ingin ambil bagian.

Optimasi Gaming yang Lebih Cerdas

Xbox tidak main-main dalam memastikan pengalaman gaming di handheld ini berjalan mulus. Mereka telah bekerja sama dengan developer game untuk memastikan ribuan judul PC dapat berjalan optimal di ROG Xbox Ally dan Ally X. Setiap game akan dilabeli “Handheld Optimized” atau “Mostly Compatible”. Label pertama menandakan game siap dimainkan dengan kontrol, resolusi, dan kejelasan teks yang sesuai. Sementara label kedua berarti game mungkin membutuhkan sedikit penyesuaian pengaturan.

Fitur lain yang tak kalah menarik adalah dukungan advanced shader delivery di aplikasi Xbox. Fitur ini memungkinkan shader diunduh terlebih dahulu selama proses download game, sehingga game bisa dimulai hingga sepuluh kali lebih cepat dan mengurangi stutter. Bonusnya? Baterai jadi lebih hemat. Pada Ally X, kehadiran NPU akan menghadirkan fitur AI baru mulai awal 2026, termasuk automatic super resolution upscaling dan AI highlight reels.

Kedua handheld ini akan kompatibel dengan berbagai game populer seperti DOOM: The Dark Ages, Final Fantasy VII Remake Intergrade, Gears of War: Reloaded, Hogwarts Legacy, dan Roblox. Jadi, baik Anda penggemar game berat maupun casual, ada sesuatu untuk dinikmati di sini.

Peluncuran ROG Xbox Ally dan Ally X semakin mengukuhkan betapa seriusnya ASUS dan Microsoft dalam meramaikan pasar handheld gaming. Seperti yang pernah kami bahas dalam artikel tentang peluncuran resmi keduanya, langkah ini bisa menjadi game changer di industri gaming.

Jadi, siapkah Anda menyambut dua handheld anyar yang menjanjikan performa gahar dan pengalaman gaming yang lebih optimal? Tunggu saja tanggal mainnya di Oktober 2025, dan pastikan Anda tidak ketinggalan info pre-order-nya. Siapa tahu, ini bisa jadi teman gaming baru yang setia menemani petualangan Anda.

Google Pixel 10 Hadirkan Daily Hub, Mirip Samsung Now Brief?

0

Telset.id – Google baru saja meluncurkan jajaran Pixel 10 dengan seperangkat alat AI terbaru, namun satu fitur baru menarik perhatian khusus karena pendekatannya yang terasa familiar. “Daily Hub,” yang diperkenalkan dalam acara Made by Google, terlihat sangat mirip dengan Samsung Now Brief yang diluncurkan awal tahun ini bersama Galaxy S25.

Apakah ini bentuk persaingan langsung antara dua raksasa teknologi? Atau sekadar kebetulan belaka? Yang jelas, Google tampaknya tak mau ketinggalan dalam lomba personalisasi perangkat. Daily Hub hadir sebagai umpan yang dipersonalisasi dan diperbarui sepanjang hari, tersedia di seluruh model Pixel 10, termasuk Pixel 10 Pro, Pixel 10 Pro XL, dan Pixel 10 Pro Fold.

Cukup dengan menggesek dari layar beranda atau mengetuk ikonnya, pengguna dapat mengakses jadwal, prakiraan cuaca, pengingat, berita utama, daftar putar, dan banyak lagi. Google mengklaim bahwa AI “Magic Cue” mereka bahkan dapat mengambil detail berguna dari email dan pesan untuk menampilkan hal-hal seperti pengingat tagihan atau tugas yang harus diselesaikan.

Ekosistem vs. Ekosistem: Siapa yang Lebih Unggul?

Meski konsepnya mirip, implementasinya memiliki perbedaan mendasar. Samsung Now Brief lebih terikat erat dengan ekosistem Samsung, misalnya mengambil statistik kesehatan dari jam tangan Galaxy. Sementara Google, setidaknya untuk saat ini, fokus pada penyatuan layanannya sendiri seperti Kalender, Berita, dan YouTube Music.

Google belum mengonfirmasi apakah Daily Hub akan mendukung integrasi pihak ketiga saat peluncuran. Namun, bagi pengguna yang sudah terikat dengan ekosistem Google, fitur ini bisa menjadi nilai tambah yang signifikan. Bayangkan semua layanan Google yang Anda gunakan sehari-hari terintegrasi dalam satu hub yang mudah diakses.

Lebih dari Sekadar Fitur: Strategi Google Melawan Samsung

Dengan membawa Daily Hub ke lini Pixel, Google memposisikan diri langsung melawan pendekatan personalisasi berbasis AI Samsung. Meski konsepnya tidak sepenuhnya baru, integrasi ketat Google di seluruh aplikasinya sendiri dapat memberikan keunggulan bagi pengguna yang sudah terkunci dalam ekosistem perusahaan.

Semua model Pixel 10 dilengkapi dengan Android 16 dan chip Tensor G5 baru, bersama Gemini Live untuk fitur AI percakapan. Harga mulai dari $799 untuk Pixel 10 dan naik hingga $1.799 untuk Pixel 10 Pro Fold, dengan ketersediaan dimulai segera setelah acara.

Bagi Anda yang tertarik dengan smartphone dengan performa tinggi, mungkin ingin membandingkan dengan pilihan lain di pasaran. Seperti Asus Zenfone 8 yang menawarkan ukuran mini dengan performa besar, atau berbagai pilihan di segmen menengah seperti Oppo A74 yang mengandalkan sektor baterai.

Pertanyaannya sekarang: akankah Daily Hub menjadi pembeda yang cukup kuat untuk menarik pengguna beralih dari Samsung? Atau justru menjadi bukti bahwa inovasi di dunia smartphone semakin sering saling meniru? Yang pasti, persaingan antara Google dan Samsung dalam hal personalisasi AI semakin memanas, dan yang diuntungkan tentu saja kita sebagai konsumen.

Honor Magic V Flip 2 Resmi: Baterai Raksasa dan Kamera 200MP

0

Telset.id – Pasar ponsel lipat semakin panas, dan kali ini Honor tidak mau tinggal diam. Mereka baru saja meluncurkan Honor Magic V Flip 2 di China, sebuah clamshell foldable yang siap bersaing langsung dengan Samsung Galaxy Z Flip 7 dan Motorola Razr 60 Ultra. Apa yang membuat ponsel ini begitu istimewa? Dua hal: baterai besar dan kamera beresolusi tinggi.

Jika Anda sering kesal karena ponsel lipat cepat habis, Honor punya solusinya. Magic V Flip 2 dibekali baterai silicon-carbon berkapasitas 5.500mAh—yang terbesar di kelasnya. Bayangkan, Anda bisa menggunakan ponsel seharian tanpa khawatir kehabisan daya. Bahkan, ia mendukung pengisian cepat 80W, pengisian nirkabel 50W, dan reverse wireless charging 7.5W. Jadi, selain tahan lama, Anda juga bisa mengisi ulang dengan sangat cepat.

Di sektor kamera, Honor tidak main-main. Ponsel ini membawa sensor utama 200MP dengan aperture f/1.9 dan stabilisasi optik (OIS), ditambah lensa ultrawide 50MP dengan sudut pandang 120 derajat. Untuk selfie, ada kamera depan 50MP. Dengan kombinasi seperti ini, Magic V Flip 2 memiliki sistem kamera paling ambisius di antara ponsel lipat sejenis. Cocok untuk Anda yang hobi fotografi namun ingin tetap praktis membawa ponsel.

Layarnya juga tak kalah mengesinkan. Layar dalam berukuran 6,82 inci dengan panel LTPO OLED, resolusi 2868×1232, refresh rate 120Hz, dan kecerahan puncak hingga 5.000 nits. Sementara layar luarnya berukuran 4,0 inci dengan resolusi 1200×1092 dan kecerahan 3.600 nits. Jadi, baik dalam kondisi terang maupun gelap, tampilan tetap jernih dan nyaman dilihat.

Dapur pacunya didukung chipset Snapdragon 8 Gen 3 dari Qualcomm, dengan RAM hingga 16GB dan penyimpanan internal 1TB. Ponsel ini menjalankan MagicOS 9.0.1 berbasis Android 15, dan dilengkapi fitur AI seperti AI-assisted photo editing, AI Smart Cutout, dan AI Stylized—mirip dengan yang ditawarkan Google pada Pixel 10 series. Jadi, pengeditan foto jadi lebih mudah dan intuitif.

Dari segi ketahanan, Magic V Flip 2 memiliki rating IP58/IP59 dan sertifikasi durability dari SGS. Ia juga dilengkapi dual speaker, Wi-Fi 7, Bluetooth 5.3, dan NFC. Tersedia dalam warna Purple, White, Gray, dan edisi terbatas Blue. Untuk varian, Anda bisa memilih antara 12GB+256GB, 12GB+512GB, 12GB+1TB, dan 16GB+1TB.

Harga Magic V Flip 2 di China dimulai dari CNY 5.499 (sekitar Rp 11,8 juta), dan penjualannya akan dimulai pada 28 Agustus. Sayangnya, ketersediaan global belum dikonfirmasi. Namun, dengan kombinasi baterai besar, kamera canggih, dan layar berkualitas tinggi, ponsel ini berpotensi menjadi pesaing kuat jika Honor memutuskan untuk meluncurkannya secara internasional.

Perkembangan teknologi ponsel lipat memang semakin menarik. Seperti yang kita lihat dari bocoran Samsung Galaxy Z Fold 7, persaingan tidak hanya soal desain, tapi juga fitur dan daya tahan. Bahkan, inovasi baterai seperti pada Magic V Flip 2 sejalan dengan tren yang diprediksi akan melompat besar, seperti yang dibahas dalam artikel tentang teknologi baterai smartphone.

Jadi, apakah Honor Magic V Flip 2 layak ditunggu? Tergantung pada kebutuhan Anda. Jika Anda menginginkan ponsel lipat dengan baterai tahan lama dan kamera berkualitas tinggi, ini bisa jadi pilihan tepat. Tapi, jika Anda lebih tertarik pada varian lain, simak juga bocoran spesifikasi 3 foldable terbaru yang akan meluncur tahun depan.

Indosat dan Google Cloud Luncurkan Fitur Pencarian AI di myIM3 dan bima+

0

Telset.id – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) meluncurkan fitur pencarian cerdas berbasis artificial intelligence (AI) dalam aplikasi myIM3 dan bima+. Fitur ini dikembangkan bekerja sama dengan Google Cloud dan menggunakan teknologi Semantic Search untuk memberikan pengalaman pencarian yang lebih relevan, personal, dan efisien bagi pengguna.

Teknologi ini didukung oleh platform Vertex AI dari Google Cloud, yang memungkinkan sistem memahami perilaku dan preferensi pengguna secara mendalam. Dengan demikian, pencarian layanan seperti paket data, fitur gaya hidup, hingga program loyalitas seperti IMPoin dan BonsTri dapat disesuaikan secara dinamis dengan kebutuhan masing-masing pengguna.

Bilal Kazmi, Director & Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, mengatakan, “Dengan dukungan Google Cloud, kami menghadirkan sistem pencarian yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memberikan nilai tambah nyata, baik dari sisi kenyamanan pengguna maupun peningkatan nilai bisnis.”

Fanly Tanto, Country Director Indonesia Google Cloud, menambahkan, “Teknologi Vertex AI Search dirancang untuk memahami pertanyaan dalam Bahasa Indonesia maupun Inggris, termasuk makna semantik di balik pertanyaan serta variasi ejaannya.”

Kemampuan personalisasi berbasis AI ini semakin relevan mengingat tingginya ekspektasi konsumen terhadap interaksi yang dipersonalisasi. Menurut riset McKinsey dalam “Next to Personalization”, sebanyak 71% konsumen menginginkan interaksi yang personal dari sebuah brand.

Kampanye Interaktif “30 Hari Mencari Harta Karun”

Sebagai bagian dari peluncuran fitur ini, Indosat juga menghadirkan kampanye interaktif “30 Hari Mencari Harta Karun” yang berlangsung dari 21 Agustus hingga 19 September 2025. Melalui gamifikasi pencarian berbasis AI, pelanggan diajak mencari kata kunci atau kueri penelusuran di akun media sosial Instagram official IM3 @indosatim3 dan Instagram official Tri @triindonesia, lalu mengaksesnya di kolom pencarian pada aplikasi myIM3 atau bima+.

Pengguna paling aktif setiap harinya berkesempatan memenangkan berbagai hadiah e-voucher dengan total hadiah hingga 5,5 juta rupiah. Untuk mengikuti program ini, pelanggan dapat mengunduh aplikasi myIM3 dan bima+ melalui tautan yang disediakan.

Dukungan Sahabat-AI untuk Konteks Lokal

Selain memanfaatkan teknologi Google Cloud, fitur Semantic Search ini juga diperkuat oleh Sahabat-AI, model bahasa besar (large language model/LLM) open source berbahasa Indonesia. Sahabat-AI dirancang khusus untuk memahami konteks lokal, termasuk dukungan terhadap berbagai bahasa daerah dan dialek, sehingga interaksi pelanggan menjadi lebih dekat dan bermakna, tidak hanya di kota besar, tetapi juga hingga pelosok Indonesia.

Inisiatif ini sejalan dengan tren adopsi AI yang semakin masif di berbagai sektor. Seperti yang terjadi pada studi Microsoft tentang pekerjaan yang rentan digantikan AI, teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membuka peluang baru dalam menghadirkan layanan yang lebih personal.

Pengembangan fitur pencarian AI oleh Indosat dan Google Cloud juga mencerminkan komitmen kedua perusahaan dalam mendukung transformasi digital di Indonesia. Sebagai bagian dari program Indonesia BerdAIa dari Google Cloud, Indosat berada di garis depan dalam menghadirkan inovasi berbasis AI untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berkembang.

Selain itu, integrasi teknologi AI dalam layanan digital semakin umum, seperti yang terlihat pada pengembangan fitur Canvas di AI Mode oleh Google untuk memudahkan perencanaan.

Dengan hadirnya fitur pencarian AI ini, pengguna myIM3 dan bima+ dapat menikmati pengalaman digital yang lebih cerdas dan intuitif, sekaligus memanfaatkan berbagai layanan yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

Untuk informasi lebih lanjut tentang aplikasi streaming dan layanan digital lainnya, pengguna dapat menjelajahi 11 aplikasi streaming film gratis terbaik di 2025 yang tersedia di berbagai platform.

TECNO SPARK 40 Pro Series Resmi di Indonesia, Desain Tipis dengan Performa Tangguh

0

Telset.id – Bayangkan smartphone dengan desain setipis kartu kredit namun memiliki daya tahan baterai seharian penuh dan fitur wireless charging. Itulah yang ditawarkan TECNO SPARK 40 Pro Series yang baru saja resmi meluncur di Indonesia. Dalam segmen entry hingga mid-range, seri ini tidak hanya menawarkan performa tangguh tetapi juga desain elegan yang memikat.

Diluncurkan pada 21 Agustus 2025, SPARK 40 Pro Series terdiri dari dua varian: SPARK 40 Pro dan SPARK 40 Pro+. Keduanya mengusung layar AMOLED dengan resolusi 1.5K kelas flagship, performa tinggi, dan desain ultra-tipis yang dirancang untuk gaya hidup aktif generasi muda. Anthoni Roderick, PR Manager TECNO Indonesia, menyatakan bahwa kehadiran seri ini merupakan komitmen TECNO untuk menghadirkan inovasi yang relevan dan powerful di pasar Indonesia.

Dengan bodi ramping yang nyaman digenggam dan mudah disimpan, SPARK 40 Pro Series cocok untuk mereka yang menuntut kecepatan, kepraktisan, dan kenyamanan dalam satu perangkat. Tidak hanya itu, sertifikasi 5 years lasting fluency dari TECNO Lab menjamin performa tetap mulus dan kesehatan baterai di atas 80% bahkan setelah 2.000 kali pengisian penuh.

Performa Tangguh dengan Daya Tahan Optimal

SPARK 40 Pro Series didukung oleh chipset MediaTek Helio G200 untuk varian Pro+ dan Helio G100 Ultimate untuk varian Pro. Keduanya menghadirkan performa canggih dengan efisiensi daya yang optimal. Baterai berkapasitas 5200mAh mampu bertahan seharian penuh, didukung 45W Super Flash Charge untuk pengisian super cepat.

Yang membedakan, SPARK 40 Pro+ menghadirkan terobosan baru dengan 30W fast wireless charging, yang pertama di kelasnya. Fitur ini dilengkapi dengan 5W reverse wireless charging untuk mengisi daya perangkat lain secara praktis tanpa kabel. Sementara itu, SPARK 40 Pro memiliki fitur 10W reverse charging. Kedua varian juga dilengkapi bypass charging untuk menjaga suhu tetap rendah saat bermain game.

Desain Tipis dan Ringan dengan Ketahanan Teruji

Dengan ketebalan hanya 6,49mm dan bobot 160gr, SPARK 40 Pro+ menjadi smartphone lengkung dengan fitur wireless charging paling tipis di dunia. Desain Deco Aluminium pada modul lensa menciptakan tampilan yang mulus dan premium. Sementara SPARK 40 Pro hadir dengan bodi 6,69mm yang ringan namun kokoh.

Kedua model dilengkapi sertifikasi IP64 yang tahan air dan debu, serta layar yang diperkuat dengan Corning Gorilla Glass 7i. SPARK 40 Pro Series mampu bertahan dari jatuh hingga ketinggian 2 meter dan tetap responsif meski layar disentuh dengan jari basah atau berminyak. Pilihan warna yang trendi seperti Tundra Green, Aurora White, dan Nebula Black untuk Pro+, serta Lake Blue, Moon Titanium, dan Ink Black untuk Pro, menambah kesan stylish.

Kecerdasan AI dan Konektivitas Pintar

Ditenagai oleh TECNO AI, SPARK 40 Pro Series menghadirkan pengalaman pengguna yang lebih cerdas. Fitur Ella Assistant terintegrasi dengan platform pintar seperti ChatGPT, DeepSeek, dan Gemini, memungkinkan pengguna melakukan berbagai tugas praktis seperti mengubah dokumen menjadi teks, mencari informasi dari gambar, hingga menghapus objek di foto.

Teknologi FreeLinkTM memungkinkan berbagi suara dan file secara offline melalui Bluetooth dengan jangkauan teoritis hingga 2 kilometer. Didukung Super WiFi 2.0, GPS 2.0, NFC, dan IR remote, konektivitas menjadi lancar di mana pun pengguna berada. Kamera utama 50MP dengan teknologi EIS dan algoritma RAW domain menghasilkan foto yang tajam dan alami, didukung fitur FlashSnap untuk menangkap momen terbaik secara otomatis.

Semua fitur ini berjalan di atas HiOS 15, sistem operasi terbaru berbasis Android yang mengusung pengalaman AI lebih pintar dan desain lebih segar. Dengan kombinasi desain tipis, performa tangguh, kamera canggih, dan AI pintar, SPARK 40 Series menetapkan standar baru untuk smartphone entry level, ideal untuk pengguna baru maupun yang mencari peningkatan berikutnya.

Harga dan Ketersediaan

Penjualan perdana TECNO SPARK 40 Pro series dimulai pada 25 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB di platform e-commerce. SPARK 40 Pro+ hadir dalam dua varian: 16GB RAM + 256GB ROM dengan harga mulai Rp2.579.000, dan 16GB RAM + 128GB ROM dengan harga mulai Rp2.449.000. Sementara SPARK 40 Pro hadir dalam varian 16GB RAM + 128GB ROM dengan harga mulai Rp1.979.000.

Varian tertentu tersedia secara eksklusif di platform tertentu hingga 31 Agustus 2025, sebelum akhirnya tersedia di semua platform e-commerce mulai 1 September 2025. SPARK 40 Pro+ juga akan segera hadir di offline store seperti Erafone dan toko yang bekerja sama dengan TECNO, memberikan lebih banyak pilihan bagi konsumen untuk memiliki smartphone dengan fitur premium ini.

Dengan segala keunggulan yang ditawarkan, TECNO SPARK 40 Pro Series tidak hanya menjadi pilihan sempurna bagi generasi muda yang aktif dan stylish, tetapi juga membuktikan bahwa teknologi premium dapat diakses oleh lebih banyak orang. Seperti yang juga ditawarkan oleh seri Pova 7 yang dirilis sebelumnya, TECNO terus berinovasi menghadirkan perangkat dengan performa tangguh dan desain memukau.