Beranda blog Halaman 6

NVIDIA Akhiri Dukungan untuk GPU GTX Generasi Lama, Saatnya Upgrade?

0

Telset.id – Jika Anda masih menggunakan kartu grafis NVIDIA GTX seri 7, 9, atau 10, inilah saatnya mempertimbangkan upgrade. NVIDIA baru saja mengumumkan penghentian dukungan penuh untuk GPU generasi Maxwell, Pascal, dan Volta, menandai akhir era bagi hardware yang telah bertahan lebih dari satu dekade.

Driver terakhir yang akan dirilis untuk seri GTX tersebut dijadwalkan pada Oktober 2024. Setelah itu, pengguna hanya akan menerima pembaruan keamanan triwulanan hingga 2028. Meskipun kartu grafis ini tetap berfungsi, performanya tidak lagi dioptimalkan untuk game baru, dan risiko kerentanan keamanan akan meningkat.

NVIDIA menyebut dukungan selama 11 tahun ini sebagai “jauh melampaui standar industri.” Namun, bagi gamer yang ingin tetap kompetitif, pertimbangkan beralih ke seri RTX yang lebih baru. Seperti dibahas dalam artikel Acer Predator Triton 16 dengan GPU RTX 4070, generasi terbaru menawarkan performa dan fitur yang jauh lebih unggul.

Windows 10 dan Masa Depan Game Ready Driver

Selain pengumuman penghentian dukungan GTX, NVIDIA juga mengonfirmasi bahwa Game Ready Driver (GRD) untuk Windows 10 pada semua GPU RTX akan berlanjut hingga Oktober 2026. Ini memberi pengguna tambahan satu tahun setelah Microsoft menghentikan dukungan resmi Windows 10 pada 2025.

Namun, tetap menggunakan Windows 10 setelah 2025 berarti mengambil risiko keamanan. Seperti diungkapkan dalam wawancara eksklusif dengan CEO NVIDIA, perusahaan terus berfokus pada inovasi, termasuk dukungan untuk sistem operasi terbaru.

Pembaruan Terbaru dan Masa Depan Gaming

Pembaruan GRD terbaru NVIDIA telah dirilis, membawa optimasi untuk game seperti Clair Obscur: Expedition 33 dan Mafia: The Old Country, serta dukungan untuk 62 monitor G-Sync kompatibel baru. Ini menunjukkan komitmen NVIDIA untuk terus mendorong batas pengalaman gaming.

Bagi pengguna setia GTX, mungkin inilah waktu yang tepat untuk merencanakan upgrade. Dengan perkembangan teknologi seperti AI dan ray tracing yang didiskusikan dalam hubungan NVIDIA dengan Apple, masa depan gaming jelas membutuhkan hardware yang lebih canggih.

Jadi, apakah Anda siap meninggalkan GTX lama dan beralih ke era baru performa grafis?

BMKG Prediksi Hujan Lebat di Agustus 2025, Waspada Karhutla dan Gelombang Tinggi

Telset.id – Anda mungkin mengira Agustus adalah puncak musim kemarau di Indonesia, tapi BMKG justru memprediksi peningkatan curah hujan dalam sepekan ke depan. Ironisnya, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap mengintai di tengah potensi hujan lebat ini. Lalu, bagaimana dinamika cuaca yang kompleks ini bisa terjadi?

Berdasarkan pantauan satelit Himawari-9 pada 28 Juli, BMKG mendeteksi sebaran asap di Kalimantan Barat dan 15 titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. “Ini menunjukkan indikasi potensi karhutla signifikan,” tulis BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan 29 Juli-4 Agustus 2025. Namun di sisi lain, intensitas hujan di Sumatera dan Jawa justru diprediksi meningkat.

Faktor Penyebab Hujan di Musim Kemarau

Analisis BMKG mengungkap tiga faktor utama yang memicu hujan di Agustus:

  • Aliran massa udara dari Pasifik: Nilai Southern Oscillation Index (SOI) yang positif (+7.5) meningkatkan suplai uap air ke Indonesia timur.
  • Aktivitas konvektif tinggi: Kombinasi gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan low frequency memicu pertumbuhan awan hujan di Sumatera, Jawa-Nusa Tenggara, hingga Papua.
  • Daerah konvergensi angin: Terpantau di Laut Andaman, Selat Malaka, dan Samudra Hindia barat Sumatera—zona rawan pembentukan awan hujan.

Wilayah Rawan Karhutla vs. Hujan Lebat

BMKG mencatat pola unik: hujan lebat terjadi di Sumatra Barat, Riau, dan Jawa Barat (25-27 Juli), sementara hotspot karhutla terkonsentrasi di Kalimantan (11 titik) dan Sumatera (3 titik). Kondisi ini menciptakan paradoks—beberapa daerah berjuang melawan banjir, sementara lainnya menghadapi risiko kekeringan ekstrem.

Masyarakat diimbau waspada terhadap dua ancaman sekaligus:

  1. Potensi hujan sedang-lebat yang bisa memicu banjir bandang dan longsor.
  2. Gelombang tinggi hingga 4 meter di perairan barat Sumatera dan selatan Jawa akibat peningkatan kecepatan angin.

Seperti diungkap dalam studi geoengineering Afrika Selatan, perubahan pola cuaca global memang semakin tidak terduga. Sementara teknologi seperti mesin pengubah udara menjadi air bisa menjadi solusi krisis di masa depan.

Antisipasi Dini untuk Masyarakat

BMKG memberikan rekomendasi khusus:

  • Daerah rawan karhutla (Sumatera/Kalimantan): Hindari aktivitas pembakaran lahan dan pantau informasi titik panas.
  • Wilayah potensi hujan lebat (Jawa-Nusa Tenggara): Waspada banjir bandang, terutama di area bekas kebakaran hutan.
  • Pelaut dan nelayan: Hindari rute laut dengan prediksi gelombang di atas 2.5 meter.

Dengan kompleksitas cuaca ini, masyarakat diminta proaktif memantau update BMKG. Sebab, seperti plot film thriller produksi Apple, alam bisa saja menyajikan twist yang tak terduga.

Motorola Edge 60 Pro di Dufan: Uji Nyali AI di Tengah Wahana Ekstrem

0

Telset.id – Bayangkan menguji smartphone flagship di tengah wahana ekstrem Dufan, di mana adrenalin dan teknologi bertemu dalam ujian nyata. Motorola Edge 60 Pro bukan sekadar ponsel cerdas—ia adalah teman petualangan yang siap menghadapi tantangan paling liar sekalipun. Bagaimana performanya saat digunakan di Kora-Kora yang memutar atau Arung Jeram yang basah? Simak laporan eksklusif kami.

Kolaborasi strategis Motorola Indonesia dan Google Indonesia membawa pengalaman AI terdepan ke genggaman pengguna. Motorola Edge 60 Pro, yang baru saja diluncurkan dengan harga mulai Rp 7.399.000, mengusung fitur moto ai yang dirancang untuk situasi dinamis—termasuk petualangan di Dunia Fantasi (Dufan), Ancol.

AI Snap Quest: Menangkap Momen dalam Gerakan Ekstrem

Di wahana Kora-Kora dan Halilintar, Motorola Edge 60 Pro membuktikan keunggulan AI-nya. Fitur stabilisasi gambar mengubah bidikan yang seharusnya buram akibat guncangan menjadi foto tajam. “Kemampuan moto ai menstabilkan gambar dalam kondisi ekstrem ini sungguh mengesankan,” kata salah satu peserta. Hasilnya? Foto jernih meski tubuh terlempar ke udara.

Wet & Wild Selfie Challenge: Uji Durabilitas di Arung Jeram

Tantangan swafoto di wahana Arung Jeram menjadi ujian nyata untuk sertifikasi IP68 dan MIL-810H. Meski terkena cipratan air dan guncangan, kamera Edge 60 Pro tetap menghasilkan gambar stabil. “Ini bukti bahwa smartphone ini bisa jadi partner andal bahkan di kondisi terbasah sekalipun,” ujar Bagus Prasetyo, Country Head Motorola Indonesia.

AI Audio Mystery: Teknologi Pendengaran Cerdas

Fitur real-time audio moto ai berhasil mengidentifikasi wahana hanya dari petunjuk suara. Kemampuan adaptasinya terhadap lingkungan bising Dufan menunjukkan kecanggihan pemrosesan suara berbasis AI—sebuah terobosan untuk pengalaman pengguna yang imersif.

Ditenagai chipset MediaTek Dimensity 8350 Extreme dan baterai 6000mAh, Edge 60 Pro tak kehabisan daya sepanjang petualangan. Pengisian cepat TurboPowerâ„¢ 90W memastikan perangkat siap kembali beraksi dalam hitungan menit.

Motorola Edge 60 Pro bukan sekadar smartphone—ia adalah bukti bahwa teknologi AI bisa menghadirkan pengalaman mobile yang tangguh, bahkan di tengah petualangan paling ekstrem. Tertarik mencobanya? Kunjungi link ini untuk informasi lebih lanjut tentang comeback Motorola di Indonesia.

Gempa Dahsyat Rusia: Peringatan Keras untuk Indonesia di Cincin Api Pasifik

Telset.id – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7), bukan sekadar bencana lokal. Ini adalah alarm keras bagi Indonesia dan negara-negara lain yang berada di jalur Cincin Api Pasifik. Lalu, seberapa siapkah kita menghadapi ancaman serupa?

Irwan Meilano, pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menyebut gempa ini terjadi di zona seismic gap—wilayah yang secara historis pernah mengalami gempa besar namun telah lama “tertidur”. “Ini seperti bom waktu yang akhirnya meledak,” ujarnya, seperti dilaporkan Antara. Yang mengkhawatirkan, Kamchatka memiliki kesamaan tektonik dengan wilayah barat Sumatera dan selatan Jawa, yang terakhir diguncang gempa besar lebih dari 50 tahun lalu.

Tsunami: Ancaman yang Menjalar Jauh

Dampak gempa Kamchatka tidak berhenti di Rusia. Gelombang tsunami setinggi 60 cm terpantau di pantai utara Jepang, membuktikan energi gempa bisa menjalar hingga ribuan kilometer. “Gelombang bisa mencapai timur Indonesia dalam 8-10 jam pascagempa,” tegas Irwan. Fakta ini mempertegas bahwa sistem peringatan dini berbasis teknologi mutlak diperlukan.

Belajar dari Jepang: Mitigasi Bukan Sekadar Teori

Irwan mencontohkan Jepang yang tidak hanya mengandalkan model perhitungan, tetapi juga sistem observasi langsung berbasis tekanan dan pasang surut. “Mereka bisa memberi peringatan akurat dalam hitungan menit,” katanya. Bandingkan dengan Indonesia yang masih bergantung pada reaksi pascabencana, seperti terlihat saat gempa Pangandaran memicu kepanikan massal.

Ancaman megathrust di selatan Jawa dan Sumatera, menurut Irwan, adalah “duri dalam daging” yang tak boleh diabaikan. “Kesiapan bukan pilihan, tapi keharusan. Jangan menunggu bencana besar untuk bergerak,” tegasnya. Investasi jangka panjang dalam teknologi deteksi dini—seperti fitur yang akan dihadirkan Xiaomi di Indonesia—menjadi kunci.

Gempa Kamchatka adalah cermin bagi Indonesia: di Cincin Api Pasifik, bencana bukan soal “jika”, melainkan “kapan”. Pertanyaannya, sudahkah kita belajar dari sejarah—atau akan mengulangi kepanikan seperti saat astronom menemukan planet mirip Bumi, tapi lalai merawat yang kita punya?

Mengenal Cincin Api Pasifik yang Bisa Jadi Bom Waktu Geologis Buat Indonesia

Telset.id – Gempa dahsyat berkekuatan Magnitudo 8,7 yang mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pagi, bukan sekadar bencana lokal. Ini adalah alarm keras bagi Indonesia dan negara-negara lain yang berada di jalur Cincin Api Pasifik—kawasan paling aktif secara geologis di Bumi. Lalu, apa sebenarnya Cincin Api Pasifik ini, dan mengapa ancamannya begitu nyata?

Cincin Api Pasifik adalah jalur tapal kuda sepanjang 40.250 kilometer yang dipenuhi gunung berapi aktif dan zona subduksi lempeng tektonik. Menurut Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer AS (NOAA), lebih dari 450 gunung berapi berdiri di sepanjang cincin ini, termasuk di Indonesia, Jepang, Filipina, hingga Chile. “Sekitar 90% gempa bumi dunia terjadi di sini,” ujar Loÿc Vanderkluysen, vulkanolog dari Drexel University, seperti dikutip Live Science.

Mekanisme Pembunuh di Bawah Laut

Zona subduksi—tempat lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua—adalah biang keladi aktivitas vulkanik dan seismik di Cincin Api. Proses ini menciptakan palung laut terdalam sekaligus memicu gempa megathrust yang berpotensi tsunami. Gempa Kamchatka terjadi di seismic gap, area yang “tertidur” puluhan tahun sebelum akhirnya melepaskan energi dahsyat. “Ini mirror image dari kondisi Sumatra dan Jawa,” tegas Irwan Meilano, pakar gempa ITB, kepada Antara.

Indonesia di Ujung Tanduk

Kesamaan tektonik Kamchatka dengan Jawa-Sumatera harus jadi perhatian serius. Tsunami setinggi 60 cm yang sampai ke Jepang pasca-gempa Kamchatka membuktikan energi gelombang bisa menjalar ke timur Indonesia dalam 8-10 jam. “Kita perlu sistem peringatan dini yang lebih canggih,” tandas Irwan, merujuk pada inisiatif seperti SMS blast kebencanaan yang dikembangkan Kominfo dan Badan Geologi.

Fakta lain yang mengkhawatirkan: studi terbaru menemukan anomali bola logam raksasa di inti Bumi yang diduga memengaruhi dinamika lempeng. Sementara teknologi seperti sensor wearable belum bisa memprediksi gempa, mitigasi berbasis data menjadi kunci.

Cincin Api Pasifik bukan sekadar rangkaian gunung—ia adalah sistem kompleks yang terus bergerak. Bagi Indonesia, ancaman ini nyata. Pertanyaannya: Sudah siapkah kita?

Pendiri Tesla Kritik Cybertruck: “Truk Ini Seperti Tempat Sampah”

Telset.id – Elon Musk mungkin dikenal sebagai wajah Tesla, tetapi tahukah Anda bahwa ia bukan pendiri asli perusahaan otomotif listrik tersebut? Fakta mengejutkan ini kembali mencuat setelah Martin Eberhard, salah satu pendiri Tesla, melontarkan kritik pedas terhadap produk terbaru Musk: Cybertruck.

Dalam wawancara eksklusif dengan YouTuber Kim Java, Eberhard tidak hanya mengungkap kekecewaannya atas pembatalan program mobil listrik terjangkau Tesla, tetapi juga menyebut Cybertruck sebagai “truk yang terlihat seperti tempat sampah.” Komentar ini memicu perdebatan baru dalam dunia otomotif listrik, terutama mengingat sejarah panjang ketegangan antara Musk dan para pendiri asli Tesla.

Sejarah yang Terlupakan: Siapa Sebenarnya Pendiri Tesla?

Banyak yang mengira Elon Musk adalah pendiri Tesla, tetapi kenyataannya, perusahaan ini didirikan pada 2003 oleh Martin Eberhard dan Marc Tarpenning. Musk baru bergabung pada 2008 sebagai CEO keempat. Perselisihan antara Musk dan Eberhard bahkan berujung pada gugatan hukum pada 2009, yang akhirnya diselesaikan dengan kesepakatan bahwa Musk bisa disebut sebagai salah satu co-founder, bersama Eberhard, Tarpenning, JB Straubel, dan Ian Wright.

Eberhard, yang kini telah meninggalkan Tesla, tetap memantau perkembangan perusahaan. Dalam wawancara tersebut, ia mengkritik keputusan Tesla untuk membatalkan program mobil listrik terjangkau seharga $25.000, yang dianggapnya sebagai solusi yang lebih dibutuhkan dunia. “Dunia tidak membutuhkan truk yang terlihat seperti tempat sampah,” ujarnya, merujuk pada Cybertruck.

A Tesla Cybertruck in New York City

Cybertruck: Kontroversi yang Tak Kunjung Usai

Cybertruck memang bukan tanpa kritik. Sejak diluncurkan, desainnya yang unik dan kontroversial telah memicu berbagai komentar pedas, mulai dari “benar-benar sampah” hingga “kendaraan terburuk yang pernah dirancang.” Bahkan, para pemilik Cybertruck sampai membuat grup dukungan di Facebook untuk menghadapi cibiran publik.

Eberhard bukan satu-satunya yang meragukan visi Musk. Beberapa investor juga kecewa dengan keputusan Tesla untuk mengalihkan fokus dari mobil terjangkau ke robotaxi self-driving. Reuters melaporkan bahwa Musk telah membatalkan proyek “Model 2” yang dijanjikan, meskipun ia kemudian membantah laporan tersebut dan menuduh Reuters berbohong.

Masa Depan Tesla: Antara Kritik dan Harapan

Meski mengkritik, Eberhard mengakui kontribusi Musk dalam mengubah Tesla menjadi salah satu perusahaan paling bernilai di dunia. “Saya senang melihat ‘bayi’ saya bertahan,” katanya. Ia juga memuji SpaceX, perusahaan roket milik Musk, meski menambahkan bahwa Musk sering lupa memberi penghargaan kepada tim di balik kesuksesan tersebut.

Sementara itu, Tesla tampaknya belum sepenuhnya meninggalkan rencana mobil terjangkau. Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan menyebutkan bahwa produksi model lebih terjangkau akan dimulai pada paruh kedua 2025. Namun, harga pastinya masih menjadi misteri.

Kritik Eberhard terhadap Cybertruck dan kebijakan Tesla kembali mengingatkan kita bahwa di balik kesuksesan Musk, selalu ada suara-suara yang mempertanyakan arahnya. Apakah Cybertruck akan menjadi langkah maju atau justru batu sandungan bagi Tesla? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Studi Microsoft Ungkap Pekerjaan Paling Rentan Digantikan AI

0

Telset.id – Jika Anda khawatir pekerjaan Anda akan diambil alih oleh kecerdasan buatan (AI), studi terbaru Microsoft mungkin bisa memberikan jawaban. Penelitian ini mengungkap daftar pekerjaan dengan skor “aplikabilitas AI” tertinggi—yang berarti mereka paling rentan terhadap otomatisasi.

Microsoft menganalisis miliaran kueri yang dimasukkan ke dalam chatbot Bing Copilot untuk menentukan seberapa besar AI dapat membantu atau bahkan menggantikan peran manusia dalam berbagai profesi. Hasilnya? Pekerjaan berbasis pengetahuan seperti analis data, penulis, dan staf administrasi berada di puncak daftar yang paling terancam.

Sign at Microsoft headquarters.

AI Lebih Dominan di Sektor Pengetahuan

Studi Microsoft menunjukkan bahwa AI paling efektif dalam pekerjaan yang melibatkan pengolahan informasi, analisis data, dan komunikasi. “Kami menemukan skor aplikabilitas AI tertinggi untuk kelompok pekerjaan berbasis pengetahuan seperti komputer dan matematika, serta dukungan administrasi kantor,” tulis para peneliti.

Berikut adalah 40 pekerjaan dengan skor aplikabilitas AI tertinggi:

Screen Shot 2025 07 31 At 11.32.21 Am

Di sisi lain, pekerjaan blue-collar seperti tukang cuci piring, operator pompa bensin, dan pekerja penghilang limbah berbahaya memiliki skor aplikabilitas AI yang sangat rendah. Artinya, profesi ini relatif aman dari ancaman otomatisasi—setidaknya untuk saat ini.

AI sebagai Asisten, Bukan Pengganti?

Meskipun studi ini mengidentifikasi pekerjaan yang paling rentan terhadap AI, Microsoft menekankan bahwa teknologi ini lebih sering berperan sebagai “pelatih, penasihat, atau guru” daripada pengganti manusia sepenuhnya. Namun, sejarah menunjukkan bahwa inovasi teknologi sering kali mengubah lanskap pekerjaan secara drastis.

Seperti dilaporkan dalam studi GSMA, ekonomi digital Asia Pasifik diprediksi mencapai $1,4 triliun pada 2030—perubahan besar yang akan memengaruhi lapangan kerja secara signifikan.

Jadi, jika Anda bekerja di bidang kreatif atau teknis, mungkin sudah saatnya mempertimbangkan bagaimana AI dapat mengubah peran Anda. Namun, jika Anda seorang embalmer atau operator kapal motor, Anda bisa bernapas lega—setidaknya untuk beberapa tahun ke depan.

Lenovo Legion Go 2 Bocor Lagi, Kalahkan MSI Claw A8 dalam Benchmark

0

Telset.id – Bocoran terbaru tentang Lenovo Legion Go 2 kembali muncul, dan kali ini lebih menggoda dari sebelumnya. Prototipe handheld gaming ini terlihat menjalankan game berat dengan performa yang bahkan mengalahkan rival terdekatnya, MSI Claw A8. Apa rahasia di balik keunggulan ini?

Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube (via NotebookCheck), Legion Go 2 terlihat menjalankan Shadow of the Tomb Raider dengan mulus. Yang menarik, meski menggunakan prosesor yang sama yaitu Ryzen Z2 Extreme APU, Legion Go 2 berhasil mencetak rata-rata 49fps, sementara MSI Claw A8 hanya mencapai 44fps pada resolusi 1080p.

Lenovo Legion Go 2

Perbedaan ini cukup signifikan mengingat kedua perangkat menggunakan hardware yang serupa. Menurut analisis, keunggulan Legion Go 2 mungkin berasal dari tambahan RAM 8GB dan sistem pendinginan yang lebih baik. Seperti diketahui, manajemen panas menjadi faktor kritis dalam perangkat portable yang menjalankan game AAA.

Fakta bahwa Legion Go 2 yang diuji masih berupa prototipe membuat pencapaian ini semakin menarik. Ini menunjukkan potensi besar yang bisa dihadirkan Lenovo dalam generasi handheld gaming berikutnya. Sebelumnya, bocoran desain dan spesifikasi Lenovo Legion Go 2 juga telah beredar, memperkuat posisinya sebagai pesaing serius di pasar gaming handheld.

Performa unggul Legion Go 2 ini semakin menarik karena MSI Claw A8 sendiri termasuk salah satu handheld gaming paling powerful saat ini. Dengan hasil benchmark ini, Lenovo sepertinya serius ingin merebut pasar yang saat ini didominasi oleh Steam Deck dan ASUS ROG Ally.

Industri gaming handheld memang sedang panas-panasnya. Seperti diungkap dalam rencana Lenovo membangun ekosistem gaming terintegrasi, perusahaan ini tampaknya tidak ingin hanya menjadi penonton dalam tren ini. Legion Go 2 bisa menjadi senjata andalan mereka.

Lalu kapan kita bisa melihat produk finalnya? Sayangnya Lenovo masih sangat tertutup tentang rencana peluncuran. Namun dengan bocoran yang terus bermunculan, sepertinya waktu peluncuran sudah tidak lama lagi. Sementara menunggu, mungkin Anda tertarik melihat produk terbaru Lenovo untuk profesional kreatif yang juga tak kalah menarik.

Yang jelas, persaingan di pasar handheld gaming semakin sengit. Dengan kehadiran Legion Go 2, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan perangkat premium. Tinggal tunggu saja, apakah Lenovo bisa memenuhi harapan gamers dengan produk finalnya nanti.

Infinix GT 30 5G+ Segera Rilis di India: Spesifikasi dan Bocoran Harga

0

Telset.id – Infinix kembali memanaskan persaingan pasar smartphone gaming di India dengan mengonfirmasi kehadiran GT 30 5G+. Ponsel yang mengusung tagline “The Game Starts With You” ini akan dijual eksklusif melalui Flipkart, dengan microsite resmi yang sudah aktif. Apa saja yang perlu Anda ketahui sebelum peluncurannya?

Berdasarkan bocoran dari berbagai sertifikasi internasional, GT 30 5G+ akan dibekali chipset MediaTek Dimensity 7400 dan GPU ARM Mali G615. Kombinasi ini menjanjikan performa gaming yang mumpuni untuk segmen mid-range. Yang menarik, desain belakang ponsel ini mengadopsi elemen LED lighting mirip varian Pro-nya, seperti yang pernah kami ulas dalam review Infinix GT 30 Pro.

Infinix GT 30 5G+

Spesifikasi Teknis yang Menjanjikan

Beberapa fitur unggulan yang terungkap melalui sertifikasi TUV Rheinland dan FCC antara lain:

  • Layar 1.5K dengan resolusi 1224 x 2720 piksel (480 xxhdpi)
  • Sistem operasi Android 15 dengan lapisan kustom XOS 15.1.2
  • Dukungan jaringan WiFi dual-band (2.4GHz/5GHz) dan NFC
  • Dua varian RAM/storage: 8GB+128GB dan 8GB+256GB
  • Fast charging 45W dengan baterai berkapasitas 5200-6000mAh

Perbedaan kapasitas baterai ini kemungkinan menyesuaikan regulasi di tiap negara. Sebagai perbandingan, saudara tuanya yang kami bahas di artikel sebelumnya menggunakan konfigurasi serupa.

Strategi Pasar yang Cerdas

Kehadiran GT 30 5G+ memperkuat portofolio Infinix di segmen gaming, setelah kesuksesan seri Smart 10 di kategori entry-level. Dengan harga yang diprediksi berada di kisaran Rp 3-4 juta, ponsel ini siap bersaing ketat dengan merek China lainnya.

Meski belum ada konfirmasi resmi tanggal peluncuran, persiapan yang matang melalui berbagai sertifikasi dan kehadiran microsite Flipkart mengindikasikan peluncuran dalam waktu dekat. Pantau terus Telset.id untuk update terbaru seputar smartphone gaming ini!

Lenovo LOQ vs ASUS ROG: Mana yang Lebih Cocok untuk Gamer di 2025?

0

Telset.id – Dunia laptop gaming semakin ramai dengan kehadiran berbagai merek dan seri. Dua nama besar yang sering jadi perbincangan adalah Lenovo LOQ dan ASUS ROG. Keduanya menawarkan pengalaman berbeda, tapi mana yang lebih cocok untuk kebutuhan Anda di tahun 2025?

Pilihan laptop gaming kini tidak hanya tentang spesifikasi mentah, tetapi juga nilai tambah seperti desain, pendinginan, dan ekosistem perangkat lunak. Lenovo LOQ hadir sebagai pilihan terjangkau, sementara ASUS ROG tetap menjadi ikon performa tinggi. Mari kita telusuri lebih dalam.

1. Identitas Merek: Prestise vs Aksesibilitas

ASUS ROG telah lama dikenal sebagai merek premium di dunia gaming. Dengan desain agresif dan fitur canggih seperti sistem pendingin mutakhir dan RGB lighting, ROG memang ditujukan untuk gamer hardcore. Seperti yang terlihat pada ASUS ROG di CES 2022, seri ini terus mempertahankan reputasinya.

Asus ROG Strix G16 (2025)

Di sisi lain, Lenovo LOQ adalah pendatang baru yang fokus pada pasar menengah. Dengan harga lebih terjangkau, LOQ cocok untuk gamer casual atau mereka yang baru memulai petualangan gaming PC. Seperti dibahas dalam 10 Laptop Gaming Lenovo Terbaik, seri ini menawarkan nilai terbaik untuk uang.

2. Performa dan Pilihan Hardware

ASUS ROG menawarkan berbagai seri seperti Zephyrus, Strix, dan Flow – masing-masing dengan keunggulan berbeda. Dengan GPU Nvidia terbaru dan prosesor Intel/AMD kelas atas, ROG tidak hanya untuk gaming tetapi juga cocok untuk profesional kreatif. ROG dengan GeForce RTX 50 adalah contoh bagaimana ASUS selalu berada di garis depan teknologi.

Asus ROG Strix G16 (2025)

Lenovo LOQ lebih sederhana, biasanya membatasi diri pada hardware menengah seperti RTX 4060. Meski tidak sekuat ROG, LOQ tetap mampu menjalankan kebanyakan game modern dengan lancar di setting 1080p.

3. Harga dan Nilai Tambah

Di sinilah LOQ benar-benar bersinar. Dengan kisaran harga $700-$1200, LOQ sangat cocok untuk pelajar atau gamer dengan anggaran terbatas. Sementara ROG bisa mencapai $3000 untuk model high-end.

Lenovo LOQ Gaming Laptops

Pertanyaannya: seberapa serius Anda bermain game? Jika hanya sesekali atau game ringan, LOQ sudah lebih dari cukup. Tapi untuk gaming AAA dengan setting maksimal, ROG tetap yang terbaik.

4. Software dan Ekosistem

ASUS menyertakan Armoury Crate yang memungkinkan kontrol penuh atas performa, RGB lighting, dan monitoring sistem. Lenovo menggunakan Vantage yang lebih sederhana namun fungsional.

Lenovo LOQ gaming laptop

Keputusan akhir tergantung kebutuhan Anda. Jika ingin yang terbaik tanpa kompromi, ASUS ROG adalah pilihan tepat. Tapi jika mencari nilai terbaik dengan anggaran terbatas, Lenovo LOQ layak dipertimbangkan.

Revolusi Baterai Silicon-Carbon: Masa Depan Smartphone Tanpa Khawatir Daya Habis

0

Telset.id – Pernahkah Anda merasa frustrasi karena baterai smartphone habis di tengah hari, padahal baru saja mengisi penuh di pagi hari? Jika iya, Anda tidak sendirian. Selama bertahun-tahun, perkembangan baterai smartphone seolah jalan di tempat, sementara komponen lain seperti prosesor dan kamera melesat jauh ke depan. Namun, sebuah revolusi diam-diam sedang terjadi, dan namanya adalah baterai silicon-carbon.

Teknologi baterai lithium-ion yang selama ini menjadi andalan mulai menunjukkan batasnya. Dengan kapasitas teoritis maksimal 372mAh/g, baterai berbasis grafit sudah mencapai titik jenuh. Peningkatan kapasitas hanya sekitar 3-5% per generasi—terlalu kecil untuk memenuhi tuntutan perangkat yang semakin tipis namun harus bertahan lebih lama.

battery

Silicon-Carbon: Solusi Cerdas untuk Masalah Klasik

Di sinilah silicon-carbon (Si/C) muncul sebagai jawaban. Material silicon mampu menyerap lithium hampir 10 kali lebih banyak dibanding grafit, dengan kapasitas teoritis mencapai 4.200mAh/g. Namun, ada masalah besar: silicon mengembang 300-400% saat terisi, berpotensi merusak struktur baterai dalam hitungan bulan.

Solusinya? Kombinasi cerdas antara silicon dan karbon. Dengan mencampurkan 5-15% nano-silicon ke dalam matriks karbon, produsen berhasil meningkatkan kepadatan energi 10-20% tanpa risiko pembengkakan berlebihan. Hasilnya? Baterai yang lebih kecil namun bertenaga, atau kapasitas lebih besar dalam ukuran yang sama.

Dampak Nyata bagi Pengguna

Perubahan ini bukan sekadar angka di atas kertas. Honor menjadi pelopor dengan memperkenalkan baterai Si/C pertama pada 2023. Kini, merek seperti Xiaomi 15 Pro dan Vivo X Fold 5 telah mengadopsi teknologi ini dengan hasil mencengangkan.

Bayangkan: ponsel lipat dengan ketebalan di bawah 10mm bisa bertahan seharian penuh. Atau smartphone biasa dengan kapasitas 6.000mAh dalam bodi yang ramping. Bahkan, Honor berhasil memasang baterai 8.000mAh dalam perangkat setipis 8mm—sesuatu yang mustahil dengan teknologi lama.

Mengapa Apple dan Samsung Masih Ragu?

Meski menjanjikan, teknologi ini belum sempurna. Dua raksasa teknologi—Apple dan Samsung—masih memilih untuk menunggu. Alasannya? Baterai Si/C saat ini masih mengalami degradasi lebih cepat dibanding lithium-ion tradisional. Apple dikabarkan menunggu hingga teknologi ini mampu mempertahankan 80% kapasitas setelah 500 siklus pengisian.

Samsung, di sisi lain, disebut-sebut sedang menguji Si/C untuk Galaxy S26. Kendala lain adalah regulasi pengiriman baterai besar (di atas 20Wh) yang membuat banyak produsen memilih konfigurasi dual-cell untuk pasar global.

Tapi jangan khawatir, ini hanya soal waktu. Dengan perkembangan pesat saat ini, bukan tidak mungkin tahun depan kita akan melihat iPhone atau Galaxy dengan baterai Si/C yang diiklankan sebagai “terobosan terbesar sejak smartphone pertama”.

Untuk saat ini, teknologi silicon-carbon telah membuktikan dirinya sebagai solusi paling praktis untuk dilema baterai smartphone. Di era perangkat lipat yang semakin tipis dan fitur AI yang rakus daya, kehadiran Si/C tepat pada waktunya. Jadi, bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada kekhawatiran baterai habis sebelum malam tiba.

ARM Siap Hadirkan Chip Sendiri, Bersaing dengan Intel dan NVIDIA

0

Telset.id – Jika Anda mengira ARM hanya akan bertahan sebagai pemasok desain chip untuk perusahaan lain, pikirkan lagi. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa raksasa teknologi asal Inggris ini sedang mempersiapkan lompatan besar: mengembangkan chip sendiri untuk bersaing langsung dengan Intel, AMD, dan NVIDIA.

Perubahan strategi ini bukan sekadar wacana. Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters, CEO ARM Rene Haas mengungkapkan, “Kami secara sadar memutuskan untuk berinvestasi lebih besar – dalam kemungkinan melampaui desain dan membangun sesuatu, membangun chiplets atau bahkan solusi lengkap.” Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa ARM tidak ingin hanya menjadi pemasok Intellectual Property (IP) semata.

Arm IPO

Mengapa ARM Berani Ambil Risiko Besar Ini?

Selama puluhan tahun, model bisnis ARM bertumpu pada lisensi desain prosesor ke perusahaan seperti Qualcomm, Apple, dan NVIDIA. Namun, pasar komputasi yang terus berkembang, terutama di segmen AI dan data center, mendorong ARM untuk mengambil langkah radikal ini.

Menurut analisis pasar, lebih dari 50% CPU data center diperkirakan akan menggunakan arsitektur ARM dalam beberapa tahun mendatang. Dominasi ini didorong oleh adopsi besar-besaran oleh raksasa teknologi seperti Amazon, Microsoft, dan Google. ARM jelas memiliki keahlian dan pengalaman pasar yang mumpuni untuk terjun ke bisnis chip secara langsung.

High-performance Nvidia GPU chip, detailed and dual-core design, for advanced computing tasks.

Tetapi tantangannya tidak kecil. ARM harus membangun dari nol kapabilitas produksi chip, termasuk penelitian dan pengembangan intensif, pemilihan fabrikator yang tepat, hingga produksi massal. Biaya yang harus dikeluarkan tidak main-main, terutama mengingat kinerja kuartalan ARM yang sedang lesu.

Dilema Bisnis: Bersaing dengan Pelanggan Sendiri

Langkah ARM ini ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, mereka bisa mendapatkan porsi pasar yang lebih besar. Di sisi lain, mereka harus bersaing dengan pelanggan setia seperti NVIDIA yang selama ini menggunakan desain ARM untuk produk mereka.

“Ini akan menjadi permainan yang sangat berbeda bagi ARM,” kata seorang analis industri yang enggan disebutkan namanya. “Mereka harus berhati-hati agar tidak kehilangan pelanggan utama sekaligus membuktikan bahwa chip mereka lebih unggul dari produk berbasis desain mereka sendiri.”

Namun, ARM memiliki keunggulan dibanding pendatang baru di industri chip. Pengalaman puluhan tahun dalam desain prosesor dan dukungan finansial dari SoftBank Group – yang dikenal tidak segan menggelontorkan miliaran dolar untuk proyek ambisius – menjadi modal berharga.

Pertanyaan besarnya: Apakah konsumen dan perusahaan siap menerima chip buatan ARM sebagai alternatif serius dari Intel dan AMD? Jawabannya mungkin terletak pada seberapa baik ARM bisa mengeksekusi strategi barunya ini.