Beranda blog Halaman 2541

Facebook Messenger Bisa Identifikasi Akun Mencurigakan

5

Telset.id, Jakarta – Facebook sedang menguji fitur baru di aplikasi Facebook Messenger yang bisa mengidentifikasi akun mencurigakan ketika mengirim pesan secara tiba-tiba. Fitur tersebut akan mengizinkan pengguna mengetahui negara asal akun mencurigakan itu beserta nomor teleponnya.

Menggunakan fitur itu, pengguna juga bisa mendapatkan informasi apakah apakah akun mencurigakan tersebut baru saja dibuat. Fitur itu terungkap oleh Motherboard, yang menerima screenshot pengujian dari artis Erin Gallagher.

Facebook lantas memberi konfirmasi memang tengah menguji fitur identifikasi akun mencurigakan. Fitur tersebut tampaknya ditujukan untuk memberantas penipuan dan pesan yang tak diminta dari akun dengan identitas palsu.

Baca juga: Facebook Bikin Avatar yang Bisa Ikuti Gerakan Musik

Fitur itu ditujukan pula untuk memerangi misinformasi dan bot. Fitur tersebut bisa memberitahu pengguna ketika pesan yang tidak diminta masuk dari akun Facebook Messenger. Pengguna akan menerima notifikasi kalau akun itu tidak terhubung dengan akun Facebook atau nomor telepon Rusia.

Beberapa waktu lalu, sebuah malware Facebook Messengger yang berbahaya telah ditemukan. Malware bernama FacexWorm ini dapat terinstal tanpa disadari pengguna, dan dapat curi password atau kata sandi pemilik akun.

Malware tersebut ditemukan oleh seorang host radio teknologi The Kim Komando Show. Malware itu digunakan para penjahat cyber untuk melancarkan skema phishing terbaru mereka kepada pengguna yang tidak bersalah.

Baca juga: Polling Story Kini Tersedia di Facebook Messenger

FacexWorm akan menyerang dengan cara mengarahkan korban ke situs web versi palsu, seperti YouTube, meminta pengguna untuk mengunduh ekstensi Chrome untuk memutar konten video,” kata McAfee’s Chief Consumer Security Evangelist, Gary Davis.

Pengguna tidak akan sadar ketika malware FacexWrom sudah terinstal. Hal itulah yang membuatnya berbahaya karena dapat mencuri data-data berharga dari situs web, akun Google dan bahkan juga cryptocurrency.

Baca juga: Facebook Messenger Bisa Terjemahkan Bahasa Spanyol dan Inggris

Davis juga memperingatkan bahwa worm ini juga dapat mengakses Facebook pengguna yang terinfeksi dan menggandakan jumlah tautan YouTube palsu, untuk menyebarluaskan FacexWorm. [BA/HBS]

Sumber: Techtimes

 

 

Nokia X5 Batal Rilis di China, Kenapa?

0

Telset.id, Jakarta – Rabu (11/7) kemarin, HMD Global sedianya meluncurkan ponsel terbaru Nokia 5.1 Plus atau bernama lain Nokia X5 di China. Namun, beberapa jam sebelum acara berlangsung, HMD Global menyatakan memutuskan menunda rilis Nokia X5.

Menurut Gizmochina, Kamis (12/7), via akun Weibo, HMD Global menyatakan bahwa peluncuran Nokia X5 tertunda karena ada masalah dengan venue. Meski begitu, HMD Global belum memberi informasi lanjutan mengenai jadwal pasti rilis Nokia X5 Di China.

Beberapa saat sebelum Nokia X5 diluncurkan, beredar foto hasil rekayasa 3D atau render yang ungkapkan desain serta pilihan warnanya. Nokia X5 punya dua pilihan warna, yakni biru dan hitam yang tampak elegan.

Terlihat juga jika Nokia X5 memiliki notch atau poni di bagian atasnya. Tak seperti ponsel lain yang punya notch lebih kecil, Nokia X5 justru mengadopsi desain notch yang lebih besar seperti iPhone X.

Baca juga: 11 Juli, Nokia 5.1 Plus Rilis di China?

Nokia X5 mengusung layar dengan ukuran sekitar 5,86 inci dengan resolusi HD+ atau 1.520 x 720 piksel. Nokia X5 juga disebut-sebut bakal ditenagai oleh prosesor Helio P60, bukan Helio P23 seperti yang dikabarkan sebelumnya.

Untuk spesifikasi lain, digunakan RAM 3GB/4GB/6GB, ROM 32GB/64GB dan baterai berkapasitas 3,000 mAh. Sementara untuk kamera, Nokia X5 dibekali kamera ganda beresolusi 13MP dan 5MP di bagian belakang serta kamera beresolusi 8MP di bagian depan.

Baca juga: Nokia X5 Punya Pilihan Warna yang Elegan

HMD Global akan melepas Nokia X5 dengan harga USD 120 atau sekitar Rp 1,7 juta untuk versi memori internal 32GB dan USD 150 atau setara Rp 2,1 jutaan untuk versi 64GB. Meski demikian, kemungkinan Nokia X5 akan dilego dengan harga lebih terjangkau di China.

Sumber: Gizmochina

Rebutan Sky, Persaingan Comcast dan Fox Memanas

0

Telset.id, Jakarta – Persaingan antara dua raksasa media hiburan Amerika, yakni Comcast dan 21st Century Fox (Fox) untuk memperebutkan Sky semakin memanas. Pasalnya Rabu malam (11/7/2018) Comcast menaikkan tawaran untuk mengakuisisi grup TV ini, melampaui tawaran Fox yang dibuat hanya beberapa jam sebelumnya.

Menurut channelnewsasia.com, Kamis (12/7/2018), Comcast menaikkan tawaran untuk Sky hingga £ 26 miliar (US $ 34,3 miliar) atau mencapai Rp 493 triliun, hanya beberapa jam setelah Bos Fox Rupert Murdoch meningkatkan nilai tawarannya untuk 61 persen dari saham Sky yang tidak dimilikinya. Nilai tawaran terbaru Fox sebesar £ 24,5 miliar (US $ 32,4 miliar) atau setara Rp 465 triliun.

Persaingan untuk memperebutkan Sky terjadi karena Comcast juga terlibat dalam persaingan pengambilalihan dengan Disney untuk aset hiburan Fox yang terpecah dari kepemilikan Murdoch. Beberapa analis mengatakan bahwa Comcast bisa membatalkan tawaran untuk aset Fox jika memenangkan Sky.

Acara unggulan Sky adalah liputan langsung sepak bola Liga Primer Inggris. Selain itu, grup ini juga menyediakan layanan internet broadband dan telepon. Raksasa media seperti Disney dan Comcast telah berusaha untuk meningkatkan penawaran kreatif mereka untuk bersaing dengan Netflix dan layanan streaming lainnya yang mengikis nilai aset televisi kabel konvensional.

Baca juga: Takut Kena Semprit, Comcast Lepas Rem Kecepatan Internet

Persaingan itu dimulai pada Rabu pagi waktu London ketika Fox menaikkan penawarannya ke £ 14 atau sekitar Rp 266 ribu untuk setiap saham yang beredar, naik secara substansial dari nilai sebelumnya yang sebesar £ 10,75 atau setara Rp 204 ribu.

“Sebagai pemegang saham pendiri Sky, kami tetap berkomitmen untuk membawa kedua organisasi ini bersama-sama untuk menciptakan bisnis kelas dunia yang diposisikan untuk memberikan pengalaman hiburan terbaik ke masa depan,” kata pernyataan Fox.

“Peningkatan skala dan kemampuan kombinasi akan memperkaya kemampuan Sky untuk melanjutkan misinya untuk tahun-tahun mendatang, terutama pada saat perubahan dinamis dalam industri kami.” Imbuh perusahaan itu.

Selang beberapa jam kemudian Comcast membalas pernyataan Fox, dengan merilis penawaran setelah pasar AS ditutup dari £ 14,75 atau sekitar Rp 280 ribu per saham, sekitar lima persen di atas tawaran Fox. Comcast mengungkapkan tawaran manisnya itu telah diterima oleh para direktur Komite Independen Sky.

“Comcast telah lama mengagumi Sky dan percaya itu adalah perusahaan yang luar biasa dan sangat cocok dengan Comcast. Pengumuman hari ini lebih lanjut menggarisbawahi keyakinan Comcast dan komitmennya untuk memiliki Sky,” ujar pernyataan Comcast yang dirilis setelah pasar saham AS ditutup.

Pengejaran jangka panjang Fox untuk semua saham Sky telah diganggu oleh ketakutan pemerintah Inggris atas kemajemukan media dan standar penyiaran, serta pengaruh Murdoch, warga negara AS kelahiran Australia. ini karena Murdoch memiliki dua surat kabar terkenal Inggris, yakni The Times and The Sun.

Baca juga: Edan! Comcast Tawar Fox Rp 906 Triliun

Kritik mengatakan mendapatkan kontrol penuh juga dari saluran televisi Sky News akan memberinya terlalu banyak pengaruh dalam bisnis berita. Untuk mengatasi hal ini, Fox telah mengusulkan untuk menjual Sky News ke Disney.

Sumber: Channel News Asia

Broadcom Akuisisi CA Technologies Rp 272 Triliun

1

Telset.id, Jakarta – Batal membeli Qualcomm pertengahan Maret lalu, tidak membuat Broadcom berhenti berupaya melebarkan sayap bisnisnya. Kini perusahaan asal Amerika Serikat itu mengakuisisi CA Technologies dengan mahar US$ 18,9 miliar atau mencapai Rp 272 triliun.

Aksi korporasi ini otomatis menambahkan bisnis perangkat lunak ke portofolio Broadcom. Akuisisi ini juga cukup mengejutkan dari sisi pembayarannya karena berbentuk uang tunai, dalam langkah memperluas jangkauannya ke dalam perangkat lunak

Broadcom optimistis CA Technologies akan menambahkan pendapatan berkali-kali lipat, sehingga menjadikannya perusahaan pemain yang lebih besar dan akhirnya bertansformasi jadi perusahaan yang fokus pada teknologi infrastruktur.

CA telah bertransformasi dari perusahaan perangkat lunak mainframe menjadi fokus pada DevOps serta aplikasi keamanan dan pembangunan.

Baca juga: Ini Alasan Qualcomm Tolak Pinangan Broadcom

Broadcom membayar 20 persen premi dari harga penutupan CA Rabu kemarin. Pemegang saham CA akan mendapatkan uang US$ 44,50 atau sekitar Rp 640 ribu secara tunai untuk setiap saham.
Dengan pembelian CA, Broadcom baru akan mendapatkan 28 persen dari pendapatan perusahaan perangkat lunak, mulai hari ini.

CEO Broadcom Hock Tan mengatakan CA Technologies akan menjadi blok bangunan penting dan perusahaan dapat memanfaatkan basis pelanggan baru yang besar.

Sedangkan CEO CA Mike Gregoire mengatakan kombinasi perangkat lunak dan pengetahuan alias knowhow semikonduktor Broadcom sangat menarik. Adapun dari sisi keuangan, Broadcom mengatakan CA Technologies akan mendongkrak  penghasilan non-GAAP.

Baca juga: Broadcom Sodorkan Rp 1.644 Triliun ke Qualcomm

Perusahaan gabungan ini memiliki pendapatan tahunan sebesar US$ 23,9 miliar atau mencapai Rp 344 triliun dengan pendapatan diluar bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan sebesar US$ 11,6 miliar atau setara Rp Rp 166 triliun.

Menurut Broadcom, proses pembelian CA diperkirakan akan diselesaikan pada kuartal keempat tahun 2018. [WS/HBS]

Sumber: ZDNet

India Larang ISP Blokir Konten Internet

0

Telset.id, Jakarta – Perlindungan netralitas internet tak hanya menjadi perhatian negara maju seperti Amerika Serikat (AS), melainkan juga negara diluar kategori itu, seperti India. Bahkan, negara dengan penduduk beragama Hindu alias Hindustan ini baru saja mengadopsi regulasi yang sebagian besar melarang ISP melakukan pelarangan buatan atau pemblokiran konten.

Menurut engadget.com, Kamis (12/7/2018), dari sisi hukum, langkah India tersebut sudah selangkah lebih maju ketimbang Amerika. Pasalnya negara ekonomi nomor dua dunia itu masih memperjuangkan proteksi netralitas internet setapak demi setapak dari satu negara bagian ke negara bagia lain.

Tentu saja prosesnya tidak berlangsung dalam waktu singkat karena Komisi Telekomunikasi resmi negara (TC) baru menyetujui peraturan ini setelah Otoritas Regulator Telekomunikasi India (TRAI) mengajukan usulan pada November lalu. Keputusan ini dinilai menyelesaikan gerakan untuk memperbarui perlindungan internet yang dimulai pada 2015.

“Mulai hari ini dan seterusnya, ISP tidak dapat melakukan tindakan yang terkait memblokir, merendahkan, memperlambat atau memberikan kecepatan istimewa atau perlakuan terhadap konten apa pun,” tulis laporan The Wire.

Penyedia layanan internet juga dilarang memberikan konten dengan nilai nol untuk kebanyakan materi di internet.

Baca juga: India Dapat Wi-Fi Gratis dari Google, Indonesia?

Tetapi Sekretaris TRAI Aruna Sundarajan mengungkapkan apa yang disebut layanan IoT kritis dan layanan khusus tidak termasuk atau dikecualikan dari aturan baru.

India Mulai Larang ISP Blokir Konten Internet

Aturan ini termasuk operasi jarak jauh atau kendaraan otonom, yang Sundarajan bandingkan dengan hukum untuk memungkinkan ambulans mengabaikan peraturan lalu lintas.

TRAI mulai menyerukan komentar publik tentang potensi perubahan peraturan internet pada 2015. Tak lama setelah itu, Facebook memperkenalkan layanan Internet.org (platform Free Basic terakhir) di India.

Namun layanan ini dilarang oleh pemerintah India pada 2016, karena menyediakan konten tanpa rating yang mungkin telah mendapat keuntungan lebih dari perusahaan lokal. Regulator India melakukannya secara eksplisit untuk menjaga netralitas internet.

Baca juga: Belum Bayar BHP, 57 ISP Terancam Dicabut Izinnya

Bulan lalu aturan netralitas internet Amerika diberangus oleh Komisis Komunikasi Federal (FCC) yang dipimpin oleh mantan pengacara telekomunikasi. ISP telah diklasifikasi ulang sebagai layanan Titel I, yang mengalihkannya di bawah yurisdiksi Komisi Perdagangan Federal FTC. Tapi setidaknya penyedia layanan meyakinkan konsumen bahwa mereka tidak mencekik akses internet.

Sumber: Engadget

Gara-gara Persaingan Usaha, Apple Kena “Semprit” di Jepang

2

Telset.id, Jakarta – Apple kembali dilanda masalah. Setelah dikabarkan akan dicecar oleh kongres Amerika Serikat (AS), raksasa teknologi ini dituding Komisi Persaingan Usaha (FTC) Jepang telah melanggar regulasi antimonopoli.

FTC Jepang menilai Apple melakukan monopoli dengan meminta operator seluler menjual iPhone secara murah, tetapi membebankan biaya bulanan tinggi. Melalui kebijakan tersebut, konsumen Apple jadi tidak memiliki pilihan.

Dilansir Engadget, Rabu (11/7/2018), FTC menyebut, di Jepang Apple memaksa NTT Docomo Inc, KDDI Corp, dan Softbank Group Corp untuk menawarkan subsidi dan menjual iPhone lewat potongan harga.

“Mengharuskan operator seluler untuk menawarkan subsidi untuk iPhone akan menghalangi operator menawarkan biaya bulanan yang murah dan menutup kompetisi,” kata FTC dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Kongres Bakal Cecar Apple dan Google soal Data Pengguna

FTC mengawasi penjualan Apple sejak 2016, meski belum mengenakan sanksi. Alasannya, Apple sepakat untuk mengubah kontrak dengan operator. Perwakilan Apple untuk Jepang belum berkenan mengomentari isu ini.

Selasa (10/7/2018), anggota kongres AS dikabarkan berencana memanggil bos Apple dan Google untuk bertanya tentang keamanan data pribadi pengguna. Sebelumnya, Senin (9/7/2018), empat anggota kongres dari Partai Republik mengirim surat kepada Apple.

“Kami akan menanyakan soal keamanan data pribadi pengguna. Kami ingin menyelidiki kemungkinan akses pihak ketiga ke data pengguna, khususnya rekaman suara dan informasi lokasi via iPhone dan Android,” tulis anggota kongres.

Dalam surat yang dipublikasikan, ada indikasi Apple dan Google menggunakan data pengguna secara ilegal, termasuk menggunakan informasi lokasi dan rekaman suara.

Sejumlah laporan menyebut bahwa ponsel iPhone dan Android dimanfaatkan oleh Apple dan Google untuk mengumpulkan data suara tanpa sepengetahuan pengguna.

Baca juga: Apple Bantah Terima Data Pengguna dari Facebook

Dilansir NY Post, Apple dan Google masing-masing memiliki kata kunci yang memungkinkan ponsel mendengar dan memproses suara pengguna, seperti misalnya “Ok Google” dan “Hey Siri”.

Ada pula dugaan aplikasi pihak ketiga punya akses untuk menggunakan data suara ketika pengguna mengetikkan kata kunci. Apple maupun Google belum berkomentar mengenai hal ini. [SN/IF]

Sumber : Engadget

Xiaomi Pocophone Segera Hadir di Indonesia?

Telset.id, Jakarta – Xiaomi kemungkinan akan segera menghadirkan seri smartphone barunya di Indonesia dengan nama Pocophone. Hal tersebut terungkap setelah Xiaomi Pocophone muncul di dua situs resmi milik pemerintah yakni situs Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) Kementerian Perindustrian dan e-Sertifikasi Ditjen SDPPI.

Berdasarkan pantauan Tim Telset.id, Kamis (12/07/2018), Xiaomi Pocophone telah mendapatkan sertifikasi TKDN pada tanggal 2 Juli 2018 lalu yang diajukan oleh PT Erajaya Swasembada TBK. Smartphone dengan kode MI M1805E10A itu memiliki nilai TKDN sebesar 30,03%.

Sedangkan di situs e-Sertifikasi, perangkat tersebut telah mendapatkan sertifikat berlaku dengan nomor 57161/SDPPI/2018 yang juga diajukan oleh PT Erajaya Swasembada TBK. Di situs ini, perangkat diberi nama “Pocophone F1” dan terdaftar bersamaan dengan seri Xiaomi Redmi 6 dan 6A.

Menariknya, meski sudah mendapatkan sertifikat TKDN, Xiaomi Indonesia mengaku belum mengetahui kepastian soal Pocophone. Menurut Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, dirinya sama sekali tidak mengetahui soal Pocophone dan cenderung enggan berkomentar soal smartphone tersebut.

“Apa itu Pocophone? Saya belum mendapatkan informasi dari pusat (Xiaomi HQ),” katanya saat ditemui dalam diskusi media, di Jakarta, Rabu (11/07/2018).

Baca Juga: Pencapaian Xiaomi Bikin Google, Apple dkk Gigit Jari

Sekedar informasi, kabar soal Xiaomi Pocophone pertama kali tersiar setelah smartphone itu mengantongi sertifikat dari regulator Taiwan yakni National Communications Commission (NCC) dan lembaga sertifikasi Amerika Serikat, yakni Federal Communications Commission (FCC).

Dalam laporan dari FCC, Xiaomi Pocophone akan hadir dalam dua varian yang dibedakan dari besaran memori internalnya, yakni 64GB dan 128GB. Walaupun demikian, untuk RAM kedua varian ini sama-sama disokong RAM 6GB.

Baca Juga: Xiaomi akan Rilis Smartphone Baru, “Pocophone”?

Jika melihat dari kapasitas RAM dan memori internalnya, maka bisa diperkirakan Xiaomi akan menempatkan Pocophone sebagai smartphone kelas premium. Tapi, dugaan ini juga bisa saja tidak tepat.

Alasannya, selama ini seri Redmi Note 5 Pro yang dimasukan ke dalam kategori smartphone kelas menengah Xiaomi, juga menyematkan kapasitas RAM 6GB dan memori internal 64GB.

Hingga kini, Xiaomi belum mengungkapkan apapun soal Pocophone. Termasuk informasi tentang spesifikasi, rentang harga, hingga waktu peluncurannya. (FHP)

Konten Video “Breaking News” Facebook Hadir Minggu Depan

0

Telset.id, Jakarta – Facebook telah mengurangi kehadiran berita terbaru di Feed akun penggunanya. Muncul rencana, perusahaan yang digawangi Mark Zuckerberg itu akan menggantinya dengan video khusus di tab Watch atau Tontonan.

Menurut Engadget, Kamis (12/7/2018), Facebook membayar jaringan berita terkemuka untuk sajian konten eksklusif di tab itu. Dan kabar gembiranya, perusahaan akan menghadirkannya minggu depan.

Sebagai suguhan perdana, Facebook akan mempersembahkan tontonan Fox News Update dari Fox News pada Senin (16/7/2018) waktu setempat. Acara lainnya menyusul lewat beragam konten.

Setelah Fox News Update, Facebook juga menghadirkan CNN’s Anderson Cooper, ABC News, Mic, dan masih banyak lagi. Tontonan tersebut akan menjadi bagian dari program Breaking News.

Di dalamnya bakal tersaji acara More in Common yang merupakan serial mingguan dari stasiun milik ABC, At What Cost dari Bloomberg, serta Profil yang berkonsep wawancara dari BuzzFeed News.

Belum cukup, Facebook juga menghadirkan McClatchy’sThe War Within yang berfokus kepada veteran Irak dan Afghanistan, NowThisMorning from NowThis, dan An Imperfect Union dari TEGNA.

Kabar terkait rencana Facebook untuk menghadirkan program Breaking News ini sendiri sebenarnya telah beredar pada awal Juni 2018 lalu. Kala itu, Facebook berjanji menampilkan jurnalis yang akrab dan memiliki berbagai format.

Beberapa program juga akan menampilkan liputan berita secara langsung di lapangan. Ini semua dilakukan Facebook demi memerangi berita palsu.

Facebook tidak lagi memberi tahu pengguna mengenai topik yang sedang menjadi trending di platform dengan menghapus fitur Trending Topic. Selama ini, Facebook dikenal punya fitur yang memeringkat topik berita dan tautan berdasarkan popularitas.[SN/IF]

Sumber : Engadget

Terbukti Rasis, Eksekutif Senior Uber Akhirnya Mundur

1

Telset.id, Jakarta – Kepala SDM Uber, Liane Hornsey, mengundurkan diri dari perusahaan menyusul penyelidikan internal terhadap penanganan tuduhan diskriminasi. Hornsey dituding terlibat kasus rasisme di Uber sehingga memilih keluar.

Sebelum Hornsey mundur, sebuah kelompok anonim yang mengaku sebagai pegawai kulit hitam di Uber menuding bahwa Hornsey telah mengeluarkan komentar yang merendahkan kepala divisi lain di perusahaan, yakni Bernard Coleman.

Tak cuma itu,  Hornsey juga telah merendahkan dan mengancam mantan eksekutif Uber, Bozoma Saint John. Kepergian Saint John dari Uber memang diduga kuat karena menjadi korban kasus pelecehan warna kulit oleh sejumlah oknum.

Baca juga: KPPU Singapura Selidiki Akuisisi Uber-Grab

Kuasa hukum Gibson Dunn langsung melakukan penyelidikan terkait aksi rasisme di Uber. Ia pun menyimpulkan bahwa beberapa tuduhan terhadap Hornsey memang terbukti. Tidak jelas tuduhan mana yang dianggap oleh Dunn merupakan fakta.

CEO Uber, Dara Khosrowshahi, mengumumkan kepergian Hornsey lewat email kepada seluruh karyawan. Namun, ia sama sekali tak menyebut tentang alasan di balik pengunduran diri Hornsey. Khosrowshahi justru memuji kinerja Hornsey.

Baca juga: Uber dan NASA Perpanjang Kerja Sama Proyek Taksi Terbang

Hornsey adalah satu dari sekian eksekutif Uber yang berurusan dengan dugaan pelecehan warna kulit. Di bawah kepemimpinan Hornsey, internal Uber memang sarat persoalan. Sekarang, Khosrowshahi punya pekerjaan rumah berat. [SN/IF]

Sumber : The Verge

Moment Luncurkan Aplikasi Kamera untuk iOS dan Android

1

Telset.id, Jakarta – Perusahaan pembuat aksesori kamera, Moment, meluncurkan aplikasi kamera untuk iOS dan Android. Moment adalah merek yang dikenal sebagai produsen aksesori kamera untuk smartphone.

Selama ini, Moment memproduksi berbagai lensa, yang dirancang khusus untuk iPhone. Sekarang, Moment meluncurkan aplikasi kamera seluler untuk iPhone dan Android.

Aplikasi yang diberi nama Moment ini memiliki pengaturan manual untuk pengambilan foto di kedua platform. Di antaranya pengaturan exsposure, ISO, white balance, shutter speed, dan focus.

Pengguna bisa mendapatkan tampilan histogram langsung sehingga dapat menyesuaikan pengaturan yang sesuai. Pengguna juga dapat menekan untuk mencari titik fokus, dan mengunci fokus atau menyesuaikan fokus dan eksposur secara manual.

Baca juga: Android P Versi Final akan Rilis Agustus?

Tidak hanya itu saja, aplikasi ini juga mendukung pengambilan RAW jika perangkat mendukungnya. Untuk versi iOS, terdapat beberapa fitur tambahan.

Pengguna juga dapat merekam video melalui aplikasi ini, dengan berbagai opsi resolusi dan frame rate, serta mendapatkan stabilisasi gambar elektronik. Menariknya, berbagai opsi pengaturan manual juga tersedia dalam mode video.

Aplikasi iOS juga memungkinkan pengguna memilih format penyimpanan gambar, HEIF atau JPEG, serta video dalam format HEVC atau H.264 dan gambar yang tidak dikompresi dalam format RAW atau TIFF.

Jika pengguna menggunakan ponsel dengan kamera belakang ganda, anda juga dapat secara manual beralih di antara dua modul. Satu-satunya yang tidak dimiliki aplikasi ini seperti yang dimiliki Halide, adalah mode potrait.

Aplikasi ini dapat diunduh dengan biaya $ 2,99 untuk Android. Sementara untuk iOS, dapat diunduh secara gratis di awal, namun hanya dapat digunakan untuk mengambil foto dan video.

Baca juga: 5 Alasan iPhone X Pantas Digandrungi

Pengguna iOS harus membayar $ 2,99 jika ingin menggunakan fitur aplikasi ini secara lengkap. Bagi pengguna iOS, hal ini tidak perlu dipikirkan. Tetapi bagi pengguna Android, mungkin perlu membelinya, tergantung aplikasi kamera yang dimiliki. [BA/HBS]

Sumber: GSMArena

Pencapaian Xiaomi Bikin Google, Apple dkk Gigit Jari

Telset.id, Jakarta – Xiaomi mengklaim jika pencapaiannya saat ini telah mengalahkan perusahaan sekelas Google hingga Alibaba. Menurut Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi, dalam jangka waktu 7 tahun semenjak didirikan pada 6 April 2010 lalu, Xiaomi telah menghasilkan pendapatan sekitar RMB 100 miliar atau Rp 215 triliun.

Pencapaian Xiaomi menurutnya, telah mengalahkan pencapaian dari beberapa perusahaan teknologi besar saat ini. Seperti Google, Facebook, Alibaba, hingga Huawei.

“Perolehan itu mengalahkan perusahaan sekelas Google, Huawei, Apple, Facebook, Tencent sampai Alibaba,” ujar Steven, saat ditemui dalam diskusi media, di Jakarta, Rabu (11/07/2018).

Google misalnya, raksasa pencarian tersebut bisa mencapai pendapatan sebesar itu dalam jangka waktu 9 tahun. Sementara perusahaan lainnya seperti Huawei, membutuhkan waktu selama 21 tahun.

Baca Juga: Xiaomi Tegaskan Mereka Bukan Perusahaan Smartphone, Lalu?

Country Manager Xiaomi Indonesia, Steven Shi

Steven juga menyatakan jika saat ini Xiaomi menjadi salah satu perusahaan teknologi yang bisa mendesain smartphone dan juga chipset sekaligus.

Seperti diketahui, baru beberapa perusahaan yang mampu melakukan hal tersebut yakni Samsung dengan seri smartphone Galaxy dan chipset Exynos-nya. Kemudian Apple dengan chipset seri A untuk iPhone dan iPad sampai seri S untuk Apple Watch.

Sedangkan Huawei dengan chipset Kirin yang sudah disematkan di hampir seluruh smartphone Huawei saat ini, termasuk seri tertinggi seperti Huawei P20 Pro. Sementara untuk Xiaomi, perusahaan ini mendesain chipset dengan nama Surge.

Baca Juga: Hands-on Oppo Find X: Flagship Penuh Inovasi

“Xiaomi salah satu dari 4 perusahaan yang bisa mendesain smartphone dan chipset. Sepert Samsung, Huawei dan Apple,” jelasnya.

Xiaomi sendiri baru saja menegaskan bahwa mereka merupakan perusahaan internet, bukan hanya perusahaan smartphone seperti yang dikenal masyarakat luas.

Diungkapkan Steven, hal tersebut karena bisnis Xiaomi pertama kali bergerak di sektor internet dan teknologi, tepatnya saat mereka mengembangkan MIUI. Seperti diketahui, MIUI pada awalnya merupakan custom ROM yang kerap digunakan beberapa pengguna perangkat Android kala itu.

“Logo Xiaomi itu ‘Mi’, yang bisa diartikan sebagai Mobile Internet. Xiaomi adalah perusahaan internet,” katanya. (FHP)

Tak Semua Wilayah Indonesia Kebagian Oppo Find X

Telset.id, Jakarta – 18 Juli nanti, Oppo akan memperkenalkan seri flagship mereka di Indonesia yakni Oppo Find X. Menjelang peluncurannya, PR Manager Oppo Indonesia, Aryo Meidianto menyatakan jika smartphone ini hanya akan dijual di beberapa wilayah tertentu saja di Indonesia.

“Tak semua wilayah bisa mendapatkan perangkat ini,” katanya, saat ditemui Tim Telset.id, di Jakarta, Kamis (12/07/2018).

Menurutnya, hal tersebut karena Oppo akan melihat berbagai aspek terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menjual seri Find X di wilayah tertentu. Salah satunya adalah kemampuan toko ritel untuk menjual seri Oppo paling tinggi yang telah diluncurkan sebelumnya, seperti Oppo F7 128GB.

“Jadi, hanya beberapa toko saja (yang bisa menjualnya). Penjualan Find X melihat dari kemampuan toko untuk menjual seri Oppo paling tinggi sebelumnya,” jelasnya.

Baca Juga: Hands-on Oppo Find X: Flagship Penuh Inovasi

Meski begitu, Aryo menegaskan jika Oppo Find X akan tetap dapat ditemukan di jaringan toko resmi Oppo atau disebut juga dengan Oppo Experience Zone yang telah tersebar di berbagai kota di Indonesia.

Oppo Find X sendiri diperkirakan akan tersedia di Indonesia pada bulan Agustus mendatang. Sampai sekarang, pihak Oppo Indonesia masih enggan mengungkapkan berapa harga dari smartphone ini ketika diperkenalkan nanti.

“Pokoknya, harganya lebih menarik untuk Indonesia,” ucap Aryo.

Baca Juga: Oppo Find X Lamborghini akan Dijual di Indonesia?

Oppo Find X merupakan seri tertinggi dari Oppo yang pernah diperkenalkan di Indonesia. Smartphone tersebut mengusung layar berjenis OLED berukuran 6,42 inch dengan resolusi 1080 x 2340 piksel dan aspek rasio 19 : 9.

Di sektor dapur pacunya, digunakan prosesor octa-core 2.8 GHz Snapdragon 845, RAM 8GB, ROM 128GB/256GB, baterai 3,730 mAh dan sistem operasi ColorOS 5.1 berbasis Android 8.1.

Baca Juga: Oppo Find X Segera Dijual di Indonesia, Harganya?

Oppo Find X juga telah dibekali dengan kamera ganda dan kamera depan yang “tersembunyi” di balik body-nya. Berkat mekanisme kamera popup, kamera tersebut hanya akan muncul ketika pengguna menggunakannya untuk memotret atau untuk membuka smartphone menggunakan fitur 3D Face Unlock.

Untuk kameranya, di bagian belakang terdapat kamera ganda beresolusi 16MP dan 20MP di bagian belakang. Sedangkan bagian depannya, ada kamera beresolusi 25MP. (FHP)