Beranda blog Halaman 234

Masa Depan Pusat Data Hijau: Solusi untuk Wilayah Rentan Iklim

0

Bayangkan sebuah kota yang terus tumbuh, di mana setiap detiknya jutaan data dihasilkan—mulai dari unggahan media sosial hingga transaksi digital. Di balik layar, pusat data (data center) bekerja tanpa henti, mengonsumsi listrik dan air dalam jumlah besar untuk menjaga server tetap dingin. Namun, tahukah Anda bahwa tanpa langkah berani, industri ini bisa menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di masa depan?

Durham University baru-baru ini merilis studi yang mengungkap tantangan besar di balik digitalisasi perkotaan. Dipimpin oleh Dr. Karen Lai dari Departemen Geografi, penelitian ini menyoroti dampak lingkungan dari pusat data, terutama di wilayah dengan sumber daya terbatas dan risiko iklim tinggi. Temuan ini menjadi alarm bagi banyak negara, termasuk Indonesia, yang sedang gencar membangun infrastruktur digital.

Lalu, bagaimana kita bisa menyeimbangkan kebutuhan digital dengan keberlanjutan lingkungan? Mari telusuri solusi inovatif dari studi terbaru ini.

Dilema Pusat Data di Tengah Krisis Iklim

Pusat data adalah jantung dari ekonomi digital. Mereka mendukung segala hal, mulai dari layanan pemerintah hingga kecerdasan buatan (AI). Namun, operasional 24/7 ini membutuhkan energi dan pendinginan yang masif. Menurut penelitian, tanpa intervensi, pusat data global bisa menyumbang 3-8% emisi karbon dunia pada 2030—angka yang setara dengan industri penerbangan!

data center

Studi yang diterbitkan di npj Urban Sustainability ini mengambil contoh Singapura, negara dengan ekonomi digital maju tetapi sumber daya alam terbatas. Pada 2019, Singapura sempat menghentikan pembangunan pusat data baru karena kekhawatiran lingkungan. Kebijakan ini kemudian direvisi pada 2022 dengan syarat ketat: efisiensi energi tinggi, penggunaan energi terbarukan, dan desain adaptif untuk iklim tropis.

Solusi Berkelanjutan untuk Iklim Tropis

Tim peneliti menggabungkan analisis kebijakan, wawancara dengan 59 pemangku kepentingan, dan lokakarya dengan 150 peserta industri. Hasilnya? Ada empat pilar utama untuk pusat data hijau:

  1. Inovasi Teknologi: Pendingin cair (liquid cooling) dan AI untuk optimisasi energi.
  2. Kebijakan Progresif: Insentif bagi pusat data yang memenuhi standar hijau.
  3. Pendanaan Berkelanjutan: Green bonds dan investasi ESG (Environmental, Social, Governance).
  4. SDM Terampil: Pelatihan khusus untuk mengelola infrastruktur digital rendah karbon.

New study paves way for greener digital infrastructure

Singapura, misalnya, kini menguji coba pusat data terapung yang menggunakan air laut untuk pendinginan alami. Langkah ini bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia, yang juga menghadapi tantangan serupa dalam pembangunan pusat data berkelanjutan.

Peluang dan Tantangan di Indonesia

Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di Asia Tenggara, tidak bisa mengabaikan isu ini. Proyek seperti pusat data bertenaga nuklir yang diusulkan Meta menunjukkan betapa kompleksnya tantangan energi bersih.

Namun, peluangnya besar. Dengan panas bumi sebagai sumber energi terbarukan dan kebijakan hijau yang mulai digalakkan, Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam revolusi pusat data berkelanjutan. Pertanyaannya: siapkah kita berkolaborasi—pemerintah, industri, dan masyarakat—untuk mewujudkannya?

Studi Durham University mengingatkan kita: digitalisasi dan keberlanjutan bukanlah dua hal yang bertentangan. Dengan pendekatan tepat, kita bisa membangun infrastruktur digital yang tidak hanya canggih, tetapi juga ramah lingkungan. Bagaimana pendapat Anda?

Kayu Super Kuat dengan Nano-Besi Ramah Lingkungan

0

Bayangkan material konstruksi masa depan yang sekuat baja, tetapi lebih ringan dan ramah lingkungan. Inilah yang sedang dikembangkan oleh para insinyur di Florida Atlantic University (FAU). Dengan memanfaatkan teknologi nano, mereka berhasil memperkuat kayu menggunakan mineral besi ramah lingkungan—tanpa menambah berat atau mengurangi fleksibilitasnya.

Kayu telah menjadi bahan bangunan andalan selama berabad-abad, tetapi tantangan utamanya adalah ketahanan terhadap beban berat dan faktor lingkungan. Kini, solusi inovatif dari FAU membuka peluang baru untuk menggantikan baja dan beton dalam konstruksi modern. Bagaimana cara kerjanya?

Revolusi Kayu dengan Nano-Besi

Tim peneliti FAU, bekerja sama dengan University of Miami dan Oak Ridge National Laboratory, mengembangkan metode sederhana untuk memperkuat kayu merah (red oak) dengan menambahkan ferrihidrit—mineral besi yang umum ditemukan di tanah dan air. Proses ini dilakukan melalui reaksi kimia antara ferric nitrat dan potassium hydroxide, menghasilkan partikel nano yang mengisi dinding sel kayu.

Distribusi mineral besi dalam dinding sel kayu (warna turquoise)

Hasilnya? Kayu menjadi lebih kuat secara internal tanpa kehilangan sifat alaminya. “Kami berhasil meningkatkan kekuatan dinding sel kayu tanpa membuatnya lebih berat atau kaku,” jelas Dr. Vivian Merk, peneliti utama dalam studi ini. “Ini membuka jalan bagi material konstruksi yang lebih berkelanjutan.”

Uji Kekuatan dari Skala Nano hingga Makro

Untuk memastikan efektivitas metode ini, para peneliti menggunakan berbagai teknik pengujian, termasuk:

  • Atomic Force Microscopy (AFM): Mengukur kekakuan dan elastisitas dinding sel kayu pada tingkat nano.
  • Nanoindentation: Menekan probe kecil ke dalam kayu untuk menguji responsnya terhadap tekanan.
  • Uji Mekanis Standar: Membengkokkan kayu yang telah diolah untuk menilai kekuatan strukturalnya.

Alat Atomic Force Microscopy (AFM) yang digunakan dalam penelitian

Menariknya, meskipun dinding sel menjadi lebih kuat, perilaku kayu secara keseluruhan—seperti cara patah atau melengkung—tetap mirip dengan kayu alami. Hal ini disebabkan oleh melemahnya ikatan antar sel kayu, yang memengaruhi kekuatan struktural pada skala lebih besar.

Potensi Aplikasi di Dunia Nyata

Dengan sekitar 181,5 miliar ton kayu diproduksi setiap tahunnya, material ini menjadi salah satu sumber terbarukan terbesar di dunia. Penguatan dengan nano-besi dapat membuka peluang baru untuk:

  • Konstruksi: Bangunan tinggi dan jembatan yang lebih ringan dan tahan lama.
  • Furnitur: Meja, kursi, dan lantai kayu yang lebih awet.
  • Industri Otomotif: Komponen interior yang kuat namun ringan, seperti pada Tiggo 7 C-DM yang mengusung material ramah lingkungan.

Visualisasi mikroskopis distribusi mineral besi dalam kayu

Dr. Stella Batalama, Dekan Fakultas Teknik FAU, menegaskan bahwa penelitian ini bukan hanya tentang material, tetapi juga kontribusi terhadap lingkungan. “Ini adalah langkah penting menuju pengurangan emisi karbon dan limbah konstruksi,” ujarnya.

Seperti inovasi tinta quantum dot yang mengubah industri display, kayu yang diperkuat nano-besi bisa menjadi terobosan berikutnya dalam material berkelanjutan. Apakah suatu hari nanti kita akan melihat gedung pencakar langit dari kayu super kuat? Waktulah yang akan menjawab.

Baterai EV Bekas Bisa Jadi Solusi Energi Masa Depan, Asal…

0

Bayangkan jika jutaan baterai kendaraan listrik yang sudah tak terpakai bisa menjadi sumber energi untuk rumah, kendaraan kecil, bahkan seluruh kota. Mimpi ini bisa menjadi kenyataan—dengan satu syarat: produsen mau berbagi data vital tentang kondisi baterai tersebut.

Dunia sedang mengalami lonjakan penjualan kendaraan listrik. Tahun lalu, lebih dari 17 juta unit kendaraan listrik dan hybrid terjual. Tahun ini, angka itu diprediksi mencapai 20 juta. Namun, di balik tren positif ini tersembunyi tantangan baru: apa yang harus dilakukan dengan baterai-baterai raksasa ini ketika masa pakainya habis?

Rata-rata, baterai EV bertahan 12-15 tahun, meski data lapangan menunjukkan bisa 40% lebih lama. Dengan berat sekitar 450 kg per baterai, pada 2030 Australia saja diperkirakan akan memiliki 30.000 ton baterai bekas yang perlu didaur ulang. Angka ini melonjak menjadi 360.000 ton pada 2040 dan 1,6 juta ton pada 2050.

Baterai Bekas, Potensi Besar yang Terkunci

Ketika sebuah baterai EV dinyatakan “habis masa pakainya”, sebenarnya masih menyimpan 60-80% kapasitas aslinya. Artinya, baterai ini masih bisa digunakan untuk berbagai aplikasi lain sebelum benar-benar didaur ulang.

Baterai EV bekas yang masih memiliki potensi besar untuk digunakan kembali

Baterai dengan kondisi baik (80% kapasitas atau lebih) bisa dipakai ulang untuk kendaraan listrik lain seperti skuter, sepeda listrik, atau mobil golf. Yang kapasitasnya 60-80% cocok untuk penyimpanan energi stasioner seperti cadangan listrik rumah. Bahkan jika dirangkai bersama, baterai-baterai ini bisa memasok energi untuk seluruh komunitas.

Masalah Utama: Data yang Tidak Terbuka

Sayangnya, potensi besar ini terkunci oleh satu masalah mendasar: kurangnya akses terhadap data baterai. Produsen kendaraan sering membuat sulit untuk mendapatkan informasi penting seperti:

  • Seberapa cepat baterai mengalami degradasi
  • Kondisi kesehatan baterai saat ini
  • Komposisi material baterai
  • Riwayat kecelakaan atau perawatan

Tanpa data ini, proses daur ulang atau penggunaan ulang menjadi penuh ketidakpastian. Baterai yang tidak diketahui kondisinya bisa berisiko terbakar saat dibongkar atau digunakan untuk aplikasi yang tidak sesuai.

Tantangan Daur Ulang yang Kompleks

EV battery mengandung mineral kritis seperti nikel, kobalt, lithium, dan mangan. Hampir 95% materialnya bisa didaur ulang. Namun prosesnya tidak sederhana:

Produsen merancang baterai dengan fokus pada performa dan keamanan, seringkali mengabaikan aspek daur ulang. Baterai biasanya disegel rapat, membuat ribuan sel individual di dalamnya sulit dibongkar. Proses pembongkaran menjadi sangat padat karya dan memakan waktu.

Selain itu, berbagai jenis kimia baterai—seperti lithium iron phosphate dan nickel manganese cobalt—sering tidak tercantum pada label, menyulitkan proses daur ulang yang tepat.

Solusi yang Mulai Bermunculan

Beberapa wilayah mulai mengambil langkah tegas. California telah mewajibkan produsen memberikan akses data kepada pendaur ulang. Uni Eropa akan menerapkan “paspor digital” untuk semua baterai EV mulai Januari 2027, berisi informasi kesehatan baterai, komposisi kimia, dan riwayat insiden.

Infografis tentang daur ulang baterai EV

Peneliti juga berhasil mengembangkan metode untuk memperkirakan kesehatan baterai bekas tanpa akses ke data aslinya. Namun akses ke data penggunaan akan memberikan estimasi yang jauh lebih akurat.

Dengan semakin banyaknya baterai EV yang akan mencapai akhir masa pakainya dalam beberapa tahun mendatang, kolaborasi antara produsen, regulator, dan industri daur ulang menjadi semakin mendesak. Tanpa perubahan kebijakan, kita berisiko memiliki gunungan baterai bekas tanpa solusi pengelolaan yang memadai.

Seperti dibahas dalam artikel Review Vivo V29 5G, teknologi terus berkembang pesat. Namun tanpa sistem pendukung yang matang, inovasi bisa terhambat oleh masalah yang sebenarnya bisa diantisipasi sejak awal.

ChatGPT Lebih Dipercaya daripada Pengacara? Studi Baru Ungkap Fakta Mengejutkan

0

Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah ChatGPT bisa menggantikan pengacara? Sebuah studi terbaru mengungkap fakta mengejutkan: orang lebih mempercayai nasihat hukum yang dihasilkan oleh ChatGPT daripada saran dari pengacara sungguhan—setidaknya ketika mereka tidak tahu mana yang berasal dari AI dan mana dari manusia.

Penelitian ini, dilakukan oleh Eike Schneiders, Joshua Krook, dan Tina Seabrooke dari The Conversation, menyoroti risiko ketergantungan publik pada konten yang dihasilkan AI, terutama di bidang hukum. Dengan maraknya penggunaan alat seperti ChatGPT dan model bahasa besar (LLM) lainnya, studi ini menjadi alarm penting tentang bagaimana kita mengonsumsi informasi krusial.

LLM memang menjanjikan kemudahan—dari menjawab pertanyaan sehari-hari hingga memberikan diagnosa medis atau saran hukum. Namun, mereka juga dikenal menghasilkan “halusinasi”, yaitu keluaran yang tidak akurat atau tidak masuk akal. Dalam konteks hukum, hal ini bisa berakibat serius.

Mengapa Orang Lebih Percaya ChatGPT?

Tim peneliti melakukan tiga eksperimen melibatkan 288 partisipan. Dalam dua eksperimen pertama, peserta diberi nasihat hukum dan diminta memilih mana yang akan mereka ikuti. Hasilnya? Ketika sumber nasihat tidak diungkapkan, responden lebih memilih saran dari ChatGPT daripada pengacara.

legal advice

Bahkan ketika peserta tahu mana yang berasal dari AI dan mana dari manusia, mereka tetap sama-sama bersedia mengikuti ChatGPT seperti halnya pengacara. Salah satu alasannya? ChatGPT menggunakan bahasa yang lebih kompleks dan teknis, sementara pengacara cenderung lebih sederhana—meski lebih panjang.

Bisakah Kita Membedakan AI dan Manusia?

Eksperimen ketiga menguji kemampuan partisipan untuk membedakan nasihat hukum dari ChatGPT dan pengacara. Kabar baiknya: mereka bisa—tapi tidak dengan selisih yang signifikan. Skor rata-rata hanya 0,59 (dari skala 0,5 untuk tebakan acak dan 1,0 untuk jawaban sempurna). Artinya, kemampuan deteksi publik masih lemah.

Regulasi dan Literasi AI: Solusi Jangka Panjang

Ini adalah momen kritis untuk memperketat regulasi AI. Uni Eropa sudah mulai dengan EU AI Act, yang mewajibkan keluaran AI diberi tanda khusus. Namun, regulasi saja tidak cukup. Literasi AI harus ditingkatkan agar publik bisa menilai konten secara kritis.

Dalam praktiknya, ini berarti:

  • Selalu verifikasi informasi penting dengan sumber tepercaya.
  • Libatkan ahli manusia untuk mencegah ketergantungan berlebihan pada AI.
  • Gunakan AI hanya untuk pertanyaan awal, seperti “Apa opsi hukum saya?” atau “Kasus serupa apa yang pernah ada?”

Seperti yang terjadi dalam persaingan teknologi AI global, kita perlu pendekatan dua arah: regulasi ketat dan edukasi publik. AI bisa menjadi alat berharga, tetapi tanggung jawab penggunaannya ada di tangan kita.

The Conversation

Jadi, sebelum Anda mengandalkan ChatGPT untuk masalah hukum serius, ingat: AI belum bisa menggantikan keahlian dan pertimbangan manusia sepenuhnya. Seperti halnya risiko pelacakan data oleh AI, selalu ada harga yang harus dibayar untuk kemudahan yang ditawarkan teknologi.

Eksperimen AI di Reddit: Uji Coba Kontroversial yang Picu Protes

0

Bayangkan Anda sedang berdebat hangat di forum online, yakin bahwa lawan bicara Anda adalah manusia dengan pengalaman hidup nyata. Tapi bagaimana jika ternyata itu adalah AI yang dirancang untuk memanipulasi pandangan Anda? Itulah yang terjadi di subreddit r/changemyview, di mana para peneliti dari University of Zurich diam-diam menyusupkan komentar AI selama berbulan-bulan.

Subreddit dengan 3,8 juta anggota ini menjadi laboratorium tak resmi untuk menguji seberapa persuasif model bahasa besar (LLM) dalam mengubah opini pengguna. Eksperimen ini baru terungkap setelah moderator menemukan kecurangan tersebut dan melaporkannya sebagai “manipulasi psikologis”.

Yang lebih mengkhawatirkan, AI tersebut tidak hanya menghasilkan respons generik. Para peneliti memprogramnya untuk menyamar sebagai berbagai identitas—mulai dari korban kekerasan seksual hingga konselor trauma—dengan memanfaatkan data pribadi pengguna yang diambil dari riwayat posting mereka.

Eksperimen Rahasia yang Melanggar Etika

Menurut pengakuan moderator r/changemyview, para peneliti menggunakan LLM untuk membuat komentar yang disesuaikan dengan profil psikologis dan demografis pengguna asli. “Selain konten posting, LLM diberikan atribut pribadi OP (gender, usia, etnis, lokasi, dan orientasi politik) yang disimpulkan dari riwayat posting mereka menggunakan LLM lain,” tulis para peneliti dalam draf makalah mereka.

Eksperimen AI di Reddit

Moderator menegaskan bahwa tindakan ini melanggar beberapa aturan komunitas, termasuk kebijakan yang mewajibkan pengungkapan penggunaan AI dan larangan terhadap bot. Mereka telah mengajukan keluhan resmi ke University of Zurich dan meminta agar makalah penelitian tidak dipublikasikan.

Respons Keras dari Reddit dan Komunitas

Reddit tidak tinggal diam. Kepala Bagian Hukum Reddit, Ben Lee, menyatakan bahwa tindakan para peneliti “sangat salah secara moral dan hukum” serta melanggar aturan platform. “Kami telah menangguhkan semua akun terkait penelitian University of Zurich,” tulis Lee. “Kami juga akan memperkuat kemampuan deteksi konten tidak autentik dan sedang berkoordinasi dengan tim moderator untuk menghapus konten AI yang terkait penelitian ini.”

Para peneliti membela diri dengan mengatakan bahwa eksperimen mereka telah disetujui oleh komite etik universitas dan bertujuan untuk membantu komunitas online melindungi diri dari penggunaan AI yang lebih berbahaya. Namun, moderator r/changemyview menolak argumen ini, menegaskan bahwa penelitian semacam ini tidak perlu melibatkan subjek manusia tanpa persetujuan.

Pertanyaan Besar tentang Masa Depan AI

Kasus ini memicu perdebatan tentang batasan penggunaan AI dalam interaksi manusia. Dengan kemajuan teknologi seperti Chatbot AI milik OpenAI, semakin sulit membedakan mana manusia dan mana mesin. Apakah kita siap menghadapi era di mana AI bisa menyamar dengan sempurna di ruang digital?

Moderator r/changemyview menegaskan prinsip mereka: “Orang-orang tidak datang ke sini untuk berdiskusi dengan AI atau menjadi kelinci percobaan. Mereka berhak atas ruang bebas dari intrusi semacam ini.” Pernyataan ini mungkin menjadi penanda awal perlunya regulasi lebih ketat terhadap penggunaan AI di ruang publik digital.

ChatGPT Siap Jadi Teman Belanja Anda, Begini Cara Kerjanya

0

Bayangkan sedang duduk santai sambil menyeruput kopi, lalu bertanya pada asisten virtual tentang rekomendasi mesin espresso terbaik. Dalam hitungan detik, Anda disuguhkan pilihan produk lengkap dengan ulasan komparatif dari berbagai sumber. Inilah yang akan segera ditawarkan OpenAI melalui fitur belanja di ChatGPT – sebuah terobosan yang bisa mengubah kebiasaan kita berbelanja online.

OpenAI mengumumkan bahwa mereka akan segera meluncurkan tombol belanja di ChatGPT, tersedia untuk semua pengguna baik yang login maupun tidak. Namun, jangan bayangkan proses checkout langsung dalam aplikasi. ChatGPT akan mengarahkan Anda ke situs merchant untuk menyelesaikan transaksi. Ini adalah langkah strategis OpenAI untuk memasuki pasar e-commerce tanpa harus bersaing langsung dengan raksasa seperti Amazon atau Tokopedia.

Dalam demo eksklusif untuk WIRED, Adam Fry, pemimpin produk pencarian ChatGPT, menunjukkan bagaimana fitur ini bisa membantu pengguna memilih produk mulai dari mesin kopi hingga kursi ergonomis. Yang menarik, rekomendasi produk ini tidak muncul begitu saja. ChatGPT akan mengingat preferensi Anda dan menggabungkannya dengan ulasan produk dari seluruh web.

Bukan Sekadar Mesin Pencari Biasa

ChatGPT sudah menangani lebih dari satu miliar pencarian web per minggu, dengan kategori belanja seperti elektronik, produk kecantikan, dan peralatan rumah tangga menjadi yang paling populer. Namun, berbeda dengan Google Shopping yang menampilkan hasil berbayar, OpenAI menegaskan bahwa rekomendasi produk di ChatGPT murni organik.

“Ini bukan iklan,” tegas Fry. “Ini bukan konten sponsor.” Pernyataan ini menjadi pembeda utama dibandingkan kompetitor. Google Shopping memang menampilkan produk berdasarkan pembayaran merchant, meski itu bukan satu-satunya faktor penentu.

Bagaimana ChatGPT Memilih Produk?

Lalu, bagaimana algoritma ChatGPT menentukan produk mana yang layak direkomendasikan? Fry menjelaskan bahwa sistem ini tidak mengandalkan sinyal tertentu seperti mesin pencari tradisional. “Ini mencoba memahami bagaimana orang mengulas produk, apa kelebihan dan kekurangannya,” ujarnya.

Yang lebih menarik, ChatGPT akan menyimpan preferensi Anda. Jika Anda pernah menyukai pakaian hitam dari merek tertentu, AI akan mengingatnya dan memberikan rekomendasi sesuai selera Anda di pencarian berikutnya. Sumber ulasan produk pun beragam, mulai dari media profesional seperti WIRED hingga forum komunitas seperti Reddit.

Masa Depan Pendapatan Afiliasi

Salah satu pertanyaan besar adalah bagaimana model pendapatan afiliasi akan bekerja. Saat ini, jika Anda membeli produk melalui tautan afiliasi di situs review, penerbit mendapatkan komisi. Lantas, bagaimana ketika ChatGPT merekomendasikan produk berdasarkan ulasan WIRED?

Fry mengakui bahwa ini masih dalam tahap eksperimen. “Kami akan mencoba berbagai cara agar ini bisa bekerja,” katanya, menambahkan bahwa prioritas utama saat ini adalah memberikan rekomendasi berkualitas tinggi. CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya pernah menyebut potensi pendapatan afiliasi sebagai salah satu sumber pendapatan masa depan perusahaan.

Dengan target pendapatan $125 miliar pada 2029 (dari $4 miliar di 2024), OpenAI jelas memiliki ambisi besar. Namun, seberapa besar kontribusi fitur belanja ini terhadap target tersebut masih menjadi tanda tanya.

Ini bukan pertama kalinya OpenAI bermain di ranah belanja online. Sebelumnya mereka meluncurkan Operator, asisten AI yang bisa membantu berbelanja kebutuhan sehari-hari meski masih terkesan kaku. Persaingan di pasar AI-powered search juga semakin ketat dengan kehadiran fitur serupa dari Perplexity dan Google.

Dengan segala potensi dan tantangannya, fitur belanja ChatGPT ini bisa menjadi titik balik dalam cara kita berinteraksi dengan e-commerce. Pertanyaannya: siapkah Anda menjadikan AI sebagai personal shopper Anda?

Nubia Pad Pro: Tablet Flagship Pertama yang Siap Saingi Galaxy Tab S10

0

Pasar tablet premium kini mendapat pemain baru yang siap menggebrak. Nubia, brand yang selama ini dikenal dengan smartphone kamera andalannya, meluncurkan tablet flagship pertamanya: Nubia Pad Pro. Dengan spesifikasi gahar dan harga yang relatif terjangkau, tablet ini langsung menantang dominasi Galaxy Tab S10 dari Samsung.

Peluncuran Nubia Pad Pro menandai babak baru persaingan di segmen tablet premium. Brand China ini tak main-main dengan membekali tablet perdananya dengan chipset Snapdragon 8 Gen 3 dan baterai raksasa 10.100 mAh. Strategi harga agresif yang ditawarkan Nubia bisa menjadi pengubah permainan di pasar yang selama ini didominasi Apple dan Samsung.

Lantas, apa saja keunggulan Nubia Pad Pro yang membuatnya layak dipertimbangkan sebagai alternatif tablet premium? Mari kita kupas tuntas spesifikasi, harga, dan keunggulan tablet anyar ini.

Spesifikasi Gahar dengan Harga Terjangkau

Nubia Pad Pro

Nubia Pad Pro hadir dengan pilihan konfigurasi RAM dan penyimpanan yang bervariasi, mulai dari 8GB/256GB hingga 16GB/1TB. Yang mengejutkan, harga awalnya di China sangat kompetitif:

  • 8/256 GB – 2800 yuan ($385 / €335)
  • 12/256GB – 3000 yuan ($410 / €360)
  • 16/512GB – 3400 yuan ($465 / €410)
  • 16GB/1TB – 4000 yuan ($550 / €480)

Dibandingkan dengan tablet premium lain di kelasnya, Nubia Pad Pro menawarkan rasio harga-kinerja yang sangat menarik. Tablet ini menggunakan chipset Snapdragon 8 Gen 3 yang meski bukan yang terbaru, tetap menjadi salah satu prosesor mobile paling bertenaga saat ini.

Layar 10.9 Inci dengan Refresh Rate 144Hz

The first flagship tablet for Nubia is here to challenge the Galaxy Tab S10 lineup

Nubia memilih ukuran layar yang lebih kompak dibanding rivalnya. Pad Pro mengusung panel LCD 10.9 inci dengan resolusi 2.8K (2560 x 1600 piksel) dan refresh rate tinggi 144Hz. Kombinasi ini menjamin pengalaman visual yang halus baik untuk menonton konten maupun bermain game.

Meski menggunakan teknologi LCD bukan AMOLED, kualitas layarnya tetap menjanjikan dengan dukungan warna yang akurat dan kecerahan memadai. Refresh rate 144Hz juga menjadi nilai tambah besar bagi pengguna yang mengutamakan kelancaran tampilan.

Dapur Pacu Tangguh dan Baterai Tahan Lama

Di balik bodinya yang ramping, Nubia Pad Pro menyimpan baterai berkapasitas besar 10.100 mAh dengan dukungan pengisian cepat 66W. Kombinasi ini menjanjikan daya tahan baterai seharian penuh bahkan untuk penggunaan intensif, dengan waktu pengisian yang relatif cepat.

Untuk performa, tablet ini mengandalkan Snapdragon 8 Gen 3 yang terbukti mampu menangani berbagai tugas berat mulai dari multitasking hingga gaming high-end. Pilihan RAM hingga 16GB juga memastikan kelancaran operasional bahkan dengan banyak aplikasi berjalan bersamaan.

Fitur Kamera dan Aksesori Pendukung

Sebagai brand yang dikenal dengan keahlian di bidang fotografi, Nubia membekali Pad Pro dengan kamera 13MP di belakang dan selfie camera 20MP di depan – resolusi yang lebih tinggi dibanding kebanyakan tablet premium.

Tablet ini juga mendukung stylus dan keyboard magnetik (dijual terpisah seharga 500 yuan/$70 di China) untuk meningkatkan produktivitas. Dengan aksesori ini, Nubia Pad Pro bisa berfungsi sebagai perangkat hiburan sekaligus alat kerja mobile.

Nubia Pad Pro akan mulai dijual di pasar global pada 13 Mei 2025. Meski harga internasionalnya belum diumumkan, diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari versi China. Dengan spesifikasi dan harga yang ditawarkan, tablet ini berpotensi menjadi alternatif menarik bagi yang mencari tablet premium dengan harga lebih terjangkau.

Nubia Z70S Ultra: Flagship dengan Kamera Pro & Desain Retro yang Memukau

0

Pernahkah Anda membayangkan sebuah smartphone yang mampu menggantikan kamera profesional? Dalam waktu kurang dari 10 tahun, teknologi kamera smartphone telah berkembang pesat, bahkan mendekati kualitas perangkat profesional. Kini, Nubia, merek global dari ZTE, meluncurkan flagship terbarunya, Z70S Ultra, yang siap mencuri perhatian dengan sistem kamera level profesional dan desain retro yang memikat.

Smartphone flagship saat ini tidak hanya tentang performa tinggi, tetapi juga tentang pengalaman fotografi yang luar biasa. Nubia Z70S Ultra hadir dengan generasi kelima sistem kamera 35mm yang menjanjikan kejernihan alami, kedalaman, dan warna yang akurat. Dengan sensor utama 50MP berukuran 1/1.3-inch, telephoto 64MP, dan ultra-wide 50MP, smartphone ini siap bersaing dengan kamera profesional.

Tidak hanya kamera, Z70S Ultra juga dibekali dengan baterai besar 6.600 mAh, chipset Snapdragon 8 Elite, dan layar OLED 6,85 inci dengan refresh rate 144 Hz. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang membuat flagship ini begitu istimewa.

Sistem Kamera Profesional yang Mengesankan

Nubia Z70S Ultra mengusung sistem kamera yang dirancang untuk fotografer profesional. Sensor utamanya, OmniVision Light Fusion 900 beresolusi 50MP, lebih besar dibandingkan pendahulunya, Z70 Ultra, yang menggunakan sensor Sony IMX906. Dengan aperture tetap f/1.7 dan lensa 35mm, kamera ini mampu menghasilkan gambar dengan bokeh alami dan detail tajam.

Nubia Z70S Ultra

Selain itu, Z70S Ultra juga dilengkapi dengan kamera telephoto 64MP (70mm) yang mendukung OIS, memungkinkan pengambilan gambar jarak jauh tanpa blur. Untuk fotografi landscape, tersedia kamera ultra-wide 50MP dengan lensa 13mm dan autofocus. Kombinasi ketiga kamera ini menjadikan Z70S Ultra salah satu smartphone dengan kemampuan fotografi terbaik di pasaran.

Desain Retro yang Menawan

Selain performa kamera, Nubia Z70S Ultra juga menonjol dengan desain retro yang elegan. Dua pilihan warna, Twilight dan Melting Gold, memberikan kesan mewah dan klasik. Dengan sertifikasi IP68 dan IP69, smartphone ini juga tahan terhadap debu dan air, menjadikannya pilihan ideal untuk pengguna aktif.

Dapur Pacu Tangguh dan Baterai Besar

Di balik kamera dan desainnya yang memukau, Z70S Ultra didukung oleh chipset Snapdragon 8 Elite, RAM 16GB, dan penyimpanan internal 1TB (UFS 4.0). Performanya sangat mumpuni untuk multitasking dan gaming berat. Baterai 6.600 mAh dengan dukungan fast charging 80W memastikan daya tahan yang panjang.

Nubia Z70S Ultra dengan kamera profesional

Harga dan Ketersediaan Global

Nubia Z70S Ultra telah diluncurkan di China dengan harga mulai dari $630 (Rp 9,8 juta) untuk varian 12GB/256GB, sedangkan varian tertinggi 16GB/1TB dibanderol $770 (Rp 12 juta). Kabar baiknya, smartphone ini akan dirilis secara global pada 13 Mei 2025, sehingga pengguna di seluruh dunia bisa memilikinya.

Dengan kombinasi kamera profesional, desain retro, dan performa tinggi, Nubia Z70S Ultra layak menjadi pertimbangan bagi Anda yang mencari flagship berbeda dari yang lain.

Qualcomm Snapdragon 8 Elite 2 Bakal Rilis September, Performa 30% Lebih Kencang

0

Pernahkah Anda merasa smartphone terbaru masih kurang cepat? Jika ya, kabar terbaru dari Qualcomm mungkin akan membuat Anda berpikir dua kali sebelum membeli gadget baru. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa Snapdragon 8 Elite 2, penerus chipset flagship Qualcomm, akan meluncur lebih awal dari perkiraan—tepatnya akhir September mendatang. Tak hanya itu, perangkat pertama yang mengusung chipset ini diprediksi sudah beredar di pasaran China pada Oktober.

Qualcomm sebelumnya merilis Snapdragon 8 Elite pada Oktober tahun lalu, sehingga banyak yang mengira siklus peluncuran penerusnya akan mengikuti pola yang sama. Namun, rupanya perusahaan memutuskan untuk mempercepat jadwal demi bersaing ketat dengan Apple. Pasalnya, iPhone 17 family juga diprediksi meluncur September nanti. Dengan rilis lebih awal, para produsen Android bisa lebih siap menghadapi persaingan di musim belanja akhir tahun.

Lantas, apa yang membuat Snapdragon 8 Elite 2 begitu istimewa? Mari kita kupas lebih dalam.

Performa GPU Naik 30%, CPU 25% Lebih Kencang

Qualcomm's Snapdragon 8 Elite 2 to launch early

Berdasarkan bocoran skor benchmark AnTuTu, Snapdragon 8 Elite 2 menunjukkan peningkatan signifikan dibanding pendahulunya. GPU chipset ini dikabarkan 30% lebih bertenaga, sementara performa CPU-nya naik 25%. Angka-angka ini bukan sekadar klaim—hasil tes awal menunjukkan bahwa chipset baru ini benar-benar dirancang untuk memberikan pengalaman mobile yang lebih mulus, baik untuk gaming berat maupun multitasking intensif.

Peningkatan ini tidak datang tiba-tiba. Qualcomm diketahui sedang berinvestasi besar-besaran dalam teknologi fabrikasi canggih, termasuk kolaborasi dengan TSMC untuk proses 2nm yang diyakini akan membawa efisiensi daya lebih baik.

Strategi Qualcomm Hadapi Persaingan dengan Apple

Speedtest report: Apple C1 beats the Qualcomm modem when network speeds are low

Peluncuran lebih awal Snapdragon 8 Elite 2 jelas bukan kebetulan. Dengan iPhone 17 yang kemungkinan besar akan membawa peningkatan chipset A-series terbaru, Qualcomm ingin memastikan para mitra Android-nya tidak ketinggalan. Apalagi, laporan terbaru menunjukkan bahwa modem Apple C1 sempat mengungguli Qualcomm dalam kondisi jaringan tertentu.

Selain itu, rilis awal juga memungkinkan produsen seperti Vivo dan Honor untuk memasarkan perangkat flagship mereka tepat sebelum musim liburan—periode penjualan paling krusial di industri smartphone.

Apa Artinya Bagi Konsumen?

Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan upgrade smartphone, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Performa Gaming Lebih Baik: Dengan GPU 30% lebih kencang, game mobile berat seperti Genshin Impact atau Call of Duty Mobile akan berjalan lebih lancar.
  • Efisiensi Baterai: Meski belum ada data resmi, peningkatan arsitektur biasanya disertai optimasi daya lebih baik.
  • Harga: Teknologi baru seringkali datang dengan harga premium. Namun, dengan persaingan ketat dari MediaTek, Qualcomm mungkin akan menjaga harga tetap kompetitif.

Jadi, apakah Anda akan menunggu smartphone dengan Snapdragon 8 Elite 2, atau memilih perangkat yang sudah ada sekarang? Keputusan ada di tangan Anda—tapi satu hal pasti: persaingan chipset mobile tahun ini akan semakin panas!

iQOO Z10 Turbo dan Turbo Pro Resmi Dirilis: Baterai Raksasa dan Performa Gahar

0

Pernahkah Anda membayangkan smartphone dengan baterai yang bisa bertahan berhari-hari sekaligus berfungsi sebagai power bank? iQOO menjawab tantangan itu dengan meluncurkan seri Z10 Turbo dan Z10 Turbo Pro. Dua varian baru ini tidak hanya menawarkan kapasitas baterai luar biasa, tetapi juga performa tinggi dengan chipset terbaru dari Qualcomm dan MediaTek.

iQOO, sub-brand vivo yang dikenal dengan produk gaming-nya, kembali memperkuat posisi di pasar smartphone mid-range. Setelah sebelumnya merilis iQOO Z10 dalam 4 varian utama, kini mereka menghadirkan Turbo dan Turbo Pro dengan spesifikasi yang lebih gahar. Kedua ponsel ini siap bersaing ketat dengan kompetitor seperti Redmi Turbo 4 Pro yang juga baru diluncurkan.

Lantas, apa saja keunggulan iQOO Z10 Turbo dan Turbo Pro? Mari kita kupas lebih dalam.

Performa Gahar dengan Chipset Terbaru

iQOO Z10 Turbo series

iQOO Z10 Turbo Pro menjadi yang pertama mengusung Snapdragon 8s Gen 4, chipset terbaru Qualcomm yang menjanjikan performa setara flagship dengan harga lebih terjangkau. Seperti dibahas dalam bocoran sebelumnya, chipset ini menggunakan arsitektur 4nm dengan CPU octa-core dan GPU Adreno terbaru.

Sementara itu, varian reguler Z10 Turbo mengandalkan MediaTek Dimensity 8400 yang tidak kalah tangguh. Kedua chipset ini dipastikan mampu menangani game berat dan multitasking ekstrem tanpa lag.

Baterai Raksasa dan Charging Super Cepat

iQOO Z10 Turbo and Turbo Pro unveiled with huge batteries

Yang paling mencolok dari seri Z10 Turbo adalah kapasitas baterainya. Z10 Turbo Pro membawa 7.000 mAh, sementara varian reguler bahkan lebih besar dengan 7.620 mAh – salah satu yang terbesar di kelasnya. Keduanya mendukung reverse wired charging, menjadikannya power bank portabel.

Untuk pengisian daya, Z10 Turbo Pro menawarkan 120W wired charging yang bisa mengisi penuh dalam hitungan menit. Sedangkan Z10 Turbo memiliki 90W charging yang tetap tergolong sangat cepat.

Layar AMOLED 144Hz dan Kamera Mumpuni

iQOO Z10 Turbo and Turbo Pro color options

Kedua ponsel berbagi panel 6.78-inch AMOLED dengan refresh rate 144Hz dan kecerahan puncak 2.000 nits – ideal untuk gaming dan konten HDR. Mereka juga dilengkapi fingerprint scanner optik dan kamera selfie 16MP.

Di sektor kamera, Z10 Turbo Pro unggul dengan setup 50MP (LYT-600) + 8MP ultrawide, sementara Z10 Turbo memiliki 50MP utama plus sensor depth 2MP. Keduanya menjalankan OriginOS 5 berbasis Android 15 dengan proteksi IP65 terhadap debu dan percikan air.

Harga Kompetitif dan Ketersediaan

iQOO menawarkan Z10 Turbo mulai CNY 1,799 (~Rp 3,9 juta) untuk varian 12/256GB, sementara Z10 Turbo Pro dimulai dari CNY 1,999 (~Rp 4,3 juta). Keduanya sudah bisa dipesan di China melalui vivo dengan pilihan warna hitam, putih, oranye, dan beige.

Dengan spesifikasi dan harga tersebut, seri Z10 Turbo siap menjadi alternatif menarik bagi yang menginginkan performa flagship dengan baterai tahan lama. Bagaimana menurut Anda? Apakah ini akan menjadi pesaing berat di kelas mid-range premium?

Samsung Premiere 5: Proyektor Ultra-Short Throw dengan Fitur Layar Sentuh Raksasa

0

Bayangkan sebuah proyektor yang tidak hanya memancarkan gambar berukuran 100 inci dari jarak 43 cm, tetapi juga bisa mengubah meja atau lantai Anda menjadi layar sentuh raksasa. Inilah yang ditawarkan Samsung Premiere 5, proyektor ultra-short throw terbaru yang baru saja diluncurkan di Korea Selatan dengan harga KRW 1,99 juta (sekitar $1,380 atau Rp 21 juta).

Proyektor ini pertama kali diperkenalkan di CES 2025 dan kini resmi tersedia di pasar Korea. Dengan teknologi laser inframerah dan kamera built-in, Premiere 5 mampu mendeteksi sentuhan, mengubah permukaan datar apa pun menjadi antarmuka interaktif. Fitur ini membuka berbagai kemungkinan baru, mulai dari presentasi bisnis yang lebih dinamis hingga pengalaman gaming yang lebih imersif.

Lantas, apa saja keunggulan proyektor premium ini dibanding produk sejenis di pasaran? Mari kita telusuri lebih dalam.

Desain Kompak dengan Kemampuan Proyeksi Luar Biasa

Samsung The Premiere 5 ultra-short throw projector

Samsung Premiere 5 hadir dengan desain minimalis namun elegan. Sebagai proyektor ultra-short throw, perangkat ini mampu memproyeksikan gambar berukuran 100 inci (254 cm) hanya dari jarak 43 cm. Artinya, Anda tidak memerlukan ruang besar untuk menikmati pengalaman menonton layar lebar di rumah.

Proyektor ini menggunakan sistem laser triple yang menghasilkan resolusi 1080p dengan dukungan HDR10+. Meski bukan 4K seperti Samsung Premiere 7 dan 9 yang diluncurkan sebelumnya, kualitas gambarnya tetap memukau berkat teknologi Vision Booster yang secara otomatis menyesuaikan kontras, warna, dan kecerahan berdasarkan kondisi pencahayaan ruangan.

Layar Sentuh Raksasa di Ujung Jari

Using The Premiere 5 as a giant touchscreen

Fitur paling revolusioner dari Premiere 5 adalah kemampuan layar sentuhnya. Dengan modul laser inframerah dan kamera built-in, proyektor ini dapat mendeteksi sentuhan di permukaan yang diproyeksikan, mengubah meja atau lantai Anda menjadi layar interaktif berukuran besar.

Bayangkan melakukan presentasi dengan langsung menyentuh slide di meja konferensi, atau mengontrol smart home melalui antarmuka raksasa di lantai ruang tamu. Bahkan, Anda bisa menggunakan fitur screen mirroring untuk menikmati pengalaman Samsung DeX di layar 100 inci.

Konektivitas Lengkap untuk Segala Kebutuhan

Samsung The Premiere 5 projector launches, can create giant 100'' touchscreens

Premiere 5 dilengkapi dengan berbagai port konektivitas, termasuk dua micro HDMI (satu dengan eARC) dan satu USB-C. Untuk konektivitas nirkabel, proyektor ini mendukung Wi-Fi 5 dan Bluetooth 5.2. Sistem audio stereo 10W dengan Dolby Atmos memberikan pengalaman menonton yang lebih imersif.

Sebagai perangkat berbasis Tizen OS, Premiere 5 menawarkan berbagai fitur pintar seperti Gaming Hub yang mendukung layanan game streaming seperti Xbox, GeForce Now, dan Luna. Integrasi dengan SmartThings juga memungkinkan Anda mengontrol perangkat smart home langsung dari proyektor.

Harga dan Ketersediaan

Dengan harga KRW 1,99 juta (sekitar Rp 21 juta), Samsung Premiere 5 memang bukan proyektor murah. Namun, untuk segmen proyektor ultra-short throw dengan fitur layar sentuh, harga ini cukup kompetitif dibanding produk sejenis di pasaran.

Bagi yang mencari alternatif lebih terjangkau, beberapa proyektor kelas menengah mungkin bisa menjadi pilihan. Namun, fitur layar sentuh dan kualitas proyeksi Premiere 5 tetap sulit ditandingi.

Saat ini, Premiere 5 baru tersedia di Korea Selatan. Belum ada informasi resmi mengenai peluncuran global, tetapi mengikuti pola rilis produk Samsung sebelumnya, kemungkinan besar proyektor ini akan segera menyusul ke pasar internasional.

Xiaomi dan Huawei Kuasai Pasar Smartphone China di Kuartal Pertama 2025

0

Pasar smartphone China kembali menunjukkan ketangguhannya di tengah persaingan global yang semakin ketat. Pada kuartal pertama 2025, pasar ini tumbuh 5% dengan total pengiriman mencapai 70,9 juta unit. Xiaomi dan Huawei muncul sebagai pemain utama, menguasai hampir 40% pangsa pasar secara bersama-sama. Pertumbuhan ini didorong oleh program subsidi perangkat nasional China yang efektif sejak 8 Januari 2025, serta strategi ekosistem produk yang semakin matang dari kedua brand tersebut.

Grafik pertumbuhan pasar smartphone China Q1 2025

Xiaomi Melesat dengan Pertumbuhan 40%

Xiaomi menjadi pemimpin pasar dengan menguasai 19% pangsa pasar dan pertumbuhan pengiriman tahunan yang mencengangkan sebesar 40%. Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi kuat antara produk smartphone dan perangkat IoT mereka. Program subsidi pemerintah China juga menjadi katalis utama, di mana konsumen bisa mendapatkan diskon hingga 15% untuk perangkat di bawah CNY 6.000 (sekitar Rp14 juta).

Model seperti Xiaomi 15 Ultra yang baru saja mendapatkan sertifikasi FCC turut memperkuat posisi brand ini di pasar global. Xiaomi juga semakin agresif dalam pengembangan teknologi AI, yang kini menjadi tren utama di industri smartphone.

Xiaomi 15 Ultra review

Huawei Bertahan Kuat dengan Inovasi Foldable

Huawei menempati posisi kedua dengan 18% pangsa pasar dan pertumbuhan 12%. Keberhasilan ini didukung oleh permintaan yang stabil untuk smartphone konvensional mereka, serta antusiasme pasar terhadap seri foldable seperti Mate XT dan Pura X. Sistem operasi HarmonyOS Next juga semakin berkembang, dengan estimasi menguasai 3% smartphone di China.

Meski menghadapi tantangan di pasar global, Huawei tetap menunjukkan ketangguhannya di pasar domestik. Seperti yang terjadi sebelumnya, persaingan antara Huawei dan pemain China lainnya terus memanas.

Huawei Pura X hands-on

Oppo, Vivo, dan Apple di Posisi Berikutnya

Oppo dan Vivo masing-masing menguasai 15% pasar, menunjukkan konsistensi mereka dalam menghadapi persaingan. Sementara itu, Apple berada di posisi kelima dengan 13% pangsa pasar. Meski demikian, persaingan di segmen premium tetap ketat dengan kehadiran Samsung dan brand China lainnya.

Oppo Find X8 Ultra review

Tren AI dan Masa Depan Pasar Smartphone China

Salah satu tren menarik adalah semakin populernya smartphone dengan kemampuan AI. Saat ini, sekitar 22% smartphone yang dikirimkan memiliki fitur AI, dan angka ini diprediksi akan mencapai 40% di akhir tahun. Brand seperti DeepSeek mulai menarik perhatian dengan berbagai utilitas berbasis AI.

Dengan program subsidi yang masih berjalan dan inovasi yang terus berkembang, pasar smartphone China diprediksi akan tetap menjadi yang terbesar di dunia. Pertanyaannya sekarang: apakah brand global seperti Apple dan Samsung bisa mengejar ketertinggalan mereka di pasar yang sangat kompetitif ini?