Telset.id, Jakarta – Warganet meminta agar nama Athonius Gunawan Agung diabadikan di Bandara yang ada di Palu, Sulawesi Tengah. Agung sendiri merupakan personil Air Traffic Controller (ATC) AirNav cabang Palu yang menjadi korban meninggal saat gempa dan tsunami menerjang daerah tersebut.
Permintaan tersebut diiringi oleh ucapan belasungkawa kepada pria tersebut. Bahkan akun media sosial twitter resmi milik AirNav (@AirNav_Official) sejak Sabtu (29/09) hingga Senin (01/10) terus dibanjiri oleh ucapan duka cita.
Salah satu warganet yang meminta agar nama Agung diabadikan adalah Bachtiar Munthe. Melalui akun (@Moenthelicious), dirinya meminta agar nama Agung diabadikan di Bandara tempat Agung bertugas.
“Kalau boleh, nama Anthonius Gunawan Agung disematkan di nama bandara tempat beliau bertugas. Sebagai bentuk apresiasi untuk jasa beliau dan tentunya sebagai pengingat bahwa kita pernah punya orang hebat seperti beliau. #RIPAnthoniusGunawanAgung #RIPAgung #PrayforSulteng,” tulisnya di Twitter.
Kalau boleh, nama Anthonius Gunawan Agung disematkan di nama bandara tempat beliau bertugas. Sebagai bentuk apresiasi untuk jasa beliau dan tentunya sebagai pengingat bahwa kita pernah punya orang hebat seperti beliau. #RIPAnthoniusGunawanAgung #RIPAgung #PrayforSulteng
— Bachtiar Munthe (@Moenthelicious) September 29, 2018
Baca juga: Tinjau Kondisi Jaringan Komunikasi, Rudiantara Terbang ke Palu
Ucapan Bachtiar pun dibalas oleh akun Te Yuyu (@ayuajiasmoro) Te Yuyu menilai jika penamaan Agung bertujuan agar masyarakat bisa lebih mengenal sosok Agung.
“Setuju, selama ini orang hanya kenal pilot/penerbang. Pdhl tiap hari, para ‘ground heroes’ ini melakukan tugas mahapenting, memandu & memastikan keselamatan penerbang,” ucap Te Yuyu.
Permintaan tersebut juga datang dari warganet luar negeri. Akun Tajinder Dhuria (@TDhuria) meminta agar nama Agung diabadikan menjadi nama bendara tempatnya bertugas.
“As an honour for the sacrifice made by this young man airport should change its name to his name,” tulis Tajinder di akun Twitter-nya..
Kisah Agung sendiri bermula saat dirinya sedang menjalankan tugas di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu. Kemudian pada saat gempa terjadi, Agung masih berusaha mengantarkan pesawat Batik Air dengan nomor ID-6231 yang berisi 148 awak penumpang untuk tinggal landas.
Baca juga: Mirip Predator, Mobil Kamuflase Hebohkan Warganet
Ketika sedang menyelesaikan tugasnya tersebut, Agung harus meregang nyawa. Karena tower pemantau akan ambruk, Agung pun melompat dari lantai 4 dan mengalami patah kaki.
Dirinya pun sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi karena mengalami luka di bagian dalam sehingga nyawanya tak tertolong. Kisahnya pun menjadi viral dan menuai banyak pujian warganet.
Pada sabtu kemarin, pihak AirNav Indonesia juga telah memberikan penghargaan kepada Agung. Melalui laman Twitter-nya, Direktur AirNav Novie Riyanto mengatakan jika Agung mendapatkan kenaikan pangkat sebanyak dua tingkat.
Karena itu, kami akan memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikkan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ungkap Pak Novie.
— AirNav Indonesia (@AirNav_Official) September 29, 2018
“Kami memberikan penghargaan kepada almarhum dengan menaikan pangkatnya sebanyak dua tingkat serta bentuk apresiasi lainnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ucap Novie pada Sabtu (29/9).
Sebelumnya telah terjadi gempa berkekuatan 7,7 Skala richer (SR) mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu Sulawesi Tengah pada Jumat lalu (28/9). Tak hanya gempa, tsunami juga menerjang yang mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa melayang. [NM/HBS]