Ini Sosok Harun Yahya yang Dihukum Penjara 1000 Tahun

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Pendakwah Adnan Oktar atau dikenal dengan nama Harun Yahya dihukum lebih dari 1.000 tahun penjara atau 1.075 tahun oleh Pengadilan Turki. Sosok Harun Yahya pun menjadi perbincangan karena sederet kontroversi yang menyertainya. 

Dilansir Telset dari Reuters pada Selasa (12/01/2021) hukuman 1075 tahun penjara diberikan karena Harun Yahya terbukti bersalah atas sejumlah kejahatan seperti membentuk dan memimpin sekte kriminal, penipuan dan pelecehan seksual. 

Sebelumnya polisi Istanbul Turki menangkap Oktar beserta 77 orang lainnya di kediamannya pada Juli 2018. Penangkapan tersebut dilakukan karena Harun Yahya dan sekti yang dipimpinnya melakukan serangkaian tindakan kriminal serta pemerkosaan. 

{Baca juga: Tersandung Kasus Suap, Jaksa Vonis Bos Samsung 9 Tahun Penjara}

Kasus ini selanjutnya diselidiki dan dibawa ke meja hijau. Setelah menjalani rangkaian persidangan hakim memutuskan Oktar dijatuhi hukuman penjara 1.075 tahun dan 3 bulan atas 10 dakwaan yang diterima. 

Jika ditotal Oktar dan 13 anggota sekte lainnya divonis hukuman penjara 9.803 tahun dan 6 bulan penjara. Hingga kini persidangan masih terus berlanjut dengan 236 terdakwa yang sebagian besar mengaku tidak bersalah dan menuntut kebebasan. 

Sekedar informasi sekte pimpinan Adnan Oktar atau Harun Yahya memang kontroversial. Sejak tahun 1970-an, Adnan mulai membentuk kelompok pengikutnya dan sempat menjalani persidangan walau akhirnya dirinya bebas dari jeratan hukum. 

Salah satu kelompok pengikut yang cukup kontroversial adalah kelompok sekte The Kittens. Anggota kelompok tersebut adalah laki-laki dan perempuan dimana perempuan yang bergabung melakukan operasi plastik sehingga semua perempuan tersebut wajahnya mirip. 

Adnan sering memamerkan perempuan-perempuan tersebut saat mengisi acara di stasiun TV miliknya yakni A9. Pria berusia 65 tahun tersebut juga menjuluki anggota perempuan  dengan nama “Kitten” atau anak kucing dan anggota laki-laki disebut “Lion” atau Singa. 

Profil Harun Yahya 

Harun Yahya bersama para wanita seksi yang disebutnya “Kittens” (hurriyetdailynews.com)

Adnan Oktar atau Harun Yahya adalah pria asli Turki yang lahir Ankara, Turki 2 Februari 1956. Tidak diketahui berapa jumlah saudaranya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Adnan Oktar memiliki ibu bernama Mediha, dan ayah bernama Yusuf. 

Adnan belajar pendidikan dasar dan menengah di Ankara, Cebeci dan Kurtuluş. Setelah tamat sekolah menengah, ia kuliah di Akademi Seni Rupa Negeri Departemen Arsitektur Interior di  Universitas Sinan Istanbul pada 1979. 

Disana ia mengumpulkan mahasiswa untuk melakukan diskusi tentang pemikiran islam. Di tahun tersebut Adnan menyumbangkan berbagai pemikiran mengenai anti ideologi Marxisme, komunisme, filsafat materialistis serta teori evolusi dan Darwinisme. 

{Baca juga: Ledakan Bintang Dahsyat Bisa Hambat Evolusi Kehidupan}

Selanjutnya di tahun 1986, Adnan masuk ke Jurusan Filsafat dan Sejarah di Universitas Istanbul. Pada tahun yang sama Adnan muncul di majalah Nokta dan mulai sering memberikan pengajaran mengenai filsafat kepada para mahasiswa. 

Adnan juga rajin muncul di media massa lokal. Sayangnya Adnan tidak menyelesaikan kuliahnya dan fokus untuk berceramah dan menulis buku.

Adnan menulis buku pertama dengan judul “Judaism and Freemasonry” atau “Yahudi dan Freemasonry” dengan nama pena Harun Yahya. Nama Harun Yahya sendiri terinspirasi dari Nabi Harun dan Nabi Yahya. 

Melalui buku tersebut, Harun menyatakan sebuah teori konspirasi yakni bahwa ada kelompok rahasia  mempengaruhi media massa, politik, universitas dan lembaga negara di seluruh dunia. Selanjutnya Harun mulai dikenal di Turki  dan juga dunia. 

Menentang Teori Darwin

Harun Yahya menentang teori Charles Darwin (Foto: Wikimedia Commons)

Selanjutnya Harun mulai memproduksi lebih dari 300 buku berisi pandangannya tentang ilmu pengetahuan khususnya pandangannya yang mengkritik teori evolusi darwin. Harun mengkritik teori evolusi darwin lewat buku “Atlas of Creation” atau Atlas Penciptaan. 

Buku yang diterbitkan tahun 2006 tersebut cukup kontroversial dan menuai pro dan kontra. Dilansir dari The Guardian, buku tersebut telah dicetak lebih dari 10 ribu eksemplar. Dalam buku tersebut Harun menentang teori evolusi dari Charles Darwin. 

Teori evolusi Darwin menjelaskan bahwa semua species di muka bumi berhubungan satu sama lain dan melalui proses mutasi atau perubahan. Teori tersebut yang ditentang oleh Harun.

Lewat Atlas Penciptaan, Harun mengklaim telah melihat 100 juta fosil dan menyimpulkan bahwa tumbuhan, hewan, manusia dan serangga tidak pernah mengalami evolusi apapun. Semuanya diciptakan dengan cara yang sama oleh Tuhan. 

Bahkan melalui wawancara dengan The Guardian, Harun menantang jika ada yang berhasil menunjukan fosil yang merupakan evolusi, maka dirinya akan memberi hadiah sebesar 10 triliun Lira Turki atau Rp19.010 triliun. 

“Tidak ada fosil untuk membuktikan teori Darwin. Jika mereka dapat menunjukkan beberapa fosil, saya akan memberi mereka hadiah 10 triliun. Tetapi ada hampir 100 juta fosil yang membuktikan penciptaan. Di Turki, kami telah memamerkan ribuan dari mereka,” katanya. 

“Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi. Misalnya, buaya berumur 100 juta tahun, tidak berubah menjadi profesor setelah beberapa saat,” tambahnya. 

Disisi lain kritik mengenai teori Harun juga banyak dilontarkan oleh ilmuwan. Melansir dari Haberler, ilmuwan Richard Dawkins mengkritik buku Atlas Penciptaan sebagai buku yang buruk. 

{Baca juga: 5 Ilmuwan Muslim yang Berhasil Mengubah Dunia}

 “Isi dari produksi mahal dan gemerlap buku ini adalah kebodohan menakjubkan dan tetap tidak mampu mendamaikan apakah ini benar-benar kemalasan yang sembrono atau sederhana atau kesadaran sinis akan ketidaktahuan dan kebodohan,” kata Richard. 

Sedangkan menurut ilmuwan Turki Ergi Deniz Özsoy, Atlas Penciptaan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. 

“Tidak ada yang dianggap serius oleh para ilmuwan atau orang dengan pendidikan sains. Ada foto-foto fosil yang diambil dengan hati-hati yang diterbitkan di tempat lain. Teks di dalamnya sangat konyol, tidak menyampaikan informasi ilmiah apapun,” ujar Ergi. 

Beragam kontroversi Adnan Oktar alias Harun Yahya ini akhirnya berakhir di penjara. Adnan harus mendekam di penjara selama 1.075 tahun untuk mempertanggungjawabkan segala bentuk tindakan kriminal yang dilakukannya. [NM/HBS]

 

SourceReuters

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI