XL Raup Pendapatan Rp 5,5 Triliun di Kuartal I 2015

Dian Siswarini, Deputy CEO XL
Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata (bayu/telsetnews)

JAKARTA – Sepanjang kuartal pertama tahun 2015, PT XL Axiata meraih pendapatan sebesar Rp 5,5 triliun, dengan tingkat pertumbuhan yang relatif datar. Selain itu, imbas melemahnya rupiah membuat XL harus menelan kerugian sebesar Rp 758 Milliar di kuartal I 2015.

Dalam keterangan resmi pencapaian kinerja perusahaan selama kuartal pertama tahun 2015, operator terbesar kedua di Tanah Air ini melaporkan bahwa pendapatan dari layanan seluler sebesar Rp 1,86 triliun atau tumbuh 3% dari tahun lalu. Sementara pendapatan dari layanan SMS sebesar Rp 1,05 triliun, sedangkan layanan data dan VAS sebesar Rp 1,6 triliun, serta interkoneksi sebesar Rp 642 miliar.

Layanan Data XL mengalami pertumbuhan sebesar 29% dibanding tahun lalu. Pendapatan layanan Data memberikan kontribusi sebesar 32% terhadap total pemakaian pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 26%.

Presiden Direktur XL, Dian Siswarini menjelaskan, pertumbuhan layanan Data yang signifikan didorong oleh meningkatnya lalu lintas (traffic) penggunaan Data serta penetrasi penggunaan smartphone.

“Kami fokus menyediakan layanan Internet agar lebih terjangkau sehingga dapat meningkatkan trafik penggunaan Data sebesar 92% dibandingkan tahun lalu,” kata Dian, dalam keterangannya yang diterima telsetNews, Rabu (6/5/2015).

Diang mengungkapkan, bahwa sepanjang kuartal I 2015, XL memiliki 52,1 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 28 ribu atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 23 ribu. Saat ini jumlah pengguna smartphone XL telah mencapai 17,2 juta pelanggan dengan tingkat penetrasi sebesar 33% selama kuartal pertama tahun ini.

Meski begitu, Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) menurun 15% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 1,9 Triliun dengan marjin EBITDA sebesar 34%.

Penurunan EBITDA ini merupakan dampak adanya integrasi dengan Axis, yang mana proses akuisisi telah selesai dilakukan pada tanggal 19 Maret 2014 yang lalu. Di kuartal pertama tahun lalu dampak tersebut belum terlihat sepenuhnya.

Kerugian selama kuartal pertama 2015 sebesar Rp 758 Milliar merupakan dampak dari melemahnya Rupiah. Tanpa memperhitungkan dampak dari transaksi Forex  yang belum direalisasikan serta hasil pajak, maka XL hanya mencatat kerugian sebesar Rp 79 Milliar

XL juga telah membelanjakan Rp 769 Milliar belanja modal untuk memperluas infrastruktur layanan Data dan layanan mobile, dengan sumber dana berasal dari internal. Total hutang mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp 30,2 triliun dari Rp 28,4 triliun pada akhir kuartal empat tahun lalu, sehingga hutang bersih/EBITDA sedikit berkurang dari sebelumnya 2.9x menjadi 2.8x.

Agenda Transformasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI