Telset.id,Jakarta – Lembaga regulator Uni Eropa atau European Commission sedang mempelajari apakah ada kebutuhan untuk membuat sebuah kebijakan agar untuk mendorong perusahaan pembuat ponsel membuat pengisian daya ponsel (charger) yang seragam.
Seperti diketahui, saat ini Samsung, Apple, dan merek-merek ponsel lainnya memiliki pengisian daya atau charger yang berbeda.
Hal inilah yang dituding menjadi salah satu biang kerok sampah elektronik karena setiap tahun ada perangkat baru yang dirilis.
Rencana aturan membuat charger yang seragam disebut merupakan solusi yang patut dicoba guna mengurangi dampak limbah elektronik yang dihasilkan dari semua charger ponsel pintar yang berbeda-beda di pasaran.
Baca juga: Duh.. Asia Penyumbang Sampah Elektronik Terbesar
Menurut data yang dikumpulkan, seperti dilansir dari Reuters, dalam setahun ada sekitar 51.000 ton kabel yang dibuang menjadi sampah elektronik.
Pada 2009, 14 perusahaan termasuk Apple, Samsung, Huawei dan Nokia menandatangani nota kesepahaman (MoU), menyetujui untuk menyamakan pengisi daya untuk smartphone baru yang masuk ke pasar pada tahun 2011.
Namun, apa yang terjadi, saat ini kita menjumpai microUSB, pengisi daya Lightning di iPhone, pengisian nirkabel QI, dan sekarang USB-C.
Baca juga: iPhone Edisi 2018 Sudah Pakai USB Type-C
Baik pengguna iPhone ataupun ponsel Android menginginkan satu jenis pengisian daya yang cepat dan dapat digunakan di kedua handset. Namun langkah dari pemerintah Eropa tampaknya telah diabaikan oleh perusahaan industri smartphone.
Perusahaan menghiraukan dampak lingkungan dan lebih memilih untuk menghasilkan uang yang besar dari penjualan pengisi daya telepon yang rentan dan gampang rusak, serta hanya dapat digunakan pada perangkat mereka sendiri.
Pelanggar terbesar adalah Apple, yang menggunakan port Lightning ke colokan USB untuk pengisian iPhone sejak peluncuran iPhone 5 pada tahun 2012. Sementara perusahaa ponsel android, LG dan Samsung memilih untuk menggunakan pengisi daya USB Type-C yang terbaru.
Dengan tidak adanya upaya atau tindakan dari perusahaan, para pembuat kebijakan di Eroba saat ini sedang melakukan studi penilaian dampak guna menentukan apakah perlu dilakukan sebuah tindakan yang lebih tegas.
Baca juga: Indonesia Masuk 10 Negara Penyumbang Sampah Elektronik
Studi penilaian dampak ini bisa menghasilkan sebuah peraturan baru yang wajib dipatuhi bagi perusahaan pembuat ponsel pintar bila masih ingin memasarkan produknya di Eropa.
Menariknya, saat ini ada banyak rumor yang menyebutkan bahwa Apple berencana untuk melepas konektor Lightning untuk ponsel seri berikutnya? [BA/HBS]
Sumber: The Sun