Telset.id, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengkritik kecepatan layanan internet di Indonesia yang dinilai lambat dan dijual dengan harga yang mahal.
Dalam acara Indonesia Fintech Summit 2021 pada Minggu (12/12/2021), Luhut berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mengalami kendala akibat kecepatan internet yang lelet dan harga layanan yang mahal.
“Rendahnya tingkat kecepatan jaringan juga jadi kendala dalam menumbuhkan ekonomi digital. Belum lagi kesenjangan internet terjadi karena biaya yang mahal, sehingga internet hanya bisa diakses mereka yang mampu secara ekonomi,” tutur Luhut.
Masalah lainnya adalah akses internet belum merata di seluruh Tanah Air, sehingga masih ada masyarakat yang belum bisa mengakses internet.
Baca juga: Daftar Provider Internet Tercepat di Indonesia
“Akses layanan telekomunikasi masih belum menjangkau semua desa di Indonesia,” tambah Luhut.
Ketiga masalah tersebut memberikan dampak buruk kepada pertumbuhan ekonomi digital yang tidak maksimal dan menimbulkan kesenjangan digital. Maksud dari kesenjangan digital adalah hanya orang-orang yang mendapatkan akses dan mampu secara ekonomi saja yang bisa menikmati layanan internet.
Luhut mengajak agar pemerintah serta asosiasi harus mengatasi masalah ini. Sebab, kalau tidak diatasi maka layanan internet yang lambat dan mahal akan menjadi bom waktu bagi masyarakat.
“Hal inilah, yang harus menjadi perhatian kita bersama, bukan hanya pemerintah, namun juga dorongan dari asosiasi, pemerintah juga akan terus mendorong mengatasi kesenjangan digital yang terjadi,” ungkap Luhut.
Kecepatan Internet Indonesia Memang Lambat
Pernyataan Luhut mengenai kecepatan layanan internet ternyata benar adanya. Sebab menurut data dari portal diskon CupoNation, harga layanan internet kabel dan WiFi di Indonesia tergolong mahal dan memiliki kecepatan yang lambat dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Berdasarkan data yang diambil pada 2019 lalu, kecepatan internet Indonesia maksimal hanya 200 Mbps. Kalah jauh dibandingkan Singapura dan Malaysia yang kecepatannya mencapai 2 Gbps dan 1 Gbps.
Indonesia juga kalah saing dibandingkan Filipina dan Thailand yang menghadirkan kecepatan internet maksimal hingga 1 Gbps dan 500 Mbps. Namun dalam kajian CupoNation, kecepatan internet tergantung pada kondisi negara tersebut.
“Setiap negara memiliki maksimal kecepatan koneksi internet yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti infrastruktur, kondisi geografis dan sebagainya,” tulis CupoNation.
Beralih ke harga. Dibanding negara lain, harga layanan internet di Tanah Air juga tergolong mahal. Tarif bulanan Indonesia yang termahal Rp 2,9 juta per bulan atau Rp 14 ribu per Mbps.
Baca juga: Kecepatan Internet Telkomsel dan Biznet Paling Ngebut
Harga internet Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Singapura yang tarif paling mahal mencapai Rp 540 ribu per bulan, Rp 677 ribu per bulan, dan Rp 735 ribu per bulan.
Semoga apa yang dikatakan Menteri Luhut tentang kecepatan internet Indonesia yang lambat dan mahal bisa menjadi masukkan bagi Kementerian Kominfo dan operator telekomunikasi untuk ke depannya. (NM/MF)