Ini Tantangan Penerapan Jaringan 5G di Indonesia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Penerapan jaringan 5G di Indonesia memiliki berbagai tantangan yang harus dilewati pemerintah, operator seluler dan masyarakat Indonesia. Tantangan-tantangan yang dimaksud mulai dari regulasi hingga Sumber Daya Manusia (SDM).

Menurut Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya, tantangan jaringan 5G pertama adalah regulasi pemerintah mengenai spektrum frekuensi.

Pemerintah perlu menentukan regulasi mengenai spektrum frekuensinya. Hingga saat ini sudah ada beberapa kandidat seperti 3,5 Ghz, 2,6 Ghz, 700 Mhz dan 26 Ghz.

Pemerintah juga harus menyusun regulasi mengenai penerapan jaringan 5G di masing-masing operator. Apakah operator masing-masing harus menggelar jaringan 5G atau bisa saling bekerja sama.

{Baca juga: MediaTek Dimensity 800U, Chipset 7nm Dukung Jaringan 5G}

“Ini yang harus dijawab oleh regulator dan operator,” kata Teguh.

Melalui seminar virtual Datascrip Expo 2020 pada Senin (07/09/2020), Teguh juga mengatakan jika tantangan selanjutnya adalah dari sisi industri.

Pemerintah dan perusahaan teknologi harus menciptakan ekosistem pendukung agar jaringan 5G bisa semakin optimal.

Selain itu pemerintah juga harus membuat standarisasi seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Tujuannya agar Indonesia bisa menciptakan standar khusus mengenai perangkat 5G di Indonesia.

{Baca juga: Tri Terapkan Solusi Zero Drive Test untuk Cek Jaringan}

“Kita harus membuat standar seperti SNI dan TKDN serta apakah kita melakukan pabrikasi atau tinggal impor saja,” tanya Teguh.

Tantangan Dalam Mencetak SDM yang Unggul

Tantangan Jaringan 5G

Tantangan keempat adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah perlu membuat model pendidikan yang dapat mencetak SDM unggul supaya dapat mendukung jaringan 5G di Tanah Air.

“Penyiapaan SDM untuk mendukung platform dan industri dalam membuat konten terkait dengan 5G. Kalo butuh kurikulum maka harus disiapkan,” tambah Teguh.

Terakhir adalah sektor mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari jaringan cepat ini. Pemerintah harus menentukan apakah jaringan 5G akan digunakan untuk kawasan perkotaan, kawasan industri, area perkebunan dan lain sebagainya.

{Baca juga: Inggris akan Larang Pembangunan Jaringan 5G Huawei}

“Apakah itu baik jika digunakan di kawasan perkotaan, industri atau perkebunan. Ini yang perlu dijawab dan disiapkan di teknologi 5G di negar kita,” tutup Teguh. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI