Telset.id, Jakarta – Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis survei penetrasi pengguna internet di Indonesia. Menurut Sekretaris Jenderal APJII, Henri Kasyfi Soemartono, saat ini jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 196 juta.
Dalam konferensi pers yang diadakan secara virtual, Senin (9/11/2020), survei APJII menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengguna internet di Tanah Air.
Disampaikan Henri, total pemakai internet dari 2019 hingga Q2-2020 mencapai 196,7 juta dengen penetrasi 73,3 persen dari total populasi Indonesia sekitar 266,9 juta.
{Baca juga: Kominfo Janjikan Akses Internet di 3.126 Puskesmas dan RS}
Jumlah itu meningkat signifikan dibandingkan hasil survei pada tahun 2018 yang mencapai 171,1 juta dengan penetrasi 64,8 persen.
“Pengguna internet Indonesia diperkirakan 196 juta, naik dari 171 juta di tahun 2018. Pertumbuhannya 8,9 persen atau sekitar 25 juta pengguna,” jelasnya.
Kontribusi Penetrasi Internet Pulau Jawa Paling Banyak
Sementara untuk kontribusi penetrasi pengguna internet per wilayah di Indonesia, Pulau Jawa mendominasi dengan 56,4 persen, atau naik dari 55,7 persen. Henri mengatakan, kenaikan dan dominasi Pulau jawa menggambarkan infrastruktur di sana sangat berkembang.
“Ini menggambarkan infrastruktur di Pulau jawa berkembang, sehingga kontribusi tetap memberikan kenaikan,” tuturnya.
Disusul Pulau Sumatera dengan persentase 22,1 persen, Sulawesi (7 persen), Kalimantan (6,3 persen), Bali – Nusa tenggara (5,2 persen), serta Maluku – Papua (3 persen).
{Baca juga: 4 Alasan Kuat Kenapa Indonesia Butuh 5G}
“Kontribusi penetrasi per wilayah kurang lebih berimbang dibanding tahun lalu,” tambah henri.
Sebagai perbandingan, pada hasil survei 2018 lalu, Pulau Sumatera memberikan kontribusi penetrasi pengguna internet Indonesia sebesar 21,6 persen.
Kemudian, ada Bali – Nusa Tenggara (5,2 persen), Kalimantan (6,6 persen), Sulawesi (5,2 persen), Maluku – Papua (10,9 persen).
Survei penetrasi pengguna internet yang diungkap APJII ini sendiri dilakukan bersama Indonesia Survei Center dengan metode teknik sampling. Margin of error dari survei mencapai 1,27 persen dengan level of confidence mencapai 95 persen. (MF)