Telset.id, Jakarta – Disadari atau tidak, teknologi sudah memasuki beragam sendi kehidupan. Salah satunya di sektor pendidikan. Meski demikian, ada sedikit penghambat dalam penerapan teknologi di dunia pendidikan secara lebih optimal, yakni sumber daya manusia (SDM).
Drs. Sobirin HD, Ketua YPI Al-Azhar Indonesia, mengakui bahwa SDM yang ada saat ini belum bisa maksimal dalam penerapan teknologi di dalam pendidikan.
Diperlukan edukasi atau pelatihan untuk guru agar mereka bisa dengan baik memanfaatkan teknologi untuk transfer pendidikan kepada siswa. Intinya, semua pihak harus melek teknologi di bidang pendidikan.
{Baca juga: Menyandingkan Teknologi dan Pendidikan Demi Kuliatas Hidup Lebih Baik}
“Oleh karena itu, benar usulan agar banyak memberikan pelatihan kepada guru, serta teknologi masuk ke pendidikan, harus bisa untuk semua,” ujar Sobirin dalam acara Seminar Nasional Tren Edutech 2020: Menuju Indonesia Maju yang diselenggarakan oleh Telset.id.
Hal senada juga disampaikan oleh Fernando Uffie, Founder Kelas Pintar. Menurutnya, dengan adanya pelatihan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan bisa sangat membantu dalam membentuk SDM yang unggul.
“Untuk itulah teknologi perlu dihadirkan dalam dunia pendidikan. Sesuai dengan arahan Presiden RI Pak joko Widodo yang berharap teknologi bisa menghadirkan terobosan dan lompatan-lompatan dalam dunia pendidikan sebagai bagian dari upaya membentuk SDM Maju,” ujar Uffie.
Guna mengembangkan pendidikan berbasis teknologi dengan maksimal, Uffie mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
{Baca juga: Kominfo: Masyarakat Masih Belum Tahu Konsekuensi “Ruang Digital”}
“Jika kita bicara arah pengembangan pendidikan berbasis teknologi, Pertama kali yang disentuh oleh teknologi di dunia pendidikan adalah akses. Untuk itu, kolaborasi antara dunia pendidikan dan penyedia infrastruktur internet sudah menjadi sebuah keniscayaan. Dari segi perangkat, smartphone akan jadi perangkat akses utama,” jelasnya.
Maka dari itu, solusi pendidikan, baik yang terkait langsung dengan siswa, guru, maupun sekolah, hingga solusi yang sifatnya administratif, harus dibuat dengan menyesuaikan dengan platform smartphone.
Lalu ada Collaborative Platform, dimana semua model interaksi antara stake holder dunia pendidikan, harus bisa diakomodasi oleh platform pendidikan berbasis teknologi. Dan di dalamnya juga bicara tentang blended learning lengkap dengan teknologi pendukung seperti Artificial Intelligent dan Machine learning.
{Baca juga: Kominfo: Masyarakat Masih Belum Tahu Konsekuensi “Ruang Digital”}
Kemudian perlu disediakan juga konten berbentuk video learning dan mixed reality, dimana perangkat dan konten virtual reality akan membantu siswa untuk merasakan pengalaman belajar yang lebih nyata.
“Ini akan menjadi tren di dunia pendidikan di masa yang akan datang,” pungkas Uffie. (HR/HBS)