Telset.id, Jakarta – Pengusaha Jepang Katsuo Inoue memilih Italia untuk liburan virtual musim panas tahun ini. Ia menikmati fasilitas kabin kelas bisnis dan menyaksikan pemandangan Florence dan Roma tanpa pernah meninggalkan Tokyo.
Inoue dan istrinya “terbang” sebagai klien perusahaan hiburan Tokyo First Airlines, yang memanfaatkan pasar wisata dengan kacamata VR (virtual reality) untuk wisatawan Jepang selama pandemi Covid-19.
{Baca juga: Jepang Punya Cara Unik Bikin Siswa Betah di Rumah}
“Saya sering pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Akan tetapi, saya belum pernah ke Italia. Kesan saya cukup baik. Saya merasa benar-benar melihat sesuatu di sana,” ujarnya dikutip Telset.id dari New York Post, Minggu (16/8/2020).
Pelancong duduk di kursi kelas satu atau bisnis di kabin tiruan maskapai penerbangan sambil menikmati makanan dan minuman. Mereka “berwisata” lewat layar panel datar yang menampilkan pemandangan luar pesawat, termasuk awan.
Kacamata VR virtual menyediakan tur liburan virtual nan imersif ke berbagai tujuan, termasuk Italia, Prancis, Amerika Serikat, serta Hawaii. Mereka sungguh menikmati perjalanan yang sebenarnya pesawat tidak pernah lepas landas dari daratan.
Virus corona memang telah menghentikan sebagian besar perjalanan dari Jepang. Maskapai terbesar negara itu, ANA Holdings, mengatakan bahwa jumlah penerbangan ke tujuan asing menggunakan pesawat turun 96 persen pada Juni 2020.
{Baca juga: Berapa Kuota yang Dihabiskan untuk Jalan-jalan Virtual?}
Asosiasi Transportasi Udara Internasional memperkirakan, butuh waktu hingga 2024 untuk memulihkan jumlah penumpang pesawat secara global. Menurut mereka, dampak virus corona benar-benar dahsyat bagi sektor wisata.
Mengakses situs liburan virtual menjadi alternatif untuk liburan bersama keluarga. Namun Anda harus menyiapkan kuota yang cukup supaya aktivitas jalan-jalan tidak terganggu karena kehabisan kuota internet.
Sebelumnya, Tri Indonesia melakukan pengujian internal mengenai pemakaian kuota untuk situs jalan-jalan virtual berdasarkan teknologi street view, foto 360 derajat, ataupun berbasis video review.
Hasilnya berbeda-beda. Untuk situs jalan-jalan virtual yang menggunakan teknologi street view menyedot kuota 30 MB untuk durasi akses selama 30 menit.
Selanjutnya untuk situs yang menggunakan foto 360 derajat cenderung lebih menyedot banyak kuota. Rata-rata situs jenis tersebut menyedot kuota sampai 120 MB untuk durasi akses sekitar 30 menit.
Situs yang paling banyak menyedot kuota adalah situs yang menggunakan teknologi video review. Dengan menghadirkan konten video maka situs tersebut banyak menyedot kuota hingga 350 MB selama 30 menit. [SN/HBS]