Sam Altman Rilis Teknologi Baca Pikiran, Gak Perlu Operasi Otak!

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Bayangkan bisa memesan kopi hanya dengan membayangkannya. Atau mengetik email panjang tanpa menyentuh keyboard. Itulah masa depan yang dijanjikan oleh teknologi antarmuka otak-komputer (BCI), dan kini, salah satu tokoh paling visioner di Silicon Valley sedang mempersiapkan revolusi baru. Sam Altman, sang CEO OpenAI, tidak hanya ingin ChatGPT memahami kata-kata Anda—dia ingin AI-nya membaca langsung dari pikiran Anda.

Setelah sebelumnya menggemparkan dunia dengan startup pemindaian bola mata, World, Altman kini mengalihkan perhatiannya ke wilayah yang lebih dalam dan personal: otak manusia. Obsesinya untuk mengodifikasi biologi manusia menemukan babak baru yang bahkan lebih ambisius. Jika sebelumnya ia memindai identitas Anda melalui mata, langkah selanjutnya adalah mengintip langsung ke dalam benak pikiran.

Bocoran terbaru dari laporan mendalam oleh The Verge melalui newsletter Sources oleh Alex Heath mengindikasikan bahwa startup BCI rahasia Altman, Merge Labs, sedang mengejar pendekatan radikal yang berbeda dari pesaingnya. Alih-alih mengandalkan implantasi bedah saraf yang invasif, Merge dikabarkan akan memanfaatkan teknologi ultrasound untuk membaca aktivitas otak. Sebuah terobosan yang berpotensi mengubah segalanya, karena siapa yang sangka gelombang suara bisa menjadi jendela menuju pikiran kita?

Rekrutan Rahasia dan Misi Non-Invasif Merge

Inti dari strategi Altman terungkap melalui sebuah keputusan rekrutmen yang strategis. Dilaporkan bahwa ia telah merekrut Mikhail Shapiro, seorang insinyur biomolekuler ternama dari California Institute of Technology (Caltech), untuk bergabung dengan tim pendiri Merge Labs. Shapiro bukanlah nama asing di dunia sains. Spesialisasinya justru terletak pada penelitian pendekatan non-invasif untuk memindai otak manusia—sebuah kontras mencolok dengan metode implantasi bedah yang diusung oleh rival abadinya, Elon Musk, melalui Neuralink.

Keahlian Shapiro yang paling relevan adalah mempelopori penggunaan terapi gen untuk membuat sel-sel menjadi terlihat oleh pencitraan ultrasound. Dalam sebuah presentasi yang disorot dalam laporan tersebut, Shapiro menjelaskan bahwa “lebih mudah untuk memperkenalkan gen ke dalam sel” agar mereka merespons ultrasound, daripada harus menanamkan elektroda fisik langsung ke otak. Pendekatan ini pada dasarnya seperti “mewarnai” sel-sel saraf tertentu sehingga mereka dapat “berbicara” melalui gelombang suara, membuka kemungkinan untuk memetakan aktivitas neural tanpa satu sayatan pun.

Lalu, bagaimana dengan Neuralink? Perusahaan Elon Musk ini telah menjadi berita utama dengan keberhasilannya melakukan implantasi chip pertama ke otak manusia dan mendapatkan izin regulasi untuk melanjutkan prosedur tersebut. Namun, Altman secara terbuka telah menyatakan ketidaksukaannya terhadap pendekatan berbasis implant ini. Dalam sebuah pembicaraan pada Juli lalu, ia dengan tegas menyatakan bahwa dirinya “pasti tidak akan menanam sesuatu ke otak saya” yang berpotensi membunuh neuron. Kritik ini bukan sekadar perbedaan pendapat teknis, melainkan cerminan dari filosofi yang lebih dalam tentang bagaimana teknologi seharusnya berinteraksi dengan biologi manusia.

Visi “Merge” dan Koneksi yang Menarik

Nama “Merge” sendiri bukanlah pilihan yang sembarangan. Ini adalah referensi langsung ke sebuah ide populer di kalangan teknolog yang menggambarkan titik hipotetis ketika manusia dan mesin “melebur” menjadi satu. Altman bahkan telah menulis postingan blog panjang lebar tentang topik ini pada tahun 2017, mengutip prediksi bahwa peleburan ini bisa terjadi secepat 2025 atau selambat-lambatnya 2075. Visi ini bukan lagi sekadar fiksi ilmiah, tetapi sebuah roadmap teknologi yang sedang dibangun secara nyata.

Yang juga menarik adalah koneksi antara Merge dan perusahaan Altman yang lain. Pada Agustus lalu, Financial Times melaporkan bahwa Altman akan meluncurkan Merge bersama Alex Blania, yang mengepalai startup blockchain pemindaian bola mata bernama World—sebuah perusahaan yang turut didirikan oleh Altman dan saat ini ia jabat sebagai chairman. Hubungan ini mengisyaratkan sebuah strategi yang lebih besar: menciptakan ekosistem teknologi yang saling terhubung untuk memetakan identitas biologis manusia dari berbagai sudut, dari mata hingga pikiran.

Hanya beberapa hari setelah laporan FT, Altman mengonfirmasi bahwa ia memang sedang meluncurkan pesaing Neuralink, meski tidak memberikan detail lebih lanjut. Pengakuannya ini mengukuhkan bahwa perlombaan untuk menguasai antarmuka otak-komputer telah memasuki babak baru dengan pemain-pamer berat. Persaingan ini tidak hanya melibatkan Neuralink, tetapi juga perusahaan seperti pengembang elektroda 3D mirip rambut yang lebih nyaman, menunjukkan bahwa inovasi di bidang ini sedang berkembang pesat dengan berbagai pendekatan.

Dinamika Pendanaan dan Posisi Altman

Aspek pendanaan Merge juga patut disoroti. Startup ini dikabarkan berencana mengumpulkan dana sebesar $250 juta dari OpenAI, dengan valuasi yang digaungkan mencapai $850 juta untuk putaran pendanaan ini. Namun, dalam sebuah langkah yang akan memicu pertanyaan di tengah pengawasan yang meningkat terhadap kesepakatan AI yang melingkar, Altman sendiri disebutkan tidak akan berinvestasi langsung dalam perusahaan ini. Menurut FT, pembicaraan masih dalam tahap awal, dan Altman juga tidak akan memiliki peran harian dalam proyek Merge.

Meski demikian, pengaruhnya tetap signifikan. Sumber dalam laporan baru tersebut menyebutkan bahwa Shapiro tidak hanya akan menjadi bagian dari tim pendiri, tetapi juga telah menjadi pemimpin kunci dalam pembicaraan dengan investor. Ini menunjukkan bahwa meski Altman menjaga jarak tertentu dari operasional sehari-hari, visi dan jaringan yang ia miliki tetap menjadi penggerak utama di balik Merge.

Masa Depan di Ujung Jari—Atau Lebih Tepatnya, di Ujung Pikiran

Lalu, seperti apa sebenarnya impian Altman untuk teknologi baca pikiran ini? Dalam percakapan yang sama di mana ia mengkritik Neuralink, Altman memberikan gambaran yang cukup jelas—dan personal. “Saya ingin bisa memikirkan sesuatu dan membuat ChatGPT meresponsnya,” ujarnya. “Mungkin saya ingin mode baca-saja. Itu tampaknya seperti hal yang masuk akal.”

Pernyataan ini bukan sekadar angan-angan. Ini adalah pengakuan langsung dari salah satu arsitek AI terkemuka dunia tentang bagaimana ia membayangkan interaksi manusia-mesin di masa depan. Sebuah dunia di mana batas antara pikiran dan perintah menjadi kabur, di mana Anda tidak perlu lagi mengetik atau berbicara—cukup berpikir, dan AI memahami.

Teknologi ultrasound yang dikembangkan Shapiro bisa menjadi kunci untuk mewujudkan visi ini. Dengan membuat sel-sel otak “terbaca” melalui gelombang suara, pendekatan ini berpotensi menghindari risiko kerusakan neuron yang dikhawatirkan Altman dari metode implant. Ini adalah solusi elegan yang menjanjikan akses ke pikiran tanpa perlu membedah tengkorak—sebuah lompatan besar menuju masa depan di mana membaca pikiran bukan lagi sihir, tetapi sains.

Perlombaan untuk menguasai antarmuka otak-komputer jelas sedang memanas. Di satu sisi, ada Neuralink dengan pendekatan implantasinya yang berani. Di sisi lain, Merge dengan visi non-invasifnya yang revolusioner. Dan di antara keduanya, terdapat pertanyaan mendasar tentang sejauh mana kita bersedia membiarkan teknologi menyelami wilayah paling pribadi kita—pikiran. Apakah Anda siap untuk dunia di setiap ide yang terlintas di benak bisa langsung dipahami oleh mesin? Masa depan mungkin akan menjawabnya lebih cepat dari yang kita duga.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI