Telset.id, Jakarta – Ahli robotik dari Universitas Tokyo telah membuat langkah kecil untuk menciptakan Terminator. Mereka telah membuat jari robot yang tertutup kulit manusia. Kulit yang membungkus jari robot itu dengan jaringan kulit hidup.
Ada banyak alasan mengapa upaya kita saat ini untuk membangun robot humanoid selalu gagal, atau jarang mendekati tampilan manusia yang benar-benar nyata seperti aslinya.
Robot humanoid yang dibuat selama ini kerap tidak mirip manusia sempurna, sehingga menimbulkan reaksi emosional. Cara robot humanoid bergerak yang kurang tepat, membuat humanoid terlihat bergerak kaku, tidak seperti manusia nyata.
Begitupun bahan buatan yang sering digunakan untuk menciptakan kulit tiruan manusia, justru membuat humanoid terlihat menyeramkan. Hal itu disebabkan karena bahan-bahan buatan seperti karet dan silikon tidak bisa bergerak, menekuk, berkerut, atau bahkan merespons cahaya seperti kulit manusia.
BACA JUGA:
- Jepang Ciptakan Robot Humanoid untuk Bantu Dokter Gigi
- Rusia Pakai Robot Humanoid untuk Pangkas Birokrasi
Alhasil, semua kekurangan itu bisa langsung terlihat secara kasat mata, dan membuat orang yang melihatnya bisa langsung tahu bahwa robot tersebut menggunakan bahan kulit buatan, karena sangat terlihat tidak seperti kulit asli manusia yang hidup.
Sejauh ini timbul pesimisme bahwa kita tidak akan pernah ada yang bisa menciptakan kulit buatan yang terlihat benar-benar nyata seperti kulit manusia. Kalau mau terlihat nyata, caranya hanya menggunakan kulit yang asli dari manusia.
Para ahli selama ini sudah coba membuat kulit buatan untuk robot dengan cara menaman kulit menumbuhkan lembaran bahan di laboratorium dan membungkusnya di beberapa bagian robot. Cara ini mirip menanam kulit pengganti untuk korban luka bakar.
Tetapi cara itu juga dianggap masih belum sempurna, karena proses penanaman kulit dengan alat yang paling canggih sekalipun, masih menyisakan bekas jahitan. Hal ini membuat kulit robot menjadi terlihat tidak alami seperti kulit manusia.
Berkaca dari pengalaman itu, tim peneliti dari Universitas Tokyo, Jepang, memakai pendekatan baru untuk membungkus robot dengan jaringan kulit hidup.
Telset kutip dari Gizmodo, Kamis (9/6/2022), jari robot yang relatif sederhana dengan tiga sendi yang bergerak, pertama kali direndam dalam larutan yang terbuat dari kolagen, protein struktural, dan fibroblas dermal, jenis utama sel manusia di jaringan ikat kulit dan lapisan dermis sub-permukaan.
BACA JUGA:
Sel ini dapat menyesuaikan diri dan menempel erat ke jari robot, menciptakan fondasi yang fleksibel untuk menerapkan beberapa lapisan keratinosit epidermis, jenis utama sel manusia yang ditemukan di lapisan epidermis luar kulit.
Lapisan luar keratinosit epidermis tidak hanya memberikan tekstur seperti kulit pada jari robotik (dikurangi melanin dan efek darah pada penampilannya), tetapi juga menunjukkan kekuatan dan elastisitas yang cukup untuk menyesuaikan dengan perubahan bentuk jari robot tanpa merobek.
Dan karena epidermis jari dibuat dalam proses yang tidak menghasilkan jahitan apa pun, seperti kulit manusia asli, lapisan ini benar-benar tahan air. Hal itu membuat keuntungan besar bagi robot yang komponen elektronik dan mekaniknya tersembunyi di dalamnya tidak ramah air.
Keuntungan lain menggunakan kulit manusia asli adalah dapat menyembuhkan, dan seringkali tidak meninggalkan bekas kerusakan setelahnya. Para peneliti melakukan pengujian dengan sengaja merusak kulit jari robot.
Mereka coba “menyembuhkan luka” itu dengan menutupinya dengan ‘perban’ kolagen yang memungkinkan kulit terus menekuk dan melentur secara alami. Setelah itu, kulit sembuh dan kembali normal tanpa ada kerusakan.
Namun, penelitian ini hanyalah langkah awal menuju pembuatan bot humanoid yang lebih realistis dan sempurna. Para peneliti mengakui penemuan mereka ini masih banyak kekurangan, salah satunya kulit buatan pada robot tidak tahan lama, dibanding kulit manusia asli.
BACA JUGA: Robot Tempur Masa Depan Bisa Baca Emosi Manusia
Hal itu disebabkan karena robot tidak dapat menyediakan pasokan nutrisi yang konstan yang dibutuhkan kulit, yang memungkinkannya untuk tumbuh dan beregenerasi. Namun para peneliti berharap bisa segera menemukan solusi untuk meningkatkan umur kulit.
Para peneliti berharap di masa depan bisa membuat kulit untuk robot humanoid yang menggabungkan struktur dan fungsi yang lebih kompleks, termasuk neuron yang memungkinkannya merasakan, dan bahkan kelenjar keringat. Jadi suatu hari nanti, robot bahkan mungkin bisa mengeluarkan bau seperti manusia. [SN/HBS]