AS dan Rusia ‘Tukar Kursi’ di Penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa ISS

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Rusia terkait perang di Ukraina. Namun di luar angkasa, kedua negara menemukan cara untuk tetap bekerja sama di Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS (International Space Station).

NASA dan Roscosmos telah menandatangani perjanjian yang telah lama ditunggu. Mereka sepakat untuk bertukar kursi di penerbangan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Setelah program pesawat ulang-alik ditutup, NASA mengandalkan penerbangan Soyuz Rusia selama bertahun-tahun untuk mengangkut astronotnya ke laboratorium yang mengorbit, hingga SpaceX berhasil mendapatkan sertifikasi Crew Dragon untuk penerbangan wisata luar angkasa.

Sekarang, dilansir Engadget, NASA akan kembali mengamankan kursi di Soyuz, sedangkan kosmonot Rusia akan terbang dengan menggunakan penerbangan SpaceX Crew Dragon.

“Awak penerbangan terintegrasi memastikan ada awak yang terlatih di stasiun untuk pemeliharaan penting dan perjalanan ruang angkasa. Tujuannya untuk melindungi terhadap kemungkinan seperti masalah pesawat ruang angkasa awak, masalah medis para kru, dan sebagainya,” tulis pernyataan NASA.

BACA JUGA:

Dengan kata lain, perjanjian tersebut akan memastikan bahwa segmen stasiun yang dioperasikan AS dan Rusia tidak akan pernah berawak jika terjadi penerbangan yang dibatalkan atau keadaan darurat lainnya.

Badan Antariksa AS itu juga mengatakan bahwa penerbangan terintegrasi pertama akan berlangsung pada bulan September, dengan Anna Kikina menjadi kosmonot Rusia pertama yang terbang dengan Crew Dragon.

Dia akan bergabung dengan Nicole Mann dan Josh Cassada dari NASA, serta Koichi Wakata dari Jepang. Sementara itu, astronot NASA Frank Rubio akan menuju ke ISS dengan penerbangan Soyuz.

Pada musim semi 2023, Andrei Fedyaev dari Rusia dan Loral O’Hara dari NASA juga akan bertukar kursi. Tidak ada uang yang akan berpindah tangan di bawah perjanjian, tidak seperti di masa lalu ketika NASA membayar Roscosmos sekitar $56 juta per kursi.

Pengumuman ini dikeluarkan bersamaan dengan pemecatan Dmitry Rogozin sebagai kepala Roscosmos. Rogozin sering membuat pernyataan dan keputusan kontroversial, terutama dalam beberapa bulan terakhir setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Misalnya, setelah Badan Antariksa Eropa secara resmi mundur dari misi bersama ExoMars dengan Rusia, Rogozin mengatakan dia memerintahkan kru Roscosmos untuk berhenti bekerja dengan lengan robot buatan Eropa di ISS.

Kemudian, Roscosmos di bawah kepemimpinannya, juga menyebarkan gambar kosmonot yang memegang bendera separatis pro-Rusia di Ukraina. Hal itu membuat pemerintah AS berang, dan merilis pernyataan resmi mengecam aksi kontroversial itu.

BACA JUGA:

“Mengecam keras penggunaan Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk tujuan politik yang mendukung perang melawan Ukraina,” tulis NASA dalam pernyataan resminya.

Namun juru bicara Kremlin membantah soal pemberitaan terkait pemecatan Rogozin. Pihak Kremlin mengklarifikasi bahwa pemecatan Rogozin tidak ada hubungannya dengan kinerjanya.

Menurut laporan Space, media yang berbasis di Latvia, Meduza, bahwa Rogozin akan ditugaskan sebagai kepala staf Putin, atau sebagai administrator yang mengawasi wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Namun kabar ini terkonfirmasi. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI