Afrika Selatan Mau “Redupkan” Matahari untuk Hindari Krisis Air

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Para ilmuwan menyarankan untuk meredupkan Matahari di Afrika Selatan secara permanen guna menyelamatkan dari krisis air akibat musim kemarau yang mematikan. Skema itu akan melibatkan pemompaan gas ke atmosfer di atas Cape Town.

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, para ilmuwan mencetuskan ide eksploratif tersebut untuk sebuah misi berani guna menyalakan kembali Matahari yang sekarat dengan bom nuklir pada 2057 mendatang.

Para ahli di Universitas Cape Town berharap akan secara dramatis mengurangi kemungkinan krisis air yang melanda kota di Afrika Selatan itu.

Kekhawatiran akan krisis air untuk semua orang di wilayah Afsel telah menjadi pembahasan serius selama bertahun-tahun.

{Baca juga: Satelit Dokumentasikan Dampak Corona di Sebagian Bumi}

Dengan krisis iklim yang semakin memperketat cengkeraman di planet kita, kemungkinan musim kering melanda Cape Town akan tiga kali lipat pada 2100. Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan menguraikan satu cara gila untuk menghindari hal tersebut.

Musim Panas di Afrika (Foto: Gamagara Safarai Lodge)

Dalam sebuah makalah, para peneliti menyarankan untuk menyuntikkan partikel gas sulfur dioksida ke atmosfer atas Bumi di atas ibukota Afrika Selatan. Gas akan membentuk awan besar di atas kota yang memantulkan sinar matahari di Afrika Selatan, meredupkan lingkungan.

“Temuan kami menunjukkan bahwa menjaga suhu rata-rata global di tingkat 2020 melalui SAI akan mengimbangi risiko yang diproyeksikan pada abad akhir dari tingkat kekeringan di tingkat Hari Nol sekitar 90 persen,” demikian penjelasan para ilmuwan.

Para peneliti menekankan bahwa temuan tersebut tidak boleh dilihat sebagai alternatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Asal tahu saja, Cape Town berada paling dekat dengan Hari Nol pada 2017 ketika kekeringan membuat bendungan surut.

Lapisan Es di Antartika Berpotensi Tenggelamkan Bumi

Lapisan Es Antartika (Foto: NYP)

Sementara Afrika Selatan (Afsel) terancam kekeringan, lapisan es Greenland dan Antartika berpotensi merendam rumah-rumah di seluruh dunia. Ini karena lapisan es tersebut mengandung cukup banyak air beku untuk membuat permukaan laut naik setinggi 65 meter.

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, apabila prediksi para ilmuwan akurat, rumah-rumah dan pemukiman di seluruh dunia akan berada di bawah air. Tentu kejadian tersebut tidak pernah diharapkan oleh kita semua, bukan?

{Baca juga: Singapura Olah Cangkang Udang jadi Plastik Ramah Lingkungan}

Laporan Nature Climate Change menyebut, hilangnya es antara 2007 hingga 2017 sesuai perkiraan kasus terburuk dari Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC). Di tingkat itu, hampir 16 inci bisa ditambahkan ke permukaan laut pada 2100.

“Kami perlu membuat skenario terburuk baru untuk lapisan es. Mereka sudah mencair dengan kecepatan sesuai perkiraan,” terang Thomas Slater, seorang peneliti di Pusat Pengamatan Kutub dan Pemodelan di Universitas Leeds, Inggris. [SN/IF]

SourceNYP

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI