Telset.id, Jakarta – Planet dari berlian ternyata tampak biasa saja di Tata Surya. Asal tahu saja, untuk beberapa planet, berlian bukanlah hal yang langka. Berlian adalah dasar dari keberadaan planet.
Penelitian baru pada akhir bulan lalu di Planetary Science Journal telah menemukan bahwa planet ekstrasurya dengan rasio karbon dan oksigen tepat akan dibuat dari berlian dan senyawa silika alami.
{Baca juga: Satelit NASA Temukan Planet 9 di Sistem Tata Surya}
“Planet ekstrasurya tersebut tidak seperti apa pun di Tata Surya kita,” kata penulis utama Harrison Allen-Sutter dari Sekolah Eksplorasi Bumi dan Luar Angkasa Arizona State University dalam siaran pers.
Penemuan itu datang ketika para ilmuwan, yang dimungkinkan oleh semakin banyak informasi dari misi luar angkasa baru-baru ini, dapat mengumpulkan potongan-potongan dan memahami bentuk planet.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Rabu (16/9/2020), kandungan berlian di Bumi sekitar 0,0001 persen. Para peneliti pun sekarang percaya dengan kandungan planet ekstrasurya.
Planet ekstrasurya yang mengelilingi bintang dengan rasio karbon-ke-oksigen lebih tinggi kemungkinan lebih kaya karbon dengan asumsi keberadaan air mungkin punya riasan sangat tebal berlian.
{Baca juga: Astronom Temukan 100 Planet Kecil di Tepi Tata Surya}
Ilmu di balik hipotesis tersebut sangat berbeda. Namun, para peneliti dapat menguji teori dengan memantau apa yang terjadi saat silikon karbida dan air diapit di antara berlian dalam tekanan sangat tinggi.
Sebelumnya, para astronom dikabarkan menemukan lebih dari 100 planet kecil di tepi tata surya. Mereka bekerja dengan data yang dikumpulkan selama Survei Energi Gelap untuk mengidentifikasi 316 planet kecil dan 139 planet tidak diketahui.
Penemuan 100 planet kecil tersebut dilakukan menggunakan teknik baru untuk menganalisis data lama.
Survei Energi Gelap sebenarnya berjalan antara Agustus 2013 dan Januari 2019. Tujuannya untuk memetakan energi gelap di langit selatan.
{Baca juga: Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Super Panas, Penuh Hujan Besi}
Ternyata, pemetaan memberikan lebih banyak data. Perluasan alam semesta kemungkinan dipengaruhi oleh energi gelap sehingga survei fokus mencari hal-hal seperti kluster galaksi dan supernova untuk menghitung kecepatan ekspansi.
Menurut laporan New York Post, kedalaman dan ketepatan survei terbukti cukup bermanfaat untuk mendeteksi planet kecil. Planet minor mencakup hal-hal seperti asteroid dan planet kerdil. [SN/HBS]