Telset.id,Jakarta-Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), I Ketut Prihadi Kresna menilai jika nomor telepon jangan dipakai untuk proses autentikasi dua faktor. Mengingat pada kejahatan SIM Swap Fraud, nomor telepon sudah dimiliki oleh pelaku.
Perlu diketahui jika autentikasi dua faktor adalah metode untuk mengkonfirmasi identitas yang diklaim pengguna dengan menggunakan kombinasi dari dua faktor yang berbeda. Biasanya metode ini menggunakan nomor telepon untuk mengirimkan One-Time Password (OTP) kepada pengguna yang asli.
Sayangnya pada kasus SIM Swap Fraud, nomor telepon telah berhasil dibajak pelaku sehingga OTP otomatis akan dikirim kepada pelaku.
{Baca juga: Untuk Keamanan SIM Card, BRTI: Operator Bisa Pakai Biometrik}
Untuk itu Ketut mengatakan jika nomor telepon sudah tidak relevan lagi digunakan dalam proses autentikasi dua faktor untuk aplikasi layanan perbankan dan aplikasi lainnya.
“Nomor telepon bukan verfikator terbaik. Nomor HP bukan lagi bukan lagi nomor yang dipercaya untuk melakukan autentikasi dua faktor. Kita harus coba memikirkan cara lain sehingga jangan hanya menggunakan nomor HP,” tutur Ketut melalui diskusi daring pada Senin (24/08/2020).
Pernyataan Ketut mengenai nomor telepon ini merujuk pada kasus SIM Swap Fraud yang menimpa Ilham Bintang. Ketika itu pelaku berhasil menipu gerai seluler dan berhasil mendapatkan nomor telepon Ilham Bintang.
{Baca juga: BRTI akan Panggil Operator Bahas SOP Pergantian SIM Card}
Pelaku yang berhasil mendapatkan nomor Ilham akan menerima kiriman One-Time Password (OTP) dari berbagai layanan online milik Ilham.
“Setelah mendapatkan akses kontrol nomor ponsel. Dia (pelaku) bisa mengakses layanan perbankan dan dia bisa mengganti password. Dia punya kontrol,” tambah Ketut.
Rencananya BRTI akan membicarakan kasus ini kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI). Tujuannya untuk membicarakan kemungkinan mengganti nomor telepon di sistem autentikasi dua faktor.
{Baca juga: Ponsel Ilham Bintang Dibajak, Rekening Ludes Dibobol}
“Mungkin ke depan kami dari BRTI dan Kominfo, kami akan melakukan diskusi dengan teman-teman OJK dan BI juga untuk membicarakan hal ini,” tutup Ketut. [NM/HBS]