Telset.id,Jakarta-Microsoft memberikan dan hibah kepada 7 proyek pengembangan Artificial Intelligence (AI) yang membuat alat untuk penyandang difabel. Selain itu proyek ini sebagai bentuk memperingati hari Kesadaran Aksesibilitas Dunia.
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Jumat (17/05/2019) total ada 7 penerima yang akan mengembangkan alat untuk pengguna disabilitas dengan teknologi AI. Mereka akan menerima akses ke platform Azure AI dan mendapat dukungan Microsoft.
Pihak Microsoft pun sendiri telah menginvestasikan secara intensif selama 5 tahun sebesar USD $25 juta atau Rp 362,4 miliar. Mulai tahun depan, para penerima dana akan mengerjakan aneka proyek seperti gelang yang bisa dipakai untuk merasakan sensasi gerakan saraf.
{Baca juga : Microsoft Sahkan Login Tanpa Password di Windows 10}
Perangkat itu akan mendeteksi gerakan mikro tangan dan lengan dan menerjemahkannya menjadi tindakan seperti klik dalam perangkat mouse. Proyek lain berupaya topi yang dapat dipakai yang membaca data Elektroensefalografi (EEG) atau aktivitas elektrik di sepanjang kulit kepala seseorang.
Nanti data tersebut akan dikomunikasikan ke cloud untuk memberikan peringatan jika terjadi gangguan kejang di bagian otak. Alat-alat tersebut akan menggunakan pada teknologi pengenalan suara, chatbots yang diberdayakan AI, dan aplikasi untuk orang-orang dengan gangguan penglihatan.
Penerima hibah tahun ini adalah University of California, Berkeley; Massachusetts Eye and Ear dari Harvard Medical School; Voiceitt di Israel; Birmingham City University di Britania Raya; Universitas Sydney di Australia; Pison Technology of Boston; dan Our Ability of Glenmont di New York.
“Yang paling menonjol tentang putaran penerima hibah ini adalah seberapa banyak dari mereka yang mengambil kemampuan AI standar, seperti chatbot atau pengumpulan data, dan benar-benar merevolusi nilai teknologi,” kata Arsitek Aksesibilitas Senior Microsoft, Mary Bellard.
{Baca juga: Selamat! Microsoft jadi Perusahaan Ketiga Bernilai Rp 14 Kuadriliun}
Secara internal, Microsoft melakukan pekerjaannya sendiri untuk membuat dunia lebih mudah diakses oleh para penyandang cacat. Awal bulan ini, telah muncul melihat desain paten untuk pengontrol Xbox dengan input Braille dan terus berkomitmen untuk meningkatkan teknologi Virtual Reality (VR) bagi orang-orang dengan masalah penglihatan.