Isu Keamanan Negara Ganjal Lenovo Akuisisi BlackBerry

Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta – Rencana Lenovo yang tertarik mengakuisisi BlackBerry mulai menemui sedikit ganjalan. Kali ini ganjalan bukan datang dari pesaingnya sesama vendor, melainkan dari pemerintah Kanada.

Perdana Menteri Kanada Stephen Harper belum lama ini memberikan pernyataannya untuk menanggapi rencana akuisisi BlackBerry oleh perusahaan-perusahaan yang berasal dari luar Kanada, salah satunya yang paling hangat dibicarakan adalah Lenovo.

Harper mengingatkan, bahwa BlackBerry harus lebih teliti sebelum memutuskan soal rencana pengambilalihan perusahaan yang dianggap dapat berpotensi mengganggu keamanan nasional Kanada.

Hal itu diungkapkannya setelah berkembangnya kabar yang menyebutkan bahwa Lenovo dan BlackBerry telah menandatangani kesepakatan yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain (non-disclosure agreement).

Dia menegaskan, bahwa pemerintah Kanada akan memeriksa semua perusahaan asing yang berencana ingin mengakuisisi BlackBerry. “BlackBerry mempunyai peranan yang sangat penting,” kata Harper, seperti dikutip telsetNews dari Bloomberg, Senin (21/10).

“Menjadi hal yang sangat penting untuk setiap transaksi yang melibatkan BlackBerry, tidak akan mengganggu keamanan dan perekonomian di wilayah tersebut (Kanada),” tambah Harper.

Seperti diketahui, BlackBerry kini tengah menghadapi masalah keuangan yang cukup membuat limbung dan terlempar dari persaingan pasar smartphone global. Rencana penjualan pun akhirnya diambil sebagai strategi penyelamatan perusahaan tersebut.

Meski sekarang sedang terpuruk, namun nama besar BlackBerry di masa lalu masih menjadi daya tarik yang cukup kuat. BlackBerry diincar oleh banyak perusahaan teknologi dan finansial karena masih memiliki banyak portofolio paten dan mempunyai jaringan server telekomunikasi BlackBerry Enterprise Service (BES) yang terkenal aman.

Perusahaan pertama yang telah mengajukan penawaran pembelian BlackBerry adalah sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Fairfax Financial Holdings, yang sebenarnya adalah pemegang saham terbesar BlackBerry.

Meski telah telah menandatangani letter of intent, namun pihak Fairfax masih memberikan kebebasan kepada BlackBerry hingga 4 November 2013, untuk melakukan negosiasi dengan pihak lain jika bisa memberikan penawaran lebih baik.

Fairfax sendiri telah mengajukan penawaran untuk membeli BlackBerry senilai USD 4,7 miliar. Namun belakangan menurut kabar yang beredar, Fairfax kemungkinan batal membeli BlackBerry, karena konsorsium tersebut gagal mengumpulkan rekanan yang berimbas kurangnya dana untuk dapat mengakuisisi BlackBerry.

Kemungkinan mundurnya Fairfax dari rencana akuisisi BlackBerry karena disebabkan tingginya harga yang dipatok BlackBerry. Vendor asal Kanada ini memang masih memiliki aset yang banyak sehingga harganya terbilang tinggi jika dijual.

BlackBerry kemudian memberikan beberapa opsi penjualan kepada para pembeli yang berminat, dengan cara mengecer penjualan asetnya. Dengan cara ini maka akan terbuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin membeli aset BlackBerry dengan harga yang tidak terlalu mahal.

Selain Fairfax, Google, SAP, Cisco, Intel, Samsung juga tertarik membeli BlackBerry. Kelima perusahaan raksasa teknologi itu dikabarkan telah membuka pembicaran dengan BlackBerry terkait rencana kemungkinan membeli seluruh perusahaan atau hanya sebagian unit bisnis BlackBerry.

Dan perusahaan lain yang diberitakan tertarik membeli BlackBerry adalah Lenovo. Menurut Wall Street Journal yang mengutip sumber yang mengetahui proses akuisisi tersebut menyebutkan, bahwa Lenovo sudah mengakuisisi BlackBerry.

Vendor asal China itu disebutkan telah menandatangani kesepakatan yang tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain (non-disclosure agreement) dengan BlackBerry.

Dari semua spekulasi mengenai siapa yang nantinya akan berhasil mengakuisisi BlackBerry, sudah dapat dipastikan perusahaan-perusahan tersebut harus mengantongi restu dari pemerintah Kanada.

Lenovo kemungkinan menjadi cukup sulit jika mempertimbangkan syarat tersebut, karena berasal dari China. Seperti sudah diketahui, negara-negara di Amerika dan Eropa cukup alergi dengan China, terutama yang berkaitan dengan masalah keamanan negara.

Isu ini cukup memiliki potensi untuk mengganjal rencana Lenovo mencaplok perusahaan yang bermarkas di Waterloo, Ontario, Kanada itu. Menarik untuk ditunggu bagaimana akhir dari kisah perjalanan BlackBerry ini.[HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI