Pertanyaan “Why” Dominasi Google Search Sepanjang 2020

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Orang-orang di seluruh dunia yang waspada terhadap pandemi Covid-19 mengetik lebih banyak pertanyaan “Why (kenapa)” di Google pada tahun ini daripada tahun sebelumnya. Apa alasannya?

Dilansir New York Post, kalimat seperti “Kenapa disebut Covid-19 ?”,”Kenapa saya tidak bisa tidur?”, dan “Kenapa jarak sosial?” menduduki puncak daftar pertanyaan di Google Search pada tahun ini secara global.

Orang-orang yang terjebak di rumah juga mengetik istilah “Insomnia” lebih banyak selama tahun belakangan daripada tahun sebelumnya. Mereka juga mencari definisi “Pandemi”, “Juneteenth”, dan “Asimtomatik”.

{Baca juga: Lagi, Nomor WhatsApp Pengguna Tersebar di Google Search}

Seperti dikutip Telset.id, penelusuran di Google Search terkait berita terpopuler tahun ini juga suram, termasuk “Hasil Pemilu”, “Virus Corona”, “Pemeriksaan Stimulus”, serta “Lebah Pembunuh”.

Masih menurut catatan perusahaan, Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden, serta Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, adalah orang yang paling banyak dicari di mesin pencari Google sepanjang tahun 2020.

Google menyebut bahwa pertanyaan “Bagaimana” pun paling populer, termasuk “Bagaimana membantu Black Lives Matter?”, “Bagaimana membantu selama virus corona?”, dan “Bagaimana menyumbang darah?”.

Tak dimungkiri, pandemi Covid-19 memang membuat orang-orang lebih berkutat dengan internet guna membuang kejenuhan, bekerja, belajar-mengajar, maupun berkomunikasi. Trafik internet pun melonjak selama pandemi.

Cara Google Search Bantu Perangi Corona

Google Search (Foto: Pinterest)

Ekonom dan pakar data menulis opini di New York Times beberapa waktu lalu. Mereka menyebut bahwa Google Search dapat membantu pejabat kesehatan menentukan titik episentrum virus corona. Dengan begitu, Google Search bisa bantu perangi Corona.

Seth Stephens-Davidowitz, seorang ilmuwan data, menulis bahwa pencarian untuk “Aku tidak bisa mencium” meningkat di negara-negara seperti Louisiana dan New York, dua negara yang paling terpukul virus corona di AS.

{Baca juga: Google Search Bakal ‘Highlight Kuning’ di Kata Kunci Pencarian}

Diketahui bahwa kehilangan rasa dan bau adalah indikator utama terinfeksi virus corona. Stephens-Davidowitz menunjukkan bahwa warga Ekuador melakukan lebih banyak pencarian terkait kehilangan penciuman.

“Pencarian untuk ‘no puedo oler (saya tidak bisa mencium)’ sekitar 10 kali lebih tinggi per pencarian Google di Ekuador daripada di Spanyol. Padahal, kasus Covid-19 di Ekuador jauh lebih sedikit daripada Spanyol,” tulisnya. [SN/IF]

 

SourceNYP

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI