Telset.id, Jakarta – Tesla sepertinya tidak lagi menjadi prioritas Elon Musk, yang kini sedang fokus mengurus Twitter. Orang-orang pun mempertanyakan hal tersebut.
Saking sibuknya dengan Twitter, sebuah kabar bahkan mengatakan bahwa Musk kemungkinan akan melepas Tesla. Lalu, bagaimana nasib SpaceX dan perusahaan lain milik Musk?
Sekedar informasi, Sebagai orang paling kaya di dunia, Elon Musk memiliki sejumlah perusahaan yang terkenal secara global. Beberapa diantaranya adalah Tesla, Space X, Starlink, dan Neuralink.
Sedikit mengulas tentang kehidupan, Musk sekarang berusia 51 tahun dengan 10 anak dengan umur mulai dari 1 tahun hingga 18 tahun. Ia lahir di Afrika Selatan.
BACA JUGA:
- Jual Saham Tesla, Elon Musk Bersiap Angkat Kaki?
- Twitter Larang Pengguna Posting Tautan Instagram dan Facebook
Sebagaimana Telset kutip dari BBC, Rabu (21/12/2022), ia hidup dengan sindrom Asperger, sejenis autisme. Ia menyatakan, tujuan utama hidupnya adalah menjajah Mars.
Selama ini, persona yang ia proyeksikan melalui cuitan di Twitter adalah provokatif, kontroversial, dan bombastis. Ia suka meme kasar dan mengolok-olok.
Musk mengaku membeli Twitter untuk menciptakan “alun-alun” kota global digital abad ke-21 guna membahas masalah-masalah besar di tengah masyarakat.
Ia berkali-kali menulis tentang ketidakseimbangan di bawah rezim sebelumnya. Pandangan sayap kanan kurang terlihat oleh staf Twitter daripada sayap kiri.
Dengan beberapa jurnalis yang dipilih sendiri, Musk menerbitkan “berkas Twitter”, yakni kumpulan dokumen internal terpilih untuk mendukung pandangannya.
Jumlah penyalahgunaan dan kesalahan informasi di Twitter juga dapat dilihat sebagai gangguan dari masalah sebenarnya yang ingin dibahas serius oleh Musk.
Mungkin ada koneksi di benak Musk antara Twitter dan Neuralink, yang mencoba membuat tautan secara langsung antara otak manusia dan sistem komputer.
Menurut pengusaha Dolly Singh, yang bekerja dengan Musk selama enam tahun di SpaceX hingga 2013, Twitter menghadirkan tantangan yang sangat berbeda.
Bahkan, untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada, hanya dalam satu minggu setelah membeli Twitter, Musk telah memberhentikan setengah dari karyawan.
Kemudian, karyawan yang tersisa diminta untuk menandatangani kontrak. Isinya adalah komitmen terhadap etos kerja “intens” dan jam kerja yang panjang.
BACA JUGA:
- Tom Zhu Calon CEO Tesla untuk Gantikan Elon Musk
- Apakah Tesla akan Bikin Mobil Listrik Murah? Ini Jawaban Elon Musk
Singh menggambarkan Musk sebagai “pemimpin yang luar biasa”, bertekad “membuktikan semua orang salah” ketika diberi tahu tidak dapat mencapai sesuatu.
Wartawan veteran Mike Malone menyampaikan, Musk adalah seorang pekerja keras fenomenal. “Elon ingin bekerja selama 80 jam seminggu,” paparnya.
Analisa menyimpulkan bahwa Tesla tidak lagi menjadi prioritas Elon Musk karena tantangan berbeda ada di Twitter. Musk punya proyek besar untuk Twitter. [SN/IF]