Heboh Kontroversi Pelaksanaan Ibadah Haji Virtual di Metaverse

REKOMENDASI

Telset.id, Jakarta – Masyarakat dihebohkan dengan proyek pembuatan Ka’bah di Metaverse, karena muncul anggapan kalau Ka’bah akan bisa dipakai untuk pelaksanaan ibadah haji secara virtual.

Dilansir Telset dari Tech Briefly pada Rabu (9/2/2022), proyek bernama Virtual Hacerulesved ini diluncurkan oleh Imam Besar Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais pada bulan Desember 2021 lalu.

Alasan pembuatan Ka’bah dan Masjidil Haram di Metaverse sebagai upaya untuk mendigitalisasi tempat-tempat suci dan bersejarah umat Islam yang ada di Kota Mekkah.

“Ada banyak warisan sejarah dan Islam di wilayah Mekkah, yang harus didigitalkan untuk kepentingan semua orang,” kata Syeikh Abdurrahman Sudais.

Baca juga: Begini Cara Kerja Metaverse, Masuk ke Dunia Virtual Masa Depan

Nantinya untuk melihat Ka’bah di Dunia Metaverse, umat Islam bisa menggunakan kacamata Virtual Reality (VR). Dengan bantuan teknologi tersebut, masyarakat bisa melihat Ka’bah dan juga mendengar suara di kawasan Masjidil Haram.

Bukan cuma itu Syeikh Sudais mengklaim kalau masyarakat juga bisa menyentuh dan merasakan bau di Ka’bah versi Metaverse tersebut.

Untuk menjalankan proyek ini, Pemerintah Arab Saudi bekerja sama dengan Universitas Umm al-Qura serta pihak Administrasi Urusan Pameran dan Museum Arab Saudi.

Proyek ini belum jelas kapan akan selesai, tetapi sudah menjadi kontroversi karena memunculkan anggapan kalau kelak umat Islam bisa beribadah haji di Metaverse.

Ibadah Haji Bisa Dilakukan di Metaverse? 

Ibadah Haji Metaverse Ka'bah

Pemerintah Arab Saudi memang tidak menjelaskan kalau proyek pembangunan Ka’bah di Metaverse untuk pelaksanaan haji virtual, tetapi anggapan itu muncul karena salah satu kegiatan haji adalah melakukan Tawaf atau mengelilingi Ka’bah.

Lantas jika Ka’bah dan Masjidil Haram sudah ada di Metaverse, apakah ibadah haji bisa dilakukan di dunia virtual itu?

Menurut Kepresidenan Urusan Agama Turki atau Diyanet, mengunjungi Ka’bah di metaverse tidak akan dianggap sebagai ibadah haji yang sesungguhnya.

“[Haji di metaverse] ini tidak dapat terjadi,” jelas Direktur Departemen Layanan Haji dan Umrah Diyanet Remzi Bircan seperti dikutip dari TRT World.

Baca juga: Kominfo dan Polisi Cari Pembuat Konten Mirip Ka’bah di Fortnite

Menurut organisasi tersebut, memenuhi perintah rukun Islam yang kelima itu harus dilakukan secara langsung di tanah suci Mekkah, Arab Saudi bukan di Metaverse.

“Orang-orang beriman dapat mengunjungi Ka’bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai ibadah yang nyata. Untuk melaksanakan haji kaki orang harus menyentuh tanah,” sambungnya.

Pernyataan yang sama juga dilontarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dikatakan oleh Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh mengatakan, pelaksanaan ibadah haji membutuhkan kehadiran fisik.

Selain itu tata cara ibadah ini sudah ditentukan secara oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga tidak bisa diubah seperti dengan mengubah pelaksanaan dari dunia nyata ke virtual.

Baca juga: Dampak Negatif Dunia Metaverse yang Bisa Ancam Kehidupan Manusia

“Haji itu merupakan ibadah mahdlah, besifat dogmatik, yang tata cara pelaksanaannya atas dasar apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,” ungkap Niam kepada awak media pada Selasa (8/2/2022).

Akan tetapi, kehadiran Ka’bah di Metaverse bisa dipakai sebagai sarana edukasi bagi umat Islam.

“Kunjungan ke Kabah secara virtual bisa dioptimalkan untuk explore dan mengenali lebih dekat, dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah,” tutupnya. [NM/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI